You are on page 1of 33

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA


DI SD NEGERI 2 TOJAN

Nama : Ida Ayu Tri Nandari,S.Pd


NIP/NDH : 19910101 201902 2 006/8
Unit Kerja : SD Negeri 2 Tojan

DIKLATSAR CPNS GOLONGAN III


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI BALI
TAHUN 2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Terbentang dari Sabang sampai Merauke adalah (NKRI) Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dengan wilayah yang sangat luas, serta sumber daya alam
yang melimpah. Masih ingatkah kita dengan salah satu gubahan seniman
Indonesia yang menyanyikan lagunya kurang lebih seperti ini, “

Bukan lautan tapi kolam susu,


Kail dan Jala cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kami tanah surga


Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Lirik tersebut begitu sederhana, Indonesia yang kaya akan sumber daya
alam berlimpah akan berdikari di segala sektor perekonomian, akan menjadikan
NKRI sejahtera. NKRI sejahtera adalah output dari Sumber Daya Alam yang
berlimpah dikelola sepenuhnya dengan Sumber Daya Manusia yang unggul dan
berimbang.
Sumber Daya Alam yang dimiliki NKRI merupakan anugerah dari sang
maha pencipta. Mengelola sumber daya alam sepenuhnya untuk kemakmuran
NKRI adalah salah satu upaya meneruskan perjuangan para pahlawan. Sumber
daya manusia yang unggul terbentuk dari proses pembelajaran yang
berkelanjutan, dimulai dari keluarga, sekolah, lingkungan sekitar.
Dalam kaitannya sebagai Pegawai Negeri Sipil yang menjadi salah satu
sumber daya manusia di Indonesia, tentu memiliki peranan yang sangat penting
dalam mengemban tugas sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan masyarakat
serta perekat dan pemersatu bangsa. Oleh sebab itu, seorang Pegawai Negeri Sipil

2
harus mampu mengaplikasikan nilai-nilai dasar tersebut sehingga mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan profesional dan bermartabat.
Namun kenyataannya, masih banyak Pegawai Negeri Sipil yang belum
mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS, seperti kasus yang terjadi di
Kabupaten Klungkung. Pemerintah Kabupaten Klungkung menjatuhkan sanksi
terberat terhadap sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terjerat beberapa
kasus korupsi. Dimana disebutkan ada tiga PNS dipecat lantaran terjerat terlibat
kasus korupsi. Mereka itu antara lain dua diantaranya mantan guru SMPN 1 Nusa
Penida dan juga mantan Kasi di Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan
Desa, dan KB (BPMPDKB). Sementara tiga PNS yang terseret korupsi proyek
dermaga Gunaksa juga diberhentikan secara tidak hormat. (Bali Puspa News,
2019).
Aktualisasi nilai-nilai dasar PNS di SD Negeri 2 Tojan juga masih perlu
dibenahi, misalnya 1) Masih ditemukan beberapa guru yang belum menggunakan
inovasi dalam pembelajaran, 2) Sebagian siswa belum mempunyai etika ketika
berbicara dengan guru, 3) Masih ada di beberapa kelas yang belum mempunyai
sudut baca, 4) Kegiatan literasi yang belum efektif, 5) Pengembangan pendidikan
karakter belum terlaksana secara optimal.
Beberapa kasus tersebut dapat terjadi akibat masih kurangnya internalisasi
dan aktualisasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi. Melalui nilai-nilai
tersebut pegawai negeri sipil diharapkan mampu mengaplikasikan dan
melaksanakan kewajibannya dengan profesional dan bermartabat. Serta
memahami peran dan kedudukannya sebagai pelayan publik
Oleh karena itu, diperlukan suatu pendidikan dan latihan (Diklat)
Pelatihan Dasar bagi CPNS. Diklat Pelatihan Dasar bagi CPNS Kabupaten
Klungkung Tahun 2019 dilaksanakan dengan pola baru. Pembelajaran tidak hanya
bersifat klasikal dan tatap muka namun juga dilaksanakan di ruang terbuka dengan
memanfaatkan TIK. Dengan pola baru ini diharapkan CPNS akan lebih
berinteraksi di alam terbuka dan bersahabat dengan teknologi. Dengan pola ini,
peserta untuk mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar PNS dengan cara
mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi di tempat kerjanya.

3
Dalam buku panduan Dalam buku Panduan Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Provinsi Bali Angkatan VII Bagi CPNS Kabupaten Klungkung
Tahun 2019 dinyatakan bahwa, kompetensi yang dibangun dalam diklat
Prajabatan PNS Golongan III Angkatan VII adalah kompetensi PNS sebagai
pelayan masyarakat yang profesional, yang diindikasikan dengan kemampuan;
1)Menunjukkan sikap bela negara, 2)Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS
dalam pelaksanaan tugas jabatannya, 3)Mengaktulisasikan kedudukan dan peran
PNS dalam kerangka NKRI, dan 4)Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis
yang dibutuhkan sesuai bidang tugas.
Kegiatan diklat pelatihan dasar CPNS golongan III Provinsi Bali
angkatan VII tahun 2019. dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap on campus
dan tahap off campus. Pada tahap on campus, peserta diinternalisasi dengan
materi-materi terkait dengan ANEKA dan pada tahap off campus, peserta
mengaktualisasi nilai-nilai ANEKA tersebut pada tempat kerjanya. Sebagai
bentuk pertanggungjawaban telah diaktualisasikannya nilai dasar profesi PNS,
maka disusunlah “Menumbuhkembangkan Karakter Anak Didik melalui Seni dan
Budaya di Era Milenial”.

