You are on page 1of 33

PROPOSAL PROJEK

PELAYANAN JASA SPORING DAN BALANCING

DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS DIKLAT PENINGKATAN


KOMPETENSI GURU KEJURUAN
UPSKILLING DAN RESKILLING BERBASIS INDUSTRI

OLEH KELOMPOK 4:

1. ALMUBARAK HADI, S.Pd SMKN 2 SAMPIT


2. ROBBY ANWAR, S.T SMKN 1 PANGKALAN LESUNG
3. EDWAR ANAS, S.Pd SMKN 1 EMPAT LAWANG
4. SARJONO,S.Pd SMKN 2 KISARAN

BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENJAMINAN MUTU


PENDIDIKAN VOKASI BIDANG BANGUNAN DAN LISTRIK
(BBPPMPV BBL MEDAN)
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan pembuatan proposal projek ini dalam bentuk yang
sederhana. Semoga proposal projek ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan, petunjuk 
maupun pedoman bagi yang ingin melaksanakan projek Pelayanan Jasa Spooring Dan 
Balancing.
Proposal ini memuat permintaan pengadaan projek Pelayanan Jasa Spooring dan
Balancing mobil kendaraan ringan yang bertempat di BPPMPV BBL Medan untuk melayani
konsumen dari umum. Dalam proposal ini juga memuat anggaran yang diperlukan untuk
membuat bengkel yang memiliki standar fasilitas dan ruang/tempat, standar operasional
prosedur pelayanan terhadap konsumen, serta standar operasional prosedur Spooring
Balancing Mobil.
Dalam pembuatan proposal ini, penyusun merasa banyak kekurangan baik dalam
struktur  penulisan maupun isinya, oleh karena itu demi perbaikan kedepan diperlukan saran
dan masukan dari berbagai  kalangan. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada fasilitator
pada program diklat ini yang telah memberi arahan pada penyusun dalam membuat proposal
projek ini.
Demikianlah proposal projek ini dibuat untuk memenuhi tugas diklat, akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 15 Mei 2023


Penyusun

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………. i


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Pemilihan Projek
1.3. Analisis Peluang Dan Tantangan

BAB II TEORITIS DAN RENCANA PROJEK


2.1. Teori Singkat
2.2. Ruangan / Tempat Yang Dibutuhkan
2.3. Peralatan Yang Dibutuhkan
2.4. Faktor Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2.5. Langkah Pengerjaan Projek
2.6. Target Pelanggan dan Rencana Promosi
2.7. Rencana Pemasaran
2.8. Rencana anggaran Biaya

BAB III PROGRAM PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA


3.1. Struktur Organisasi 20
3.2. Job Description

BAB IV PENUTUP

LAMPIRAN – LAMPIRAN ……………………………………………………………… 23

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dunia otomotif di Indonesia saat ini berkembang dengan pesat, dimana kebutuhan
akan kendaraan khususnya mobil sudah tidak bersifat sekunder lagi melainkan sudah hampir
menjadi kebutuhan primer. Hal ini bisa dilihat dimana setiap manusia pada saat ini
membutuhkan mobil untuk melakukan berbagai aktifitasnya sehari-hari.
Pemanfaatan mobil untuk membantu aktivitas sehari-hari manusia memiliki jangka
waktu, karena mobil memiliki umur pakai yang terbatas. Hal ini karena umur pakai mobil
tergantung dari kondisi pemakaian dan keausan atau kerusakan komponennya. Agar usia
pakai mobil lebih panjang perlu dilakukan perawatan dan perbaikan mobil secara berkala.
Pekerjaan perawatan dan perbaikan mobil bukan merupakan pekerjaan yang mudah. karena
memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus. Hanya orang tertentu saja yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus tersebut karena diperlukan waktu dan
kemauan yang kuat dalam mempelajarinya.
Bagian mobil bukan hanya pada mesin dan kelistrikannya saja yang memerlukan
perawatan secara berkala namun pada bagian chasis mobil juga memerlukan perawatan
berkala agar mobil tidak mengalami gangguan atau kerusakan. Salah satu gangguan atau
kerusakan pada chasis mobil yang bisa timbul adalah gangguan pada laras imbang roda
depan dan gangguan roda tidak balans. Sebagian besar pemilik mobil biasanya merasa
dirinya tidak memiliki pengetahuan dan peralatan kerja untuk melakukan perbaikan
gangguan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka terbuka peluang besar bagi pihak lain
yang memiliki keahlian dan peralatan kerja di bidang otomotif tersebut untuk membuka
usaha bengkel Spooring Balancing. Sehingga terjadilah transaksi yang menguntungkan
antara orang yang membutuhkan pelayanan jasa spooring balancing dengan mereka yang
memiliki keahlian serta peralatan kerja di bidang tersebut.
Dengan adanya peluang usaha yang cukup menjanjikan di dunia otomotif tersebut
maka akan dilaksanakan suatu projek usaha dalam bidang jasa otomotif khusus untuk
perawatan dan perbaikan pada Chasis saja yaitu Spooring Balancing dengan nama
“Pelayanan Jasa Spooring Balancing” yang akan dilaksanakan di komplek BBPPMPV
BBL Medan.

