You are on page 1of 15

Tugas Diskripsi

Materi Kewirausahaan

Disusun Oleh;

Nama;NITA SPARINGGA

Stambuk;C1B119057

Jurusan; SOSIOLOGI

FALKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALO OLEO

KENDARI

2020
Pembahasan

Bab I

A. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan suatu sikap atau kemampuan untuk membuat
atau menciptakan sesuatu yang baru yang bernilai dan bermanfaat bagi
dirinya serta orang lain. Adapun orang yang memiliki semangat, sikap
perilaku dan kemampuan kewirausahaan disebut dengan
wirausaha,Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli:
-Kasmir-Wirausaha ialah seorang yang berjiwa pemberani yang berani
mengambil resiko untuk membuka sebuah usaha di berbagai kesempatan
yang ada.
- Acmad Sanusi.Kewirausahaan merupakan suatu nilai yang diwujudkan
didalam perilaku yang menjadi dasar tujuan, kiat, siasat, tenaga
penggerak, proses dan hasil bisnis.
-Soeharto Prawiro.Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan
untuk memulai sebuah usaha & perkembangan usaha.

B. Ciri-Ciri Kewirausahaan
Dibawah ini merupakan ciri-ciri kewirausahaan yang handal dan
profesional yaitu sebagai berikut
Yakin pada produk yang dimiliki. Setiap wirausaha yang menjalankan
usahanya harus yakin terlebih dahulu dengan produk yang dihasilkannya.
Mengenal banyak produknya.Seorang wirausah harus mampu mengenal
dan mengenali secara detail apa saja produk-produk yang akan ia jual
kepada konsumen.
Tidak berdebat dengan calon konsumen.Seorang wirausaha yang handal
harus mampu melayani konsumennya dengan baik, agar konsumen
tersebut merasa nyaman dengan pelayanan yang ia sediakan.
Komunikatif dan negosiasi ramah dalam pelayanan.Komunikasi dan
negosiasi yang ramah sangat penting dalam pelayanan produk disetiap
jenis usaha apapun.
Jujur, santun dan berani.Seorang wirausaha harus memiliki sikap jujur,
santun, dan berani agar semua kegiatannya berjalan dengan baik.
Menciptakan transaksi.Menciptakan sebuah transaksi merupakan salah
satu hal yang mutlak dilakukan dalam kewirausahaan.
Memiliki keberanian dan mempunyai daya kreasi.Seorang wirausaha
harus mampu memiliki keberanian dalam memiliki daya kreasi atau tidak
takut untuk merencanakannya serta bermimpi.
Berani mengambil resiko.Seorang wirausaha harus memiliki sifat berani
mengambil risiko, hal ini tentu saja harus sejalan dengan perencanaan
yang sebelumnya telah dilakukan serta pengamatan yang dilakukannya
terhadap ide a. yang dimilikinya.
Memiliki semangat dan kemauan yang keras.Seorang wirausaha selain
berani mengambil risiko haruslah memiliki semangat dan kemauan yang
keras untuk sukses dimasa depan.
Memiliki analisis yang tepat.Seseorang wirausaha harus memiliki
pengetahuan yang tepat untuk membuat analisis yang tepat juga.
Tidak konsumtif.Seorang wirausaha haruslah tidak konsumtif atau
setidaknya konsumsinya jauh lebih sedikit dari penghasilannya.
Memiliki jiwa pemimpin.Jiwa pemimpin harus dimiliki oleh seorang
wirausaha. Dengan ini, mereka mampu mengembangkan usaha mereka
menjadi lebih maju dari sebelumnya.
Berorientasi pada masa depan.Apabila anda seorang wirausaha yang
kreatif dan inovatif dan memiliki ciri ciri kewirausahaaan yang lain maka
anda akan memiliki kemampuan ini.
C. Tujuan Kewirausahaan
a. Mengembangkan dalam bentuk kreasi dan inovasi supaya bisa tercipta
dinamika di dunia bisnis atau kewirausahaan sehingga akhirnya
kemakmuran bagi masyarakat bisa tercapai.
b. Menyebarluaskan dan membuat budaya dengan ciri ciri kewirausahaan di
sekelilingnya terutama dalam masyarakat.
c. Ikut serta dalam mengembangkan dan menumbuhkan kesadaran serta
orientasi kewirausahaan yang baik dan kuat.
d. Ikut serta dalam mewujudkan kemampuan dan bakat para wirausaha
untuk menambah kemakmuran serta kesejahteraan negara maupun
masyarakatnya.
e. Bertekad dan berusaha dalam meningkatkan jumlah para wirausaha yang
baik dengan kata lain ikut aktif dalam melakukan pengkaderan manusia
sebagai calon wirausaha untuk bisa membangun jaringan bisnis yang lebih
baik
Bab II