1.2 Tujuan
Tujuan dari aktualisasi nilai-nilai dasar adalah untuk membentuk pribadi
PNS yang memilki lima nilai dasar profesi PNS yakni 1) kemampuan
mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya; 2) kemampuan
mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas jabatannya; 3)
kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas
jabatannya; 4) kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas
jabatannya; dan 5) kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan
pemberantasan korupsi di lingkungan instansinya. Dengan terwujudnya lima nilai
dasar profesi PNS tersebut maka diharapkan akan terbentuk PNS yang profesional
dan memiliki jiwa melayani dan mengabdi kepada masyarakat.

4
1.3 Tugas Pokok Guru
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru
Dan Angka Kreditnya, Kewajiban Guru dalam melaksanakan tugas adalah:
merencanakan pembelajaran/bimbingan, melaksanakan pembelajaran/bimbingan
yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/bimbingan, serta
melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan. Kemudian meningkatkan
dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Bertindak
objektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan jenis kelamin,agama, suku, ras,
dan kondisi fisik tertentu, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi
peserta didik dalam pembelajaran. Menjunjung tinggi peraturan perundang-
undangan, hukum, dan kode etik Guru, serta nilai agama dan etika; dan
memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, guru
bertanggung jawab menyelesaikan tugas utama dan kewajiban sebagai pendidik
sesuai dengan yang dibebankan kepadanya.
Pada rangkaian pembelajaran, guru berwenang memilih dan menentukan
materi, strategi, metode, media pembelajaran/bimbingan dan alat
penilaian/evaluasi dalam melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan untuk
mencapai hasil pendidikan yang bermutu sesuai dengan kode etik profesi Guru.

A. Instansi Pembina dan Tugas Instansi Pembina Guru


Instansi pembina Jabatan Fungsional Guru adalah Departemen Pendidikan
Nasional. Instansi pembina sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 mempunyai
tugas membina Jabatan Fungsional Guru menurut peraturan perundang-undangan
dengan fungsi antara lain: a. penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru; b. penyusunan pedoman formasi Jabatan Fungsional Guru; c.
penetapan standar kompetensi Guru; d. pengusulan tunjangan Jabatan Fungsional
Guru; e. sosialisasi Jabatan Fungsional Guru serta petunjuk pelaksanaannya; f.
penyusunan kurikulum pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis fungsional
Guru; g. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis dan
penetapan sertifikasi Guru; h. pengembangan sistem informasi Jabatan Fungsional

5
Guru; i. fasilitasi pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru; j. fasilitasi pembentukan
organisasi profesi dan penyusunan kode etik Guru; dan. melakukan monitoring
dan evaluasi pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru.
B. Unsur dan Subunsur Kegiatan Guru
Unsur dan subunsur kegiatan guru yang dinilai angka kreditnya adalah:
a. Pendidikan, meliputi:
1) pendidikan formal dan memperoleh gelar/ijazah; dan
2) pendidikan dan pelatihan (diklat) prajabatan dan memperoleh surat tanda
tamat pendidikan dan pelatihan (STTPP) prajabatan atau sertifikat
termasuk program induksi.
b. Pembelajaran/bimbingan dan tugas tertentu, meliputi:
1) melaksanakan proses pembelajaran, bagi Guru Kelas dan Guru Mata
Pelajaran;
2) melaksanakan proses bimbingan, bagi Guru Bimbingan dan Konseling;
dan
3) melaksanakan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
c. Pengembangan keprofesian berkelanjutan, meliputi:
1) pengembangan diri:
a) diklat fungsional; dan
b) kegiatan kolektif Guru yang meningkatkan kompetensi dan/atau
keprofesian Guru;
2) publikasi ilmiah:
a) publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif pada
bidang pendidikan formal; dan
b) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman Guru;
3) karya inovatif:
a) menemukan teknologi tepat guna;
b) menemukan/menciptakan karya seni;
c) membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum; dan
d) mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan
sejenisnya;

6
d. Penunjang tugas Guru, meliputi:
1) memperoleh gelar/ijazah yang tidak sesuai dengan bidang yang
diampunya;
2) memperoleh penghargaan/tanda jasa; dan
3) melaksanakan kegiatan yang mendukung tugas Guru, antara lain :
a) membimbing siswa dalam praktik kerja nyata/praktik
industri/ekstrakurikuler dan sejenisnya;
b) menjadi organisasi profesi/kepramukaan;
c) menjadi tim penilai angka kredit; dan/atau
d) menjadi tutor/pelatih/instruktur

1.4. Unit Kerja


Lokus aktualisasi akan dilaksanakan di SD Negeri 2 Tojan yang beralamat
di Jalan BTN Tojan Indah, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. Dalam
pelaksanaan kegiatan aktualisasi diperlukan peran serta kepala sekolah, dewan
guru serta siswa di SD Negeri 2 Tojan