1
1.2. TUJUAN PEMILIHAN PROJEK

Projek pelayanan jasa spooring balancing ini dipilih karena sesuai dengan program
diklat yang diambil sehingga bisa menerapkan ilmu yang dipelajari pada bidang keahlian
Teknik Otomotif terutama bagian perawatan dan perbaikan chasis kendaraan ringan. Projek
pelayanan jasa spooring balancing ini dilaksanakan sebagai bentuk pembelajaran diklat
berbasis projek. Beberapa tujuan yang akan dicapai dalam proposal Pelayanan Jasa Spooring
Balancing adalah:
1. Menyusun rencana anggaran biaya pelayanan jasa spooring balancing secara efektif
2. Memahami dan menerapkan standar fasilitas dan lay out bengkel Spooring Balancing
3. Memahami SOP pelayanan yang prima kepada semua konsumen dan pelanggan jasa
Spooring Balancing.
4. Memahami dan menerapkan SOP pelaksanaan Spooring Balancing sesuai jenis alatnya
5. Menumbuhkan jiwa berwirausaha karena menerapkan secara langsung bisnis/usaha
Spooring Balancing

1.3. ANALISIS PELUANG DAN TANTANGAN


1.3.1. Analisis Peluang
Dengan latar belakang seperti yang tertera diatas dan dengan melihat kondisi usaha
perbengkelan di lokasi ini, maka sangat memungkinkan sekali untuk melaksanakan sebuah
projek usaha pelayanan jasa perbengkelan di bidang spooring dan balancing mobil. Hal ini
juga dapat di lihat dari besarnya jumlah pengguna kendaraan khususnya mobil apabila
dibandingkan dengan jumlah usaha jasa perbengkelan di bidang spooring dan balancing yang
masih minim. Sebagai contoh jumlah pengguna kendaraan bermotor khususnya mobil di
wilayah kabupaten Kotawaringin Timur mencapai 22.349 unit (sumber:
rc.korlantas.polri.go.id tanggal 19-05-2023). Sedangkan dari hasil pengamatan penyusun,
usaha jasa perbengkelan spooring dan balancing baru ada 5 bengkel, dan itupun terpusat di
daerah kota saja sehingga peluang membuka bengkel baru masih terbuka luas. Selain itu,
faktor lain yang sangat mendukung dalam projek usaha ini yaitu adanya lokasi bengkel yang
stategis dan tersedianya pemodal yang berminat pada usaha pelayanan jasa Spooring
Balancing.

1.3.2. Tantangan

2
Tantangan yang harus dihadapi dalam projek usaha jasa Spooring Balancing ini yaitu
mempersiapkan tenaga kerja yang profesional dan ahli di bidang spooring dan balancing. Hal
ini menjadi factor utama kepuasan pelanggan ataupun konsumen yang melakukan perbaikan
ataupun perawatan di bidang spooring dan balancing. Tantangan lain yang juga perlu
diperhatikan yaitu bentuk persaingan usaha perbengkelan spooring dan balancing dari segi
pelayanan terhadap mobil dan juga terhadap pemilik mobil serta segi ekonomisnya. Artinya
bagaimana caranya agar pelanggan bisa mendapatkan pelayanan prima dengan harga sehemat
mungkin, hal itu akan merubah tantangan menjadi keunggulan atau kekuatan dalam projek
usaha ini.

3
BAB II
TEORITIS DAN RENCANA PROJEK

2.1 TEORI SINGKAT


2.1.1. Spooring
Spooring adalah proses menyeinmbangkan atau menyelaraskan roda-roda mobil
dengan meluruskan ban depan dengan ban belakang. Dalam prosesnya, spooring mencakup
camber, caster, toe angle (toe-in atau toe out ) dan turning radius.

Gambar 1. Spooring

1. Camber
Camber adalah sudut kemiringan roda secara vertikal apabila dilihat dari depan atau
belakang mobil.

Gambar 2. Camber
Ada dua jenis sudut camber, yakni:
- Camber positif.

4
Sisi roda atas lebih keluar dibandingkan sisi roda bawah, ini disebut camber positif.
Efeknya, kendaraan akan lebih mudah dikendalikan karena masing-masing roda saling
mendorong ke arah luar. Sehingga untuk membelokan setir, tidak perlu tenaga yang
besar.
- Camber negatif.
Sisi roda bawah lebih keluar dibandingkan sisi roda atas, disebut camber neagtif. Sudut
seperti ini memiliki efek pada turning radius yang cukup baik. Sudut belok akan bisa
lebih tajam karena permukaan roda yang menyentuh tanah saat belok itu diminalisir. Hal
inilah yang menyebabkan banyak kendaraan menggunakan sudut ini.

2. Caster

Caster adalah sudut kemiringan sumbu vertikal roda, artinya roda depan dapat berbelok
karena bergerak pada sumbu vertikal. Caster, akan mengatur sudut kemiringan sumbu vertikal
ini. Jadi posisi belok roda tidak 0 derajat vertikal.

Gambar 3. Caster

- Caster positif
caster positif memiliki sumbu vertikal yang miring ke arah sumbu positif (membentuk
sudut lancip terhadap posisi kendaraan). Sudut ini, akan mempengaruhi centering steer
atau memungkinkan steer balik ke tengah dengan sendirinya. Sudut ini dipakai pada
hampir semua jenis kendaraan roda dua.
- Caster negatif
Caster negatif memiliki sumbu vertikal yang miring ke arah sumbu negatif (membentuk
sudut tumpul terhadap posisi kendaraan). Sudut ini memang kurang baik untuk stabilitas
berkendara karena steer susah dikendalikan, namun kelebihannya ada pada daya
pengemudian yang lebih ringan.

