Professional Documents
Culture Documents
Kel5 - Art Kons
Kel5 - Art Kons
Di susun oleh :
Kelompok 05
Dengan menyebut nama Allah S.W.T. yang maha pengasih lagi maha penyayang. Serta
mari kita sama-sama panjatkan puji syukur kehadiratnya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, inayahnya kepada kita semua, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada Allah S.W.T. yang telah memberi kemudahan untuk menyelesaikan
makalah dengan tepat waktu. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi merupakan sebuah bentuk usaha untuk menyembuhkan kesehatan orang
dalam keadaan sakit, pengobatan dan perawatan terhadap sebuah penyakit. Selain itu
dalam bidang medis, istilah terapi sama artinya dengan pengobatan. Sedangkan di dalam
kamus lengkap psikologi, terapi merupakan suatu tindakan dan pengobatan yang
ditujukkan kepada pemulihan terhadap suatu kondisi patologis (pengetahuan tentang
penyakit atau gangguan). Singgih berpendapat bahwa terapi merupakan bentuk tindakan
perawatan pada aspek kejiwaan individu yang di diagnosa mengalami suatu gangguan
ataupun penerapan sebuah teknik yang secara khusus digunakan untuk menyembuhkan
gangguan psikologis dan pada kesulitan-kesulitan seperti dalam penyesuaian diri.
Selama ini kita mengenal banyak terapi psikologi berdasar beberapa teori seperti
psikoanalisis dalam object relational therapy, ada juga cognitive behavior therapy, Family
Therapy, Interpersonal Therapy, Eksistensial Therapy, Gestalt Therapy dan sebagainya.
Namun demikian kebutuhan akan kesehatan mental menuntut berbagai macam variasi
therapy, ini kemudian memberi cela pada munculnya berbagai terapi modern, seperti
terapi bermain, terapi tawa, terapi musik, terapi menari, terapi dongeng, Art Therapy dan
sebagainya.
Banyak bermunculnya metode psikoterapi modern yang memanfaatkan media-
media yang dekat dengan kehidupan sehari hari kita. Salah satu diantara media yang
dapat dimanfaatkan dalam psikoterapi adalah puisi. Puisi adalah karya sastra yang
mengungkapkan pikiran, luapan emosi, dan perasaan seseorang secara imajinatif melalui
kata demi kata. Puisi juga merupakan pendekatan holistic yang menghormati berbagai
sumber Kesehatan dengan perhatian terhadap tubuh, pikiran, jiwa, dan perasaan.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengenal dan mengetahui tntang terapi
puisi beserta perkembangan dan penerapannya. Selain itu, juga untuk mengetahui proses
serta tahap-tahap dalam terapi puisi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Manfaat Terapi puisi sebagai berikut
4
mendapatkan keuntungan ini. Terapis akan mengingatkan bahwa individu tidak perlu
harus mengikuti irama atau struktur tertentu layaknya puisi profesional.
c. Komponen Simbolis/ Seremonial
Komponen ini yang menggabungkan penggunaan metafora, ritual, dan bercerita
atau mendongeng. Antara lain:
1. Metafora, Penggunaan metafora dalam kapasitas terapeutik telah diperhatikan
oleh beberapa pengarang. Dengan cara yang paling elemental, “metafora adalah
sesuatu yang mewakili sesuatu yang lainnya”. Metafora adalah simbol atau
gambaran untuk emosi, tindakan dan keyakinan. Dapat juga dikatakan bahwa
metafora adalah figur atau gambaran dari percakapan. Metafora dapat digunakan
dalam beragam kapasitas dalam praktek klinis. Koneksi antara realitas internal
dan eksternal dapat difasilitasi melalui penggunaan metafora.
2. Ritual, Combs dan Freedman (1990) menyatakan bahwa upacara-upacara, suatu
bentuk ritual, “melayani dua tujuan – memvalidasi suatu peristiwa dan
mempromosikan perubahan.” Ritual-ritual sebagai contoh sangat membantu
terhadap akhir tertentu (seperti kematian, perceraian) dengan menyediakan bagi
orang-orang untuk mengenali masa lalu, melepaskannya, dan terus maju. Ritual
telah digunakan dalam semacam kapasitas terapeutik untuk mendapati kebutuhan
dan latar belakang klien yang unik.
3. Bercerita atau mendongeng, Mendongeng dapat digunakan untuk berbagai
kapasitas terapeutik, saat klien dapat menciptakan dan mendengarkan cerita yang
mungkin didasarkan atas fantasi atau yang merupakan realitas. Penggunaan klinis
Erikson atas mendongeng dengan trans hipnosis sangat terkenal. Mendongeng
juga telah digunakan dalam cara yang lebih langsung dengan individu. White dan
Epston (1990) dalam menggunakan metode naratif, mendiskusikan fungsi
“menceritakan pengalaman” dan aspek terapeutik dari eksternalisasi masalah
mereka.
