You are on page 1of 23

Tugas

BAHASA INDONESIA
“LAKI LAKI BERSIMBAH DARAH”

Nama : Sigit Budianto Said


Galang khairan iqbal
Moch Ibnu agil
M. Rizal ubaidillah
Supriadi
Prodi : Ekonomi 2A
Dosen : Zakiyah BZ, M. Pd.I

FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS NURUL JADID

PAITON-PROBOLINGGO

2022/2023
PENGGANGU ISTRIKU DI SOSMED

Di sela-sela kesibukannya hanya sesekali dirinya membuka laman media sosialnya. Siang itu
dirinya membuka salah satu aplikasi yang sering istrinya bicarakan. Mata Agus terbelalak
mendapati Sinta istrinya baru saja mengunggah sebuah video dengan Windi,salah satu
temannya.

"Astagfirullah,Sinta. Sejak kapan dia

begini?" Agus meraup mukanya kasar.

Awalnya Agus tidak keberatan Sinta mempunyai aplikasi facebook untuk


mendokumentasikan kegiatan sehari-hari.Toh yang Sinta buat seperti tutorial memasak dan
memakai hijab yang menurut nya ruwet.

"Kenapa ribet begitu sih, Beb. Pakai hijab yang instan saja kenapa. Ini kita udah telat ke
kondangan nya." Agus berkata dengan nada sedikit kesal.

"Ih Bang, ini tuh lagi trend loh. Kemarin aku udah upload di Facebook dan Abang tahu?
banyak yang nonton loh,"ucap Sinta girang bukan main.

Wajah Agus memerah menahan marah dan juga malu. Mengingat istrinya banyak pengikut di
semua laman media sosialnya pasti sudah jelas video yang di unggah sudah di tonton oleh
ribuan pengikutnya.

Agus tak habis pikir, kenapa Sinta sekarang banyak bertingkah. Tidak lagi seperti dulu, istri
penurut tidak banyak berulah. Jika di tegur pasti berujunng pada pertengkaran.

Lalu ujung-ujungnya Agus yang mengemis

minta maaf.

Kasus terbalik, terdakwa menjadi tersangka. Dan tetap wanita tidak pernah salah pria yang
selalu salah.

Agus menghubungi istrinya ingin menyuruh menghapus video yang baru saja di upload
olehnya. Tapi,tidak kunjung di angkat.

Harusnya kan langsung di angkat videonya masih beberapa menit yang lalu. Pasti kan
handphone masih di tangannya.

"Aku harus pulang," gumam Agus. Agus keluar dari ruangan nya di dapati no para
karyawannya masih asik melihat layar handphone masing-masing.

Terdengar suara lagu yang jadi backsound video Sinta.


"Kalian nonton apa?" Agus mendekat ke dua

karyawan pria nya yang tengah saling

tertawa dan berbisik.

"Ah,Bapak. Kita nonton video lucu kok."

Kedua karyawan terlihat gugup.

"Jangan bohong, mau saya potong gaji kalian?"Ancam Agus.

"Mana, saya lihat handphone kalian,"pintav Agus kemudian tangannya seraya mengulurkan
pada dua karyawannya. Kedua karyawannya saling pandang.

"Ini kan privasi kami, Pak."

"Kalian kerja di counter saya,ini kawasan milik saya. Jadi kalian harus tunduk dengan
peraturan saya, ayo mana handphone kalian! jangan di ganti atau di kembalikan ke halaman
utama! Mana, cepat!"perintah Agus.

Kedua karyawan itu saling pandang.

"Ayok taruh di etalase, oh iya yang lain juga sama panggil mereka. Aku ingin mereka juga
menyimpan handphone mereka di sini. Panggil mereka!"Perintah Agus lagi.

Empat karyawan lain pun mendekat setelah

di panggil oleh dua karyawan yang ada di

depan Agus.

Ke empat karyawannya pun menurut, meletakan handphone di etalase yang ada di depan
Agus. Agus pun melihat satu persatu handphone karyawannya yang sedang menyala.

"Kamu umur berapa kenapa masih nonton kartun cocomelon,"ucap Agus pada pemilik
handphone pertama.

"Kamu laki-laki apa perempuan kenapa nonton gosip, itu gak baik." Agus berkata mengejek
pada pemilik handphone kedua.

"Wah aku suka, kamu alim ya. Nah begitu, jadi saya juga bakal kebagian pahala karena kamu
nonton siraman rohani, gak sia-sia saya nyediain WiFi gratis, kalian seharusnya mencontoh
Ali,"ucap Agus pada karyawan ketiga yang bernama Ali. ANGAT

"Apa ini? kamu suka drama Korea? Sama

seperti istri saya. Saya juga suka di paksa untuk nonton," ucap Agus pada pemilik handphone
ke empat.
"Nah, untuk kalian berdua kalian kedapatan sedang nonton video milik istri saya. Sejak kapan
follow istri saya?" Tanya Agus pada kedua karyawan nya, pemilik handphone yang kelima
dan ke enam.

"Baru kok,Pak."Kedua karyawannya kompak menjawab.

"Ah kalian bohong!" Sanggah Agus.

"Unfollow istri saya sekarang juga. Jangan coba-coba ngintip atau fo/low lagi aplikasi milik
istri saya. Mengerti?"

"l-iya...mengerti,Pak."Kedua karyawannya menjawab dengan suara gugup.

"Aturan ini juga untuk kalian berempat ya, jangan follow aplikasi milik istri saya.

Paham?Yang udah fo/low segera hapus!" ujar Agus penuh penekanan.

Semua karyawannya mengangguk. Agus pergi berlalu tanpa berpamitan. Bisik-bisik ke enam
karyawan Agus pun pecah. Lalu kenali diam saat Agus kembali lagi.