5
3. Toe angle

Toe adalah sudut roda apabila dilihat dari atas kendaraan. Secara sederhana, apabila
anda melihat sudut roda dari atas maka roda kendaraan tidak terletak 0 derajat secara lurus.
Tetapi, ada sedikit kemiringan, kemiringan roda dari atas ini disebut toe.
- Toe out, roda bagian depan lebih keluar dibandingkan roda bagian belakang disebut toe
out.
- Toe in, roda bagian belakang lebih keluar dibandingkan roda bagian depan disebut toe ini.

Gambar 4. Toe Angle

4. Steering Axis Inclination atau KPI

Steering axis merupakan sumbu (pusat) roda berputar saat berbelok kiri atau ke kanan.
Axis (sumbu) ini merupakan garis imajinasi antara bagian atas dari shock absorbers upper
support bearing dan lower suspension arm ball joint.

Gambar 5. Steering Axis Inclination

5. Turning Radius

Sebuah sudut minimum belok yang dapat ditempuh atau dilakukan oleh sebuah mobil
atau kendaraan. setiap kendaraan atau mobil memiliki sudut belok yang berbeda-beda

6
tergantung dari ukuran dan dimensi kendaran atau mobil tersebut.

Gambar 6. Turning Radius

2.1.2. Balancing

Balancing mobil adalah suatu proses memperlancar putaran roda dengan menyamakan
berat seluruh roda. Setelah mengganti ban atau velg, mobil perlu di-balancing agar putaran
bannya tetap seimbang. Balancing biasanya dilakukan pada mobil tua karena kebanyakan
mobil tua memiliki ban yang tidak rata karena akibat pemakaian yang sudah lama.
Penyebab roda yang tidak balance dapat disebabkan karena umur dari roda karena sering
digunakan atau pada roda yang memili pelek jari-jari dapat disebabkan karena penyetelan roda yang
tidak tepat.
Ketika roda digunakan untuk berjalan maka roda akan menerima banyak kejutan yang
ditimbulkan oleh permukaan jalan yang mana lama-kelamaan akan membuat roda menjadi tidak
balance. Selain itu yang dapat menyebabkan roda menjadi tidak balance adalah ketika kendaraan
sering dibebani dengan beban yang berat karena roda merupakan bagian yang menopang seluruh berat
kendaraan sehingga jika kendaraan membawa beban berat, maka hal tersebut akan berimbas ke roda
Roda sendiri terdiri dari dua bagian utama yaitu pelek dan ban sehingga penyebab roda yang tidak
balance dapat disebabkan dari kondisi pelek atau kondisi bannya.
Getaran yang disebabkan oleh roda yang tidak balance dapat sangat terasa ketika kendaraan
melaju dengan kecepatan tinggi dan juga ketika membawa beban yang berat. Tentu saja ketika
mengendarai kendaraan, namun kendaraan tersebut bergetar akan mengurangi kenyamanan ketika
berkendara. Untuk mencegah hal tersebut maka roda juga perlu dirawat, salah satu caranya yaitu
melakukan balancing roda.
Ada dua macam ketidak balance roda yaitu unbalance statis dan unbalance dinamis.
Unbalance statis terjadi ketika pada roda terdapat bagian yang terlalu berat atau terlalu ringan.
Keadaan tersebut akan membuat putaran roda jadi tidak merata yaitu menimbulkan gerakan naik dan
turun pada porosnya. Sedangkan unbalance dinamis yaitu gerakan roda yang tidak seimbang kearah
kiri dan kanan (bergoyang).

7
Gambar 7 Tipe Unbalance Roda

2.2 RUANGAN / TEMPAT YANG DIBUTUHKAN


Ruang ataupun tempat yang dibutuhkan untuk pelayanan jasa spooring balancing
berukuran kurang lebih panjang 10 meter dan lebar 6 m atau sebaliknya lebar 10 m dan
lebar 6 m, menyesuaikan lokasi bengkel yang mau diambil. Ruangan yang harus ada
yaitu:

- Tempat Parkir Antrian - Ruang Alat dan Spare Part

- Ruang / area spooring - R. Administrasi / Pembayaran

- Ruang / area balancing - Toilet

- Ruang tunggu

Pintu Masuk/Keluar

           

R. Parkir Antrian R. Tunggu


   

       

Toilet
         

           
P

=
8
1
0
    R. Administrasi
   

       
   

R. Spooring R.Balancing    

R. Sparepart
       

           
L=6m
Gambar 8. Denah Bengkel Spooring Balancing

2.3 PERALATAN YANG DIBUTUHKAN


Di dalam persiapan melaksanakan projek usaha pelayanan jasa spooring dan
balancing, maka dipersiapkan peralatan dan bahan sebagai berikut:

No Alat Jumlah No Bahan Jumlah


1 Wheel Balancer 1 unit 1 Timah Balancing ketok 1 pak
2 Wheel aligner 1 unit 2 Timah Balancing tempel 1 kotak
3 Tool Set 1 set 3 Baut Camber ukuran 12, 1 set
14, 16, 17
4 Kunci Roda 1 buah 4 Double Tape 1 buah
5 Kunci Momen 1 buah 5 Majun 1 kg
6 Kunci Sok 1 set 6 Sabun 1 bungkus
7 Palu Karet 1 buah 7 Sarung Tangan 1 set
8 Palu Besi 1 buah 8 Grease 1 kaleng
9 Fender Cover 2 set 9 WD 40 1 kaleng
10 Dongkrak 1 unit 10
11 Jack Stand 4 unit 11
12 Scissor Car lift 1 unit
13 Impact Wrench 1 unit
14 Kompresor 1 unit
15 Tire inflate air 1 unit

