You are on page 1of 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

KESELAMATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Keselamatan Kesehatan
Lingkungan kerja pada Program Studi S1 Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Singaperbangsa Karawang Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022

Dosen Pengampu:
Kusnadi, ST.,MT.

Disusun Oleh:
Dimas Nur Ali
2010631140136

PROGAM STUDI TEKNNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2021
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan jelas !
1. Kewajiban Tenaga Kerja Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di
tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja pasal 12 dimana terdapat 5 (lima) kewajiban utama tenaga kerja dalam penerapan
K3 di tempat kerja, sebutkan !
2. Jelaskan yang dimaksud dengan ; a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, b. Tempat Kerja,
c. Lingkungan Kerja, d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja. Sesuai
dengan Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja.
3. Sebutkan dan jelaskan tujuan dengan di laksanakannya K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan Kerja) ?
4. Pengendalian resiko merupakan suatu Hierarki (dilakukan berurutan sampai dengan
tingkat resiko/bahaya berkurang menuju titik yang aman). Jelaskan Hierarki
pengendalian resiko tersebut ?
5. Jelaskan dan uraikan Metode 5S atau 5R yang biasa di terapkan oleh beberapa
perusahaan khususnya perusahaan Jepang ?
6. Identifikasi Potensi Bahaya di Lingkungan Kampus tempat kamu Belajar!
a. Potensi yang menyebabkan terjadinya bahaya?
b. Apa resiko yang akan terjadi?
c. Siapa yang memiliki dampak paling dominan?
d. Tuliskanlah semua cara untuk mengurangi atau menghilangkan setiap potensi
bahaya yang akan terjadi, sebagai masukan untuk perbaikan kampus (lembaga)!
Jawaban:
1. 5 kewajiban utama tenaga kerja
a. Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai pengawas / keselamatan
kerja.
b. Menggunakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan.
c. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
d. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
e. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam
batas yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. a.Keselamatan dan Kesehatan kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang


selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan Tenaga Kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja.
b.Tempat Kerja Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, di mana Tenaga Kerja bekerja atau yang sering dimasuki
Tenaga Kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-
sumber bahaya termasuk semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang
merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan Tempat Kerja tersebut.
c.Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja adalah aspek Higiene di Tempat Kerja yang di
dalamnya mencakup faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi yang
keberadaannya di Tempat Kerja dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan
Tenaga Kerja.
d.Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja yang selanjutnya disebut dengan K3 Lingkungan Kerja
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
Tenaga Kerja melalui pengendalian Lingkungan Kerja dan penerapan Higiene
Sanitasi di Tempat Kerja

3. 3 (tiga) tujuan utama penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970