"Kalian gak boleh bergosip,ini kawasan bebas ghibah. Ali, nanti toko tutup saja ya, saya gak
akan kesini lagi."

"Siap,Pak." Ali menjawab dengan takzim.

"Bagus, saya pulang dulu." Agus berpamitan.

"Gila sih, bos kita suka aneh-aneh aja deh.

Ketat banget sih. Padahal kan hak kita mau

follow siapa juga," keluh salah satu

karyawan yang kedapatan menonton video

milik Sinta.

"Memang cantik sekali istri bos kita itu, seperti remaja saja. Padahal udah punya anak,"
timpal karyawan satunya lagi.

"Dasar otak kalian memang gak beres

sudah kecanduan," cibir Ali.

"Dah bubar, kenapa jadi bergosip.Seperti perempuan saja!" Teriak beberapa karyawan
perempuan yang ada di dalam.

***

"Beb! Beb! buka pintunya!"Agus

menggedor-gedor kamar mereka berdua.


"Sebentar!" Sinta tak kalah keras membalas teriakan Agus.

"Kalian lagi apa sih di kamar, " selidik Agus pada Sinta dan Windi.

"Eh, Bang Agus. Sudah pulang.Aku ijin pulang duluan ya. Dah Sinta,Sampai ketemu besok
ya."Windi pergi sambil berlari. Agus mantap tak suka.

"Beb! hapus video kamu yang kamu unggah. Aku tidak suka lihat video kamu." Agus
langsung mengambil handphone Sinta. Dan membuka konci pin handphone Sinta.

"Kenapa sandi pin nya di ganti? biasanya pakai tanggal bulan dan tahun pernikahan
kita,"protes Agus.

"lya baru juga tadi di ganti,kan handphone

baru."Sinta menjawab santai.memang dua

hari yang lalu Sinta meminta berganti

handphone.Dengan alasan

penyimpanannya penuh.

"Cepat buka! dan hapus konten video kamu!"perintah Agus.

"Gak mau, Bang. Baru juga di upload. " Sinta menolak perintah Agus.

"Hapus, Sinta. Kamu gak pantes begituan. Aku izinkan kami main medsos sebelumya kamu
ingat kan apa saja hal yang boleh dan tidak boleh,"

"Bang! aku sudah dewasa sekarang, gak seperti aku yang dulu. Jadi sesukaku, Bang!" Sinta
tak terima selalu saja di larang dan di atur oleh Agus.

"Kamu istriku, jadi semua yang menyangkut kamu adalah urusanku juga. Tanggung
jawabku,"

"Tapi aku gak mau di kekang, Bang. Aku bosan selalu dengar ceramah Abang setiap hari."

"Tidak bisa! kamu istriku turuti peraturan ku,"

"Kapan sih, Abang mendukungku." Sinta membuang muka.

"Aku sudah dukung kamu, kamu aku izinkan untuk membuat facebook dan lain sebagainya.
Aku mohon jangan manfaatkan kesempatan itu untuk hal-hal yang tidak jelas begitu."
Nama : rizal

“kakak aku akan segera datang jangan terlalu dipikirkan aku hanya...hanya ingin tinggal sendiri untuk
beberapa waktu” kata Riko dengan suara rendah sambil menahan kesediaanya ketika menelpon
kakaknya.

“kamu harus membawa beberapa pengawal untuk menjagamu! Apakah sesulit itu?” Kata Siska yang
terlihat tidak senang

“kakak kumohon, hari ini saja! Aku...aku ingin berduaan dengan ibu dan Ayah” pinta Riko kepada
Siska dengan suara rendah dan sedih

Siska tetap diam selama beberapa menit, lalu ia berkata “oke tapi segera pulang, dan juga harus hati-
hati saat mengemudi, ini lagi musim hujan, cuaca nya lagi tidak baik hari ini “ Riko pun setuju dengan
nya dan dia pun senang.

“baik kak, sudah dulu yah kak!” Riko memutuskan telepon dan masuk ke dalam mobil dan pergi

Cuaca yang sedang tidak baik-baik saja, banyak angin yang menerjang, dan suasana yang terasa
gelap, sore hari awan gelap menutupi matahari semata-mata tidak membiarkan matahari masuk

Riko mengemudi kan mobil dan melaju di jalanan, dengan air mata yang ia tahan, dari matanya
terlihat rasa kesedihan, penyesalan seperti emosi tertulis di wajah nya

Tibalah Riko di daerah pemakaman dan mulai melangkah masuk, ia berjalan dan duduk di depan di
kuburan, meletakkan bunga diatas nya

Dengan lembut, tangan nya yang gemetar dan air matanya yang hangat menetes diantara kedua
kuburan tersebut

“Aku merindukan kalian berdua ibu ayah hiks!” ucap Riko dengan suara tangis melihat kedua makam
itu

Air mata yang ia tahan saat ia mengemudi, tidak bisa ia kendalikan lagi ia hanya bisa menangis deras,
ia pun meletakkan tangan nya di makam sang ibu

“mah!! Lihat lah, aku ada disini yang dulu aku sekali jadi pembuat onar, kembalilah aku janji
hiks...janji tidak akan buat kesal mamah, aku gak akan nakal lagi mah hiks... kenapa harus tidur terus
sih! Apa masih belum cukup huh?... kalian berdua sudah tidur selama 4 tahun sekarang, berapa
banyak lagi kalian berdua ingin istirahat?.... ayah kamu juga! Bukankah kam bilang tidak akan pergi
kemana-mana meninggalkan putri mu ini sendiri! Lihat kan sekarang ayah tidak memenuhi kata-
katamu! Kumohon tolong kembali aku butuh kalian berdua hiks hiks.... ayah kamu bilang kan akan
mengajak ku ke waterpark? Dimana kamu ayah? Ayuk kita kesana!

