You are on page 1of 3

Teks 15 Khutbah Jumat Terbaru Siapakah Umat Pilihan Itu “Apapun yang saya larang untuk kalian, maka

“Apapun yang saya larang untuk kalian, maka jauhilah dan apapun yang saya perintahkan,
Oleh: Muhatir Muhammad maka kerjakanlah semampu kalian, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum
kalian adalah banyak bertanya dan menyelisihi nabi mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari sabda Nabi di atas, dapat kita ambil sebuah kesimpulan dan pertanyaan besar di kepala
ِ ُ ‫إحْل‬
ِ ‫ َو ِم ْن سيئا‬،‫ُور أنفُ ِسنَا‬
‫ت‬ ِ ‫ ونعو ُذ به ِمن ُشر‬،ُ‫ ونستغف ُره‬،‫ ونستعينُه‬،‫ نَحْ َم ُده‬،‫مدهلل‬ َ kita, yaitu tentang “siapakah umat pilihan itu?” apakah umat yang beriman, atau seluruh umat
yang mengaku beragama Islam, ataukah umat yang beriman dan beragama Islam yang
.ُ‫ فَال هَا ِدي لَه‬، ْ‫ ومن يُضْ لِل‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِده هللا فَال ُم‬،‫أ ْع َمالِنا‬ senantiasa berkomitmen dan konsekuen terhadap keimanan dan keIslamannya, atau yang lain
.‫أن ُم َح َّمدًا ع ْب ُده و َرسُولُه‬ َّ ‫ وأشه ُد‬،ُ‫يك لَه‬ َ ‫أن ال إلَهَ إال هللاُ َوحْ َدهُ ال َش ِر‬ ْ ‫َأ ْشهَ ُد‬ lagi?

Ma’asyiral muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah


َّ .‫ ََّأما َب ْع ُد ؛‬.‫ان ِإىَل َي ْوِم الدِّيْ ِن‬
﴾‫﴿َأما َب ْع ُد‬ ٍ ‫اَللَّه َّم ص ِّل علَى حُمَ َّم ٍد وعلَى آلِِه وَأصحابِِه ومن تَبِعهم بِِإحس‬
َ ْ ْ َُ ْ َ َ َ ْ َ ََ َ َ ُ
Arti umat pilihan disini ialah umat yang senantiasa dirahmati dan di cintai oleh Allah SWT dan
‫ ِإَّت ُق ْوااهللَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَمَتُْوتُ َّن اِالََّواَْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬.‫اهلل‬
ِ ‫ َفيا ِعباد‬.
ََ َ Rasul-Nya. Yang senantiasa tunduk dan patuh pada apa yang diperintahkan oleh Allah SWT
dan Rasul-Nya sebagai bukti cinta dan konsekuensi keimanan mereka. Diantara ciri-ciri umat
Ma’asyiral muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah pilihan tersebut sebagai berikut:

Tiada kata yang pantas kita panjatkan melainkan rasa syukur yang amat tinggi kepada Allah Pertama, Umat yang senantiasa mencintai Allah SWT, yang dengan kecintaaan tersebut Allah
SWT atas segala nikmat, rahmat serta karunia yang begitu banyak hingga tak dapat dihitung SWT pun mencintainnya. Rasa cinta merupakan rasa yang tidak bisa di bohongi, karena rasa ini
jumlahnya, dan atas rahmat dan karunia dari-Nya pula kita selaku muslim dapat melaksanakan timbulnya dari hati nurani. Yang mana dengan rasa itu manusia dan makhluk lainnya bisa
kewajiban agama berupa shalat jum’at saat ini berinteraksi dengan indah bahkan menciptakan kepuasan hati tersendiri baginya.

Shalawat serta salam senantiasa terhaturkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, yang berkat Begitu juga ketika kita mencintai seseorang, sudah barang tentu kita akan melakukan apa saja
perjuangan dan jasa beliau hingga saat ini kita masih bisa merasakan manisnya iman, Islam dan yang dikehendaki oleh orang-orang yang kita cintai, sebagai bukti dan konsekuensi cinta
karunia yang tak terkira dari agama Islam yang dibawa oleh beliau. kepadanya. Hal ini sebagaimana seorang hamba Allah SWT yang ingin mendapatkan Cinta,
Ridho dan Rahmat dari-Nya tentunya hamba yang ini akan melakukan apa saja yang
Dalam kesempatan ini, saya selaku khatib akan menguraikan sedikit khotbah yang mudah- dikehendaki oleh Allah SWT untuk mendapatkan cinta dari-Nya. Allah SWT berfirman:
mudahan bisa menambah khazanah keilmuan kita serta menambah kemantapan kita dalam
berIslam itu sendiri.           
    