tersebut antara lain: Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan
orang lain di tempat kerja. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara
aman dan efisien. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
4. Ada lima urutan dalam pengendalian risiko dalam K3. Diantaranya adalah :
1.Eliminasi Seperti namanya, eliminasi adalah pengendalian risiko K3 untuk
mengeliminir atau menghilangkan suatu bahaya. Misalnya saja ketika di tempat kerja
kita melihat ada oli yang tumpah atau berceceran maka sesegera mungkin kita
hilangkan sumber bahaya ini. Eliminasi merupakan puncak tertinggi dalam
pengendalian risiko dalam K3. Karena apabila bahaya sudah dihilangkan maka sangat
kecil kemungkinan akan mengancam pekerja.
2.Substitusi Substitusi adalah metode pengendalian risiko yang berfokus pada
penggantian suatu alat atau mesin atau barang yang memiliki bahaya dengan yang
tidak memiliki bahaya. Contoh kasusnya adalah pada mesin diesel yang terdapat
kebisingan tinggi, maka sebaiknya kita mengganti mesin tersebut dengan yang
memiliki suara lebih kecil agar tidak menimbulkan bahaya kebisingan berlebih.
Substitusi dilakukan apabila proses eliminasi sudah tidak bisa dilakukan.
3.Engineering control Engineering control adalah proses pengendalian risiko dengan
merekayasa suatu alat atau bahan dengan tujuan mengendalikan bahayanya.
Engineering control kita lakukan apabila proses substitusi tidak bisa dilakukan.
Biasanya terkendala dari segi biaya untuk penggantian alat dan bahan oleh karena itu,
kita melakukan proses rekayasa engineering. Contoh kasusnya adalah ketika di tempat
kerja ada mesin diesel yang memiliki suara bising. Akan tetapi, kita tidak bisa
menggantinya dengan yang lain maka kita harus memodifikasi sedemikian rupa agar
suara tidak keluar secara berlebihan.
4.Administrasi Langkah ini adalah terkait dengan proses non teknis dalam suatu
pekerjaan dengan tujuan menghilangkan bahaya. Proses non teknis ini diantaranya
seperti pembuatan prosedur kerja, pembuatan aturan kerja, pelatihan kerja, penentuan
durasi kerja, penempatan tanda bahaya, penentuan label, pemasangan rambu dan juga
poster. Contoh kasusnya adalah apabila di tempat kerja ada mesin diesel yang
mengeluarkan kebisingan berlebih dan sudah tidak bisa direkaya secara teknis maka
langkah yang harus dilakukan adalah pembatasan jam kerja, pembuatan prosedur,
pemasangan tanda bahaya dan lain sebagainya. Dengan tujuan, pekerja tidak
berlebihan terpapar kebisingan .
5.APD APD atau alat pelindung diri adalah hierarki pengendalian risiko terakhir
dalam K3. Pengendalian ini banyak digunakan karena sederhana dan murah. Akan
tetapi, proteksi yang diberikan tidak sebaik langkah di atas. APD tidak
menghilangkan sumber bahaya sehingga proteksi yang diberikan tergantung dari
individu masing-masing yang memakai. Contoh APD adalah helm, earmuff, safety
gloves dan lainnya.

5. 5S yang biasa di terapkan oleh beberapa perusahaan.


a. S Pertama = Seiri – Ringkas, Membuang barang yang tidak diperlukan.
b. S Kedua = Seiton – Rapi, Membenahi dan men-standar-kan tempat penyimpan /
meletakkan barang atau peralatan pada tempatnya.
c. S Ketiga = Seiso – Resik, Menjaga kebersihan tempat kerja (membersihkan tempat
kerja agar bebas dari debu dan sampah).
d. S Keempat = Seiketsu – Rawat, Mempertahankan tempat kerja agar tetap Ringkas,
bersih/Resik dan Rapi.
e. S Kelima = Shitsuke – Rajin, Disiplin diri sendiri.

6. a. Lantai basah,bangunan roboh karena sudah dimakan usia,


b. mahasiswa terjatuh akibat terpeleset karena lantai licin dan mahasiswa tertimpa
bangunan roboh
c.Mahasiswa,mahasiswi dan dosen
d. Identifikasi bahaya merupakan suatu proses yang dapat dilakukan untuk mengenali
seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagai penyebab terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul di tempat kerja. Suatu bahaya di tempat
kerja mungkin tampak jelas dan kelihatan, seperti: sebuah tangki berisi bahan kimia,
atau mungkin juga tidak tampak dengan jelas atau tidak kelihatan, seperti: radiasi, gas
pencemar di udara (Tarwaka, 2008). Identifikasi bahaya merupakan suatu proses
aktivitas yang dilakukan untuk mengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi
sebagai penyebab terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja yang
mungkin timbul di tempat kerja. Menurut Tarwaka (2008) proses identifikasi bahaya
adalah : 1) Membuat daftar semua objek ( periksa fasilitas kampus, proses belajar, ,
kondisi bangunan belajar) yang ada di kampus. 2) Memeriksa semua objek yang ada di
tempat belajar (kampus) dan sekitarnya.3)memberikan tanda bila ada sesuatu yang di
kerjakan untuk dan tidak bisa dilalulalangi orang.

You might also like