Professional Documents
Culture Documents
Nadya Aisya Farlina Sirait - 2110312220081 - Tugas Mandiri Manajemen Strategik
Nadya Aisya Farlina Sirait - 2110312220081 - Tugas Mandiri Manajemen Strategik
SOAL :
1. Apa yang merupakan perbedaan antara inovasi incremental dan terobosan ? Resiko
resiko apa yang terkait dengan masing masing pendekatan ? berikan penjelasan
anda.
2. Mengapa kebanyakan inovasi terobosan terjadi di perusahaan perusahaan yang
lebih kecil ?
3. Apa yang harus dilakukan oleh perusahaan global untuk mempercepat inovasi dan
inovasi terobosan mereka ?
JAWABAN :
1. Inovasi incremental dan inovasi terobosan adalah dua pendekatan yang berbeda dalam
proses pengembangan dan perubahan produk, layanan, atau proses bisnis. Berikut
adalah perbedaan antara keduanya:
a. Inovasi Incremental: Inovasi incremental adalah proses perubahan yang
dilakukan secara bertahap atau terus-menerus pada produk, layanan, atau
proses yang sudah ada. Pendekatan ini berfokus pada penyempurnaan,
peningkatan, atau perbaikan inkremental dari solusi yang sudah ada. Inovasi
incremental sering melibatkan penyesuaian kecil pada produk atau proses yang
sudah ada, dengan tujuan meningkatkan kinerja, efisiensi, atau fungsionalitas.
b. Inovasi Terobosan: Inovasi terobosan, juga dikenal sebagai inovasi radikal,
adalah pendekatan yang melibatkan perubahan besar atau revolusioner dalam
produk, layanan, atau proses yang ada. Pendekatan ini memperkenalkan ide-ide
baru dan revolusioner yang dapat mengubah cara bisnis dijalankan atau
memecahkan masalah yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Inovasi
terobosan sering kali melibatkan risiko yang lebih tinggi, tetapi juga dapat
menghasilkan imbalan yang lebih besar jika berhasil.
Inovasi adalah proses menciptakan dan menerapkan ide, produk, atau metode baru
yang membawa perubahan atau peningkatan yang signifikan. Ini sering melibatkan
pengembangan sesuatu yang saat ini tidak ada atau menemukan cara baru untuk
memecahkan masalah.
Dalam mengejar inovasi, ada beberapa tantangan dan risiko yang mungkin dihadapi
para inovator. Ini termasuk peluang sukses yang panjang, risiko pasar, dan risiko
teknologi.
2. Risiko pasar: Memperkenalkan produk atau ide baru ke pasar membawa risiko yang
melekat. Penting untuk menilai permintaan potensial, target pasar, dan lanskap
kompetitif sebelum menginvestasikan sumber daya yang signifikan ke dalam inovasi.
Risiko pasar melibatkan ketidakpastian terkait dengan penerimaan pelanggan, kemauan
untuk membayar, dan kemampuan untuk menangkap pangsa pasar yang cukup besar.
Dalam beberapa kasus, pasar mungkin tidak siap untuk inovasi, atau audiens target
mungkin tidak merasakan kebutuhan akan produk atau ide baru.
3. Risiko teknologi: Inovasi sering melibatkan pemanfaatan teknologi baru atau yang
sedang berkembang untuk mengembangkan solusi baru. Namun, teknologi itu sendiri
bisa tidak pasti dan berisiko. Mungkin ada tantangan teknis, keterbatasan, atau
hambatan tak terduga yang muncul selama pengembangan atau penerapan ide-ide
inovatif. Kelayakan dan keandalan teknologi yang mendasari perlu dipertimbangkan
dengan hati-hati, karena kegagalan atau keterbatasan teknologi dapat berdampak
signifikan terhadap keberhasilan suatu inovasi.
Untuk mengatasi risiko ini, inovator sering menggunakan strategi seperti melakukan
riset pasar secara menyeluruh, mengembangkan prototipe, berkolaborasi dengan para
ahli, mencari umpan balik dari pelanggan potensial, dan terus mengulangi dan
meningkatkan inovasi mereka. Selain itu, perencanaan yang tepat, penilaian risiko, dan
kemampuan beradaptasi sangat penting untuk mengurangi tantangan dan
meningkatkan peluang keberhasilan inovasi.