Telah banyak kita jumpai manusia yang mengaku beriman kepada Allah SWT, tapi ironisnya
sebagian besar dari mereka tidak menjalankan konsekuensi keimanan tersebut, yang berupa taat “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah SWT
dan patuh pada segala kebijakan Allah SWT dan menjauhi segala yang dilarang-Nya, yang mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
mana hal tersebut merupakan konsekuensi dan bentuk amalan riil iman seseorang, sebagaimana (QS. Ali-Imran: 31)
yang telah dipaparkan dan dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya yang diriwayatkan
oleh imam Bukhori dan muslim: Ayat ini mengisyaratkan bahwa, barang siapa dari umat Nabi Muhammad yang ingin
mendapatkan kecintaan dan keridho’an dari Allah SWT maka dia harus mengikuti apa yang di
‫ك الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم َك ْث َرةُ َما نَهَ ْيتُ ُك ْم َع ْنهُ فَاجْ تَنِبُوهُ َو َما َأ َمرْ تُ ُك ْم بِ ِه فَا ْف َعلُوا ِم ْنهُ َما ا ْستَطَ ْعتُ ْم فَِإ َّن‬
َ َ‫َما َأ ْهل‬ perintahkan dan diperbuat oleh kekasih dan utusan-Nya yaitu Nabi Muhammad SAW dengan
berittiba’ pada beliau.
‫اختِالَفُهُ ْم َعلَى َأ ْنبِيَاِئ ِه ْم‬
ْ ‫متفق عليه) “ َم َساِئلِ ِه ْم َو‬
Dalam hal ini, beliau memaparkan dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Abu Huroiroh:
َ ‫صى هَّللا‬ َ ‫ َو َم ْن ع‬، َ ‫البخاري ومسلم) َم ْن َأطَا َعنِي فَقَ ْد َأطَا َع هَّللا‬
َ ‫َصانِي فَقَ ْد َع‬            
 
“Barang siapa yang taat kepada ku berarti ia taat kepada Allah SWT dan barang siapa yang
bermaksiat kepada ku, maka ia berarti bermaksiat kepada Allah”. (HR. Bukhori dan Muslim) “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan Kami ialah Allah”, kemudian mereka
tetap istiqamah, Maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak (pula) berduka
Dan dalam mahfuzot juga dijelaskan : cita.” (QS. Al-Ahqof: 13)

Demikianlah Khutbah Jum’at yang dapat saya sampaikan semoga dengan momentum
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW rasa cinta kita kepada Allah dan Rasulnya semakin
Artinya : meningkat. Amin amin Ya Robbal Alamin…

Apabila kamu benar-benar cinta kepada Allah niscaya kamu akan menuruti segala perintahya           
sesungguhnya yang dinamakan cinta kepada Allah orang yang menuruti segala perintah orang
yang dicintainya.
     

ِ ِ ‫الذ ْك ِر اْحل ِكي ِم وَت َقبَّل اهلل ِمن‬ ِ ‫باَر َك اهلل ِىل ولَ ُكم مِب َا فِي ِه ِمن اَْأل ي‬
ِّ ‫ات و‬
ُ‫َّاومْن ُك ْم تالََوتَه‬
Kedua, Bersikap lemah lembut sesama muslim. Seorang yang memilki perangai yang baik
tentunya paham betul, bahwa antara sesama muslim itu bersaudara, yang mana ikatan َ ُ َ َ ْ َ َ َ َ ْ ْ َ ُ َ
‫الس ِمْي ُع اْ َلعلِْي ُم‬
َّ ‫ِإنَّهُ ُه َو‬
persaudaraannya itu sangat kuat dan erat bagaikan konstruksi sebuah bangunan yang mana satu
sama lainya saling menguatkan.

Dan untuk mewujudakan rasa persaudaraan yang erat antar sesama muslim, tentunya dengan
sikap saling menyayangi, membantu dan membuang jauh-jauh sikap egois dan mau menang
sendiri yang bersemayam dalam diri kita. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik:

‫الَ يُْؤ ِم ُن َأ َح ُد ُك ْم َحتَّى يُ ِحبَّ َأل ِخي ِه َما ي ُِحبُّ لِنَ ْف ِس ِه‬

“Tidak dikatakan beriman seorang muslim sampai ia mencintai saudaranya sama seperti dia
mencintai dirinya sendiri”

Ketiga, Tetap istiqomah dalam melaksanakan segala perbuatan. Istiqomah adalah wujud nyata
etos kerja seorang hamba dalam melaksanakan perintah dan larangan Allah SWT sebagai bukti
konsekuensi keimanannya. Dengan sikap istiqomah inilah kadar keimanan seseorang dapat
diukur, apakah senantiasa naik ataukah sebaliknya.