1.5 Visi Misi Organisasi dan Core Isu


a. Visi SD Negeri 2 Tojan adalah “ Terwujudnya SD Negeri 2 Tojan Sebagai
Sekolah Dasar Beriman, Berprestasi dan Berbudaya”.
MISI :
1) Membangun insan yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Menumbuhkan semangat dalam persaingan melanjutkan sekolah lebih
tinggi
3) Mewujudkan sekolah yang kondusif berlandaskan budaya
4) Meningkatkan sumber daya manusia dalam penguasaan ilmu-ilmu dasar
dan komunikasi yang menunjang perkembangan IPTEK dan
pengembangan aktifitas dan kreatifitas siswa
5) Mengembangkan kemampuan membaca, menulis, berhitung dan
komunikasi
6) Menumbuh kembangkan semangat untuk maju pada seluruh warga
sekolah

7
7) Menumbuhkan semangat kompetitif dan sportifitas dalam bidang
akademik dan non akademik
8) Meningkatkan penataan halaman untuk menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif
b. Core Isu
Dalam melakukan identifikasi isu, terdapat beberapa persyaratan seperti harus
memenuhi kriteria dan memiliki kualitas tertentu. Dari empat isu yang
didapat selama di SD Negeri 2 Tojan sehingga menemukan kriteria isu.
Adapun analisis yang dipakai analisis APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Kelayakan) dengan penjelasan sebagai berikut :
1) Aktual adalah sesuatu yang benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat
2) Problematik merupakan isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya
3) Kekhalayakan adalah isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak
4) Kelayakan yaitu isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
Dari hasil analisis APKL ini, maka didapatkan empat isu yang memenuhi
kriteria seperti tabel berikut:
Analisis
No Core Isu Keterangan
A P K L
1 Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata + + + + Memenuhi
pelajaran Matematika syarat
2 Belum maksimalnya kegiatan + + + + Memenuhi
pengembangan karakter melalui syarat
pembentukan lingkungan sekolah
3 Belum kondusifnya kegiatan + + + + Memenuhi
pengembangan diri untuk memfasilitasi syarat
peserta didik dalam mengembangkan
minat, bakat, aspirasi dan harapan
4 Kurangnya sarana dan prasarana yang + + + + Memenuhi
digunakan dalam proses pembelajaran syarat

8
Setelah mendapatkan isu yang memenuhi kriteria, maka selanjutnya
dianalisis kualitasnya dengan metode USG dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan
ditindaklanjuti
b. Serriousness merupakan seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang akan ditimbulkan
c. Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangani segera
Dari analisis USG ini, maka didapatkan isu utama yaitu elum maksimalnya
kegiatan pengembangan karakter positif melalui pembentukan lingkungan sekolah
Metode Total Peringkat
No. Core Isu
Urgency Serriousness Growth
1 Rendahnya hasil
belajar siswa dalam
4 3 3 10 III
mata pelajaran
Matematika
2 Belum maksimalnya
kegiatan
pengembangan
karakter positif 5 4 4 14 I
melalui
pembentukan
lingkungan sekolah
3 Belum kondusifnya
kegiatan
pengembangan diri
untuk memfasilitasi
4 4 4 12 II
peserta didik dalam
mengembangkan
minat, bakat, aspirasi
dan harapan
4 Kurangnya sarana
dan prasarana yang
3 3 3 9 IV
digunakan dalam
proses pembelajaran

9
BAB II
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Nilai – Nilai Aneka
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III dibekali dengan nilai-nilai dasar yang
dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan profesi ASN/PNS secara
profesional sebagai pelayan masyarakat yang meliputi: Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Kelima nilai-
nilai dasar ini untuk selanjutnya diakronimkan dengan ANEKA.

A. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi pertanggungjawabannya yang telah menjadi amanahnya.
Amanah dari seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik
berupa mengambil pilihan yang tepat dan benar, menghindari dan mencegah
politik praktis, serta konsisten dan dapat diandalkan. Indikator yang terkandung
dalam akuntabilitas yaitu:

1. Transparansi
2. Integritas
3. Tanggung jawab
4. Kejadian
5. Kejelasan Target
6. Konsisten
7. Netralitas
8. Kejujuran
B. Nasionalisme
Nasionalisme adalah cara pendang mengenai rasa cinta terhadap bangsa
dan negara serta sekaligus menghormati bangsa lain, PNS harus memiliki nilai
nasionalisme yang kuat dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik dan pemersatu bangsa
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Indikator yang terdapat dalam nilai
nasionalisme yaitu religius (patuh kepada ajaran agama), hormat menghormati,
kerjasama, tidak memaksakan kehendak, jujur, amanah (dapat dipercaya), adil,
persamaan derajat, tidak diskriminatif, mencintai sesama manusia, tenggang
rasa, membela kebenaran, persatuan, rela berkorban, cinta tanah air,
memelihara ketertiban, disiplin, musyawarah, kekeluargaan, menghormati

10
keputusan, tanggung jawab, kepentingan bersama, gotong royong, sosial, tidak
menggunakan hak yang bukan miliknya, hidup sederhana, kerja keras dan
menghargai karya orang lain.

C. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi kritis mengenai standar/norma yang
menentukan baik/baik, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.