9
pressure
16 Sleeper 1 buah
17 Pisau Cutter 1 buah
18 Kuas 1 buah

2.4 FAKTOR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Faktor keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat penting di perhatikan untuk
mengurangi probabilitas kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja akan berakibat munculnya
korban jiwa dan rusaknya alat, hal ini akan mengakibatkan kerugian yang besar dalam
projek usaha ini. Faktor keselamatan dan kesehatan kerja ini meliputi :

1. Mekanik (orang)
Setiap mekanik wajib menggunakan perlengkapan berikut :
- Pakaian kerja (wear pack)
- Sepatu Kerja (safety shoes)
- Helm
- Sarung Tangan
2. Alat dan bahan
Untuk keselamatan alat dan bahan harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
- Memasang pelindung kendaraan
- Pengunaan alat sesuai SOP
- Peletakkan alat sesuai dengan tempatnya
- Menjaga Kebersihan alat
3. Lingkungan
Lingkungan kerja juga harus diperhatikan demi keselamatan kerja seperti :
- Kebersihan tempat kerja
- Pencahayaan area kerja
- Penempatan limbah kerja

2.5 LANGKAH PENGERJAAN PROJEK


2.5.1 Spooring Manual

Spooring manual bisa dilakukan pada kondisi darurat jika tidak memiliki fasilitas
spooring digital. Cara spooring manual ini bisa dilakukan dengan menggunakan benang
dan meteran.

10
1. Menggunakan benang kasur atau benang layangan

Cara ini terlihat cukup rumit, tetapi sebenarnya cukup mudah dilakukan. Alat yang
perlu dipersiapkan adalah kunci pass ukuran 13, 14, 17, dan 19. Sebelum melakukan cara
spooring mobil manual, mekanik harus tahu cara penyetelan baut tie rod.

Langkah-langkah spooring dengan menggunakan benang adalah sebagai berikut:

a. Parkir kendaraan di permukaan yang rata.


b. Pastikan posisi roda kemudi dalam keadaan lurus dan sejajar.
c. Lingkarkan benang dari roda belakang ke arah roda depan, kemudian ke roda
belakang yang sama pada sisi lain. Ikat ujung benang pada komponen di bagian
dalam roda.
d. Kalau menemukan celah pada salah satu roda depan, maka atur panjang tie rod
sampai setelannya sesuai. Jangan gunakan dongkrak ya.
e. Siapkan kunci pass, kunci pass ring, dan kunci pipa ukuran 13, 14, 17, dan 19.
f. Kendurkan mur baut pada tie rod dengan kunci 17 atau 19.
g. Setelah itu setel batang tie rod dengan kunci 13 atau 14. Putar sampai sisi roda
depan dan belakang menyentuh benang secara pas, tidak renggang maupun tidak
terlalu menekan.
h. Kemudian, kencangkan kembali baut pada tie rod dengan kunci 17 atau 19.

2. Menggunakan meteran

Selain menggunakan benang kasur atau benang layangan, juga bisa menggunakan
meteran untuk spooring mobil.

a. Jalankan mobil sepanjang kurang lebih 3 meter lalu tarik rem tangan pada posisi
setir lurus.
b. Ukur jarak antara kedua roda depan dan juga ukur sisi depan dan belakang roda
menggunakan meteran. Apabila terdapat jarak yang berbeda pada roda-roda mobil,
artinya roda perlu di-spooring.
c. Lakukan cara spooring seperti menggunakan benang di atas. Penyetelan roda
jangan lebih dari 1-5 mm.

2.5.2 Spooring Digital

Langkah-langkah spooring menggunakan sistem komputerisasi atau digital yaitu :

11
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memasang Fender cover, seat cover, steering cover , flor mat
3. Menempatkan kendaraan di posisi yang ditentukan.
4. Memeriksa permukaan dan tekanan semua ban, sesuaikan dengan spesifikasi dengan
menggunakan pressure gauge.
5. Memeriksa kekocakan tie rod, bantalan roda, dan ball joint.
6. Mengukur besarnya sudut Toe, Camber, Caster, dan KPI dengan cara sbb. :
a. Tempatkan roda depan kendaraan diatas turning table, dengan skala “0”.

Gambar 9. Turning Table


b. Tempatkan papan ganjal khusus (setebal turning table) di bawah roda belakang.
c. Pasangkan clamp manual pada masing-masing roda. Kemudian posisikan tengah
(center) secara manual sampai didapatkan posisi yang kuat.

Gambar 10. Clamp manual dan pemasangan

d. Pasangkan unit sensor pada clamp manual selanjutnya hubungkan kabel data antara
unit sensor masing-masing roda dengan unit komputer pada spooring roda.