Ia menangis berat sekali yang ia rasakan sampai saat ini ia tidak bisa melupakan kedua orangtua nya,
ia mencurahkan seluruh isi hatinya, mengeluarkan semua segala emosi nya yang tidak ingin
kehilangan orang tuanya.

Ia menggerakkan matanya ke atas langit dan berkata “lihat!! Aku masih belum mengunjungi
waterpark itu aku masih menunggu kalian mah! Ayah! Untuk pergi kesana bersama!!! Tolong kembali
lah atau bawa aku bersama kalian saja... aku tidak bisa hidup tanpa kalian

Dia menundukkan kepala nya dan berkata “Kakak sangat sibuk dengan pekerjaan nya hampir hari ia
datang berlumuran darah... aku tahu dia kesepian seperti aku, aku tahu dia merindukan kalian
berdua, karena insiden itu kami berdua kehilangan kalian! Tapi ayah, mah!!! Aku tidak bisa terima
semua ini, sekarang ayah sama mamah tolong datang dan katakan padanya untuk menghentikan
semua ini... aku sangat takut mah aku ingin kamu memelukku, menghiburku!!! Tolong kembali aku
tidak kuat lagi dengan semua ini ayah tolong”

Tangisan yang pecah hingga membasahi pakaiannya, ia benar-benar hancur dan berteriak melihat ke
langit dengan harapan mungkin ayah dan ibunya dapat melihat kesedihannya dan kembali padanya.

Dia mengusap air matanya dengan kasar dan berkata sambil melihat makam ayah dan ibunya” lihat
kalian tahu kan aku sangat keras kepala jadi datang dan penuhi keinginanku ayah! Mah! AYAH MAH
TOLONG”
Nama :Moch Ibnu Agil

Terry adalah seorang pria yang tinggal di sebuah kota kecil bersama keluarganya. Ia memiliki
kehidupan yang cukup bahagia, memiliki pekerjaan yang stabil dan keluarga yang selalu
mendukungnya. Terry juga memiliki kekasih yang sangat dicintainya, bernama Sarah. Mereka
telah menjalin hubungan selama 5 tahun dan rencananya akan segera menikah.

Namun, suatu hari Sarah mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri.
Sarah merasa tidak bisa menolak kesempatan tersebut dan memutuskan untuk pergi ke luar
negeri selama 3 tahun. Hal ini membuat Terry merasa sangat sedih dan kehilangan.

Terry sangat mencintai Sarah dan merasa sulit untuk melepaskan kekasihnya pergi. Namun, ia
memahami bahwa Sarah harus mengejar mimpinya dan ia harus memperjuangkan karirnya
sendiri. Terry memberikan dukungan dan doa terbaiknya untuk Sarah dan berjanji akan tetap
setia menunggunya.

Walaupun Terry merasa sedih, ia tidak berhenti untuk berusaha memperbaiki hidupnya dan
mengambil tindakan untuk mengejar impian dan tujuannya. Ia mulai fokus pada pekerjaannya
dan berusaha untuk menjadi lebih baik dalam karirnya. Ia juga mulai mengambil beberapa
kursus dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya dalam bidangnya.

Terry terus melakukan usaha dan perjuangan, dan setiap kali merasa sedih, ia selalu mengingat
janjinya kepada Sarah. Ia mengingat kata-kata Sarah yang selalu memberikan semangat dan
motivasi baginya untuk terus maju dan berusaha.
Setelah tiga tahun, Sarah kembali dari luar negeri dan mereka berdua bertemu lagi. Meskipun
rindu telah membuat mereka merasa sulit untuk berpisah selama tiga tahun, namun Terry
merasa senang dan bersyukur bahwa ia berhasil bertahan dan tetap setia menunggu
kekasihnya.

Ketika mereka kembali bersama, Terry merasa bahwa ia telah belajar banyak tentang dirinya
sendiri dan apa yang sebenarnya diinginkan dari hidupnya. Ia merasa lebih matang dan siap
menghadapi masa depan yang lebih baik bersama Sarah.

Dalam cerita ini, Terry adalah contoh seorang pria yang mencintai dan mendukung
pasangannya bahkan ketika ia harus pergi untuk mengejar mimpinya. Terry juga adalah contoh
seorang pria yang terus berusaha dan berjuang untuk meraih tujuannya dan menjadi pribadi
yang lebih baik. Meskipun ia merasa sedih karena ditinggal menikah oleh kekasihnya, Terry
tetap setia menunggu dan memperjuangkan kehidupannya.

Setelah Sarah kembali dari luar negeri, Terry dan Sarah mulai membangun kembali hubungan
mereka. Terry merasa bahwa ia telah belajar banyak selama ketiadaan Sarah dan ingin
memperbaiki dirinya serta hubungan mereka.

Kedatangan Sarah juga membawa banyak perubahan bagi Terry. Sarah membawa pengalaman
dan wawasan baru yang membuat Terry semakin tertarik dan terinspirasi. Mereka mulai
merencanakan masa depan mereka bersama dan berbicara tentang impian dan tujuan mereka.
Terry mulai fokus pada pekerjaannya dan berusaha mencapai posisi yang lebih tinggi. Ia
berbicara dengan atasan dan mencari peluang untuk memperluas jangkauan bisnis perusahaan
tempatnya bekerja. Usaha Terry membuahkan hasil, dan dalam waktu yang singkat, ia berhasil
naik pangkat dan mendapatkan penghargaan atas kontribusinya yang luar biasa.

Sementara itu, Sarah juga berhasil meraih gelar yang ia inginkan. Ia kembali ke kota tempat
mereka tinggal dan bergabung dengan perusahaan besar di sana. Kedua pasangan ini semakin
saling menginspirasi dan mendukung satu sama lain.

