You are on page 1of 19

“MARAKNYA BUDAYA KORUPSI MENGANCAM

KELANGSUNGAN HIDUP BANGSA INDONESIA DITINJAU


DARI TEORI REFLEKSI HATI NURANI DAN MORAL
KEUTAMAAN”

Disusun Oleh :

Oktavia Fransiska Ilenia

21418007

Program Studi Bahasa Inggris


Fakultas Sastra
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Kampus Madiun
2019
Abstrak :

Maraknya tindakan korupsi diIndonesia seperti sudah menjadi budaya


turun-temurun yang tidak bisa dihilangkan, tidak jarang kita meliihat, mendengar
dan membaca baik ditelevisi, koran maupun sosial media menyajikan berita
tentang kasus tindakan korupsi. Peningkatan pelaku korupsi yang disebut koruptor
semakin tahun semakin meningkat. Indonesia semakin dewasa semakin diwarnai
dengan maraknya kasus korupsi, sangat menyedihkan karena negara kita
merupakan negara yang masih berkembang yang masih memerlukan banyak dana
untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Sedikit banyaknya yang
dikorupsi tentu sangat berpengaruh bagi keberlangsungan hidup negara Indonesia
hal ini karena korupsi tidak hanya berdampak merugikan satu bidang saja, namun
banyak hal lain yang ikut terseret jika tindakan korupsi tidak dicegah dengan
tegas. Jika tindakan korupsi tidak dicegah tentunya bangsa kita terancam lumpuh
dan terancam ketinggalan dari negara lain terutama terancam lumpuh dan
ketinggalan dalam bidang pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Keywords : Korupsi, Kebohongan, Ketamakan


1. PENDAHULUAN
Kata korupsi sudah tidak asing lagi terutama bagi masyarakat
Indonesia, tentu semua orang pernah bahkan sering mendengar kata
korupsi. Tidak bisa dipungkiri setiap tahun bahkan setiap hari kita sering
melihat, mendengar atau membaca berita tentang orang-orang yang terjerat
kasus korupsi. Hal ini tentu sangat menyedihkan bagi masyarakat
Indonesia, Indonesia semakin dewasa tetapi semakin diwarnai dengan
maraknya korupsi yang seperti sudah menjadi budaya turun-temurun yang
tidak bisa dihilangkan bagaimana tidak ? setiap selesai pemilihan wakil
rakyat baik dalam lingkup kota maupun desa tidak jarang kita mendengar
ada beberapa pejabat yang terjerat korupsi. Korupsi yang terjadi di
Indonesia saat ini bahkan sudah dalam posisi yang sangat parah dan sudah
semakin mengakar dalam sendi kehidupan, perkembangan pelaku
tindakan korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari segi
pelaku maupun kerugian yang diakibatkan oleh tindakan itu.
Meningkatnya tindakan pidana korupsi yang tidak terkendali tentu saja
akan membawa dampak yang sangat besar bagi negara Indonesia tidak
hanya berdampak pada perekonomian negara tetapi juga sangat
berpengaruh terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. dan sedihya
tindakan korupsi diindonesia tidak mengenal batas siapa, mengapa dan
bagaimana. Tidak hanya yang memiliki jabatan saja dan kepentingan saja
yang melakukan tindakan korupsi baik dalam sektor publik maupun privat
tindakan korupsi layaknya sudah menjadi fenomena bahkan makanan
sehari-hari. Sedikit banyaknya yang dikorupsi tentu sangat berperanguh
bagi keberlangsungan hidup negara Indonesia hal ini karena korupsi tidak
hanya merugikan satu bidang saja namun banyak hal lain yang ikut
terseret jika korupsi tidak segara dicegah dengan tegas. Kita semua tahu
negara kita adalah negara yang masih dalam lingkup berkembang yang
masih membutuhkan banyak dana untuk pembangunan dan kesejahteraan
masyarakatnya tapi bagaimana Indonesia bisa semakin berkembang
apabila segala bentuk dana negara selalu dikorupsi, jika tidak dicegah
Indonesia tentu kan terancam lumpuh terutama dalam bidang
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat . tindakan korupsi bukan saja
dapat merugikan negara tetapi tindakan korupsi merupakan perbuatan
yang sangat tercela, terkutuk dan sangat dibenci oleh sebagian masyarakat,
perkembangan tindakan korupsi diIndonesia sudah tergolong tinggi
sedangkan pemberantasnya masih sangat lamban dan kurang tegas dalam
memberikan efek jera kepada para pelaku korupsi, langkah-langkah
pemberantasannya pun masih tersendat-sendat sampai saat ini korupsi juga
berkaitan dengan kekuasaan karena dengan memanfaatkan kekuasaanya
itu pelaku tindakan ini dapat menyalahgunakan kekuasaannya untuk
kepentingan pribadi, keluarga dan golongannya. Sebenarnya Indonesia
sudah memiliki banyak pasal yang menentan korupsi bahkan Indonesia
sudah memiliki komisi pemberantas korupsi yang dikenal dengan KPK,
tetapi semua terasa percuma pelaku korupsi malah semakin meningkat dari
tahun ketahun. Sebanyak apapun hukum bahkan lembaga pemberantas
korupsi semua kembali kepada kesadaran diri pelaku tindakan tersebut.
Jika seseorang itu sadar bahwa korupsi membawa dampak kerugian yang
lebih besar daripada keuntungan tentu seseorang itu tidak akan melakukan
korupsi walaupun tidak ada hukum yang mengatur tentu ia sadar bahwa
dampak dari korupsi akan merugikan banyak orang tetapi jika yang terjadi
sebaliknya walaupun banyak hukum yang menentang tindakan korupsi
tetapi jika dalam diri seseorang itu tidak ada rasa kesadaran tentu semua
tindakan pencegahan akan sia-sia. Dan sangat menyedihkan bagi seluruh
masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Bengkayang, kalimantan
barat yang terjerat kasus penyuapan dengan total kerugian 340 juta.
Banyak sedikitnya yang dikorupsi, korupsi tetaplah korupsi tidak ada
korupsi besar maupun korupsi kecil tindakan mengambil hak milik orang
lain dengan memanfaatkan kekuasaan atau kedudukan itulah yang disebut
korupsi. Ketika meninjau kembali dampak yang disebabkan dari korupsi,
maka saya disini mau mengkaji lebih dalam tentang korupsi dengan
mengangkat kasus “ Bupati Bengkayang dan Beberapa Rekan Pejabat
Tersangka Korupsi Karena Melakukan Suap Dana Proyek
Pemerintahan Kota”

