You are on page 1of 8

PANDUAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

BAGIAN PARASITOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
PETUNJUK UMUM

Praktikum Parasitologi Kedokteran meliputi pengerjaan sampel dan pemeriksaan


preparat. Selama pengerjaan sampel, mahasiswa hendaknya memperhatikan
keselamatan (safety first) dan petunjuk praktikum yang ada. Petunjuk dibawah ini
dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada mahasiswa dan personil lainnya
sesuai dengan Universal Precaution (semua bahan pemeriksaan dianggap infeksius dan
dapat menularkan penyakit, kecuali kalau dinyatakan lain ).

Peraturan Praktikum:

1. Selama praktikum mahasiswa memakai jas praktikum dan sendal jepit


2. Mahasiswa diharapkan hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai
3. Tas disimpan di dalam loker di laboratorium
4. Mahasiswa membawa kelengkapan praktikum berupa alat tulis, buku
gambar/kertas hvs polos, dan pensil warna untuk pembuatan laporan.
5. Dilarang makan, minum, merokok, atau melakukan tindakan lain yang dapat
membahayakan baik dirinya sendiri maupun orang lain seperti bermain-main
dengan bahan praktikum, menggunakan mikroskop tanpa petunjuk, dsb.
6. Sebelum pelaksanaan praktikum akan dilakukan asistensi&pretest..
7. Cucilah tangan sebelum dan setelah selesai praktikum
8. Lakukan instruksi pengerjaan sampel dan pemeriksaan preparat dengan tenag
dan hati-hati.
9. Buanglah bahan praktikum yang tidak digunakan lagi ke tempat pembuangan
yang tersedia.
10. Bersihkan peralatan dan meja praktikum setelah selesai praktikum.
11. Matikan lampu mikroskop apabila tidak digunakan.
12. Jangan membuang sampah sembarangan.
13. Apabila ada preparat atau mikroskop yang rusak/pecah akibat kelalaian, maka
mahasiswa harus mengganti kerugian tersebut.
PRAKTIKUM PROTOZOA
Pemeriksaan Apusan Darah Tepi (Malaria)

A. Persiapan Bahan Apusan Darah

 Darah yang diambil sebaiknya adalah darah ujung jari (finger prick) karena
darah vena yang disimpan dalam tabung EDTA dapat mengaburkan
morfologi parasit.
 Tahapan awal:
a. Bersihkan gelas objek agar jangan ada kotoran dan lemak lalu beri label
b. Bersihkan ujung jari (jari manis tangan kiri) dengan alkohol 70%
c. Lakukan penusukan dengan automatic lancet steril
d. Tetesan darah pertama diusap dengan kapas kering steril
e. Tetesan darah berikutnya ditempelkan ke gelas objek

B. Pembuatan Apusan/Preparat Darah Tebal


1. Tempelkan 3 tetes darah dari ujung jari pada gelas objek yang telah
dibersihkan (gelas objek dipegang pada tepinya)
2. Tetesan darah disebarkan dengan menggunakan bagian sudut dari
gelas objek yang lain sehingga terbentuk diameter darah 1-1,5 cm
3. Ketebalan apusan yang ideal adalah apabila kita masih dapat
membaca tulisan yang diletakkan dibawahnya
4. Apusan darah dikeringkan pada udara terbuka tanpa pemanasan
5. Gelas objek diletakkan horozontal sampai mengering
6. Hindarkan dari debu dan lalat

C. Pembuatan Apusan/Preparat Darah Tipis


1. Tempelkan sedikit darah dari ujung jari pada gelas objek yang sama
dengan gelas objek apusan darah tebal
2. Letakkan tepi ujung gelas objek yang lain (spreader) tepat diatas
tetesan darah tadi. Tunggu sampai darah tersebut menyebar pada
kedua tepi ujung gelas objek yang lain tadi
3. Pegang gelas objek yang kedua pada posisi 45 derajat, kemudian
dorong dengan cepat ke depan tanpa getaran sehingga terbentuk
apusan tipis yang baik.
4. Jagalah objek gelas berisi sediaan tadi dalam posisi horizontal sampai
mengering
5. Apusan darah tipis yang baik akan berbentuk seperti lidah yang
ujungnya tidak menyentuh tepi ujung gelas objek, tidak terputus-putus,
dan hanya mengandung satu lapis sel darah/monolayer pada ujungnya
Beberapa kesalahan dalam pembuatan apusan darah:
 Tetesan darah terlalu banyak tanpa disebar-ratakan. Hal ini ditandai oleh
tidak adanya lapisan tunggal pada ujung apusan (dilihat dengan mikroskop)
 Darah mulai membeku saat apusan dibuat
 Tepi gelas objek spreader tidak menyentuh secara merata gelas objek
pertama atau tepi dari spreader tidak rata
 Apusan terlalu pendek (tetesan darah terlalu sedikit)
 Gelas objek tidak bersih (berlemak) atau darah tercampur alkohol yang
berasal dari kapas alkohol