Setelah beberapa tahun berlalu, Terry dan Sarah akhirnya menikah. Mereka merayakan hari
bahagia mereka dengan penuh sukacita dan kegembiraan. Terry merasa bersyukur atas semua
pengalaman dan perjalanan hidupnya yang telah membawanya pada saat ini.

Terry menunjukkan kekuatan seorang pria yang mampu menjaga komitmen dan kesetiaannya
pada pasangannya, bahkan ketika mereka terpisah dalam waktu yang lama. Terry juga
menunjukkan keberanian untuk memperbaiki dirinya dan hidupnya setelah krisis dan kesulitan
yang dihadapinya. Akhirnya, Terry berhasil meraih kebahagiaan bersama dengan pasangannya,
Sarah, sebagai bukti kesuksesannya sebagai seorang laki-laki yang tangguh dan bertanggung
jawab.

Setelah menikah, Terry dan Sarah terus merayakan kebahagiaan mereka bersama. Mereka
menghabiskan banyak waktu untuk menjalani hobinya bersama, melakukan perjalanan, dan
saling mendukung dalam karir dan kehidupan sehari-hari.

Terry mulai mempertimbangkan untuk memiliki anak setelah beberapa tahun menikah. Namun,
Sarah masih ingin mengejar karirnya dan fokus pada pekerjaannya. Mereka berbicara tentang
harapan dan tujuan mereka secara terbuka, dan memutuskan untuk menunda keputusan
tersebut.
Selama bertahun-tahun, mereka terus mengalami pasang-surut dalam hubungan mereka,
tetapi mereka selalu mencoba untuk memahami dan mendukung satu sama lain. Mereka terus
bekerja sama dalam menghadapi tantangan dan masalah kehidupan.

Setelah sepuluh tahun menikah, Terry dan Sarah akhirnya memutuskan untuk memiliki anak.
Namun, mereka menyadari bahwa hal itu tidak mudah. Mereka mencoba untuk hamil selama
beberapa waktu, tetapi tidak berhasil. Mereka mulai berkonsultasi dengan dokter dan
menjalani beberapa tes dan prosedur medis untuk membantu mereka dalam proses ini.

Ketika Sarah akhirnya hamil, Terry merasa sangat bahagia dan bersyukur. Mereka menantikan
kelahiran anak mereka dengan antusiasme dan kegembiraan. Setelah sembilan bulan, anak laki-
laki mereka lahir dengan sehat dan sempurna.

Terry dan Sarah merasa bahwa memiliki anak adalah anugerah terbesar dalam hidup mereka.
Mereka terus mengalami pasang-surut dalam perjalanan mereka sebagai pasangan dan sebagai
orangtua, tetapi mereka selalu mencoba untuk memahami dan mendukung satu sama lain
dalam setiap tahap kehidupan mereka.

Dalam cerita ini, Terry dan Sarah menunjukkan kekuatan dan ketangguhan sebagai pasangan.
Mereka terus bekerja sama dalam menghadapi tantangan dan rintangan, dan selalu
mendukung satu sama lain dalam impian dan tujuan mereka. Mereka juga menunjukkan
keberanian dan tekad untuk memperjuangkan kebahagiaan mereka bersama, bahkan dalam
situasi yang penuh tantangan dan kesulitan.
Nama galang khairan iqbal

Tugas indo

Di sebuah desa yang tersembunyi di tengah hutan yang lebat, hiduplah seorang laki-laki
muda bernama Aditya. Desa itu terkenal dengan legenda tentang sebuah air terjun magis di
dalam hutan. Konon katanya, air terjun itu bisa mengubah apapun yang terkena oleh airnya
menjadi mutiara yang berkilauan. Aditya selalu tertarik dengan cerita-cerita seperti itu, dan ia
memutuskan untuk menjelajahi hutan dan mencari air terjun tersebut.

Aditya menatap peta dengan penuh antusiasme. "Akhirnya, aku akan pergi menemukan air
terjun magis ini!" gumamnya kepada dirinya sendiri.

Maya, teman dekat Aditya, berdiri di sampingnya sambil melihat peta tersebut. "Apakah
kamu yakin, Aditya? Cerita tentang air terjun magis ini mungkin hanya mitos belaka," ucap
Maya dengan sedikit ragu.

Aditya tersenyum dan menjawab, "Aku yakin, Maya. Ada sesuatu yang membuatku percaya
bahwa cerita ini nyata. Aku ingin menemukan air terjun itu dan melihat apakah itu benar-
benar bisa mengubah segalanya menjadi mutiara."

Maya mengangguk, "Baiklah, jika itulah yang kamu inginkan, aku akan mendukungmu
dalam perjalananmu. Namun, ingatlah untuk tetap waspada dan berhati-hati di dalam hutan
yang lebat itu."

Aditya mengambil bekal dan mereka berdua mulai memasuki hutan. Langkah mereka penuh
semangat, dengan suara burung dan angin yang menerpa daun-daun di sekitar mereka.

Setelah berjalan cukup jauh, Aditya berhenti dan melihat ke sekitar. "Menurut peta, air terjun
ini seharusnya berada di sekitar sini. Ayo teruskan perjalanan!"

Mereka melanjutkan perjalanan, melintasi sungai-sungai yang deras dan melewati jalan
setapak yang sempit di tengah pepohonan rimbun. Hutan itu terasa magis dan penuh misteri.

Setelah berhari-hari berjalan, mereka akhirnya melihat cahaya yang redup di kejauhan.
Aditya mempercepat langkahnya, dan ketika mereka tiba di pinggir sebuah jurang, keindahan
yang tak terkatakan terbentang di hadapan mereka.
Aditya terpana melihat air terjun yang megah, dengan air yang jatuh dengan deras
membentuk semburat putih yang menakjubkan. Ia merasa hatinya berdebar kencang,
merasakan kehadiran keajaiban di tempat ini.

