You are on page 1of 5

LATAR BELAKANG

Budaya positif merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di
sekolah. Dengan budaya positif, siswa akan tumbuh menjadi anak-anak yang berkarakter dan
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Selain itu, pandangan bahwa sekolah menjadi tempat
menyemai benih-benih kebudayaan dan pembentukan karakter akan terwujud nyata melalui
penerapan budaya positif.

Salah satu upaya agar terbentuk budaya positif di sekolah adalah perlunya interaksi antara guru dan
siswa untuk sama-sama mewujudkannya. Guru sebagai salah satu komponen pendidikan, harus
berupaya menuntun pembentukan karakter siswa melalui penerapan budaya positif di sekolah.
Dengan demikian, antara pendidikan karakter dan budaya positif memiliki keterkaitan erat. Guru
menjadi penuntun dan fasilitator keduanya guna membentuk siswa yang memiliki nilai-nilai
keyakinan universal tentunya.

Namun, selama ini ada beberapa ketimpangan yang terjadi antara guru dan siswa berkaitan dengan
upaya penumbuhan karakter siswa. Selama ini, barangkali kita sebagai guru merasa berkewajiban
mengontrol perilaku siswa agar memiliki perilaku sesuai yang guru harapkan. Perwujudannya, guru
sering memberikan hukuman kepada siswa yang melakukan kesalahan dan memberikan imbalan
terhadap perbuatan baik yang dilakukan siswa. Bahkan tidak menutup kemungkinan memaksa siswa
melakukan kebaikan-kebaikan dengan menghalalkan cara apa pun tanpa melihat latar belakang
munculnya perilaku-perilaku siswa baik positif maupun negatif.
Padahal, semua perilaku manusia pasti memiliki tujuan. Begitupula dengan perilaku siswa. Bahkan
sebuah kesalahan yang dilakukan siswa pasti memiliki alasan. Alasan tersebut biasa disebut dengan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

Menurut Dianne Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline ada tiga alasan motivasi
manusia dalam melakukan sesuatu atau berprilaku, yaitu: 1) Untuk menghindari ketidaknyamanan
atau hukuman,2) Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain, 3) Untuk menjadi
orang yang mereka inginkan sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini. Berdasarkan ketiga alasan
tersebut, tindakan pendisiplinan dengan melakukan hukuman atau memberi imbalan bisa disebut
motivasi eksternal dan hal tersebut tidak akan bertahan lama. Barangkali dengan hukuman dan
imbalan siswa memang menjadi patuh, tapi kepatuhan itu hanya sementara dan kedisiplinan yang
diterapkan tidak mengubah karakter siswa menjadi lebih kuat.

Hal itulah yang seharusnya dipahami oleh seorang guru sebagai penuntun siswa menuju karakter
baik. Bukan malah menghukum atau memberi reward seperti biasanya yang justru melemahkan
atau mematahkan motivasi budaya positif siswa. Inilah akar menurunnya motivasi siswa untuk
berbuat baik atau berkarakter sesuai amanat profil pelajar Pancasila. Guru harus Kembali memegang
konsep-konsep kontrol diri yang selama ini telah luntur

TUJUAN

Tujuan kegiatan Diseminasi Budaya Positif dan Keyakinan Kelas di SMP Eben Haezer Pemangkat yaitu

1. Menumbuhkan budaya positif di sekolah


2. Menetapkan keyakinan kelas secara optimal
3. Mengoptimalkan karakter siswa
TOLAK UKUR

Tolak ukur keberhasilan kegiatan Diseminasi Budaya Positif dan Keyakinan Kelas di SMP
Eben Haezer Pemangkat sebagai berikut.

1. Tumbuhnya budaya positif di SMPN Eben Haezer Pemangkat


2. Terbentuknya keyakinan kelas secara optimal
3. Meningkatnya karakter siswa SMP Eben Haezer pemangkat melalui motivasi intrinsik

LINIMASA TINDAKAN

Kegiatan Diseminasi Budaya Positif dan Keyakinan Kelas sebagai pengoptimalan budaya
positif di SMP Eben Haezer Pemangkat menggunakan tahapan berikut ini.
1. Berkoordinasi dengan KS, guru, dan walimurid terkait pengembangan budaya positif
di sekolah
2. Melakukan sosialisasi atau diseminasi tentang budaya positif kepada GTK, yang
meliputi perubahan paradigma, disiplin positif, keyakinan kelas, hingga penerapan
segitiga restitusi
3. Melaksanakan musyawarah keyakinan kelas untuk membentuk keyakinan kelas di
9B hingga memajang hasil keyakinan kelas di dinding kelas
4. Penerapan keyakinan kelas di 9B secara maksimal
5. Melakukan refleksi penerapan diseminsasi dan keyakinan kelas bersama KS dan
siswa

DESKRIPSI KEGIATAN

Berkoordinasi dengan Kepala Sekolah, guru, dan walimurid terkait pengembangan


budaya positif di sekolah,Selayaknya sebuah kegiatan, koordinasi adalah hal yang
penting dilakukan untuk mengoptimalkan kegiatan, termasuk aski nyata berupa
Diseminasi Budaya Positif dan Keyakinan Kelas. Koordinasi dilakukan agar kegiatan
nantinya mendapat dukungan dari KS selaku penanggung jawab seluruh program
atau kegiatan di SMPN Eben Haezer Pemangkat

Saat koordinasi itu, KS memberikan izin penuh kepada Guru Penggerak untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan praktik baiknya demi optimalnya budaya positif
sekaligus karakter siswa
Melakukan sosialisasi atau diseminasi tentang budaya positif kepada GTK, yang
meliputi perubahan paradigma, disiplin positif, keyakinan kelas.

You might also like