Nilai-nilai dasar dalam etika publik:

1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila


2. Setia dan mempertahankan UUD 1945
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja ynag non diskriminatif
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaran dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir
Indikator etika publik yaitu:

1. Jujur
2. Bertanggung Jawab
3. Integritas Tinggi
4. Cermat

11
5. Disiplin
6. Hormat
7. Sopan
8. Taat Undang – Undang
9. Taat Perintah
10. Menjaga Rahasia
D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah pelaksanaan fungsi pelayanan publik yang
berorientasi pada efisiensi, efektivitas dan mutu. Instansi tempat PNS bekerja
sangat perlu untuk menetapkan perencanaan mutu, termasuk didalamnya
adalah menyusun standar mutu yang akan menjadi pedoman dalam proses
implementasi hingga sampai pada pengawasan dan perbaikan mutu.

Indikator komitmen mutu yakni:

a. Efektivitas
Richard L. Draft dalam Tita Maria Kanita (2010:8) mendefinisikan
efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai
tujuan yang ditetapkan atau berhasil mencapai apapun yang
dikerjakan.
b. Efisiensi
Richard L. Draft dalam Tita Maria Kanita (2010:8) mendefinisikan
efisiensi organisasi adalah jumlah sumberdaya yang digunakan untuk
mencapai tujuan organisasi. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah
sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan barang/jasa.
c. Inovasi
Richard L. Draft dalam Tita Maria Kanita (2010:8) menyatakan
bahwa inovasi terhadap barang/jasa adalah cara utama dimana suatu
organisasi beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di pasar,
perubahan teknologi dan perubahan persaingan.
d. Berorientasi mutu
Berorientasi mutu merupakan suatu ketertarikan atau orientasi
seseorang untuk melihat rincian dan tingkatan terhadap suatu standar
yang telah ditetapkan.

12
E. Anti Korupsi
Anti Korupsi merupakan nilai dasar yang menunjukkan segala tindakan
atau upaya yang dilakukan untuk mencegah, melawan dan memberantas tindak
kejahatan yang menguntungkan dirinya sendiri serta merugikan negara dan
masyarakat. Kesadaran anti korupsi dibangun melalui pendekatan spiritual
yang dikaitkan dengan tanggung jawab manusia dalam membawa amanah.
Indikator yang menunjukan nilai anti korupsi adalah jujur, disiplin, tanggung
jawab, kerja keras, sederhana, mandiri, adil, berani dan peduli. Dalam
menjalankan fungsi sebagai PNS sebagai pelayan publik harus mengacu pada
kedudukan, peran, kode etik dan kode perilaku yang terdapat dalam
manajemen PNS.

2.1.2 Manajemen PNS


A. Kedudukan PNS
Manajemen PNS adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang
dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang
ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan
jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan


b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
B. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan public, pelayan public dan perekat dan pemersatu
bangsa. Selanjutnya Pegawai ASN bertugas untuk melaksanakan kebijakan
yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan public yang
professional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya peran dari Pegawai ASN:
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan

13
pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

C. Hak dan Kewajiban ASN


Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum,
suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum.
Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar
dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak. Hak ASN yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, untuk seorang PNS
berhak untuk mendapat gaji, tunjangan, dan fasilitas; cuti; jaminan pensiun dan
jaminan hari tua; perlindungan; dan pengembangan kompetensi. Sedangkan
PPPK berhak memperoleh gaji dan tunjangan; cuti; perlindungan; dan
pengembangan kompetensi.

Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat


kontraktual, adapun kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU
ASNadalah:

1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan;
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

14
D. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan
pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan
untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku
berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:

1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan


berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
5. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan
integritas asn; dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai asn.
Dalam mencapai menyelesaikan suatu isu, k/l tidak dapat
menyelesaikannya tanpa bekerjasama, berkolaborasi dan berkoordinasi dengan
k/l yang lain sehingga dibutuhkan konsep whole of government agar
kerjasama, kolaborasi dan koordinasi dapat terlaksana.

15
2.1.3 Whole of Government
Dalam pengertian USIP, WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-
upaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan
bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor,
pemerintah dan sebaliknya. Pengertian dari USIP ini menunjukkan bahwa
WoG tidak hanya merupakan pendekatan yang mencoba mengurangi sekat-
sekat sektor, tetapi juga penekanan pada kerjasama guna mencapai tujuan-
tujuan bersama. Dari dua pengertian di atas, dapat diketahui bahwa
karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip
kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan
aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan.

Dalam banyak literatur lainnya, WoG juga sering disamakan atau minimal
disandingkan dengan konsep policy integration, policy coherence, cross-cutting
policymaking,joined-up government, concerned decisionmaking, policy
coordination atau cross government. WoG memiliki kemiripan karakteristik
dengan konsep-konsep tersebut, terutamakarakteristik integrasi institusi atau
penyatuan pelembagaan baik secara formal maupun informal dalam satu
wadah. Ciri lainnya adalah kolaborasi yang terjadi antar sektor dalam
menangani isu tertentu. Namun demikian terdapat pula perbedaannya, dan
yang paling nampak adalah bahwa WoG menekankan adanya penyatuan
keseluruhan (whole) elemen pemerintahan, sementara konsep-konsep tadi lebih
banyak menekankan pada pencapaian tujuan, proses integrasi institusi, proses
kebijakan dan lainnya, sehingga penyatuan yang terjadi hanya berlaku pada
sektor-sektor tertentu saja yang dipandang relevan.Tantangan yang akan
dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek antara lain adalah:

1. Kapasitas SDM dan institusi


Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah
sama. Perbedaan kapasitas inibisa menjadi kendala serius ketika
pendekatan WoG, misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi
kelembagaan, di mana terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi
yang berbeda.
2. Nilai dan budaya organisasi
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi
pun menjadi kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan
penyatuan kelembagaan

16
2.1.4 Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan
di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. (Lembaga Administrasi Negara: 1998).
Sementara Departemen Dalam Negeri menyebutkan bahwa: Pelayanan publik
adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang
memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta kepuasan dan
keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang dan
jasa (Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2004).

Pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau


melayani keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan
tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada
penerima pelayanan. Dengan demikian, terdapat 3 unsur penting dalam
pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara
pelayanan publik, unsurkedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu
orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga,
adalah kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).

2.2 Rencana Aktualisasi Nilai Dasar


Setelah memahami nilai-nilai dasar profesi PNS melalui internalisasi,
maka disusunlah rancangan aktualisasi kegiatan di SD Negeri 2 Tojan Nilai-nilai
dasar profesi PNS akan diaktualisasikan dalam 6 kegiatan, yaitu:
1. Diet Plastik Sekolah
Program diet plastik adalah program yang bertujuan untuk membudayakan
sikap peduli lingkungan. Dengan cara mengurangi sampah plastik secara
sederhana yaitu siswa ditugaskan untuk membawa botol minum dan tempat
makan sendiri untuk meminimalisir penggunaan plastik ketika berbelanja di
kantin. Sehingga budaya peduli lingkungan dapat kita tanamkan kepada siswa
sejak dini.
2. Program Air Kejujuran
Program air kejujuran difokuskan untuk menumbuhkan budaya jujur pada
siswa. Sikap jujur ini dinilai saat siswa mengambil air dalam galon yang ada

17
di kelas. Selain membudayakan kejujuran, program ini juga bertujuan untuk
membudayakan sikap anti korupsi dan budaya antre.
3. Sudut Baca Berbasis Reading Club
Sudut baca berbasis reading club ini bertujuan untuk membudayakan kegiatan
literasi secara efektif. Membuat sudut baca di kelas merupakan salah satu cara
untuk menarik minat siswa dalam membaca dan menulis. Upaya
menanamkan budaya literasi agar seorang anak dapat mengembangkan
kemampuan membaca adalah dengan melakukan pembiasaan baik di rumah
maupun di sekolah. Dengan meningkatnya kemampuan membaca maka akan
berdampak pada pendidikan. Pola reading club bertujuan untuk memotivasi
siswa dalam membaca dan menyampaikan pendapatnya tentang isi buku
tersebut.
4. Membentuk Karakter Siswa melalui Seni Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi dapat memberikan penajaman makna sehingga dapat
membantu menumbuhkan karakter siswa secara nyata. Sastra khususnya puisi
dalam banyak hal memberi peluang kepada siswa untuk mengalami posisi
orang lain, yang menjadikannya berempati kepada nasib dan situasi manusia
lain. Selain itu, iringan musik yang menyertai puisi dapat membantu
mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam benak peserta didik.
5. Mengembangkan Nilai Karakter melalui Seni Permainan Tradisional Bale
Bunder
Bale bunder artinya balai berbentuk bundar dan bulat. Balai itu digunakan
sebagai tempat duduk bagi beberapa orang yang bercengkrama atau
mengadakan pertemuan. Dalam plalian, balai itu diubah ke dalam bentuk
lingkaran yang ditorehkan di atas tanah.
6. Belajar Kesabaran dan Disiplin melalui Seni Tempel Mozaik
Mozaik adalah karya seni rupa yang menggunakan bahan dari kepingan-
kepingan yang kemudian disusun dan ditempelkan pada bidang datar. Melalui
kegiatan ini, siswa akan belajar melatih kesabaran dan disiplin untuk bisa
menyelesaikan mozaik

18
Tabel 3.1 Alat Bantu Rancangan Aktualisasi Nilai Dasar PNS

Kontribusi
Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Diet Plastik a. Berkoordinasi dengan Output: Akuntabilitas Dengan dibentuknya Dengan
Sekolah kepala sekolah - Terbentuknya - Guru program diet plastik dibentuknya
b. Bekerjasama dengan kemampuan siswa mensosialisasikan sekolah maka misi program diet
guru-guru untuk melaksanakan diet kegiatan diet plastik sekolah untuk plastik maka nilai
mensosialisasikan plastik dalam melalui penggunaan mewujudkan sekolah integritas guru
kegiatan diet plastik bentuk video botol minum dan tempat yang kondusif dan siswa
melalui penggunaan makan reusable dengan berlandaskan budaya terhadap tugas dan
botol minum dan penuh tanggung jawab dapat terwujud kewajibannya
tempat makan reusable dapat diperkuat.
c. Memberi contoh kepada Nasionalisme
siswa dengan ikut - Guru memberi contoh
membawa tempat kepada siswa dengan
makan dan tempat ikut membawa tempat
minum reusable makan dan tempat
d. Mensosialisakan minum reusable
dengan bahasa yang
sopan kepada penjual di Etika Publik
kantin untuk ikut - Mensosialisakan
melakukan diet plastik dengan bahasa yang
Memberikan sopan kepada penjual
penghargaan kepada di kantin untuk ikut
siswa yang berhasil melakukan diet plastik

19
Kontribusi
Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
melakukan diet plastik Komitmen Mutu
selama satu bulan penuh - Guru membentuk
kader diet plastik