"Kamu melihatnya, Maya? Air terjun magis ini benar-benar ada!" ucap Aditya dengan suara
penuh kekaguman.

Maya terkesima oleh keindahan air terjun tersebut. "Wow, Aditya, ini memang luar biasa.
Kita benar-benar menemukan air terjun legendaris ini!"

Aditya melangkah mendekati air terjun itu dengan hati berdebar-debar. Ia membasuh
tangannya di bawah aliran air yang jatuh dengan deras, dan tiba-tiba tangannya berkilauan
dengan mutiara yang berwarna-warni.

Maya terkejut melihat perubahan itu. "Astaga, Aditya! Tanggannya... tanggannya bersimbah
mutiara! Ini luar biasa!"

Aditya tersenyum dengan penuh kebahagiaan. "Ini adalah keajaiban.

Kabar tentang keajaiban yang menimpa Aditya menyebar dengan cepat ke seluruh desa.
Orang-orang datang dari jauh untuk melihat sendiri fenomena ini. Aditya menjadi terkenal
dalam semalam, tetapi ia tetap rendah hati dan tidak mau terpengaruh oleh perhatian yang
diberikan kepadanya.

Di tengah kerumunan orang yang ingin melihat mutiara di tangannya, Maya berusaha
menjaga Aditya dari kegemparan. "Aditya, kamu harus tetap tenang. Ini bisa menjadi sebuah
berkah besar bagi kita, tapi ingatlah bahwa tujuan kita adalah untuk menggunakan keajaiban
ini demi kebaikan bersama."

Aditya mengangguk setuju, melihat Maya dengan tulus. "Tentu, Maya. Aku tidak ingin
memanfaatkan kekuatan ini untuk kepentingan pribadiku. Aku ingin menggunakan mutiara
ini untuk membantu orang-orang yang membutuhkan."

Maya tersenyum bangga melihat tekad Aditya. "Aku yakin kita bisa melakukan banyak hal
baik dengan keajaiban ini. Mari kita gunakan kesempatan ini untuk membangun desa kita dan
memberikan harapan kepada mereka yang membutuhkannya."

Mereka berdua berkolaborasi untuk merencanakan proyek-proyek sosial yang akan dilakukan
menggunakan mutiara-mutiara itu. Mereka memutuskan untuk membangun sekolah bagi
anak-anak di desa yang sebelumnya tidak memiliki akses pendidikan. Mereka juga
merencanakan untuk memperbaiki infrastruktur desa, membangun sumur-sumur air bersih,
dan memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Bersama-sama, Aditya dan Maya berkomitmen untuk tidak menggunakan mutiara secara
sembarangan. Mereka menyadari bahwa kekuatan mutiara ini bukanlah untuk dimiliki secara
pribadi, melainkan untuk digunakan dalam rangka melayani orang lain.

Beberapa minggu kemudian, proyek-proyek sosial yang direncanakan mulai berjalan. Desa
menjadi sibuk dengan aktivitas pembangunan dan bantuan yang dilakukan oleh Aditya,
Maya, dan para sukarelawan. Mereka melihat harapan dan kebahagiaan tumbuh di mata
orang-orang yang menerima bantuan mereka.

Di tengah keramaian, seorang anak kecil datang mendekati Aditya dan Maya. Dia memiliki
mata yang penuh cahaya dan wajah yang penuh harapan. "Terima kasih, Pak Aditya dan Bu
Maya. Sekarang saya bisa pergi ke sekolah dan punya harapan untuk masa depan yang lebih
baik!"

Aditya tersentuh melihat perubahan yang bisa mereka berikan kepada masyarakat. "Inilah
yang kita lakukan, Maya. Mengubah hidup orang-orang dengan kekuatan kebaikan."

Maya mengangguk, matanya dipenuhi oleh rasa bangga dan kepuasan. "Kita belum selesai,
Aditya. Kita akan terus bekerja keras untuk membuat perubahan yang lebih besar lagi. Kita
akan menjadi contoh bagi orang lain agar mereka juga berbagi kebaikan."

Kehidupan di desa semakin makmur dan bahagia berkat proyek-proyek sosial yang dilakukan
oleh Aditya dan Maya. Namun, tidak semua orang senang dengan perubahan ini. Seorang
penduduk kaya dan berkuasa di desa, bernama Bisma, merasa terancam oleh kehadiran
Aditya dan Maya yang semakin populer.

Bisma merencanakan cara untuk menghentikan mereka. Dia mengumpulkan sekelompok


pengikut setianya dan berencana mengusir Aditya dan Maya dari desa. Mereka menyebarkan
gosip buruk dan berusaha merusak reputasi baik yang telah mereka bangun.

Suatu hari, ketika Aditya dan Maya sedang memeriksa proyek pembangunan sekolah, mereka
dihadang oleh Bisma dan pengikut-pengikutnya. Bisma memandang mereka dengan tatapan
sinis. "Aditya, Maya, kalian pikir kalian bisa datang ke sini dan mengubah segalanya? Kalian
hanya mengacaukan ketertiban dan membuat kami kehilangan pengaruh kami!"
Aditya dengan tenang menatap Bisma. "Bisma, tujuan kami adalah membantu dan
memberikan harapan kepada orang-orang. Kami tidak bermaksud mencuri pengaruhmu. Ini
adalah tentang kebaikan bersama."

Maya menambahkan dengan tegas, "Kami tidak akan mundur, Bisma. Kami bertekad
melanjutkan pekerjaan kami demi kesejahteraan desa ini."

