You are on page 1of 5

Name : Laily Nur Alfiah

Class : TBI A
NIM : 204190020
Task : Resume meet 5 “Pengujian Hipotesis”
A. Definisi Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan jawaban ‘sementara’ atas rumusan masalah. Secara
statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan menegani karakteristik populasi
(parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan karakteristik data sampel
(statistik).
Contoh:
“Seorang peneliti ingin mengetahui apakah proporsi penduduk buta huruf di
Kab. Ponorogo pada tahun 2021 mengalami penurunan daripada tahun 2020.”
Dalam kasus ini parameternya adalah proporsi.

B. Definisi Uji Hipotesis


Uji hipotesis adalah kegiatan menaksir parameter dengan menggunakan data pada
sampel yang membawa pada keputusan ditolak atau tidak ditolaknya hipotesis
penelitian yang diajukan.
Hipotesis dibagi menjadi 2 yaitu, Hipotesis nul (H0) dan Hipotesis alternative (H1).
Dalam uji hipotesis yang diuji adalah hipotesis nul, dengan demikian Uji hipotesis akan
membawa pada keputusan menerima atau menolak H0
1. Hipotesis Nul (H0)
a. Hipotesis nul adalah hipotesis yang dirumuskan dengan harapan nantinya
ditolak dalam proses pengujian hipotesis.
b. Hipotesis nul (H0) biasanya merupakan pernyataan yang menyatakan tidak
adanya perbedaan atau korelasi. Biasanya memuat tanda sama dengan (=, ≤ atau
≥).
c. Penolakan hipotesis nul mengakibatkan penerimaan hipotesis alternatif, begitu
juga sebaliknya.
2. Hipotesis Alternatif (H1)
a. Merupakan hipotesis yang diharapkan berlaku kebenarannya.
b. Biasanya merupakan pernyataan yang menyatakan terdapat perbedaan atau
korelasi. Biasanya memuat tanda pertidak samaan (≠, < atau >).
c. Hipotesis ini dibedakan menjadi 2, yaitu hipotesis satu sisi (dibedakan menjadi
hipotesis sisi kanan dan kiri) dan hipotesis dua sisi.
1) Hipotesis alternative sisi kanan
Yaitu, hipotesis yang dikaitkan dengan kurva densitas, maka daerah
penolakan H0 nya berada di satu sisi kanan (biasanya 𝐻1 memuat tanda >,
sedangkan 𝐻0 memuat tanda ≤.
Contoh:
H0 Media pembelajaran A
kurang baik atau sama baiknya
dengan media pembelajaran B
H1: Media pembelajaran A
lebih baik daripada media
pembelajaran B

2) Hipotesis Alternatif Sisi Kiri


Yaitu, hipotesis yang dikaitkan dengan kurva densitas, maka daerah
penolakan 𝐻0 nya berada di satu sisi kiri (biasanya 𝐻1 memuat tanda <,
sedangkan 𝐻0 memuat tanda ≥.
Contoh:
𝐻0 : Rata-rata waktu
penyembuhan covid 19 lebih
dari atau sama dengan 20 hari.
𝐻1 : Rata-rata waktu
penyembuhan covid 19 kurang
dari 20 hari.

3) Hipotesis Alternatif Dua Sisi


Yaitu, hipotesis yang dikaitkan dengan kurva densitas, maka daerah
penolakan 𝐻0 nya berada di dua sisi kanan atau sisi kiri (biasanya
𝐻1 memuat tanda ≠ dan 𝐻0 memuat tanda =.
Contoh:
𝐻0 : ketahanan kerja rata-rata
pekerja di Indonesia sama
dengan10 jam/hari
𝐻1 : ketahanan kerja rata-rata
pekerja di Indonesia tidak sama
dengan 10 jam/hari

NOTED:

Hipotesis dua sisi Hipotesis sisi kanan Hipotesis sisi kiri

Hipotesis mengenai satu rerata

𝐻0 : 𝜇 = 𝑐 𝐻0 : 𝜇 ≤ 𝑐 𝐻0 : 𝜇 ≥ 𝑐
𝐻1 : 𝜇 ≠ 𝑐 𝐻1 : 𝜇 > 𝑐 𝐻1 : 𝜇 < 𝑐

Hipotesis mengenai perbedaan dua rerata

𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2 𝐻0 : 𝜇1 ≤ 𝜇2 𝐻0 : 𝜇1 ≥ 𝜇2
𝐻1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2 𝐻1 : 𝜇1 > 𝜇2 𝐻1 : 𝜇1 < 𝜇2

C. Tipe Kesalahan
Dalam menaksir populasi dengan menggunakan data sampel, dimungkinkan terjadi 2
kesalahan, yaitu:
1. Kesalahan tipe I yaitu kesalahan yang terjadi apabila peneliti menolak hipotesis nul
padahal sebenarnya hipotesis nul benar. Peluang terjadinya kesalahan tipe I
dinyatakan dengan alpha (α) disebut sebagai tingkat signifikansi.
2. Kesalahan tipe II yaitu kesalahan yang terjadi apabila peneliti menerima hipotesis
nul padahal sebenarnya hipotesis nul salah. Peluang terjadinya kesalahan tipe II
dinyatakan dengan beta (β).

D. Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi (α) merupakan batas toleransi kesalahan yang dihasilkan dari
penelitian.
Penentuan Tingkat Kesalahan (α) tergantung dari KEBIJAKAN PENELITI
Kesalahan (α) mulai dari 1%, 5%, 10%, …, 30%.
= 1% → 0,01 maka Tingkat Kepercayaan = (1- α) = 99%
= 5% → 0,05 maka Tingkat Kepercayaan = (1- α) = 95%
= 10% → 0,1 maka Tingkat Kepercayaan = (1- α) = 90%

E. Daerah Kritis dan Nilai Kritis


Daerah kritis adalah daerah penolakan
𝐻0 . Bila dikaitkan dengan kurva
densitas normal baku (distribusi z),
maka luas daerah kritisnya adalah luas
daerah di bawah kurva normal, di atas
sumbu mendatar, dan di batasi dengan
garis vertical 𝑧𝛼 . Nilai 𝑧𝛼 adalah nilai
kritis.
Contoh penulisan DK :
𝐷𝐾 = {𝑧|𝑧 < -𝑧𝛼 atau 𝑧 > 𝑧𝛼 }
2 2

𝐷𝐾 = {𝑧|𝑧 < -𝑧𝛼 }


𝐷𝐾 = {𝑧|𝑧 > 𝑧𝛼 }

F. Tingkat Signifikasi Amatan (P-Value)


Tingkat signifikansi amatan adalah tingkat signifikansi terkecil, sehingga H0 ditolak
berdasarkan data amatan. Biasanya ditampilkan dalam aplikasi statistic.
Jika 𝑝 < 𝛼 maka 𝐻0 ditolak, jika sebaliknya, jika 𝑝 ≥ 𝛼 maka 𝐻0 tidak ditolak
(diterima).

G. Prosedur Uji Hipotesis


1. Penentuan H0 dan H1
Berdasarkan anggapan yang akan diuji
2. Penentuan Taraf Uji Nyata/Tingkat Kesalahan (α)
3. Pemilihan Statistik Uji yang sesuai
(Perhitungannya berdasarkan data yang telah diperoleh)
4. Penentuan Daerah Kritis (Daerah Penolakan)
(yaitu untuk mengetahui batas-batas daerah Tolak H0)
5. Keputusan
(Membuat keputusan untuk menolak/tidak menolak H0 berdasarkan kriteria
pengujian yang berlaku)
6. Kesimpulan
(menjelaskan berdasarkan persoalan)

H. Keputusan Uji
1. Tolak H0 (Terima H1)  jika Statistik Uji (Hasil Hitung) > Nilai Tabel
2. Gagal Tolak H0 (Tolak H1)  jika Statistik Uji (Hitung) < Nilai Tabel
3. Tolak H0 (Terima H1)  jika P-Value (Sig.) < Tingkat Kesalahan (α)

You might also like