2. Kasus Bupati Bengkayang dan Beberapa Rekan Pejabat Tersangka


Korupsi Karena Melakukan Tindakan Suap Dana Proyek
Pemerintahan Kota.
Bupati benykayang yang bernama Suryadman Gidot adalah kader
Partai Demokrat. Dalam posisinya di besutan Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY), Gidot memegang kursi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
Kalimantan Barat. Melalui Partai Demokrat Suryadman Gidot jugs pernah
dicalonkan dalam Pemilihan Gubernur Kal-Bar 2018 sebagai wakil.
Setelah kalah dalam pesta Demokrasi, Gidot kembali memimpin
Bengkayang dengan posisi sebagai Bupati. Namun, setahun berikutya
Gidot dijerat KPK ata kasus dugaan korupsi. Menurut saksi dikenal
dengan nama Basaria, kasus ini bermula saat Suryadman Gidot meminta
uang kepada kepala Dinas PUPR Bengkayang yang bernam Alexius dan
Kepala Dinas Pendidikan Bengkayang yang bernama Agustinus yan. Jatah
uang tersebut ditujukan sebagai timbal balik atas pemberian anggaran
pemkot atas penunjukan langsung tambahan APBD- Perubahan 2019
dengan rincian kepada Dinas PUPR sebesar Rp.7,5 miliyar dan Dinas
Pendidikan sebesar Rp.6 miliyar. Gidot meminta Alexiun dan Agustinus
Yan menemuinya pada pukul 08.00 pagi. Dalam pertemuan tersebut Gidot
diduga meminta uang masing-masing sebesar Rp.300 juta dari dua orang
tersebut. “uang tersebut diduga untuk keperluan pribadinya” ungkap
Basaria. Atas permintaan Suryadman Alexiun pun menghubungi beberapa
rekannya dan menawarkan proyek pekerjaan penunjukan langsung dengan
syarat memenuhi setoran awal. Alexius pun mengatakan patokan fee untuk
satu paket pekerjaan penunjukan lagngsung senilai Rp. 20-25 juta, atau
minimal 10 % dari maksimal pekerjaan sebesar Rp. 200 juta “itu dilakukan
karena uang setoran tersebut diperlukan segera untuk memenuhi
permintaan dari Bupati “ ungkap Barasia lagi” kemudian pada Senin 2
September 2019, Alexius meminta sudah menerima setoran tunai dari
beberapa rekanan proyeknya yang menyepakati fee yang dijanjikan oleh
Alexius. Rincian fee yang diterima oleh Alexius yakni Rp.120 juta dari
Bun Si Fat, Rp. 160 juta dari tiga pengusaha sekaligus yaitu, Pandus,
Yosef dan Rodi, dan terakhir Rp. 60 juta dari Nelly Margaretha.pada 3
september 2019 Alexius mengadakan janji bertemu dengan Suryadman
Gidot Bupati bengkayang, mereka berjanji akan bertemu di Mess pemda
Bengkayang. Alexius ternyata sudah menyiapkan total uanf Rp. 336 juta
dalam pecahan 100 ribu. Tim KPK melihat Bupati mendatangi mess
tersebut. Tim KPK kemudian merangsek masuk kedalam mess dan
menyita uang yang dibawa kedalam pertemuan tersebut. Suryadman
Gidot dan Alexius tersangka sebagai penerima suap disangkakan Pasal 12
(a), Pasal 12 (b) dan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999
sebagaimana telah diubah telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Pemberantas Tindak Pidana Korupsi dan Pasal 55
ayat (1) KUHP. Sedangkan para pemberi suap dijerat dengan Pasal (5)
ayat (1) dan dijerat Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
sebagaiman telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantas Tindak Pidana Korupsi.