Maka beruntunglah orang-orang yang senantiasa beristiqomah karena dia senantiasa di


anugerahi Rahmat dari Allah SWT:
Khutbah Kedua
‫َأن الَ ِإلَهَ ِإالَّ اهلل َو ْح َدهُ الَ‬ ‫ِ ِ‬ ‫هِل‬ ‫ِ ِ َّ ِ‬
‫ي لَ ْو الَ َأ ْن َه َدانَا اهللُ‪َ .‬أ ْش َه ُد َّ‬ ‫اَحْلَ ْم ُد للَّه الذ ْي َه َدانَا ََذا َو َما ُكنَّا لَن ْهتَد َ‬
‫َأص َحابِِه َو َم ْن تَبِ َع ُه ْم‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬
‫ص ِّل َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى آله َو ْ‬ ‫َأن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬‫ك لَهُ‪َ .‬وَأ ْش َه ُد َّ‬ ‫َش ِريْ َ‬
‫ان ِإىَل َي ْوِم الدِّيْ ِن‪ََّ .‬أما َب ْع ُد ؛‬ ‫بِِإحس ٍ‬
‫َْ‬
‫صلُّ ْوا َعلَْي ِه‬ ‫صلُّ ْو َن َعلَى النَّيِب ِّ‪َ ،‬‬ ‫َأن اهللَ َو َمالََئ َكتَهُ يُ َ‬ ‫َفيَا َأيُّ َها الْ ُمْؤ ِمُن ْو َن‪ ،‬اَِّت ُقوا اهللَ َت َعاىَل َح َّق ُت َقاتِِه‪َ ،‬و ْاعلَ ُم ْوا َّ‬
‫ص ْحبِ ِه َوالتَّابِعِنْي َ َأمْج َعِنْي َ بَِرمْح َتِ َ‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ك يَا َْأر َح َم‬ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى آله َو َ‬ ‫َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلْي ًما‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ات‪ .‬اَللَّ ُه َّم‬ ‫ات اَْألحي ِاء ِمْنهم واَْألمو ِ‬ ‫ات والْمسلِ ِم والْمسلِم ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬ ‫َّ مِحِ‬
‫َْ ُ ْ َ ْ َ‬ ‫الرا نْي َ ‪ .‬اَللَّ ُه َّم ا ْغف ْر ل ْل ُمْؤ مننْي َ َوالْ ُمْؤ منَ َ ُ ْ نْي َ َ ُ ْ َ‬
‫اجتِنَابَهُ‪َ .‬ربَّنَا الَ تُِز ْغ ُقلُ ْو َبنَا َب ْع َد ِإ ْذ َه َد ْيَتنَا‬ ‫ِ ِ‬
‫اعهُ‪َ ،‬وَأ ِرنَا الْبَاط َل باَطالً َو ْار ُز ْقنَا ْ‬ ‫َأ ِرنَا احْلَ َّق َحقًّا َو ْار ُز ْقنَا اتِّبَ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫اب‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا يِف ُّ‬
‫اب‬‫الد ْنيَا َح َسنَةً َويِف اآلخَر ِة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬ ‫َأنت الْ َو َّه ُ‬
‫َّك َ‬ ‫ك َرمْح َةً ِإن َ‬ ‫ب لَنَا ِمن لَّ ُدنْ َ‬ ‫َو َه ْ‬
‫ب الْ َعالَ ِمنْي َ ‪.‬‬ ‫النَّا ِر‪َ .‬واحْلَ ْم ُد لِلَّ ِه َر ِّ‬
‫آء ِذي الْ ُقر ويْنهى ع ِن الْ َفحش ِ‬ ‫ان وِإيت ِ‬ ‫ِعباد ِ‬
‫آء َوالْ ُمن َك ِر َوالَْب ْغ ِي‬ ‫َْ‬ ‫ْ ىَب َ َ َ َ‬ ‫اهلل‪ِ ،‬إ َّن اهللَ يَْأ ُم ُر ُك ْم بِالْ َع ْد ِل َواِْإل ْح َس ِ َ َ‬ ‫ََ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫يَعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكُر ْو َن‪ .‬فَاذْ ُك ُروا اهللَ الْ َعظْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َعلَى ن َعمه يَِز ْد ُك ْم َولَذ ْكُر اهلل َأ ْكرَب‬

You might also like