12
Gambar 11. Unit sensor

e. Tekan tombol pada unit sensor untuk menghidupkan kemudian tepatkan unit sensor
sejajar dengan tanah (lampu sensor level berwarna hijau semua).
f. Setiap menekan tombol start pada unit komputer maka program spooring roda

nussbaum 900/920 ini akan tampil pada menu utama, selanjutnya klik untuk
memulai program.
g. Pilihlah nama pabrik kendaraan dan tahun pembuatannya yang terdapat pada
databank
h. Setelah didapatkan jenis kendaraan yang akan diukur, selanjutnya memilih ukuran
diameter pelek sesuai kendaraan tersebut dengan cara klik (-) mengurangi ukuran
diameter pelek dalam satuan inchi.

i. Klik recall ROC untuk memilih Run Out Compensation (ROC).

j. Secara otomatis akan tampil seperti pada gambar dibawah ini, klik untuk
melanjutkan proses ROC.
k. Tampilan hasil ROC, kemudian klik untuk melanjutkan proses berikutnya.
l. Pasangkan pengunci pedal rem dan melepas baut penahan turning table, klik yes
untuk menyatakan persetujuan.
m. Kilik skip operation untuk memastikan kondisi roda kemudi pada posisi lurus.
n. Putar roda depan ke arah inner 20°, sambil melihat monitor komputer. Gerakan roda
kemudi perlahan-lahan apabila akan mendekati angka 20° sampai didapatkan posisi
yang tepat.
o. Putar roda depan ke arah outer 20° dari posisi nol.
p. Gerakan roda kemudi pada posisi lurus kembali. Klik skip operation untuk
melanjutkan proses.

13
q. Bacalah hasil pengukuran sudut Toe, Camber, Caster dan KPI. Klik continue untuk
melanjutkan proses.

Gambar 12. Data Summary

r. Lihatlah hasil pengukuran FWA.

Gambar 13. Hasil Pengukuran FWA


s. Bandingkan dengan data spesifikasi pada buku manual.
Item Spesification
Front Max steering inner 39.5° ± 2°
angle outer 32.5° ± 2°
Toe (total) mm (in) -2.6 ± 3 (-0.1 ± 0.12)
degree -0.28° ± 0.3°
Camber 0° ± 30’
Caster 2° ± 45’
King Pin Inclination 11°58’

7. Jika sudah selesai, kembalikan alat dan bahan serta bersihkan tempat kerja yang
digunakan.

14
2.5.3 Balancing

Gambar 14 Cara Balancing

Langkah-langkah melakukan balancing roda :


1. Pasang roda pada alat balancing
2. Pasang adaptor yang sesuai dengan lubang velg, kemudian kunci roda dengan pengunci

Gambar 15. Pemasangan adaptor roda


3. Masukkan data-data, meliputi jarak alat dengan velg (a), lebar ban (b) serta diameter
dalam ban (diameter luar velg) (c).

Gambar 16. Pengukuran diameter velg

15
4. Turunkan tutup roda (wheel safety cover), tunggu hingga roda berhenti, kemudian
naikkan kembali tutup roda
5. Baca hasil pada layer, untuk menentukan berat pemberat yang akan di pasang pada
roda. Misal inside 45 dan outside 35, maka gunakan pemberat 45 gram untuk sisi
dalam dan gunakan pemberat 35 gram untuk sisi luar.
6. Tentukan posisi pemasangan pemberat, dengan cara lihat pada layer sambil
memutar roda perlahan sampai lampu pada indicator menyala semua (baik untuk
posisi inside ataupun outside)
7. Lakukan pemasangan pemberat tegak lurus dengan poros.

Gambar 17. Pemasangan pemberat


8. Jika pemberat sudah terpasang, turunkan tutup roda, tunggu roda sampai berhenti,
kemudian naikkan tutup roda
9. Baca hasil pada layer, jika hasil pada posisi inside dan outside sudah “0” atau
“good” maka proses balancing sudah selesai. Apabila tidak maka lakukan kembali
langkah no. 5.
10. Jika proses balancing sudah selesai, lepas roda dari alat kemudian pasang roda pada
kendaraan.

2.6 TARGET PELANGGAN DAN RENCANA PROMOSI


2.6.1 Target Pelanggan
Sebagai projek usaha pelayanan jasa spooring dan balancing tentunya yang menjadi
calon pelanggan adalah pengguna kendaraan bermotor khususnya mobil penumpang yang
berada di wilayah sekitar. Dengan besarnya jumlah pengguna mobil yang belum sebanding
dengan jumlah bengkel spooring yang hanya ada 5 bengkel, bisa dibayangkan rata-rata 1
bengkel akan melayani kurang lebih 4.469 unit mobil. Namun data itu hanya berlaku diatas
kertas, secara real akan berbeda jauh. Oleh karena itu untuk menentukan target pelanggan
harus memperhatikan lama operasional bengkel, lama pekerjaan setiap mobil, jumlah

16
mekanik dan jumlah alat yang tersedia. Karena lama pekerjaan sporring dan balancing
berbeda, maka targetnya juga kita bedakan seperti berikut ini
1. Target untuk spooring jika diasumsikan bengkel beroperasi 8 jam, lama pekerjaan
spooring 1 - 1,5 jam, mekaniknya 1 orang dan alatnya juga 1 unit, maka perharinya
hanya bisa menyelesaikan 5 - 8 unit mobil. Jika ditentukan target spooring 10 %
pertahun dari jumlah pengguna mobil, maka perhitungannya jika dijadikan target
perhari yaitu 22.349 x 10 % = 2.234 unit mobil pertahun, maka 2.234:12 bulan = 187
mobil/bulan atau 187:30 = 6 unit mobil perhari. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
targetnya masih sesuai dengan kemampuan bengkel perhari.
2. Target untuk balancing jika diasumsikan bengkel beroperasi 8 jam, lama pekerjaan
spooring + 1 jam, mekaniknya 1 orang dan alatnya juga 1 unit, maka perharinya hanya
bisa menyelesaikan 8 unit mobil. Jika ditentukan target balancing 10 % pertahun dari
jumlah pengguna mobil, maka perhitungannya jika dijadikan target perhari yaitu 10% x
22.349 = 2.234 unit mobil/tahun, maka 2.234:12 bulan = 187 mobil/bulan, atau 187:30
= 6 unit mobil perhari. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut targetnya masih sesuai
dengan kemampuan bengkel perhari.