a. Apa itu Korupsi ?


Korupsi besaral dari kata corruption yang secara umum
pengertiannya adalah tindakan penyalahgunaan jabatan, kedudukan
atau wewenang yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan
mendapatkan keuntungan pribadi. Korupsi juga merupakan suatu
perilaku atau tindakan tidak jujur atau curang demi keuntungan
pribadi oleh orang-orang yang meiliki jabatan atau wewenang.
seseorang yang melakukan tindakan korupsi disebut koruptor.
Tindakan korupsi berarti mengambil hak milik bersama untuk
kepenting pribadi dan golongan. Korupsi juga merupakan
kejahatan yang luar biasa karena sedikit banyaknya dana yang
dikorupsi menentukan keberlangsungan hidup suatu bangsa.

b. Faktor- Faktor Penyebab Korupsi


1. Faktor Internal
Faktor Internal penyebab korupsi yaitu artinya tindakan ini
berasal dari sifat dan karakter seseorang tersebut yang
menyebabkan kesadaran dalam dirinya mempengaruhi
tindakannya ada dua hal yang termasuk dalam faktor internal
penyebab korupsi yaitu :
a. Sifat Tamak
Sifat tamak artinya sifat dalam diri manusia yang
menginginkan sesuatu yang melebihi kebutuhannya dan
selalu merasa kurang atau tidak puas.
b. Gaya Hidup
Gaya hidup artinya perilaku manusia yang selalu ingin
memenuhi kebutuhan yang tidak terlalu penting sehingga
tidak bisa menyimbangkan pendapatan dan
pengeluarannya.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor yang
sangat berpengaruh besar dalam kehidupan sebagian
orang dengan adanya kebutuhan akan ekonomi yang
kadang tidak mencukupi apa yang diinginkan hal inilah
yang seringkali mempengaruhi seseorang dalam
bertindak salah satunya mempengaruhi seseorang dalam
untuk melakukan tindakan korupsi.
b. Faktor Politik
Dunia politik memang menjadi salah satu wadah yang
sangat kuat hubungannya dengan persaingan
mendapatkan kekuasaan. Berbagai upaya dan tindakan
pun dilakukan demi mendapatkan kekuasaan sehingga
tidak jarang ditemukan beberapa orang yang melakukan
tindakan koruptif.
c. Faktor Hukum
Seringkali tindakan atau proses hukum tajam keatas
tumpul kebawah. Artinya para pejabat atau orang-orang
memiliki kedudukan tinggi dan orang-orang terdekat
cenderung perlakukan istimewa dimata hukum,
sedangkan masyarakat kecil diperlakukan tegas. Hal ini
terjadi karena adanya tindakan suap dan korupsi
dilembaga hukum tersebut.

3. Hati Nurani
Hati nurani pertama-tama menyentuh pengetahuan atau kesadaran hati.
Memiliki Hati nurani berarti manusia memiliki pengetahuan dan kesadaran
untuk membedakan yang baik dan yang buruk. Sebenarnya preposisi “hati
yang berpengetahuan “ sama sekali tidak tepat. Soal pengetahuan tak
pernah soal hati, melainkan soal akal budi (rasio). Dan sebab itu, jika
dikatakan hati nurani mengetahui, maksudnya ialah hati kita memiliki
bervagai macam pertimbangan yang membimbing kehendak kita. Hati
nurani disebut juga “synderesis”. Dalam bahasa inggris disebut
“conscience” yang artinya berkaitan langsung dengan kesadaran. Hati
nurani menjadi kapasitas atau alat untuk mempertimbangkan dan
mengatasi fenomena buruk. Dalam nurani dalam pengertian ini lantas
dipahami sebagai kesadaran interior dalam diri manusia, yang artinya
kesadaran batun yang ada dalam diri manusia, yang membimbing hidup
manusia, yang pemeriksaannya atas problem kehidupan bersifat sekaligus,
serentak ataupun menyeluruh Hati nurani juga terbagi dari berbagai
macam tingkat kesadaran seseorang dan yang paling terjadi dalam
kehidupan adalah Hati Nurani Tumpul dan Hati nurani Sesat dan dalam
refleksi hati nurani juga termuat 14 prinsip dalah satunya adalah Occasio
Proxima Peccati Evitanda yang artinya kesempatan yang paling dekat
dengan dosa harus dihilangkan.

a. Apa itu Hati Nurani Sesat ?