Anti Korupsi
- Guru memberikan
penghargaan kepada
siswa yang benar-
benar bisa
melaksanakan diet
plastik
Analisis Dampak
Apabila kegiatan tersebut tidak laksanakan, maka solusi terhadap sampah plastik tidak akan tertangani. Kesadaran siswa kurang terhadap bahayanya
sampah plastik yang tidak tertangani.
Jika nilai dasar profesi (ANEKA) tidak digunakan sebagai dasar dalam melaksanan kegiatan diet plastik maka akan terjadi pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh sampah plastik
2. Program Air . Berkoordinasi dengan Output: Akuntabilitas: Dengan dibentuknya Dengan
Kejujuran kepala sekolah - Terbentuknya sikap - Guru bertanggung program air kejujuran dibentuknya
b. Mensosialisasikan jujur siswa melalui jawab menyediakan maka misi sekolah kelompok air
tentang program air video galon air lengkap untuk mewujudkan kejujuran, maka
kejujuran dengan alatnya sekolah yang nilai integritas
c. Guru menyediakan - Guru membuat kondusif guru dan siswa
galon air lengkap aturan dengan berlandaskan budaya terhadap tugas dan
dengan alatnya kesepakatan dari dapat terwujud kewajibannya

20
Kontribusi
Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
d. Guru membuat aturan siswa dapat diperkuat.
dengan kesepakatan Nasionalisme:
dari siswa - Guru
e. Guru memberikan membudayakan
kebebasan siswa untuk mengantri pada
mengisi air dari galon di siswa
ruang kelas secara Etika Publik:
mandiri - Guru mengikuti
f. Siswa yang mengisi air aturan yang berlaku
kemudian harus sesuai kesepakatan
mengantri serta kelas ketika ikut
menaruh uang seribu mengisi air
rupiah pada tempat Komitmen Mutu:
yang telah disediakan - Guru memastikan
g. Guru tidak bahwa air dalam
mengintervensi siswa galon tetap terisi
untuk membeli air - Guru mengecek
dalam galon kesesuaian jumlah
h. Guru yang mengisi air uang yang terkumpul
dalam galon, juga tetapa dengan perkiraan
diperlukan hal yang jumlah liter air
sama, yaitu ikut Anti Korupsi:
membayar seribu rupiah - Guru tidak
h. Jika air dalam galon mengintervensi

21
Kontribusi
Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
habis, guru siswa untuk
mencocokkan uang membeli air dalam
yang terkumpul dengan galon
perkiraan jumlah liter
air dalam galon
Analisis Dampak
Apabila kegiatan tersebut tidak laksanakan, maka siswa lebih cenderung minum minuman yang tidak sehat. Selain itu siswa menjadi tidak mengenal
permainan tradisional yang bermanfaat bagi pembentukan karakternya. Serta siswa menjadi lebih boros menghabiskan uang jajan.
Jika nilai dasar profesi (ANEKA) tidak digunakan sebagai dasar dalam melaksanan kegiatan air kejujuran maka kurangnya kesadaran siswa untuk
minum air putih dan tidak tertanamnya nilai belajar berhemat sejak usia dini
3. Membuat Sudut a. Melakukan koordinasi Output: Akuntabilitas Dengan dibuatnya Dengan dibuatnya
Baca Berbasis dengan kepala sekolah - Terbentuknya - Guru bertanggung sudut baca berbasis sudut baca
Reading Club b. Memilih salah satu kelompok Reading jawab membuat reading club maka berbasis reading
sudut kelas yang cocok Club melalui daftar piket visi sekolah untuk club, maka nilai
untuk dijadikan sudut gerakan literasi pengambil buku meningkatkan integritas guru dan
baca dalam bentuk Nasionalisme prestasi dalam bidang siswa terhadap
c. Menata sudut baca jurnal - Guru membangun Akademik dan Non tugas dan
bersama siswa semangat membaca Akademik dapat kewajibannya
d. Membuat daftar piket peserta didik melalui terwujud dapat diperkuat.
pengambil buku sudut baca dan
e. Guru membangun reading club
semangat siswa dengan Etika Publik
menugaskan siswa - Guru memberikan
untuk memilih dua kesempatan siswa

22
Kontribusi
Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
buah buku yang paling secara bergiliran
diminati untuk dibaca untuk menyampaikan
f. Guru memandu acara isi buku yang telah
reading club sesuai dibaca
jadwal yang Komitmen Mutu
ditentukan. Setiap anak - Guru memastikan
ditugaskan membawa setiap anak
satu buku yang pernah menyampaikan isi
dibaca dan menjadi buku yang telah
favoritnya dibaca
g. Buku kesukaan itu
kemudian dipajang. Anti Korupsi
Sehingga semua anak - Guru memandu
bisa saling melihat acara reading club
buku kesukaan teman- sesuai jadwal
temannya.
h. Siswa ditugaskan untuk
saling bertanya secara
alami tentang buku
mereka
i. Anak-anak ditugaskan
membentuk lingkaran.
j. Setiap anak melakukan
presentasi untuk

23
Kontribusi
Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
menceritakan buku
favoritnya.
k. Teman-temannya
diberikan kesempatan
untuk mengajukan
pertanyaan dan dijawab
langsung oleh siswa
yang presentasi.