2.6.2 Rencana Promosi


Untuk tercapainya target seperti tertera diatas diperlukan kegiatan promosi secara
maksimal. Adapun kegiatan promosi yang akan dilakukan yaitu seperti melalui media social,
melalui komunitas – komunitas mobil, membuat papan reklame, dan juga menyebarkan
informasi ke toko – toko spare part dan bengkel – bengkel mobil yang tidak memiliki
spooring dan balancing. Selain itu bisa juga promosi dalam bentuk menawarkan perjanjian
kerja sama dengan pihak instansi atau perusahaan dengan cara pembayaran lebih murah atau
bisa diberi tempo 1 bulan setelah pekerjaan selesai.

2.7 RENCANA PEMASARAN

2.7.1 Gambaran Umum Pasar dan Sasaran


Projek usaha pelayanan jasa spooring dan balancing ini memiliki pasar yang
menjanjikan karena kabupaten Kotawaringin Timur selain sebagai kota transit ke ibukota
provinsi juga sebagai kota perdagangan dan industri perkebunan sehingga lalu lintas mobil
juga cukup ramai. Semakin banyak lalu lintas mobil ini maka akan semakin banyak juga yang

17
akan memerlukan jasa spooring balancing ini. Sasaran projek usaha ini adalah para pengguna
mobil pribadi, mobil travel, mobil dinas/instansi pemerintah dan mobil perusahaan
perkebunan.

2.7.2 Jenis Produk Yang Dipasarkan


Projek usaha ini hanya memasarkan produk jasa perawatan dan perbaikan bagian
chasis mobil khusunya jasa servis yang menitik beratkan pada spooring serta balancing mobil
saja.

2.7.3 Target Pasar


Segmentasi Pasar atau target pasar adalah kegiatan membagi sebuah pasar ke dalam
kelompok – kelompok konsumen yang khas berdasarkan kebutuhan karakteristik atau
perilaku yang mungkin membutuhkan produksi atau bauran pemasaran yang terpisah dengan
mengidentifikasikan dan membagi pasar dalam kelompok yang berbeda. Basis-basis
segmentasi yang digunakan oleh CARS yaitu:
1. Segmentasi geografis.
Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang
berbeda seperti negara, negara bagian, wilayah provinsi, dan kota. Perusahaan dapat
beroperasi dalam seluruh wilayah tetapi memberi perhatian pada variabel lokal.
Projek usaha ini memilih lokasi usaha di daerah Kotawaringin Timur khususnya kota
Sampit sebagai segmen dari bisnis jasa spooring balancing karena daerah ini memiliki
lokasi yang sangat startegis yaitu jalur penghubung antara beberapa kabupaten ke ibu
kota provinsi dan penghubung ke pulau Jawa. Lokasi pelaksanaan projek usaha ini
terletak di jalanan utama yang sangat mudah dilihat dan juga dekat dengan perumahan –
perumahan warga yang relatif menggunakan mobil.
2. Segmentasi demografis
Segmentasi demografis adalah upaya membagi pasar menjadi sejumlah kelompok
bedasarkan variabel - variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup
keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan.
Kebanyakan masyarakat kelas menengah atas di daerah ini adalah ASN, karyawan,
pengusaha dan pedagang hampir semuanya menggunakan mobil. Ini membuat
keberadaan projek usaha ini sangat penting dimana pemilik mobil akan tiba waktunya
untuk melakukan spooring dan balancing sehingga projek usaha ini akan menjadi
jawaban bagi kebutuhan pemilik/pengguna mobil tersebut.

18
2.7. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Rencana anggaran biaya dalam pelaksanaan spooring dan balancing yaitu :
1. Biaya Modal Peralatan
No Nama Alat Vol Biaya Jumlah
1 Wheel Aligner 1 Rp. 100.000.000 Rp. 100.000.000
2 Wheel Balancer 1 Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000
3 Scissor Car lift 1 Rp. 100.000.000 Rp. 100.000.000
4 Tool Set Cabinet 1 Rp. 25.000.000 Rp. 25.000.000
5 Kunci Momen 1 Rp. 6.000.000 Rp. 6.000.000
6 Fender Cover set 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000
7 Dongkrak 2 ton 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000
8 Jack Stand 4 Rp. 100.000 Rp. 400.000
9 Air Impact Wrench 1 Rp. 1.200.000 Rp. 1.200.000
10 Kompresor 1 Rp. 7.000.000 Rp. 7.000.000
11 Tire inflate air pressure 1 Rp. 300.000 Rp. 300.000
12 Sleeper 1 Rp. 400.000 Rp. 400.000
Jumlah Rp. 161.300.000

2. Biaya Modal Bahan Setiap Servis


a. Spooring
No Nama Bahan Spooring Vol Biaya Jumlah
1 Baut Camber ukuran 12, 14, 16, 17 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000
2 WD 40 1 Rp 5.000 Rp. 5.000
Jumlah Rp. 55.000

b. Balancing
No Nama Bahan Balancing Vol Biaya Jumlah
1 Timah Balancing ketok/tempel 2 Rp. 2.500 Rp. 5.000
4 Double Tape 1 Rp. 1.000 Rp. 1.000.
Rp. 6.000