Hati nurani sesat adalah bila suatu kenginan dalam diri manusia
yang berlebihan atau bersifat merugikan, tak bisa ditundukan atau tak
bisa diatasi. Sehingga menimbulkan hal-hal yang dapat merugikan diri
sendiri dan orang lain. Hati nurani sesat secara sederhana adalah
apabila seseorang tidak mampu mengontrol dirinya dalam melakukan
tindakan terutama tindakan yang diluar dari kontrol diri seorang pelaku
tersebut. Hati nurani juga dapat dikatakan sesat apabila seseorang
tersebut tidak mengikuti atau tidak mendengarkan hati nurani dalam
membedakan perilaku buruk dan perilaku baik. Banyak terjadi perilaku
atau tindakan buruk dalam kehidupan sehari-hari ini semua akibat dari
“hati nurani sesat” . sederhananya hati nurani sesat adalah seseorang
melakukan tindakan tanpa berpikir panjang apa resiko dari tindakan
tersebut apabila tindakan tersebut dilakukan . sehingga hati nurani
sesat lebih dikenal dengan orang-orang yang tidak berpikir panjang
dalam melakukan tindakan.

b. Apa itu Hati Nurani Tumpul ?


Hati Nurani Tumpul adalah semacam Hati yang kurang peka
terhadap nilai-nilai kebenara, sehingga lama kelamaan kesetiaan pada
Hati nurani menjadi tumpul. Apa yang menjadi penyebab ketumpulan?
Materialisme, sekularsme, konsumerisme, hedonisme dan sebagainya,
menjadi penyebab manusia kerap menomorsatukan hal-hal tersebut.
Sehingga pelan-pelan kebenaran dan kesejatian hidup tersisih.

c. Occasio Proxima Pecccati Evitanda


Occasio Proxima Peccati Evitanda Artinya kesempatan yang
paling dekat dengan dosa harus dihilangkan. Banyak Kesempatan-
kesempatan memang terkadang memberikan kebebasan yang
menjebak. Kesempatan tanpa kita sadari tidal selalu membuat kita
terarah kepada kebaikan tetapi kesempatan kebanyakan membawa kita
menuju tindakan yang buruk yang dekat dengan dosa karena tindakan-
tindakan yang buruk terkadang datang dari sebuah kesempatan yang
salah digunakan.

4. Moral Keutamaan dan Pertumbuhannya


Moral keutamaan dimaksudkan untuk mencari cara-cara menjadi
utama atau virtuous person. Keutamaan adalah wujud dari kebaikan suatu
tindakan manusia yang ditampilkan lewat pembiasaan diri dalam perbutan
baik. Manusia disebut ugahari apabila dia mampu menahan diri dari
segala sesuatu yang nikmat disatu pihak, sementara orang yang tidak bisa
menahan diri dari segala sesuatu yang menyenangkan bagi dirinya dia
disebut intemperate. keutamaan menjadi karakter jiwa yang terus menerus
diusahakan, lewat latihan terus menerus dan kehendak secara sadar. Jadi,
keutamaan adalah dimana posisi jiwa terarah kepada kebaikan yang
diusahakan.