Bisma tertawa dengan sinis. "Kalian hanya dua orang. Kalian tidak bisa melawan kami
semua. Kami akan mengusir kalian dari sini dan menghancurkan proyek-proyek kalian!"

Aditya dan Maya saling pandang, dipenuhi keberanian. Mereka tahu mereka harus
melindungi visi mereka untuk membawa perubahan yang baik. Tanpa ragu, mereka mengajak
warga desa yang mendukung mereka untuk bersatu dan melawan kekuasaan yang korup.

Bisma dan pengikut-pengikutnya kaget melihat semangat dan dukungan yang diberikan
kepada Aditya dan Maya. Warga desa membela mereka, menyuarakan penghargaan mereka
atas perubahan positif yang telah dibawa oleh kedua sahabat itu.

Dalam kekacauan tersebut, seorang tetua bijak datang dan berdiri di tengah kerumunan. Dia
memiliki pengaruh yang kuat dan dihormati oleh semua orang di desa. "Hentikan pertikaian
ini!" seru tetua itu dengan tegas. "Aditya dan Maya telah membawa kebaikan dan harapan
kepada kita semua. Kita harus bersatu dan mendukung mereka."

Bisma dan pengikut-pengikutnya tidak punya pilihan selain meredam kemarahannya. Mereka
menyadari bahwa mereka berada dalam minoritas dan perlawanan mereka sia-sia. Aditya dan
Maya merasa lega melihat solidaritas yang terbentuk di antara warga desa.

Setelah insiden itu, Aditya dan Maya semakin dihormati dan diakui oleh warga desa. Mereka
terus melanjutkan perjuangan mereka untuk membawa perubahan positif. Proyek-proyek sosial
terus berlanjut, dengan dukungan dan partisipasi aktif dari warga desa.

Aditya dan Maya memperluas proyek mereka dengan membentuk kelompok-kelompok


komunitas yang berfokus pada pendidikan, lingkungan, dan kesehatan. Mereka melibatkan
para pemuda dan pemudi desa untuk berperan aktif dalam memajukan desa mereka.

Dengan bantuan sukarelawan dan sumbangan dari luar, sekolah yang didirikan oleh Aditya
dan Maya berkembang pesat. Anak-anak desa yang sebelumnya terbatas aksesnya kepada
pendidikan, kini mendapatkan kesempatan untuk belajar dan mempersiapkan masa depan
yang lebih baik.
Tidak hanya itu, Aditya dan Maya juga memperkuat upaya pelestarian lingkungan dengan
melibatkan warga desa dalam penanaman pohon dan kampanye pengurangan sampah plastik.
Mereka sadar bahwa menjaga alam adalah tanggung jawab bersama untuk generasi yang akan
datang.

Dalam bidang kesehatan, Aditya dan Maya menyelenggarakan program kesehatan gratis,
memberikan akses pemeriksaan kesehatan dan pengobatan kepada masyarakat yang
membutuhkan. Mereka juga memberikan edukasi tentang kebersihan, pola makan sehat, dan
praktik hidup sehat kepada seluruh desa.

Dalam perjalanan mereka, Aditya dan Maya menghadapi tantangan dan rintangan yang tak
terduga. Namun, mereka tidak pernah menyerah. Mereka mengandalkan kekuatan persatuan,
semangat perubahan, dan tekad yang kuat untuk melanjutkan misi mereka.

Ketika hari-hari berlalu, desa mereka bertransformasi menjadi tempat yang lebih harmonis
dan sejahtera. Penduduk desa hidup dengan rasa kebersamaan dan memiliki kesadaran akan
pentingnya saling tolong-menolong.

Kisah tentang Aditya dan Maya menyebar luas, dan desa mereka menjadi contoh bagi desa-
desa lain di sekitarnya. Banyak orang terinspirasi oleh dedikasi mereka dan bergabung dalam
upaya untuk menciptakan perubahan yang positif di masyarakat.

Akhirnya, Aditya dan Maya melihat visi mereka tercapai. Mereka menyaksikan desa mereka
menjadi tempat yang penuh harapan, cinta, dan kemajuan. Keberanian mereka untuk
melawan ketidakadilan dan keberanian mereka dalam menciptakan perubahan telah
mengubah hidup banyak orang dan meninggalkan warisan yang tak terlupakan.

Dalam hati mereka, Aditya dan Maya tahu bahwa perjuangan mereka belum selesai. Mereka
berjanji untuk terus melangkah maju, membawa kebaikan dan harapan kepada yang lebih
banyak lagi. Dalam perjalanan mereka, mereka menyadari bahwa kekuatan untuk merubah
dunia terletak di tangan setiap orang, dan bahwa tindakan-tindakan kecil dapat memiliki
dampak yang besar.

Akhir cerita ini tidak berarti berakhirnya perjuangan mereka, melainkan awal dari babak baru
dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan. Aditya dan Maya menyadari bahwa masih
banyak tantangan yang harus mereka hadapi dan masih banyak orang yang membutuhkan bantuan
mereka.
Dengan semangat yang membara, Aditya dan Maya melanjutkan perjalanan mereka,
mengunjungi desa-desa lain dan berbagi pengalaman serta pengetahuan yang mereka peroleh.
Mereka membangun jaringan kerjasama antar-desa, bertukar ide, dan saling memberi
dukungan untuk menciptakan perubahan positif di seluruh wilayah.

Selama perjalanan mereka, mereka juga belajar bahwa membangun keberlanjutan adalah
kunci untuk menjaga perubahan yang telah mereka lakukan. Mereka membantu desa-desa
dalam mengembangkan usaha ekonomi yang berkelanjutan, seperti pertanian organik,
kerajinan tangan, dan pariwisata berkelanjutan.

