Professional Documents
Culture Documents
Bab Iii
Bab Iii
BAB III
METODE
21. Sistitis
22. Preklamsia ringan/berat/eklamsia
23. Kehamilan ektopik
24. Ensefalitis
25. Epilepsy
26. Hidramnion
27. Presentasi muka
28. Persalinan semu
29. Kematian janin
30. Hemoragik antepartum
31. Hemoragik postpartum
32. Gagal jantung
33. Inersia uteri
34. Infeksi luka
35. Inversio uteri
36. Bayi besar
37. Malaria berat dengan komplikasi
38. Malaria ringan tanpa komplikasi
39. Meconium
40. Meningitis
41. Mastitis
42. Migren
43. Kehamilan mola
44. Kehamilan ganda
45. Partus macet
46. Posisi oksiput posterior
47. Posisi oksiput melintang
48. Kista ovarium
49. Abses pelvik
50. Peritonitis
51. Plasenta previa
52. Pneumonia
74
Langkah 7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagai mana telah diidentifikasi di dalam
masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian
rencana tersebut lebih efektif sedang sebagian belum efektif.
77
b. Pendokumentasian SOAP
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(KEPMENKES RI) Nomor 369 tahun 2007, pendokumentasian yang benar
adalah pendokumentasian mengenai asuhan yang telah dan akan dilakukan
pada seorang pasien, didalamnya tersirat proses berfikir bidan yang sistematis
dalam menghadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah manajemen
kebidanan.
Pendokumentasian atau pencatatan manajemen kebidanan dapat
ditetapkan dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP, S adalah data
Subjektif, O adalah data Obtektif, A adalah Analysis/Assesment dan P adalah
Planning. Merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan singkat.
Prinsip dari metode SOAP ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan
manajemen kebidanan (Muslihatun, dkk 2011:122-123).
S (Data Subjektif)
Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Helen Varney langkah pertama (Pengkajian Data), teruatama yang diperoleh
melalui anamnesis. Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut
pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung
dengan diagnosis. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang
akan disusun.
Pada pasien yang bisu, dibagian data dibelakang huruf “S” diberi tanda “O”
atau “X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa pasien adalah penderita tuna wicara
(Muslihatun, dkk 2011:123).
78
O (Data Objektif)
Data Objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut
Helen Varney pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui
hasil observasi yang jujur dari pemeriksa fisik pasien, pemeriksa laboratorium/
pemeriksaan diagnostic lain. Catatan medic dan informasi dari keluarga atau
orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini. Data ini akan memberikan
bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis
(Muslihatun, dkk 2011:123).
A (Assesment)
Assesment merupakan pendokumentasian hasil analisis dari interpretasi dari
data subjektif dan objektif. Dalam pendokumentasian manajemen kebidanan,
karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan akan
ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses
pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut bidan untuk
sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti
perkembangan pasien dan analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan
data pasien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada pasien, dapat terus
diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang teepat.
Analisis merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen
Varney langkah kedua, ketiga dan keempat sehingga mencakup hal-hal berikut
ini: diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/masalah potensial serta perlunya
mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnose/masalah
potensial. Kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasikan menurut
kewenangan bidan, meliputi: tindakan mandiri, tindakan kolaburasi dan tindakan
merujuk klien (Muslihatun, dkk 2011:123-124).
P (Planning)
Planning adalah membuat asuhan saat ini dan yang akan dating. Rencana
asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. Rencana asuhan
ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin
dan mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus bisa mencapai
79
criteria tujuan yang ingin dicapai dalam waktu tertentu. Tindakan yang akan
dilaksanakan harus mampu membantu klien mencapai kemajuan dan harus sesuai
dengan hasil kolaburasi dengan tenaga kesehatan lainnya, antara lain dokter.
Meskipun secara istilah P adalah planning/perencanaan saja, namun P dalam
metode SOAP ini juga merupakan gambaran pendokumentasian manajemen
kebidanan menurut Helen Varney langkah kelima, keenam dan ketujuh.
Pendokumentasian P dalam SOAP ini adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana
yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah
pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali bila tindakan
tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien. Sebanyak mungkin
pasien harus banyak diikutsertakan dalam proses implementasi ini. Bila kondisi
pasien berubah, maka rencana asuhan maupun implementasinya pun kemungkinan
besar akan ikut berubah atau harus disesuaikan.
Dalam planning ini juga harus mencantumkan evaluasi, yaitu tafsiran efek
tindakan yang telah diambil untuk menilai efektifitas asuhan/hasil pelaksanaan
tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan focus
ketepatan nilai tindakan/asuhan. Jika criteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi
ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternative sehingga
tercapai tujuan yang diharapkan. Untuk mendokumentasian proses evaluasi ini,
diperlukan sebuah catatan perkembangan, dengan tetap mengacu pada metode
SOAP (Muslihatun, dkk 2011:124-125).
E. Persetujuan Etik
Persetujuan etik dalam pemberian asuhan kebidanan berkelanjutan kepada Ny.M.
dalam bentuk informed consent. Terlampir.