5. Kasus Bupati Bengkayang dan Beberapa Rekan Pejabat Tersangka


Korupsi Karena Melakukan Suap dan Kaitannya dengan Teori dan
Refleksi Hati Nurani
Berdasarkan kasus tindakan korupsi dan kasus suap yang menjerat
Bupati Bengkayang, Kalimantan Barat yaitu Suryadman Gidot merupakan
tindakan yang menunjukan bahwa Mereka kurang mendengarkan hati
nurani dalam melakukan tindakan. Kasus ini menunjukan bahwa Hati
nurani mereka tidak imbang yakni, Sesat. Dikatakan hati nurani sesat
adalah disaat seseorang atau sekelompok orang bertindak tanpa
memikirkan resiko yang akan dihadapi padahal tindakan tersebut tentu
merugikan diri sendiri dan lorang lain. Dikatakan dalam kronologi kasus
beberapa rekan pejabat diminta oleh Bupati untuk memberikan imbalan
dengan perjanjian memberikan proyek dan fee lagi. Terlihat dalam kasus
ini pelaku awal dari kasus suap ini adalah Bupati itu sendiri, ia telah
menghasut beberapa orang dengan perjanjian mendapatkan fee. Bupati
Bengkayang ini hanya memikirkan keuntungan dan kepuasan saja ia tidak
memikirkan resiko apa yang akan dihadapi jika tindakan tersebut
diketahuan yang ada dalam pikirannya bagaimana ia mendapatkan imbal
balik dari iuran pemkot yang tidak sedikit itu, kesadarannya akan itu
bukan hak miliknya tidak ada sedikitpun Hat nurani sesat telah menjerat
Bupati sehingga ia tidak menyadari bahwa tindakan tersebut buru dan
sangat berdampak besar bagi orang lain tentunya berdampak kerugian
besar pada daerah yang ia pimpin. Tindakan yang dilakukan Bupati
bengkayang ini adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan untuk
kepentingan pribadi dan golongan dalam kasus ini juga merupakan faktor
internal seseorang melakukan korupsi yaitu adalah sifat tamak, semua
orang tahu bahwa gaji seorang Bupati tidak mungkin sedikit tetapi
mengapa ia masih melakukan tindakan buruk tersebut semua karena sifat
tamak dan tidak pernah puas. Sebagai manusia yang memiliki Hati nurani
seharunya ia sadar bahwa tindakan yang ia lakukan akan berdampak besar
terutama bagi masyarakatnya tetapi dikarena kan ketidakpuasan yang
sudah melampai kesadaran dan sudah terjerat Hati nurani sesat inilah yang
membuat ia meminta suap dari beberapa rekan pejabat di pemerintahan
kota Bengkayang. Dua orang pertama yang dimintai imbal balikdan para
rekan mereka tentu pada awalnya tidak berniat melakukan tindakan
tersebut tetapi karena mereka sudah dijanjikan dengan dana yang
menggiurkan maka mereka juga tanpa sadar telah melampaui batas
kesadaran hati mereka dan mereka menjadi kurang peka terhadap nilai-
nilai kebenaran dan kejujuran yang ada dalam diri mereka seketika Hati
nurani mereka menjadi tumpul. Apa yang menyebabkan Hati nurani
mereka seketika tumpul ? yaitu materialisme. Sebagai manusia tentu kita
tahu bahwa uang memang merupakan kebutuhan untuk bertahan hidup
tetapi sebagai manusia kita juga dianugerahi oleh Tuhan Hati nurani yaitu
kapasitas kita untuk membedakan tindakan yang baik dan tindakan yang
buruk. Karena iuran dan perjanjian yang menggiurkan dari Bupati
Bengkayang ini menyebabkan rasa kesadaran akan kebenaran dan
kejujuran dalam diri mereka yang dihasut pelan-Pelan kebenaran dan
kejujuran dalam diri mereka hilang ya tentu saja, karena mereka berpikir
jika mereka tidak menyetujui perjanjian tersebut tentu mereka akan rugi
besar karena tidak mendapatkan uang yang besar tetapi sebenarnya sebgaia
manusia yang memiliki Hati nurani yang harus mereka sadari adalah iuran
yang dijanikan oleh Bupati tersebut adlah demi kesejahteraan masyarakat
yang ada diKota mereka sendiri tetapi karena materialisme mereka rela
mengambil hak milik bersama demi kepentingan mereka sendiri.
Partisipasi masyarakat terhadap Bupati Bengkayang seolah-olah tidak
mendapatkan transparansi sama sekali. Bupati Bengkayang hanya
memikirkan kepentingan pribadinya sendiri dan dengan kedudukan yang
ia punya tentu memberikan ia kesempatan dan kebebasannya untuk
mengatur semua program pemerintah Kota yang ia pimpin, dengan jabatan
yang ia miliki ia juga tidak sulit untuk menjalin relasi dengan orang yang
juga memili jabatan yang setara dengannya yang juga tentunya tidak
mungkin tidak mau melakukan hal serupa. Kesadaran yang dimiliki Bupati
Bengkayang ini sudah sangat tumpul karena ia tega mengambil dana yang
seharusnya untuk kesejahteraan masyarakat yang ia pimpin. Kita juga tahu
bahwa Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi yang agak kurang
dalam segi pembangunan jika dibandingkan dengan provinsi yang lain
seharusnya sebagai seorang pejabat yang patut dikatakan pejabat adalah ia
harus menjadi panutan bagi masyarakatnya dalam kasus ini yang terjadi
malah sebaliknya ia menjadikan dirinya penghasut untuk melakukan
tindakan yang sangat menyedihkan merugikan banyak orang. Berniat
meminta imbalan dari iuran yang sudah diberikan menunjuka bahwa Hati
Nurani Bupati Bengkayang ini sudah mulai tumpul karena ia sudah
berniat, setelah itu ia meminta imbal balik dari rekan pejabat didaerah itu
menandakan bahwa Hati nuraninya sudah sesat ia sudah tidak memikirkan
resiko dan kosekuensinya tetapi yang didalam pikirannya adalah bagaiman
mendapatkan lebih banyak uang lagi. Dua orang rekan pertama yang