Analisis Dampak
Apabila kegiatan tersebut tidak laksanakan, maka kurangnya minat baca dan wawasan pada siswa serta dapat mengalihkan kreatifitasnya pada kegiatan
yang kurang bermanfaat.
Jika nilai dasar profesi (ANEKA) tidak digunakan sebagai dasar dalam melaksanan kegiatan sudut baca berbasis reading club maka siswa tidak akan
melaksanakan kegiatan literasi dengan maksimal artinya buku tetap mereka bawa namun tidak dibaca.

4. Membentuk a. Berkoordinasi dengan Output: Akuntabilitas: Dengan dibentuknya Dengan


Karakter Siswa kepala sekolah dan - Terbentuknya - Guru bertanggung kelompok dibentuknya
melalui Seni guru kelas IV kelompok jawab memilih puisi musikalisasi puisi kelompok
Musikalisasi b. Guru memutarkan musikalisasi puisi yang sesuai dengan maka misi sekolah musikalisasi puisi
Puisi video-video dalam bentuk video perkembangan siswa untuk mewujudkan maka nilai
musikalisasi puisi Nasionalisme sekolah yang integritas guru
c. Guru memilihkan puisi - Guru memberikan kondusif dan siswa
yang sesuai dengan kesempatan yang berlandaskan budaya terhadap tugas dan
perkembangan siswa sama kepada siswa dapat terwujud kewajibannya

24
Kontribusi
Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
d. Setiap siswa secara untuk membacakan dapat diperkuat.
bergiliran ditugaskan puisi
untuk membaca puisi Etika Publik
e. Siswa terbaik dipilih - Guru melakukan
sebagai pembaca puisi seleksi untuk
f. Guru menugaskan mendapatkan
siswa yang mahir pembaca puisi terbaik
bermain musik untuk Komitmen Mutu
bergabung dalam - Guru melakukan
kelompok pemain latihan untuk
musik. memperoleh hasil
g. Guru bersama siswa terbaik
menentukan irama Anti Korupsi
yang cocok dengan - Guru datang tepat
suasana puisi waktu untuk
h. Guru bersama siswa melakukan latihan
membuat jadwal
latihan
i. Guru bersama siswa
melakukan latihan
sesuai jadwal dengan
tepat waktu.

25
Kontribusi
Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Analisis Dampak
Apabila kegiatan tersebut tidak laksanakan, maka siswa tidak dapat mengembangkan minat bakatnya dalam bidang musik maupun sastra khususnya
puisi. Jika nilai dasar profesi (ANEKA) tidak digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan musikalisasi puisi maka siswa akan cenderung
memanfaatkan kegiatan yang tidak mendukung proses pembelajaran dan menurunnya minat siswa terhadap musikalisasi puisi.
5. Mengembangkan a. Berkoordinasi dengan Output: Akuntabilitas Dengan permainan Dengan
Nilai Karakter kepala sekolah - Terbentuknya kerja - Guru bertanggung tradisional bale permainan
melalui Seni b. Guru mengajak siswa keras, ketangkasan, jawab menyampaikan bunder maka misi tradisional bale
untuk bermain kekompakan dalam cara dan aturan main sekolah untuk bunder maka nilai
Permainan
permainan tradisional bentuk video mewujudkan sekolah integritas guru
Tradisional Bale c. Guru membuat cara Nasionalisme yang kondusif dan siswa
Bunder dan aturan yang harus - Guru berlaku adil berlandaskan budaya terhadap tugas dan
ditaati siswa dengan memberikan dapat terwujud kewajibannya
d. Guru membuat bale kesempatan siswa dapat diperkuat.
bunder yang bergaris untuk sut untuk
tengah kira-kira 2-2,5 menentukan perannya
meter
e. Permainan ini
dimainkan 5 s/d 7 Etika Publik
orang - Guru memberikan
f. Guru menugaskan kesempatan siswa yang
siswa untuk melakukan menang untuk memilih
sut menjadi pengalih atau
g. Guru menugaskan pengeleb
siswa yang menang

26
Kontribusi
Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
untuk memilih jadi Komitmen Mutu
pengalih (pencari) dan - Guru memastikan
sisanya menjadi permainan tradisional
pengeleb (pemain yang dilakukan
bebas) berjalan secara adil
h. Pengeleb berada dalam
lingkaran atau bale Anti Korupsi:
bunder. Mereka - Guru melaksanakan
bergerak bebas namun dan menyelesaikan
tidak boleh menginjak kegiatan permainan
garis lingkaran atau tradisional dengan
keluar lingkaran tepat waktu
i. Pengalih mondar-
mandir di luar
lingkaran. Tugasnya
adalah menangkap atau
menyentuh salah
seorang pengeleb
j. Penangkap itu tidak
boleh menginjak garis
lingkaran atau masuk
dalam lingkaran
k. Apabila pengalih
berhasil menangkap