D. Pewarnaan Giemsa
1. Pembuatan larutan stok giemsa
a. Bahan: Bubuk Giemsa 3,8 g; Gliserol murni 250 ml; Methyl alkohol 250
ml
b. Campurkan ketiga bahan tersebut kemudian saring dengan kertas
saring dan simpan pada botol yang kedap cahaya. Bila menggunakan
botol transparan, bungkus dengan alumunium foil
c. Larutan giemsa jadi yang bermerk bisa didapat secara komersil
2. Pembuatan larutan working giemsa
a. Pipet 10 ml larutan stok giemsa ke dalam tabung penampung/tabung
reaksi
b. Tambahkan 90 ml larutan buffer fosfat atau air minum mineral
3. Fiksasi sediaan
a. Celupkan sediaan darah tipis ke dalam metanol absolut, kemudian
biarkan mengering pada udara terbuka
b. Apusan darah tebal tidak boleh difiksasi melainkan dihemolisis.
Hemolisis terjadi ketika proses pewarnaan karena larutan working
giemsa mengandung air yang dapat melisiskan RBC
4. Pewarnaan
a. Ambil larutan working giemsa tadi dengan pipet dan teteskan ke atas
sediaan apusan darah tipis dan tebal sampai menutupi semua gelas
objek. Biarkan 20-25 menit
b. Bilas apusan yang telah diwarnai tadi dengan air bersih mengalir
c. Keringkan apusan pada posisi vertikal

E. Pemeriksaan Mikroskopik
1. Parasit Plasmodium lebih mudah dideteksi pada apusan darah tebal
(ada/tidak ada)
2. Spesies dan stadium parasit Plasmodium lebih mudah dilihat pada apusan
darah tipis
3. Ketika memeriksa apusan darah tebal, parasit Plasmodium harus
dibedakan dengan:
a. Sisa hemolisis dari RBC muda (retikulosit) mirip dengan titik
Schuffner
b. Kumpulan trombosit mirip dengan P. vivax
c. Spora tumbuhan, jamur, serbuk dan alga pada larutan buffer fosfat
d. Kontaminasi bakteri

F. Menghitung Densitas Parasit


1. Semi Kuantitatif
(-) : tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB
(+) : 1-10 parasit dalam 100 LPB
(++) : 11-100 parasit dalam 100 LPB
(+++) : 1-10 parasit dalam 1 LPB
(++++) : >10 parasit dalam 1 LPB
2. Kuantitatif
Jumlah parasit dihitung per mikro liter darah pada sediaan darah tebal
(per 200 leukosit) atau sediaan darah tipis (per 1000 eritrosit).
Jumlah leukosit 8000/µL
Jumlah RBC 4.500.000/µL
Lembar Hasil Pemeriksaan Preparat
BLOK 8 : Parasitologi-Protozoa
3 Agustus 2021

NAMA : NIM :
TANGGAL :

Sediaan tinja pulasan Hematoksilin / Trikrom


1. Entamoeba histolytica
a. Bentuk histolitica Gambar :
 Besarnya: 20 – 40 micron
 Inti: inti entamoeba
 Endoplasma bergranula halus dan
mengandung sel darah merah
 Ekstoplasma tampak dalam pseudopodium

b. Bentuk kista muda (inti 1)


 Besarnya: 10 – 20 micron
 Bentuknya: bulat atau lonjong
 Inti: satu inti entamoeba
 Benda kromatid berbentuk lisong
 Vakuol glikogen: ada
 Dinding kista tipis

c. Bentuk kista muda (inti 2)


 Besarnya: 10 – 20 µ
 Bentuknya: bulat atau lonjong
 Inti: dua inti entamoeba yang terletak
berdekatan

Sediaan tinja pulasan Giemsa / Trikrom

Giardia lamblia

Bentuk tropozoit Gambar :

Perhatikan :
 Besarnya : ± 14 micron
 Bentuknya: seperti buah jambu monyet
bilateral simetris
 Sepasang basil isap, yang meliputi ¾ bagian
ventral parasit
 2 inti, 2 buah aksostil dan 2 benda parabasal
 Flagella 4 pasang (pada sediaan trikrom
flagella tidak tampak)

1. Trypanosoma rhodesience
Stadium tripomastigot Gambar :
Perhatikan:
 Bentuk badan bujur memanjang
 Panjang 16 – 32 mikron
 Mempunyai 1 inti terletak di tengah
 Mempunyai membran bergelombang dan
flagellum yang berasal dari kinetoplas kecil
pada ujung posterior
 Perhatikan bentuk yang membelah

Sediaan darah tipis pewarnaan Giemsa

1. Plasmodium falciparum

Stadium tropozoit bentuk cincin Gambar :

- Eritrosit tidak membesar


- Parasit bentuk cincin halus
- Titik maurer (terkadang)
- Tampak lebih dari satu parasit dalam
sebuah eritrosit

Stadium gametosit Gambar:

Makrogametosit
Perhatikan :
- Eritrosit tidak membesar
- Parasit berbentuk pisang langsing
- Plasma biru
- Inti padat, kecil pigmen disekitar inti

Mikrogametosit
Perhatikan :
- Eritrosit tidak membesar
- Parasit berbentuk sosis
- Plasma pucat, merah muda
- Inti tidak padat
- Pigmen tersebar

2. Plasmodium vivax

Stadium tropozoit muda Gambar :

Perhatikan :
- Bentuk : cincin (besarnya 2/3 eritrosit)
- Eritrosit membesar
- Titik schuffner mulai tampak

Stadium tropozoit
Perhatikan :
- Eritrosit tidak membesar
- Bentuk amuboid (masih ada vakuol)
- Titik schuffner jelas

Stadium gametosit Gambar :

Makrogametosit
Perhatikan :
- Eritrosit membesar
- Inti kecil, padat, merah, pigmen tersebar
- Protoplasma biru
- Titik Schuffner masih tampak dipinggir

Mikrogametosit
Perhatikan :
- Eritrosit membesar
- Inti membesar, tidak padat, pucat, tersebar
- Protoplasm biru kemerahan, pucat
- Titik Schuffner masih tampak dipinggir

You might also like