diajak bekerja sama dengan Bupati ini juga telah tergiur akan dana yang
luar biasa Hati Nurani mereka sudah Tumpul akan tindakan-tindakan yang
baik, mereka sudah tidak sadar bahwa hal tersebut berdampak sangat besar
terutama bagi diri mereka sendiri sampai akhirnya mereka menghasut
rekan mereka lagi untuk ikut bekerja sama dengan mematokan fee,
menyetuji tindakan tersebut menandakan Hati nurai mereka Tumpul,
kebenaran dan kejujuran sedikit demi sedikit tersisih karena tawaran yang
sangat menggiurkan dan sampai akhirnya mereka melakukan pertemuan
untuk menindaklanjuti kesepakatan mereka dan semua rekan sudah
memberikan setoran yang tidak sedikit jumlahnya. Hati Nurani sesat sudah
menyerang kesadaran diri mereka akan hal-hal yang baik mereka
melakukan tindakan yang sudah dinamakan tindakan kebohongan dan
kejahatan. Tentunya sebagai pejabat yang berpendidikan tinggi dan sudah
dipilih dan dipercayai oleh masyarakatnya harusnya lebih bisa melihat
bagaimana kondisi rakyatnya, bagaimana pembangunan dikota tersebut,
dan dan yang terjerat dalam kasus ini juga tidak hanya Bupati tetapi juga
Kepala Dinas dan Pengusaha, Sebagai Kepala Dinas seharusnya juga
memiliki kesadaran bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat
berpengaruh besar dalam membentuk sumber daya manusia bangsa ini.
Banyak tempat-tempat daerah-daerah yang belum dijamah oleh pendidikan
, sebagai Kepala Dinas seharusnya sadar bagaimana mengolah dana
tersebut agar terciptanya keadilan agar seluruh anak bangsa ini bisa
merasakan pendidikan. Sebagai Kepala Dinas tentu gajinya juga tidak
sedikit tatpi kenapa harus memelihara sifat tamak ? semua kembali
kepada Hati nurani setiap orang yang artinya bagaimanapun aturan yang
dibuat dan bagaimana pun kondisi tentu tidak akan berpengaruh jika
seseorang tersebut tidak melatih kesadara dan selalu menentang Hati
nurani, tentu tindakan-tindakan seperti dalam kasus ini akan tetap terjadi
tetapi sebaliknya, jika seseorang tersebut memiliki kesadaran akan
kebenaran dan kejujuran yang tinggi, tidak ada hukum atau lembagapun
jika ia sadar akan tindakan buruk dan tidakan baik tentu kasus seperti ini
tidak akan terulang dan tidak akan terjadi didaerah manapun didaerah
manapun. Dalam refleksi hati nurani juga ada diterapkan sebuah prinsip
Occasio proxima peccati evitanda yang artinya kesempatan yang paling
dekat dengan dosa harus dihilangkan. Kesempatan artinya sebuah peluang
atau sebuah celah untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, setiap orang
tentu menginginkan kesempatan dalam hal apapun karena tidak semua
orang bisa mendapatkan kesempatan. Jika dikaitkan dengan kasus yang
dibahas diatas tentu kesempatan untuk menjadi pejabat atau kesempatan
untuk menjadi seorang yang berkedudukan tentu dambaan setiap orang
tetapi tentu semua orang juga sadar bahwa didunia ini tidak bisa semua
menjadi pemimpin tentu juga harus ada yang menjadi yang dipimpin.
Kesempatan menjadi seorang pejabat tentu memberikan banyak
keuntungan terutama keuntungan dalam segi nama baik artinya sudah
diberikan kpercayaan memimpin tentu sangat dihormati, keuntungan
dalam segi ekonomi karena tidak mungkin gaji Seorang Bupati itu kecil
dan keuntungan dalam segi relasi dan hubungan dengan orang banyak,
sebagai seorang yang terpandang tentu tidk ada yang tidak mengenenalnya
apalagi seorang Bupati tentu lebih memiliki kesempatan untuk menjalin
relasi dengan siapapun contohnya relasi dengan Kepala Dinas ataupun
relasi dengan seorang pengusaha. Dikatakan dalam prinsip ini kesempatan
yang paling dekat dengan dosa harus dihilangkan artinya kesempatan tidak
hanya memberikan keuntungan tetapi juga bisa memberi dampak yang
sangat buruk apabila kesempatan itu salah digunakan. Seperti dalam kasus
yang dibahas disini memiliki jabatan seorang Bupati justru memberi
kesempatan bahkan celah untuk dirinya sendiri dekat dengan dosa. Bupati
Bengkayang meminta imbal balik itu adalah sebuah kesempatan yang ia
punya karena ia seorang bupati, jika ia bukan seorang Bupati tentu ia tidak
memiliki kesempatan untuk melakukan tindakan korupsi dengan cara suap
dana pemkot tersebut. Beberapa rekannya juga memiliki kesempatan untuk
mendapatkan fee yang sangat tidak sedikit. Tetapi tindakan yang mereka
lakukan dalam mengisi kesempatan tersebut justru mendekatkan diri
mereka dengan dosa karena tindakan yang mereka lakukan adalah
ketidakjujuran dikatakan ketidakjujuraan karena Bupati tersebut tidak ada
transparasinya terhadap rakyat yang ia pimpin, tindakan ketidakbenaran
dikatakan ketidakbenaran karena seharusnya iuran yang diberikan itu
adalah untuk kepentingan sekolah dan kesejahteraan masyarakatnya tetapi
uang itu justru dijadikan untuk imbal balik kepada Bupati. Ketidakjujuran
dan ketidakbenaran tentu sudah menedekatkan diri kepada dosa karena
tidak ada agama apapun yang mengajarkan untuk mengambil hak milik
orang lain. Dan harusnya kepada pejabat-pejabat selanjutnya harus
menetapkan prinsip ini agar kesempatan yang paling dekat dengan dosa
harus dihilangkan karena nasib kesejahteraan rakyat tergantung pada
bagaimana transparansi pemerintah terdap rakyatnya. Dan dengan
menerapkan prinsip ini tentu tidak akan terjadi kasus-kasus korupsi
selanjutnya.