Proses Kewirausahaan

A. Tahap-tahap Kewirausahaan Secara umum tahap-tahap melakukan


wirausaha;

o Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat
peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan
akuisisi, atau melakukanfranchising. Juga memilih jenis usaha yang akan
dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau
jasa.

o Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap “jalan”, tahap ini
seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan
mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

o Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang


telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

o Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong


positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan
usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
o Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan
diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai
faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti
pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Secara internal,
keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of
control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang
berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran,
aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi
kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan
keluarga.

a. proses inovasi
b. proses pemicu
c. proses pelaksanaan
d. proses pertumbuhan
Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha
adalah;
a. Mencari peluang usaha baru;lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang
pernah dilakukan.
b. Pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana.
c. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan.
d. Kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha.
e. Organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki.
f. Kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses
manajerial (POAC).
g. Pemasaran;lokasi dan tempat usaha.
Bab III

A. Entrepreneur
Entrepreneur Dalam dunia usaha tentu sudah tak asing lagi. Secara
etimologi, entrepreneur berarti pengusaha, yaitu orang yang pandai atau
berbakat dan inovatif dalam melakukan aktivitas kewirausahaan baik
mengenali produk baru, menentukan cara produksi produk baru,
menyusun manajemen operasional pengadaan produk, memasarkan
produk, dan mengatur sistem permodalan usahanya.Dalam
perkembangannya, muncul istilah baru dalam dunia usaha yaitu
intrapreneur. Apa itu intrapreneur? Apa pula bedanya dengan
entrepreneur. Intrapreneur juga dapat dipahami sebagai orang yang
memiliki jiwa pengusaha tetapi tidak memiliki atau memimpin usaha
sendiri.Pada prinsipnya, entrepreneur dengan intrapreneur memiliki
kualitas yang sama dalam hal kepemimpinan, inovasi, keyakinan,
kreativitas, semangat, dan wawasan. Perbedaan antara entrepreneur
dengan intrapreneur dapat ditunjukkan dalam beberapa aspek berikut;
o Aspek status. Dari aspek status, entrepreneur adalah orang yang memulai
bisnisnya sendiri dengan ide atau konsep baru. Entrepreneur bukan hanya
sekadar orang yang memiliki jiwa pengusaha tetapi juga merealisasikan
ide-idenya dengan membangun usahanya sendiri.Sementara intrapreneur
merupakan orang yang hanya memiliki jiwa pengusaha saja, tetapi tidak
merealisasikan ide-idenya dengan membangun usaha sendiri. Seorang
intrapreneur adalah karyawan pada suatu perusahaan yang
mempromosikan inovasi dan memperoleh renumerasi sesuai dengan
kesuksesan unit bisnis yang menjadi tanggung jawabnya.
o Aspek wilayah kerja.Baik entrepreneur maupun intrapreneur sama-sama
bekerja, namun pada wilayah yang berbeda. Seorang entrepreneur
memiliki lebih banyak kebebasan dalam membangun bisnisnya
berdasarkan ide-ide dan inovasi yang muncul dalam benaknya.Wilayah
kerja seorang entrepreneur adalah di luar lingkup perusahaan. Artinya,
entrepreneur tidak terikat dan bernaung pada perusahaan lain, tetapi pada
perusahaannya sendiri.Berbeda dengan intrapreneur yang bekerja di
dalam lingkup perusahaan yang terikat dengan aturan perusahaan yang
menaunginya.
o Aspek tujuan.Entrepreneur dan intrapreneur berbeda dari aspek tujuan.
Seorang entrepreneur bekerja dengan tujuan untuk berinovasi dan
menciptakan sesuatu yang baru dari nilai sosio-ekonomi.Lain halnya
dengan intrapreneur yang bekerja dengan tujuan untuk meningkatkan
kekuatan kompetitif dan pengakuan pasar terhadap perusahaan tempatnya
bernaung. Singkatnya, tujuan dari entrepreneur muncul dari keinginan