27
Kontribusi
Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
salah seorang pengeleb,
maka pengeleb yang
tertangkap itu seketika
menjadi pengalih, dan
pengalih tadi menjadi
pengeleb
l. Kegiatan ini
berlangsung selama
kurang lebih 30 menit
Analisis Dampak
Apabila kegiatan di atas tidak laksanakan, maka siswa lebih cenderung memanfaat gadget untuk bermain game. Selain itu siswa menjadi tidak mengenal
permainan tradisional yang bermanfaat bagi pembentukan karakternya.
Jika nilai dasar profesi (ANEKA) tidak digunakan sebagai dasar dalam melaksanan kegiatan permainan tradisional Bale Bunder maka siswa akan
kurang beradaptasi dengan lingkungan dan tidak terbentuknya nilai kebersamaan yang umumnya terbentuk dengan memainkan permainan tradisional
6. Belajar a. Berkoordinasi dengan Output: Akuntabilitas: Dengan tterbinanya Dengan
kepala sekolah - Menghasilkan karya - Guru bertanggung Petani Kecil SD terbinanya Petani
Kesabaran dan
b. Mensosialisasikan mozaik yang jawab Negeri 6 Kecil, maka nilai
Disiplin melalui program kepada rekan diinginkan dalam menyampaikan alat Yehembang, maka akuntabilitas
guru dan siswa kelas bentuk gambar dan dan bahan yang misi sekolah untuk warga sekolah
Seni Tempel
IV dan V video perlu dipersiapkan meningkatkan terhadap aset
Mozaik c. Menugaskan siswa prestasi dalam bidang sekolah dapat
untuk membawa Akademik dan Non diperkuat.
gambar binatang yang Nasionalisme Akademik dapat
paling disukai - Guru memberikan terwujud

28
Kontribusi
Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
d. Menugaskan setiap kesempatan yang
siswa membawa alat sama pada siswa
dan bahan seperti biji- untuk mengerjakan
bijian, daun, lem, mozaik selama 90
kertas karton menit
e. Mengajak siswa Etika Publik
untuk menempelkan - Menggunakan
biji-bijian dan bahasa yang sopan
membentuk pola dalam mengarahkan
sesuai dengan gambar siswa untuk
yang telah mereka mempersiapkan alat
tempel dan baahn
f. Guru memberikan Komitmen Mutu
kesempatan siswa - Tersalurnya ekspresi
mengerjakan mozaik kegemaran siswa
selama 90 menit untuk membentuk
g. Ketika waktu telah karya mozaik
habis siswa Antikorupsi
ditugaskan - Tidak membatasi
mengumpulkan hasil hak siswa untuk
mozaik menyalurkan
h. Secara bergiliran kegemarannya
siswa menceritakan
hasil karya

29
Kontribusi
Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai-Nilai Dasar terhadap Visi Misi
Nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
mozaiknya
i. Hasil karya mozaik
terbaik dipajang di
kelas dan diupload di
facebook sekolah
sebagai apresiasi
untuk keberhasilan
mereka
j. Siswa yang belum
mampu meraih hasil
terbaik diberikan
motivasi

Analisis Dampak
Apabila kegiatan tersebut di atas tidak dilaksanakan, maka siswa tidak mengenal barang-barang sederhana yang sebenarnya bermanfaat. Serta siswa
lebih cenderung memanfaatkan barang-barang seni yang sudah jadi. Disiplin dan kesabaran siswa dalam mengerjakan sesuatu menjadi kurang terbina.
Jika nilai dasar profesi (ANEKA) tidak digunakan sebagai dasar dalam melaksanan kegiatan seni tempel mozaik maka siswa akan kurang menghargai
lingkungan sekitar dan siswa menjadi kurang kreatif.

30
2.2 Bar Chart / Time Schedule Aktualisasi
N RANCANGAN KEGIATAN JUNI JULI AGUSTUS
O I II III IV V I II III IV V I II III IV V

1 Diet Plastik Sekolah

Program Air Kejujuran


2

LIBUR CUTI LEBARAN

TIDAK TERMASUK JADWAL AKTUALISASI


TIDAK TERMASUK JADWAL AKTUALISASI

TIDAK TERMASUK JADWAL AKTUALISASI


3 Sudut Baca Berbasis Reading Club

LIBUR / CUTI BERSAMA GALUNGAN

LIBUR / CUTI BERSAMA GALUNGAN


Membentuk Karakter Siswa melalui Seni
4 Musikalisasi Puisi

Mengembangkan Nilai Karakter melalui Seni


5 Permainan Tradisional Bale Bunder

6 Belajar Kesabaran dan Disiplin melalui Seni


Tempel Mozaik

31
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Telah dirancangnya kegiatan sebagai wujud aktualisasi nilai dasar PNS
dan upaya pemecahan masalah “Belum maksimalnya kegiatan pengembangan
karakter positif di sekolah” yaitu 1)Diet plastik sekolah, 2) Program air kejujuran,
3)Sudut baca berbasis reading club, 4)Membentuk karakter siswa melalui seni
musikalisasi puisi, 5)Mengembangkan nilai karakter melalui seni permainan
tradisional bale bunder, 6)Belajar kesabaran dan disiplin melalui seni tempel
mozaik.
Dampak yang mungkin akan ditimbulkan apabila tidak dilakukan
penanganan terhadap isu tersebut adalah kurangnya kesadaran siswa terhadap
lingkungan, kegiatan literasi tidak akan terlaksana dengan baik, kurang
menghargai lingkungan sekitar dan siswa menjadi kurang kreatif. Oleh sebab itu,
diperlukan penanganan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dengan
landasan nilai ANEKA dalam setiap kegiatan. Aktualisasi yang direncanakan
diharapkan bermanfaat bagi penulis sebagai pihak pelaksana untuk meningkatkan
kualitas sebagai pelayan masyarakat.

32
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik : Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government: Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi Nilai – Nilai Dasar Profesi


Pegawai Negeri Sipil: Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

33

You might also like