6. Kasus Bupati Bengkayang dan Beberapa Rekan Pejabat Tersangka


Korupsi Karena Melakukan Suap dan Kaitannya Dengan Moral
Keutamaan
Orang yang disebut keutamaan berarti orang tau batas dan bisa
mengatakan sesuatu cukup. Keutamaan berkaitan dengan perasaan, tetapi
tidak termasuk kemampuan. Menjadi utama artinya tidak lebih dan tidak
kurang dalam semua hal artinya sedang-sedang dan ‘sederhana’. Terkait
kasus yang terjadi dan menjerat Bupati Bengkayang adalah korupsi.
Dalam tindakan ini pelaku merupakan orang-orang yang masih
memerlukan latihan yang berulang-ulang agar bisa menjadi orang yang
utama. Korupsi dalam kasus ini adalah disebabkan karena faktor internal
yaitu sifat tamak. Tamak artinya mau dan selalu mau akan sesuatu hal
padahal sudah ada dan sudah cukup. kasus ini menunjukan bahwa pelau
tidak pernah puas akan dana yang mereka miliki. Jika dilihat dari jabatan
yang dimiliki jika diilihat dari setoran yang mereka berikan kepada Bupati
dapat kita lihat mereka punya uang yang sangat banyak untuk setoran
berarti gaji yang dimiliki ataupun pendapatan mereka tentu tidak sedikit.
Tetapi kenapa melakukan tindakan korupsi ? semua karena tidak bisa
membatasi selalu menginikan keingan yang berlebihan dan dikatakan
keutamaan adalah wujud dari kebaikan suatu tindakan manusia yang
ditampilkan lewat pembiasaan diri dalam berbuat baik. Koruptor bisa
disebut juga intemperatur karena pelaku korupsi ini tidak bisa menahan
diri dari aktivitas untuk menikmati segala sesuatu yang menyenangka bagi
dirinya, dan dalam kasus ini juga tindakan korupsi bukanlah keutamaan
artinya bukan perbuatan baik jadi mereka yang melakukan tindakan
korupsi tentu masih sangat memerlukan sangat banyak latiihan untuk
menjadi orang yang memiliki moral keutamaan dan harus latihan secara
terus menerus untuk selalu bersyukur dengan merasa cukup dan tidak
tamak lagi, agar terciptanya kota yang adil, nyaman, damai dan bebas
korupsi.

