You are on page 1of 23

PSYCHROMETRI

Oleh :

Bambang Susilo
APLIKASI :

- AC (Air Conditioner)
- Cooling Tower
- Teknik Pengeringan
- Kondensor

Psychrometri : Termodinamika Campuran Udara


Kering dengan Air (H2O)
P = 0,01001 bar

288K 1

280K 2

Volume spesifik

Gambar 8.1.
8.2. Kelembaban spesifik dan kelembaban relatif

Kelembaban spesifik ( kelembaban absolut/Kelembaban


spesifik) : rasio massa air terhadap massa udara kering
dari volume campuran, disimbolkan dengan .

ms

ma

ms 1
V vs va
  
ma 1 vs
V va
Pendekatan Gas Ideal :
ps V pa V
ms  ma 
R sT R aT

Ro Ro
Rs  Ra 
Ms Ma

ps VM s pa VM a
ms  ma 
R oT R oT
ps VM s R oT
 x
R oT pa VM a

M s ps 18 ps
 x  x
M a pa 28.96 pa
ps
  0.622x
pa

p = pa + ps

ps
  0.622x
p  ps
Diagram
Psychrometri
Kelembaban relatif (Relative Humidity = Φ = RH)
rasio massa aktual air yang terkandung di dalam
udara terhadap massa yang terkandung pada kondisi
jenuh pada temperatur yang sama

ms
RH    x100%
(ms ) sat
persamaan gas ideal :
ps V p gV
ms  (ms ) sat 
R sT RsT
ps
RH    x100%
pg
Persentase kejenuhan : rasio kelembaban spesifik
aktual campuran terhadap kelembaban spesifik pada
keadaan jenuh pada temperatur yang sama.


   0.622x
ps
g p  ps

(p  p g )
  RH
(p  p s )
Contoh 1.
Udara dialirkan ke dalam ruang bangunan pada
musim dingin pada suhu 17C dan memiliki
kelembaban relatif (Relative Humidity) 60 %.
Jika tekanan total 1,01325 bar, hitung
kelembaban spesifiknya. Hitung titik embun pada
kondisi tersebut.

T= 17C pg = 0,01936 bar

ps ps
RH  0,6 
pg 0,01936
ps = 0,6 x 0,01936 = 0,011616 bar.
ps 0,011616
  0,622x  0,622x = 0,007213
( p  ps ) 1,01325  0,011616
Jika udara didinginkan pada tekanan konstan, uap
akan mulai berkondensasi pada temperatur jenuh
berhubungan dengan tekanan 0,011616 bar
 0,011616  0,01147 
t d  9  (10  9) x   9,180 C
 0,01227  0,01147 
Contoh 2.
Jika udara pada contoh 1 dilewatkan pada koil pendingin
dengan laju 0,5 m3/dt dengan temperatur 6C, hitung
jumlah uap yang bisa dikondensasikan. Asumsikan bahwa
barometer sama seperti contoh 8.1. dan udara setelah
melewati coil menjadi jenuh.

0,5 m3/dt
6C =1 17 oC  = 0,60
p = 1,01325 bar
p = 1,01325 bar

kondensat

Gambar 8.2.
.
.
pa V
ma 
R aT

pa = 1,01325 .– 0, 011616 = 1,00163 bar


.
5
10 x1,00163x 0,5
ma  = 0,6017 kg/dt
10 3 x 0,287 x 290
.
.
ms m s1  0,007213x m a

ma
Setelah menembus koil pendingin, RH=1, di mana udara
sudah mulai jenuh. Dari persamaan 8.5, ps = pg untuk
kondisi tersebut, dan pada suhu 6C, pg = 0,009346 bar

 0,009346 
  0,622x   0,00579
 1,01325  0,009346 
.
.
ms 2  0,00579x m a

dengan demikian maka, laju aliran massa


kondensat sebesar :
ms1-ms2 = (0,007213-0,00579) x ma
= 0,001423 x 0,6017 x 3600
= 3,082 kg/jam
Contoh 3.
Udara yang dibutuhkan untuk dialirkan ke dalam
ruang pada temperatur bola kering 17C dengan
kelembaban relatif 60%. Skema proses seperti
diperlihatkan pada Gambar 8.11. Perhitungan
didasarkan pada aliran udara 0,5 m3/dt ke dalam
ruang, dengan asumsi input kipas 1,125 kW. Hitung
kondisi di mana udara harus meninggalkan pemanas.
Asumsikan bahwa tekanan didalam proses konstan
1,013 bar.
Solusi :
ps
 Rs = Ro/M = 8,3143/18 = 0,4618 kJ/kg.K
pg
pada 17C dari tabel jenuh pg = 0,01936 bar

ps
0,6 
0,01936

ps = 0,011616 bar.

pa V 105 x1,00138 x0,5


a 
m   0,602 kg/dt
RaT 10 x0,287 x(17  273)
3

ps V 105 x0,011616 x0,5


 s3 
m  3 = 0,00433 kg/dt
RsT 10 x0,4618 x(17  273)
1,125 = (0,0602 x 1,005 + 1,86 x 0,00433)(17 – t3)

t3 = 15,17C.

Diasumsikan bahwa tekanan sebelum ke kipas


sama dengan setelah dari kipas, dan massa uap
sebelum dan sesudah dari kipas adalah sama,
sehingga tekanan parsial ps3 sama dengan
tekanan parsial ps 5,
p s5
3 
pg
Pada t3 = 15,17C dari tabel pg = 0,0172 bar,
0,0116
3  = 0,6745 = 67,45 %
0,0172
artinya kelembaban relatif (RH) udara pada saat
meninggalkan pemanas sebesar 67,45 %.
Contoh 4.
Lanjutan dari data soal 3. hitung temperatur yang
dibutuhkan pada pendingin dan input panas pada pemanas.

Solusi :
Dengan melihat Gambar 8. uap meninggalkan pendingin
pada tingkat keadaan 2 dan dipanaskan pada tekanan
konstan hingga keadaan 3. Diasumsikan bahwa udara
dijenuhkan pada tingkat keadaan 2. Temperatur pada
pendingin akan berada di bawah titik embun berdasarkan
pada tekanan parsial uap. Untuk ps =0,011616 bar maka td2
= 9,18C.
T

1
3

d1
2
4
d2
s

Gambar 8.8. Diagaram T - s

2
3
1

Gambar 8.11. Batas-batas spesifik suatu sistem aliran mantap


Dengan melihat Gambar 8.8. dan 8.11 uap
meninggalkan pendingin pada tingkat keadaan 2 dan
dipanaskan pada tekanan konstan hingga keadaan 3.
Temperatur pada pendingin akan berada di bawah
titik embun berdasarkan pada tekanan parsial uap.
Untuk ps =0,011616 bar maka td2 = 9,18C
Q23  m
 a ha 2  m
 s h s2  m
 a h a3  m
 shs3
 a dan m
m  s dipertahankan konstan antara 2 dan 3 maka
akan didapatkan :
Q23  m
 a (ha3  ha 2 )  m
 s (hs3  hs2 )
m
 a c pa (t3  t2 )  1,86 m
 s (t3  t2 )
= (0,602 x 1,005+1,86 x 0,00433) (15,17 - 9,18)
= 3,68 kJ/kg

Artinya input panas ke dalam Heater 3,68 kW.


Menara Pendingin
Kipas sirkulasi

Air panas

masuk
Air panas masuk

Packing

Air dingin keluar


Udara masuk

Air dingin keluar


Gambar 8.16. Menara pendingin aliran biasa
Gambar 8.15. Skema proses menara pendingin

You might also like