You are on page 1of 2

Cerita Akhir Pekan: Setumpuk Masalah Tempat

Pembuangan Akhir Sampah di Indonesia


Dilansir oleh : Liputan6.com Lifestyle
Pembuat berita artikel liputan6 @henryhens

Truk DLH Kabupaten Bekasi melintas di tempat pembuangan akhir (TPA) Burangkeng, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (22/1). Luas
TPA milik Pemkab Bekasi yang terletak di Kecamatan Setu tersebut sekitar 11,6 hektare. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menyambut Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) pada 21 Februari,


sampah memang masih jadi persoalan sulit dan kompleks yang belum bisa sepenuhnya diatasi di
Indonesia. Jumlah sampah diperkirakan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pelan tapi pasti, sampah menjadi masalah besar bagi negara kita. Sayangnya, belum ada kesadaran
mengelola sampah, karena pedoman umum yang ada adalah sampah harus dibuang. Padahal,
seharusnya tiap rumah tangga memilah sampahnya sebelum membuang.

Di Indonesia, tiap rumah biasanya memiliki satu tempat sampah di bagian dapur, di mana semua sisa
makanan, plastik bekas, kemasan produk rumah tangga, dibuang menjadi satu. Di halaman depan,
juga hanya ada satu tempat sampah besar. Di dalam tempat sampah besar itu, sampah dapur akan
dijadikan satu dengan sampah dari bagian rumah yang lain.

Seperti dilansir VOA Indonesia, memilah sampah memang belum menjadi budaya. Ini tidak terlepas
dari kebiasaan di masa lalu, di mana setiap rumah khususnya di pedesaan, memiliki satu lubang besar
di sudut halaman mereka.

Di lubang itulah sampah dibuang, kadang kemudian dibakar atau ditimbun. Namun sebagian besar
sampah di Indonesia, berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Saat ini model penanganan
sampah semacam itu tak bisa lagi dilakukan.
Pemerintah sampai ke tingkat paling rendah, sudah mulai memiliki kesadaran baru bahwa sampah
harus dipilah dan kemudian diolah. Tapi jumlahnya masih sedikit.

Menurut data dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia
memproduksi 65 juta ton sampah pada 2016, naik 1 juta ton dari tahun sebelumnya.

Dari jumlah 65 juta ton, sekitar 15 juta ton mengotori ekosistem dan lingkungan karena tidak
ditangani. Lalu, 7 persen sampah didaur ulang dan 69 persen sampah berakhir di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA). Di Indonesia ada lebih dari 400 TPA tapi baru 10 persen yang beroperasi
secara maksimal. Itu karena ada sejumlah masalah dalam hal pengelolaan.

Mungkin belum banyak yang tahu kenapa tiap 21 Februari dijadikan peringatan Hari Peduli Sampah
Nasional (HPSN). Alasannya karena untuk mengenang tragedi longsornya gunungan sampah di TPA
sampah Leuwigajah, Kabupaten Banding dan Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005.

You might also like