7. KESIMPULAN
Dari kedua analisis kasus diatas dapat disimpulkan bawa tindakan
korupsi tidak hanya karena jabatan ataupun kedudukann tetapi juga semua
kembali kepada kesadaran dalam diri masing-masinng artinya bagaimana
kita bisa mendengarkan Hati nurani atau malah kita abiakan , kesadaran
yang artinya sadar dalam melakukan suatu tindakan dengan sadar dalam
melakukan tindakan kita tentu sadar bahwa tindakan itu buruk atau baik.
Kesadaran tentu kaitannya dengan Hati nurani yaitu yang menentukan
kapasitas kesadaran dalam diri seseorang. Dalam kasus ini jelas bahwa
pelaku tindakan korupsi suap ini memiliki hati Nurani tumpul dan Hati
nurani sesat. Niat pertama yang terngiang untuk melakukantindakan
tersebut sudah menunjukan bahwa Hati Bupati Bengkayang itu sudah
mulai tumpul. Kepekaannya terhadap kebenaran dan kejujuran sudah
mulai tersisih oleh keinginan yang melampaui batas kesadaran diri.
Dengan meminta imbal balik dan menjanjikan fee terhadap dua pejabat
dan rekannya menandakan bahwa Hati nuraninya sudah sesat karena
kesadaran sekecil apapun bahwa dana tersebut sangat dibutuhkan demi
kesejahteraan kotanya tidak ada terbesit dalam batin Bupati tersebut ia
malah mengajak orang lain bekerja sama untuk mencari keuntungan
dengan cara melakukan tindakan yang sangat beresiko terutama bagi diri
mereka sendiri. Kata ‘setuju’ dari mulut orang-oerang yang diajak
bekerjasama menandakan bahwa materialisme membuat Hati nurani
seseorang menjadi tumpul dan juga ada yang sudah terserang Hati nurani
sesat hanya karena materialisme. Tersebut. Mereka sudah tidak berpikir
apa yang akan terjadi jika tindakan itu terus diakukan. Dari kasus ini juga
kita bisa melihat krisis keutamaan moral dalam diri mereka, dikasus ini
juga terlihat sangat jelas sifat tamak dalam diri mereka yang melakukan
tindak korupsi suap tersebut. Sifat tamak artinya tidak puas terhadap
sesuatu yang sudah ada dan selalu merasa tidak cukup, sangat tergambar
jelas dalam kasus ini karena jika dilihat dari jabatan yang dianut terutama
Bupati, Kepala Dinas dan Pengusaha tidak gaji atau pendapatan mereka
sedikit, tetapi kenapa mereka masih melakukan tindakan buruk tersebut ya
semua karena sifat tamak dan kurangnya bersyukur atas nikmat yang
diberikan Tuhan karena diluar sana masih banyak orang-orang yang
menginginkan kedudukan seperti mereka. bersifat tamak berarti orang
tersebut belum menjadi orang yang utama karena orang tersebut masih
memiliki krisis akan moral keutamaan, karena keutamaan dan menjadi
orang utama adalah orang yang tau batas dan bisa mengatakan cukup
artinya tidak melebihkan dan tidak mengurangkan. Jadi semua kembali
kepada kesadaran akan Hati nurani setiap orang dan semua kembali
kepada pilihan ingin menjadi utama atau ingin menjadi orang yang biasa.
Karena sebanyak apapun aturan dan hukum yang dibuat jika tidak ada
kesadaran akan tindakan baik dan tindakan buruk tentu kasus seperti ini
akan terulang lagi tetapi sebaliknya walaupun tidak ada hukum atau aturan
yang dibuat jika seseorang itu memang sadar akan tindakan baik dan
buruk tentu kasus seperti yang dibahas disini tidak akan terulang lagi dan
semuanya berkaitan dengan latihan menjadi orang yang utama jadi
koruptor bukan keutamaan melainkan intemperate, tetapi jika orang-orang
pelaku korupsi dalam kasus ini sadar akan keutamaan artinya bisa merasa
cukup dan tidak memelihara sifat tamak tentu harus dilatih terus menerus
agar bisa menjadi orang yang utama dan bisa sadar akan tindakan yang
buruk dan tindakan yang baik tentu akan terwujud daerah yang jujur, adil
dan bebas korupsi.
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, Agustinus Wisnu. "Pancasila Sebagai Pondasi Pendidikan Agama Di


Indonesia." CIVIS 5, no. 1/Januari (2015).

DEWANTARA, AGUSTINUS WISNU. "GOTONG-ROYONG MENURUT


SOEKARNO DALAM PERSPEKTIF AKSIOLOGI MAX SCHELER, DAN
SUMBANGANNYA BAGI NASIONALISME INDONESIA." PhD diss., Universitas
Gadjah Mada, 2016.

DEWANTARA, AGUSTINUS WISNU. "GOTONG-ROYONG MENURUT


SOEKARNO DALAM PERSPEKTIF AKSIOLOGI MAX SCHELER, DAN
SUMBANGANNYA BAGI NASIONALISME INDONESIA." PhD diss., Universitas
Gadjah Mada, 2016.

Dewantara, Agustinus Wisnu. "Filosofi Pendidikan yang Integral dan Humanis


dalam Perspektif Mangunwijaya." JPAK: Jurnal Pendidikan Agama Katolik 13,
no. 7 (2015): 3-9.

Dewantara, Agustinus Wisnu. "POLITIK MENURUT FOUCAULT DALAM “THE


ARCHAEOLOGY OF KNOWLEDGE” DAN RELEVANSINYA BAGI
MULTIKULTURALISME INDONESIA." JPAK: Jurnal Pendidikan Agama
Katolik 15, no. 8 (2016): 12-22.

You might also like