You are on page 1of 9

Kelompok C

Laurensia Putri 201114049


Veronika Ratna Dwi 201114051
Fransiska Novi Setiana 201114055
Selly Angelina Hartiwi 201114064
Anggi Agustin Kaban 201114067
Alfina Agustina Bapu 201114075
Konseling Modern
&
Konseling Post Modern
Konseling Modern
Ahli teori konseling tradisional menganggap konseling sebagai pemetaan
sebenarnya dari fenomena psikis yang menggambarkan gambaran akurat proses
psikologis manusia (Hansen, 2015).

Definisi konseling modern merupakan hasil perkembangan konseling dalam


abad teknnologi, sehingga proses konseling dipengaruhi oleh kamajuan
tehnologi khususnya tehnologi informatika. Dimana konselor dapat
menggunakan tehnologi sebagai media untuk memfasilitasi proses
perkembangan klien atau kelompok klien sesuai dengan kekuatan,kemampuan
potensial dan aktual serta peluang-peluang yang dimiliki,dan membantu
mereka dalam mengatasi segala permasalahan dalam perkembangan dirinya.
Post Modernisme

Menurut Encyclopedia Britannica, adalah “gerakan akhir


abad ke-20 yang dicirikan oleh skeptisisme, subjektivisme,
atau relativisme yang luas”.
Pandangan Menurut Post Modern

Postmodernisme berpendapat bahwa pengetahuan


orang tentang dunia berkembang dalam konteks sosial,
dan banyak dari apa yang kita anggap sebagai fakta
objektif atau kategori alami sebenarnya dibangun
secara sosial.
Pengetahuan adalah artefak sosial, produk dari
'wacana'—interaksi tertulis dan lisan antara orang-
orang tertentu pada waktu sejarah tertentu
Pemikiran postmodernis, dengan penekanannya pada bahasa, dialog, dan
subjektivitas, telah melahirkan beberapa perkembangan yang bermanfaat di
bidang psikoterapi .

Dua dari yang paling berpengaruh adalah Terapi Narasi dan Terapi Berfokus
Solusi . Kedua terapi ini memandang bahasa sebagai sarana yang kita gunakan
untuk membangun (dan dapat mendekonstruksi) identitas kita dan pengertian
kita tentang dunia sosial. Kedua pendekatan menghindari pelabelan
diagnostik dan fokus pada apa yang benar dan pada pengalaman subjektif
klien yang unik.
Perbedaan Konseling Modern dan Post Modern

Konseling Modern
Percaya pada realitas obyektif yang dapat diamati dan diketahui
secara sistematis.
Menggunakan assessment atau teknik pendekatan tertentu.
Tak ada batasan sesi, bahkan berlangsung cukup lama tergantung
individu.
Berfokus pada mencari pakar penyebab permasalahan konseli
mencari realitas tentang keberanan realitas terscbut apakah akurat
atau rasional.
Konseling Post Modern

Percaya pada realitas subyektif dimana keberadaan realitas


tersebut tidak mandiri/independen observasional.
Empati dan kerja sama kolaboratif dalam proses terapeutik lebih
penting daripada assessment atau teknik.
Berlangsung singkat, umumnya antara empat sampai lima sesi saja
Berfokus pada pemecahan masalah (solusi) yang menekankan pada
kompctensi/ kekuatan konseli
Menekankan realitas klien tanpa memperselisihkan apakah realitas
tersebut akurat atau rasional (Wecishaar, 1993)

You might also like