Tidak hanya itu, Aditya dan Maya juga melibatkan generasi muda dalam perjuangan mereka.
Mereka mendirikan program pendidikan dan pelatihan untuk menginspirasi dan membimbing
anak-anak dan remaja dalam membangun pemahaman yang kuat akan pentingnya keadilan
sosial, lingkungan, dan kesejahteraan bersama.

Saat mereka berkeliling, cerita tentang perjalanan mereka menyebar ke penjuru negeri.
Orang-orang dari latar belakang yang berbeda terinspirasi oleh kisah Aditya dan Maya, dan
bergabung dalam gerakan perubahan yang mereka perjuangkan. Bersama-sama, mereka
membentuk komunitas yang kuat dan berkomitmen untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Pada akhirnya, Aditya dan Maya menyadari bahwa perubahan yang mereka inginkan tidak
terbatas pada satu desa atau wilayah. Mereka bermimpi tentang dunia yang adil,
berkelanjutan, dan penuh kebahagiaan bagi semua orang.

Mereka berjanji untuk melanjutkan perjalanan mereka, menginspirasi orang-orang untuk


membangun masa depan yang lebih baik. Meskipun tantangan dan rintangan akan terus ada,
mereka yakin bahwa keberanian, kebijaksanaan, dan kebersamaan akan membawa mereka
menuju dunia yang lebih baik.

Dalam kebersamaan dan semangat perubahan, Aditya dan Maya melanjutkan perjalanan
mereka, menjadikan dunia ini tempat yang lebih indah bagi kita semua.

Nama supriadi
kacau. Segenap mata memandang hanya kesan carut marut yang
terlihat. Tak ada lagi keseimbangan. Timpang di segala aspek
kehidupan. Kekufuran dan kemungkaran menjadi bagian terbesar
setiap detak jantung hidup. Kegelisahan merajai segala hal yang suci,
tak ada lagi gaung doa yang memantulkan cahaya. Meski dalam
kumpulan 50 orang berhati putih mengungkap segala hal baik, namun
tak ada lagi celah bagi telinga Sang Maha Pendengar. Tertutup dan
gelap!. Raja dan Ratu bersekutu di dunia kemuraman, memuja
angkara murka dan memerintahkan para menteri untuk menjalankan
pemerintahan dalam naungan bendera kejahatan. Lalu bergemalah
khotbah-khotbah palsu. Kemunafikan menjadi tiang utama setiap
kelimbungan yang ada. Cukai dan upeti semakin mencekik kaum
papa. Jeritan dan tangis mereka adalah alunan lagu merdu bagi para
pemimpin bangsa. Kemana berlari ? kemana mengadu ? buntu!
Keadilan semakin buram dan perlahan padam. Naik kan harga
sembako ! Masa bodoh mereka bisa beli atau tidak! peduli dengan
kelaparan, busung lapar dan tetek bengkek penderitaan orang kecil.
Yang penting bendera kejahatan tetap berkibar dibawah seringai
ganas para pemimpin dan menteri menteri nya. Kemudian Sang
Raja Perkasa datang. Konon memberi segala kemakmuran dan
pencerahan pada dunia yang tengah carut marut. Ia bergerak
memberi kekurangan bahan dan hulu hingga hilir dunia. Memiliki
kekuasan menguasai bumi dan langit untuk menurunkan hujan yang
membawa berkah hasil bumi hingga musim kemarau panjang yang
menyiksa. Lewat tangannya banyak sekali muncul keajaiban dan sihir
kasat mata yang sulit untuk dibantah. Ia memiliki kelebihan Sang
Illahi namun berhati besi dan bermisi merusak segala yang hakiki.
Namun takdirnya memang harus ada pada rotasi kehidupan fana ini.
Karena
disinilah dia akan bermukim dan hancur pada saat datang masa
pencerahan yang telah menjanjikan olehNya. Lalu kapan masa pencerahan
itu? Sekumpulan orang-orang dalam lingkar suci yang kian mengecil, kerap
disingkirkan itu.

"Aku lah pencerahan itu! Kenapa harus mencari yang lain?” Seruni angkuh.