dalam diri untuk mewujudkan usaha yang inovatif dan kompetitif,
sedangkan intrapreneur hanya berusaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
o Aspek resiko Bicara tentang resiko, manakah yang lebih beresiko,
entrepreneur atau intrapreneur? Sebagai pemilik usaha, entrepreneur jelas
memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan
intrapreneur.Dalam setiap langkah dan keputusan yang diambil berkenaan
dengan upaya merealisasikan ide ke dalam bentuk suatu produk yang
inovatif, entrepreneur memikul tanggung jawab dan menanggung risiko
penuh atas setiap kegagalan atau kesuksesan yang dihasilkan.
o Aspek pengambilan keputusan.Sebagai pemilik usaha, entrepreneur
memiliki kebebasan yang lebih besar dalam mengambil keputusan
dibandingkan dengan intrapreneur. Segala keputusan terkait dengan
jalannya usaha berada di tangan entrepreneur sendiri, karena memiliki
independensi untuk mengeksekusi mimpi-mimpinya menjadi
kenyataan.Berbeda dengan intrapreneur yang tidak bisa mengambil
keputusan sendiri atas setiap aktivitas kerja yang dilakukannya meski ia
memiliki kebebasan untuk menuangkan ide dan kreativitasnya. Keputusan
diambil oleh pemimpin perusahaan atau upaya kolaborasi tim kerja.
o Aspek orientasi layanan.Aspek orientasi layanan ini terkait dengan untuk
siapa entrepreneur dan intrapreneur bekerja? Sebagai pemilik dari bisnis
yang dijalankan, entrepreneur bekerja untuk diri sendiri dan berupaya
memberikan yang terbaik kepada para pelanggannya. Lain halnya dengan
intrapreneur.Selain bekerja dan melayani dirinya sendiri, seorang
intrapreneur juga bekerja untuk perusahaan yang menjadi tempatnya
bernaung. Jadi, entrepreneur menjalin hubungan dengan pelanggan,
sedangkan intrapreneur menjalin hubungan dengan perusahaan.
o Aspek fokus perhatian.Entrepreneur dan intrapreneur sama-sama
memiliki kualitas jiwa kewirausahaan yang andal. Namun, keduanya
memiliki fokus perhatian yang berbeda. Entrepreneur lebih berfokus pada
peningkatan penjualan dan keuntungan, serta berupaya untuk lebih
kompetitif sehingga dapat bertahan dalam persaingan usaha yang semakin
ketat. Sementara fokus perhatian dari intrapreneur lebih diarahkan pada
pengembangan teknologi dan perubahan pasar.
o Aspek keuntungan.Menjadi seorang entrepreneur atau intrapreneur
memiliki keuntungan yang berbeda. Entrepreneur sebagai pemimpin
sekaligus pemilik bisnis keuntungannya lebih pada kebebasan untuk
memutuskan segala sesuatu terkait dengan bisnisnya, mulai dari budaya
kerja, penentuan jadwal dan jam kerja, kebijakan, pengelolaan modal, dan
lainnya.Lain halnya dengan intrapreneur yang keuntungannya lebih pada
penyediaan sumber daya yang mendukung aktivitas kerjanya.
Intrapreneur dapat memanfaatkan seluruh sumber daya yang disediakan
perusahaan sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu, intrapreneur juga
memanfaatkan pendanaan dari perusahaan.
o Aspek kesalahan atau kegagalan.Meski memiliki kreativitas tinggi dan
kualitas jiwa kewirausahaan yang mumpuni, namun entrepreneur dan
intrapreneur juga berpotensi melakukan kesalahan dan mengalami
kegagalan.Hanya saja dampak dari kesalahan dan kegagalan yang dialami
keduanya berbeda. Ketika seorang entrepreneur menyadari bahwa langkah
yang dilakukannya salah sehingga tidak menguntungkan bisnisnya, maka
ia akan segera memperbaiki kesalahan tersebut dengan mengambil upaya
inovasi baru.
Bab IV

Pembahasan

A. Kepuasan Pelanggan Dan Demensi Kualitas Produk Pengertian


Kepuasan Pelanggan{ Konsumen }
Kepuasan berasal dari bahasa latin statis artinya enough atau cukup, dan
facere yaitu to do atau melakukan. Jadi, produk atau jasa yang dapat
memuaskan pelanggan adalah produk dan jasa yang sanggup memberikan
sesuatu yang dicari oleh konsumen sehingga konsumen dapat merasa
cukup.Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan,
harapan, serta kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Suatu pelayanan
dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan
dan harapan pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan
elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih
baik ,efisien ,dan lebih efektif.Adapun ahli pemasaran kotler memberikan
definisi bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkatan perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja yang ia rasakan dengan
harapannya.Pelanggan yang merasa puas akan memberikan keuntungan
kepada perusahaan antara lain sebagai berikut.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan


Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
menurut Kotler (2001: 144).yaitu;
a. Faktor Kebudayaan.Kebudayaan merupakan penentu keinginan serta
perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi,
preferensi, dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya.
b. Faktor Sosial.Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif
homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis serta anggotanya
menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
c. Faktor Pribadi.Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik
psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan
tanggapan yang relatif terfokus dan dapat bertahan lama terhadap
lingkungan.
d. Faktor Psikologis.Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh
lingkungan di mana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa
mengabaikan pengaruh di masa lampau atau antisipasinya pada waktu
yang akan datang.

C. Pengukuran Kepuasan Pelanggan


Pengukuran kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut;
o Directly Reported Statisfaction, yaitu pengukuran dilakukan secara
langsung melalui pertanyaan, seperti sangat tidak puas, tidak puas, netral,
puas, dan sangat puas.
o Derived Dissatisfaction, yaitu pertanyaan yang menyangkut besarnya
harapan pelanggan terhadap atribut.
o Problem Analysis, artinya pelanggan yang dijadikan responden agar
mengetahui dua hal pokok, yaitu masalah-masalah yang dihadapi
berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan sarana-sarana untuk
melakukan perbaikan.
o Importance-performance analysis, dalam teknik ini responden dimintai
untuk meranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan pentingnya
elemen.

D. Prinsip Kepuasan Pelanggan


Menurut Handi Irawan adalah 10 prinsip kepuasan pelanggan yaitu
sebagai berikut;
a. Mulailah dengan percaya akan pentingnya kepuasan pelanggan.
b. Pilihlah pelanggan dengan baik agar dapat membangun kepuasan
pelanggan.
c. Memahami kepuasan pelanggan adalah kunci.
d. Carilah faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan anda.

E. Pentingnya Kepuasan Pelanggan


Seberapa penting sih kepuasan pelanggan? pentingnya kepuasan
pelanggan adalah sebagai berikut;
o Kunci untuk mendapatkan keberuntungan jangka panjang.
o Penyebab munculnya loyalitas pelanggan.
o Menambahkan citra positif perusahaan.
o Bentuk keunggulan persaingan yang sangat efektif.

F. Cara Meningkatkan Kepuasan Pelanggan


Bagaimana cara nya agar kepuasan pelanggan dapat meningkat? Menurut
Schnaars pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk memuaskan
pelanggan terhadap produk atau jasa. Cara-cara yang ditempuh adalah
sebagai berikut;
a. Meningkatkan layanan kepada pelanggan.
b. Meningkatkan kualitas produk.
c. Mempertahankan hubungan baik antar pelanggan.
d. Memelihara proses bisnis.

G. Strategi untuk Meningkatkan Pelayanan


Strategi kepuasan pelanggan menyebabkan para pesaing harus berusaha
keras dan memerlukan biaya tinggi untuk merebut pelanggan dari
perusahaan lain. Satu hal yang perlu diperhatikan disini bahwa kepuasan
pelanggan yaitu strategi yang memerlukan komitmen. Sebuah perusahaan
harus mempunyai strategi untuk meningkatkan pelayanan terhadap
pelanggan seperti berikut;
o Cepat mengangkat telepon yang masuk.
o Tangani antrean dengan baik.
o Jangan sampai pelanggan menunggu.
o Jangan sampai kehabisan stok.
o Kirim barang yang sesuai dipesan.
o Permudah cara pembayaran.

H. Dimensi Kualitas Produk


Menurut Tjiptono (2008), kualitas mencerminkan semua dimensi
penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan.
Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui
dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008)
adalah;Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi
dasar dari sebuah produk.Durability (daya tahan), yang berarti berapa
lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk
tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen
terhadap produk maka semakin besar pula daya produk.Conformance to
specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana
karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi
tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada
produk.Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk
menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen
terhadap produk.Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa
produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu
tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk
tersebut dapat diandalkan.Aesthetics (estetika), berhubungan dengan
bagaimana penampilan produk.

You might also like