D. Tahap-tahap dalam terapy puisi
1. Recognition
Waktu untuk mempersiapkan klien menyrap dengan baik penggalan puisi.
Terdapat sesuatau dalam material yang melibatkan klien (kekesalan membuka
5
imajinasi/menghentikan pikiran yang mengembara…. Menangkap perhatian ).
Terapis mempersilahkan klien untuk merespon “ Apa yang pertama kamu perhatikan?
Tidak ada penilaian “salah” atau “benar” pada intrpretsai klien.
2. Examinatio
Examination meliputi pertanyaan apa,siapa,kapan, mengapa, bagaimana, beberapa
banyak dan dimana. Klien mengekplor ekspresi mereka ( Misalnya perasaan, yang
dibayangkan, memori, asosiasi, kesukaan, atau ketidaksukaan ) terapis juga meminta
agar mereka menggaris bawahi pertanyaan mereka. Literatur ( kata-kata, banyangan,
nada/suara atau argument ) membangkitkan respon individual pada setiap klien.
3. Juxtaposition
Klien menempatkan respon mereka dan elemen-elemen yang kontras pada
literature secara berdampingan. Mengambil sudut pandang yang bertentangan dapat
mendorong kesadaran yang baru yang mungkin menginspirasi perilaku baru, sikap
atau nilai yang baru. Akhirnya argument dengan orang lain dan argument dengan
individu muncul. Diskusi mennjukkan titik rasa sakit, keterbukaan dan perlindungan
diri.
4. Aplication to the self
Akhirnya, individu terdorong untuk mengaplikasikan pengetahuannya yang baru
pada pengalaman dalam kehidupan yang nyata. Pada akhir sesi, terapis membantu
klien mengintegrasikan apa yang mereka telah pelajari. Klien merefleksikan
kebutuhan apa yang harus di ubah dan kebutuhan apa yang tetap dipertahankan untuk
saat ini.Bagaimana puisi membantu?, Bagaimana menulis membantu? Kemana kita
akan beranjak dari sini? Setelah sesi yang sulit, terapis harus ,menanyakan apakah
masih ada ketidaknyamanan, kecemasan atau perlu tambahan bantuan, kemudian
terapis mengatasi masalah-masalah tersebut.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi puisi yaitu alat klinis yang menggabungkan menulis puisi untuk
menfasilitasi kesadaran psikologis, kreativitas, dan makna pribadi. Jenis terapis yang
proses interaktif dengan tiga komponen penting yaitu Komponen Reseptif/ Preskriptif,
Komponen Ekspresif/ Kreatif dan Komponen Simbolis/ Seremonial
Tujuan Terapi Puisi yaitu
1) Mengembangkan pemahaman tentang diri sendiri dan orang lain melalui puisi dan
bentuk-bentuk sastra lainnya.
2) Meningkatkan kreatifitas, ekspresi diri, dan harga diri yang lebih tinggi.
3) Meningkatkan keterampilan interpersonal dan komunikasi.
4) Membantu mengekspresikan emosi yang luar biasa dan dapat melepaskan
ketegangan.
5) Menciptakan perubahan dan meningkatkan keterampilan coping dan fungsi
adaptasi.
B. Saran
Dengan membaca makalah ini diharapkan terapi puisi dapat menjadi terapi yang
diaplikasikan secara optimal dan menjadi alternatif bagi terapis sebagai terapi yang
digunakan. Selainitu juga terhadap penulisan makalah sudah menyadari jika dalam
penyusunan makalah diatas masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan metode dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca
7
DAFTAR PUSTAKA
Calicchio, S. (2022). Alfred Adler dan psikologi individu di milenium baru: Strategi, prinsip, dan
model operasional yang mendasari pemikiran pendiri Psikologi Individual. Stefano
Calicchio.
Grimonia, E. (2023). Dunia musik: Sains-musik untuk kebaikan hidup. Nuansa Cendekia.
Persada, I. B., Agustina, A., & others. (2019). Penerapan art therapy dengan pendekatan
kelompok untuk menurunkan kecemasan pada anak binaan di lpka tangerang. Jurnal Muara
Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 3(1), 269–275.
Saputra, W. N. E., Titing, H., & Ramli, M. (2021). Integrasi Konseling Realita dengan Seni
Kreatif: Tinjauan Kajian Literatur. Prosiding Seminar Nasional Bimbingan Dan Konseling
Universitas Negeri Malang, 43–53.