"Tapi tantanganmu! kami tidak mau mengikutinya” Salah seorang berkata

mantap. Lalu Si Penguasa pun marah dan memotong tubuh


pembangkang itu menjadi dua bagian hanya dengan gerakan pelan di
tangannya. Semua berteriak. Semua berlari. Ia pun tertawa terbahak –
bahak, hingga menimbulkan keretakan merata pada seluruh pijakan bumi.
Sebagian orang-orang itu terperosok jatuh dan tak ada pertolongan. Ia pun
tertawa bangga dan kembali menantang siapa saja yang tak mau
menyembahnya. Ia lalu kian melebarkan sayap kekuasaannya. Menebar
fitnah pada kebenaran, menghalalkan segala yang haram serta
membenarkan kebatilan. Pencurian, pelacuran dan segala macam bentuk
kemaksiatan tercipta dalam kemasan premium yang canggih dan
membingungkan. Benarkah ini untuk diikuti? segala macam tata bahasa dan
propaganda yang dibayangkan namun terkaji secara profesional silih
berganti menggoyahkan kelimbungan pada sebagian kelompok yang tak
punya keyakinan kuat. Lalu merekapun terhanyut. Si penguasa itu kembali
tertawa dalam bahak kemenangannya. Disetiap pijakan bumi yang
disinggahinya, ia kerap mengangkat kacung-kacung untuk menebarkan
ajaran sesatnya. Embargo berlaku pada siapa yang melanggar. Perang
menjadi pilihan terfavorit untuk siapa yang berani menantang. Tak ada
kedamaian. Meski kemakmuran mudah diberikannya namun ia menebar
virus yang menggerogoti kehidupan moral pada tatanan yang seharusnya.
Ada yang sadar namun ada yang terus terlena pada kebobrokan itu. Namun
yang tersadar itu semakin menipis jumlahnya, dan terus mendapat
gempuran dari para kacung-kacung si penguasa itu. Tak ada satu pun yang
dapat menandingi kehebatannya. Ia menguasai bak Pencipta Alam
Semesta. Membunuh orang yang membencinya bahkan menyalakannya
kembali. Mengkloning manusia–manusia baik untuk mengisi jiwa sesat
ciptaannya. Setiap menit menyembuhkan ksatria-ksatria hitam dari rahim
kelam yang dimilikinya. Kian hari jumlahnya kian banyak hingga menutupi
tiga perempat bumi dengan segala hal busuk yang tak mungkin terlihat dan
tercium oleh hati yang bersih. Lalu berapakah jumlah mereka dibanding
kstaria hitam milik si penguasa bejat itu ? Meski semakin mengecil mereka
tetaplah harus ada, tetap harus bertahan karena memang begitulah
karmanya. Harus selalu ada setitik putih diantara kepekatan yang berubah.
Harus ada secercah sinar diantara kerajaan gelap yang menguasai.Penjara
terisi oleh orang-orang baik yang terfitnah secara keji. Anak-anak
mendurhakai orangtuanya, tempat hiburan adalah hal yang paling bergengsi
dan diminati. Tak ada lagi aurat yang tertutup. Tak lagi ditemui label halal
pada setiap makanan dan minuman. Pengkhotbah palsu sibuk mencari
kemakmuran dengan menjual ayat-ayat palsu. Penguasa lalim semakin giat
mencekik rakyat dengan segala kebijakan curang yang begitu mudahnya
mereka buat. Hanya dengan sekali membubuhkan tanda tangan maka
menyanyikan kesengsaraan akan segera terdengar dari segala penjuru
bumi. Namun ditelinga mereka begitu merdu terdengar dan selalu haus
akan jerit dan rintihan seperti itu. Tapi laporan inilah yang di harapkan oleh
si penguasa itu. Sampai kapan ? jerit sekelompok kecil itu.

Diantara kebimbangan dan gonjang – ganjing yang tak ada habisnya.


Seseorang dalam kelelahan yang sangat berusaha mencapai bulan. Ia
hampir lelah kelelahan, selalu kehabisan tenaga untuk menghadapi
keangkaraan murkaan yang kian merajalela. Namun ia tetap bertahan dalam
tiang kebenaran, meski setiap saat si penguasa dan kstaria-kstaria hitamnya
selalu berusaha untuk merobohkan. Dan dia tetap berusaha mencapai bulan
hingga kelelahan dan tidur dalam bayangan bayangan.

Hingga suatu ketika….di ufuk timur di atas kemegahan menara putih,


datanglah seorang berpakaian lapis dua berwarna kuning muda. Ia
merentangkan kedua tangannya diatas dua sayap malaikat yang
menyertainya. Ketika ia merundukkan kepalanya, butiran keringat
berjatuhan dan begitu menengadahkan kepalanya, butiran seperti mutiara
berhamburan di sekitarnya. Laki laki itu bersimbah mutiara serta pendaran
berjuta cahaya. Siapa dia? Sekelompok kecil itu tersenyum dalam keriangan
yang tak berkesudahan. Mereka yang berdiri di barisan putih sangat rindu
untuk disentuh olehnya. Ingin menggenggam tangannya dan merasakan
aroma Firdaus yang tak pernah lepas dari syuruh aura yang dimilikinya. Ia
datang memberi sinar pada bayangan yang tinggal menyisakan satu titik
putih di permukaan bumi. Lalu semua menjadi terang
benderang, damai sejahtera dan penuh berkah serta rahmat dalam seketika.
Lalu kemana ksatria hitam dan kacung – kacung rakus itu ? Mereka berlari
tunggang langgang begitu melihat bayangan “Laki Laki” itu, aroma wangi
yang ditebarnya justru tercium bau busuk di hidung mereka. Hingga tak
berdaya dan mereka pun terkulai mati tanpa upaya perlawanan sama sekali.
Begitu pula dengan si penguasa lalim itu, raja biadab yang memaksa setiap
orang untuk menyembahnya. Ia pun berlari menghindari “Laki laki” agung itu.
Misi kedatangannya adalah untuk melenyapkan si penguasa itu, namun
sekali lagi tidak dengan kekerasan, bukan dengan mengangkat senjata
apalagi mengerahkan jutaan pasukan untuk menggempurnya. “Laki Laki”
itu terlalu agung untuk menangani darah meski bertujuan mulia. Ia hanya
menggunakan sorot matanya. Sorot mata yang begitu berkharisma hingga
dapat mencairkan si penguasa bak garam yang tersiram air, seperti mentega
yang meleleh pasrah di atas kobaran api. Ia pun tak bersisa sama sekali.
Hilang dari muka bumi dan selesai sudah riwayat pembunuhan kebiadaban
dan keangkara murkaannya. Lalu semua menjadi hijau, kedamaian terserap
diseluruh penjuru negeri dan……………………….

Si pemanjat bulan itu ternyata belum pernah mencapai tujuannya. Belum lagi
setengah jalan dilaluinya. Dia tertidur. Saya terlalu lelah berharap tentang
sebuah pencerahan. Ia pun bermimpi tentang “Laki Laki Bersimbah Mutiara”
Oooo…masih jauh di atas bulan bahkan lebih tinggi dari lapisan langit ketiga
diantara tujuh lapis yang tercipta. Dimana dia ? kapan dia datang? Oooo…
ternyata kengkara murkaan ini masih terlalu lama untuk dirasakan, dialami
dan dialami. Benarkah masih terlalu lama?

You might also like