3. Rencana Harga Servis


NO PEKERJAAN Harga servis KETERANGAN

19
1 Spooring Rp.150.000
Bahan = Rp. 55.000
Listrik = Rp.10.000
Jasa = Rp. 85.000
2 Balancing Rp. 30.000
Bahan = Rp. 6.000
Listrik = Rp. 4.000
Jasa = Rp. 20.000

BAB III
PROGRAM PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA

3.1 STRUKTUR ORGANISASI

2.1 JOB DESCRIPTION

20
1. Owner memberikan pendanaan dan mengontrol aktivitas manajemen
2. Manajer bertanggung jawab atas jalannya operasional
3. Front desk membuat laporan kerja dari pelanggan
4. Kasir bertanggung jawab keada setiap transaksi penjualan
5. Servis Advisor (SA) bertugas memberikan penjelasan kepada konsumen
mengenai kerusakan dan tindakan yang akan dilakukan kemudian menyerahkan
lembaran biaya perbaikan dan sparepart kepada konsumen untuk melakukan
pembayaran ke loket pembayaran
6. Mekanik bertugas Memeriksa (Lembar Free Infection) lalu memasang Fender
Cover, mengacu kepada SOP dan Repair Manual, Ceklis order listnya lalu
membersihkan bengkel dan merapikan peralatannya
7. Kepala mekanik penanggung jawab dan pengawas atas kinerja mekanik, asisten
mekanik dan pegawai cuci
8. Part bertanggung jawab pada keluar masuk suku cadang di Gudang
9. Mekanik Bertugas menangani perbaikan motor
10. Asisten mekanik membantu tugas mekanik
11. Pegawai cuci bertugas mencuci mobil

21
BAB IV
PENUTUP

Pembuatan Proposal Projek Spooring dan Balancing ini menjadi pedoman kami didalam
melaksanakan upskilling dan reskilling yang berbasis industri. Dan dengan pengajuan
proposal ini kedepan sebagai bahan dan acuan didalam mengajarkan kepada peserta didik
untuk merencanakan pendirian sebuah bidang usaha perbengkelan spooring dan balancing.
Proposal ini diharapkan akan dapat berkembang sesuai dengan begitu pesatnya
kemajuan teknologi dan industry otomotif. Untuk itu besar harapan kami, semoga
perencanaan didalam proposal ini selalu mendapatkan masukkan dan kritikan dari berbagai
pihak yang yang bersifat membangun.

22
LAMPIRAN – LAMPIRAN

PROSEDUR KESELAMATAN KERJA

23
24
BROSUR PROMOSI

BENGKEL BALANCING DAN SPOORING

KAMI SIAP MELAYANI :


BALANCING
SPOORING
( SIAP MENJEMPUT
MOBIL ANDA ) GRATIS CEK
ANGIN BAN
DAN TAMBAH
ANGIN
NITROGEN

25
Penyetelan / Spooring mobil Avanza
Kelurusan Front Wheel (Penyetelan / Spooring mobil Avanza)

1. MEMERIKSA BAN
a. Periksa ban dari keausan dan kesesuaian tekanan pemompaan.
Tekanan Pemompaan Ban Dingin 
Depan Belakang
Ukuran Ban 2
kPa (kgf/cm , kPa (kgf/cm2,
psi) psi)
185/70R14
88S
230 (2.3, 33) 250 (2.5, 36)
185/65R15
88S

b. Menggunakan dial indicator, periksa runout ban.


Runout ban:
1.4 mm (0.0551 in.) atau kurang (Vertikal)
2.0 mm (0.0787 in.) atau kurang (Lateral)

2. UKUR KETINGGIAN KENDARAAN

Sudut putaran roda (Kendaraan Tanpa Beban):


Ukuran Engin Depan A - Belakang C -
Ban e B D
185/70 K3- 45.5 mm 47.1 mm
R14 VE (1.79 in.) (1.85 in.)
185/65 3SZ- 45.5 mm 46.9 mm
R15 VE (1.79 in.) (1.85 in.)
Poin pengukuran:
A:
Ground clearance dari tengah front wheel
B:
Ground clearance pada front lower suspension arm set front bolt center
C:
Ground clearance dari tengah rear wheel
D:
Ground clearance dari lower control arm set bolt center 
PERHATIAN:
● Sebelum memeriksa wheel alignment, periksa tinggi kendaraan.

26
● Standar nilai yang ditunjukkan di sini adalah nilai yang digunakan
untuk menyesuaikan alignment roda dan tidak menunjukkan tinggi
kendaraan sebenarnya.
PETUNJUK:
Ayun kendaraan ke atas dan ke bawah pada bagian sudut-sudutnya untuk
menstabilkan suspensi sebelum memeriksa tinggi kendaraan.

3. PERIKSA SUDUT RODA

a. Putar steering wheel sepenuhnya ke kiri dan ke kanan, dan ukur sudut
beloknya.
Teks dalam Gambar 
*a Inside
*b Outside
Depan
Kendaraan
Ukuran Engin Bagian Dalam Bagian Luar
Ban e Roda Roda
185/70 K3- 43°30' +/- 2° 37°36' +/- 2°
R14 VE (43.50° +/- 2°) (37.60° +/- 2°)
185/65 3SZ- 43°30' +/- 2° 37°36' +/- 2°
R15 VE (43.50° +/- 2°) (37.60° +/- 2°)
4. MEMERIKSA CAMBER, CASTER DAN STEERING AXIS INCLINATION

a. Taruh roda depan pada bagian tengah dari alignment tester.