2. Ada beberapa alasan mengapa inovasi terobosan cenderung terjadi di perusahaan yang
lebih kecil:
a. Fleksibilitas dan Kecepatan Keputusan: Perusahaan yang lebih kecil sering
memiliki struktur organisasi yang lebih ramping dan proses pengambilan
keputusan yang lebih cepat. Ini memungkinkan mereka untuk merespons
perubahan pasar dengan lebih cepat dan mengambil keputusan inovatif tanpa
harus melalui proses birokrasi yang panjang. Mereka dapat dengan mudah
menyesuaikan strategi dan fokus inovasi mereka sesuai dengan perubahan
kebutuhan pasar.
b. Budaya Inovasi: Perusahaan yang lebih kecil sering kali memiliki budaya yang
lebih terbuka terhadap risiko dan eksperimen. Mereka mendorong kreativitas
dan inisiatif individu, serta memungkinkan komunikasi dan kolaborasi yang lebih
langsung antara anggota tim. Hal ini menciptakan lingkungan yang mendukung
inovasi terobosan, di mana ide-ide baru dapat dengan cepat dikembangkan dan
diuji.
c. Rasa Urgensi: Perusahaan yang lebih kecil seringkali merasa tekanan yang lebih
besar untuk berinovasi agar dapat bersaing dengan perusahaan yang lebih besar
dan mapan di industri mereka. Mereka mungkin tidak memiliki sumber daya
atau pangsa pasar yang sama besar seperti perusahaan besar, sehingga harus
mengandalkan inovasi terobosan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.
Rasa urgensi ini dapat memicu semangat inovasi yang lebih tinggi di perusahaan
yang lebih kecil.
d. Keterbatasan Sumberdaya: Meskipun terbatasnya sumberdaya dapat menjadi
kendala, itu juga dapat menjadi pendorong untuk inovasi terobosan. Perusahaan
yang lebih kecil seringkali tidak memiliki sumberdaya yang sama dengan
perusahaan besar untuk mengembangkan dan memasarkan produk baru secara
konvensional. Oleh karena itu, mereka dihadapkan pada kebutuhan untuk
berpikir kreatif dan menemukan solusi yang inovatif dengan sumberdaya yang
terbatas.
e. Kebebasan dari Pembatasan Struktural: Perusahaan yang lebih besar sering
terikat oleh struktur organisasi yang kompleks, prosedur yang ketat, dan
kebijakan yang rumit. Hal ini dapat menghambat inovasi terobosan karena harus
melewati banyak tahapan persetujuan dan proses birokrasi. Di sisi lain,
perusahaan yang lebih kecil sering memiliki struktur organisasi yang lebih
fleksibel dan sedikit hambatan internal, yang memungkinkan mereka untuk lebih
berani dalam melakukan perubahan yang signifikan.
Namun, meskipun inovasi terobosan cenderung terjadi di perusahaan yang lebih kecil,
hal ini bukan aturan mutlak. Ada juga perusahaan besar yang berhasil melakukan inovasi
terobosan, terutama jika mereka memiliki budaya inovasi yang kuat, divisi/divisi yang
mandiri untuk inovasi, atau berkolaborasi dengan startup dan perusahaan-perusahaan
inovatif lainnya. Namun, perusahaan yang lebih kecil seringkali memiliki keunggulan
tertentu dalam hal fleksibilitas dan kecepatan dalam menghadapi perubahan, yang
memungkinkan mereka untuk menjadi pusat inovasi yang lebih terdepan dalam
beberapa kasus.
3. Untuk mempercepat inovasi dan inovasi terobosan, perusahaan global dapat mengambil
langkah-langkah berikut:
1. Budaya Inovasi: Perusahaan harus menciptakan budaya inovasi yang kuat di seluruh
organisasi. Ini melibatkan membangun lingkungan yang mendukung gagasan baru,
kreativitas, eksperimen, dan pengambilan risiko yang terkontrol. Perusahaan harus
mendorong kolaborasi dan komunikasi antar tim, serta memberikan penghargaan dan
pengakuan terhadap upaya inovatif. Penting untuk menciptakan ruang yang aman bagi
karyawan untuk berbagi ide-ide baru tanpa takut akan hukuman atau penolakan.
2. Investasi dalam R&D: Perusahaan harus mengalokasikan sumber daya yang cukup
untuk penelitian dan pengembangan (R&D). Ini termasuk alokasi anggaran yang
memadai, tim R&D yang terampil, dan infrastruktur teknologi yang diperlukan untuk
eksperimen dan pengujian. Investasi dalam R&D memungkinkan perusahaan untuk
menjelajahi konsep-konsep inovatif, mengembangkan prototipe, dan menguji solusi
baru.
yesuaikan strategi inovasi mereka sesuai dengan kebutuhan pasar yang berkembang.
Pemantauan pasar yang baik dapat membantu perusahaan global menjadi proaktif
dalam menghadapi persaingan dan memimpin dalam inovasi.