Teks dalam Gambar 
*
Alignment Tester
1
* Camber-Caster-Steering Axis Inclination
2 Gauge
b. Lepas wheel cap.
c. Atur camber-caster-steering axis inclination gauge pada bagian tengah hub
axle atau drive shaft.
d. Memeriksa camber, caster, dan kemiringan steering axis (steering axis
inclination).
Camber Inclination (Kendaraan Tanpa Beban):

Ukuran Engin
Camber
Ban e
0°30' +/- 45'
185/70 K3-
(0.5° +/-
R14 VE
0.75°)
0°30' +/- 45'
185/65 3SZ-
(0.5° +/-
R15 VE
0.75°)

27
Caster Inclination (Kendaraan Tanpa Beban):

Ukuran Engin
Caster
Ban e
5°05' +/- 1°
185/70 K3-
(5.08° +/-
R14 VE
1°)
5°05' +/- 1°
185/65 3SZ-
(5.08° +/-
R15 VE
1°)

Steering Axis Inclination (Kendaraan Tanpa Beban):

Steering Axis Inclination (Kemiringan Sumbu


Ukuran Engin
Kemudi)
Ban e
(Referensi)
185/70 K3- 12°45' +/- 1°
R14 VE (12.75°)
185/65 3SZ- 12°45' +/- 1°
R15 VE (12.75°)
PERHATIAN:
● Lakukan pemeriksaan ketika keadaan kosong (tanpa ban
cadangan dan tool kendaraan pada board).
● Toleransi perbedaan antara roda kanan dan kiri adalah 30'
(0.5°) atau kurang untuk camber dan caster.
e. Lepas camber-caster-steering axis inclination gauge dan attachment.
f. Pasang tutup roda.
JIka caster dan kemiringan steering axis tidak berada dalam nilai spesifikasi,
setelah camber disetel dengan benar, periksa kembali komponen suspensi
dari kerusakan dan aus.

5. MEMERIKSA TOE-IN

a. Ayun kendaraan ke atas dan ke bawah pada sudut untuk menstabilkan


suspensi.
b. Bebaskan parking brake dan pindahkan shift lever ke posisi netral.
c. Dorong kendaraan lurus ke depan sekitar 5 m (16.4 ft.). (Langkah A)

d. Tepatkan tread center mark pada titik paling belakang dari front wheel dan
ukur jarak antara tanda (Dimensi B).
Teks dalam
Gambar 
* Tread Center

28
a Mark
*
Dimensi B
b
e. Dorong secara perlahan kendaraan kedepan sehingga front wheels berputar
180° menggunakan front tire valve seperti titik referensi.
PETUNJUK:
Jangan biarkan roda berputar lebih dari 180°. Jika roda berputar melebihi 180°,
lakukan prosedur dari (Langkah A) kembali.

f. Ukur jarak antara tread center mark pada sisi depan dari roda (Dimensi A).
Teks dalam Gambar 
*a Dimensi A
*b Dimensi B
Depan
Kendaraan
g. Toe-in (Kendaraan Tanpa Beban):
h.

Ukuran Engin Kondisi


Ban e Spesifikasi
B-A: 0 +/- 2.0
185/70 K3-
mm
R14 VE
(0 +/- 0.0787 in.)
B-A: 0 +/- 2.0
185/65 3SZ-
mm
R15 VE
(0 +/- 0.0787 in.)
i. Bila toe-in tidak sesuai dengan nilai spesifikasi, setel toe-in pada rack end.

6. PENYETELAN TOE-IN

a. Ukur panjang ulir pada rack end kanan dan kiri.


Standar:
Perbedaan pada panjang ulir adalah 1,5 mm (0.0591 in.) atau kurang
b. Lepas rack boot set clips.
c. Kendorkan tie rod end lock nut.
d. Setel rack end jika perbedaan panjang ulir antara rack end sebelah kiri dan
kanan tidak dalam range spesifikasi.
i. Panjangkan rack end yang pendek jika pengukuran toe-in menyimpang
ke arah sisi luar.
ii. Pendekkan rack end yang panjang jika pengukuran toe-in menyimpang
ke arah sisi dalam.
e. Putar ke kanan dan kiri rack end dengan jumlah yang sama untuk menyetel
toe-in.
PETUNJUK:
Coba menyetel toe-in ke tengah range spesifikasi.
f. Pastikan bahwa panjang rack end kanan dan kiri sama. 
Toe-in (Kendaraan Tanpa Beban):

29
Ukuran Engin Kondisi
Ban e Spesifikasi
B-A: 0 +/- 2.0
185/70 K3-
mm
R14 VE
(0 +/- 0.0787 in.)
B-A: 0 +/- 2.0
185/65 3SZ-
mm
R15 VE
(0 +/- 0.0787 in.)
g. Kencangkan lock nut tie rod end sesuai momen spesifikasi.
Momen:
47 N*m{ 480 kgf*cm , 35 ft.*lbf }
PERHATIAN:
Untuk sementara kencangkan mur pengunci sambil menahan bagian hexagonal
dari steering rack end sehingga mur pengunci dan steering rack end tidak dapat
berputar bersamaan. Tahan bagian yang rata pada tie rod end dan kencangkan
mur pengunci.
h. Letakkan boot pada tempat duduk.

30

You might also like