Professional Documents
Culture Documents
Makalah Editing Penulisan Berita
Makalah Editing Penulisan Berita
Oleh
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Editing Penulisan Berita” dengan tepat waktu.
Makalah Editing Penulisan Berita ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Keredaksian di Ikip Saraswati Tabanan. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Editing Penulisan Berita.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Keredaksian.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
3.1 Simpulan........................................................................................................................ 8
3.2 Saran.............................................................................................................................. 8
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan suatu informasi menuntut para pekerja pers dalam mencari suatu berita
untuk disebarkan melalui media massa cetak maupun elektronik. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, diperlukan suatu kualitas kerja. Suatu media massa pasti memiliki editor yang
bertugas menyaring suatu informasi berita yang ada sebelum informasi berita tersebut
dipublikasi.Secara umum pers harus bisa memperoleh suatu berita dan mengolah berita.
Dalam dunia jurnalistik pers ialah reporter dan kameramen yang telah kembali dari lapangan
membawa serta dua hal penting bersama mereka, yaitu informasi dan gambar.
Apa yang mereka bawa masih merupakan bahan mentah yang perlu diolah kembali
agar dapat di sajikan dan di tonton pemirsa. Informasi yang di peroleh dari lapangan perlu
ditulis kembali berdasarkan gambar-gambar yang telah diperoleh dan kemudian diperiksa
(diedit) oleh redaktur dan editor hingga siap dipublikasi.
Mengapa editing itu sedemikian penting sehingga menjadi ciri dalam komunikasi
massa? sebagaimana kita ketahui, bahan-bahan, peristiwa atau data yang menjadi bahan
mentah pesan yang akan dipublikasi media massa itu beragam dan sangat banyak. Tentu,
tidak semua bahan-bahan tersebut bisa dimunculkan. Disinilah perlu ada pemilahan,
pemilihan dan penyesuian dangan media yang bersangkutan.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah pokok yang dibahas dalam tulisan ini :
1. Apa yang dimaksud dengan editing?
2. Apa tujuan dari editing?
3. Apa saja teknik editing itu?
4. Apa saja langkah-langkah editing penulisan berita?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. emperbaiki naskah tulisan sehingga lebih mudah dipahami, tidak ada salah eja atau salah
ketik (typo), juga tidak ada kalimat tidak logis
2. Memperbaiki struktur kalimat yang ruwet agar lebih lancar dan komunikatif,
3. Menjaga agar isi naskah dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan visi dan misi
redaksi, serta menarik perhatian pembaca/audience.
3
2.3 Teknik Editing
Dalam editing penulisan berita ada dua teknik yang dapat diapakai, yakni teknik editing
redaksional dan substansional, hal tersebut diuraikan sebagai berikut.
3. Tegas dalam hal-hal seperti penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan gelar,
tanda baca, ejaan, tata Bahasa, pemilihan jenis huruf untuk judul, dsb.
4. Mengetatkan tulisan atau menyingkat tulisan sesuai dengan ruang yang tersedia, termasuk
membuang atau memotong (cutting) paragraf yang tidak penting.
5. Mengganti kata atau istilah yang tidak memenuhi prinsip ekonomi kata.
6. Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, seperti anak judul (subjudul), di mana
diperlukan.
1. Memperhatikan apakah naskah berita sudah memenuhi nilai-nilai jurnalistik dan kriteria
layak muat, aktual, faktual, penting, dan menarik.
2. Meneliti apakah naskah berita sudah menaati doktrin kejujuran (fairness doctrine) serta
asas keberimbangan (cover both side). Jika belum, tugaskan kembali reporter untuk
memenuhinya.
5. Menjaga jangan sampai terjadi penghinaan, arti ganda, dan tulisan yang memuakkan (bad
taste).
4
Sadar mengenai sifat-sifat umum tentang umur, taraf hidup, dan gaya hidup para pembaca
utama korannya, dan menyunting naskah sesuai dengan sifat umum tersebut.
Memperbaiki tulisan opini (artikel) dengan segala upaya tanpa merusak cara penulisnya
menyatakan pendapatnya. Karenanya, redaktur harus membaca lebih dahulu seluruh
cerita/naskah untuk mendapatkan pengertian penuh tentang apa yang berusa dikatakan oleh si
penulis.
Ada enam langkah editing yang praktis dan sederhana yang dapat diterapkan. Keenam
langkah tersebut dapat kita rumuskan sebagai Metode SEKSI-B. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut.
Langkah pertama (spasi), adalah memastikan bahwa semua spasi yang digunakan sudah
konsisten, yaitu menggunakan spasi tunggal. Caranya adalah dengan mengaktifkan fitur
‘find and replace’, kemudian mengetuk tombol spasi 2x atau 3x pada kolom ‘find’ dan
mengetik tombol spasi 1x pada kolom ‘replace’. Selanjutnya, klik pilihan ‘replace all’.
Langkah ini penting dilakukan karena dapat mendukung proses keterbacaan dan sangat
efisien dari sisi detail produksi. Tulisan yang diketik menggunakan spasi tunggal (yang
seragam) mengandung sisi keterbacaan yang lebih baik daripada tulisan dengan spasi
ganda. Hal ini dikarenakan mata pembaca dapat membaca tulisan dengan lebih cepat.
Akibatnya, mata pun tidak mudah lelah dan membaca menjadi lebih efektif.
Kedua (ejaan), bahwa hampir dapat dipastikan kadang kala sebuah tulisan, baik itu tulisan
dalam bentuk esai, jurnal, buku, majalah, koran maupun jenis terbitan yang lain dapat
bebas dari kesalahan tulis (ejaan). Apalagi dewasa ini perangkat komputer sebagai alat
dalam menghasilkan tulisan sudah dilengkapi dengan fitur spelling checker yang dapat
melakukan auto-detect terhadap ejaan yang tidak dikenal sehingga memudahkan seorang
penulis untuk menghindari kesalahan penulisan ejaan. Kendati demikian, lebih bijaksana
lagi apabila seorang editor tidak mempercayakan 100% pendeteksian potensi kesalahan
5
ejaan kepada fitur tersebut. Mengamati ejaan dengan cara membaca juga penting
dilakukan karena bagaimanapun juga, otak manusia merupakan perangkat manusia paling
canggih dari teknologi super canggih sekalipun. Acap kali sebuah ejaan yang dirasa benar
oleh perangkat komputer belum tentu benar juga menurut otak manusia, misalnya
‘kelapa’ dan ‘manusia’ adalah dua ejaan yang benar, dan fitur auto-detect tidak akan
mendeteksi kesalahan ketika dua kata tersebut ditulis berdampingan, ‘kelapa manusia’.
Walaupun fitur auto-detect menganggapnya benar, namun otak manusia tentu berkata
lain, bukan?
Langkah ketiga adalah ‘kata’ dan ‘kalimat’. Dalam tataran ini, seorang editor dianjurkan
untuk membaca seluruh teks/naskah guna mengamati konsistensi penggunaan kata atau
istilah serta susunan kalimat (sintaksis) dan memahami makna yang dimaksud oleh
kalimat tersebut (semantik). Usahakan susunan kalimat sudah sesuai dengan struktur
bahasa yang benar dan maknanya dapat dipahami dengan mudah dan benar oleh
pembaca. Ketika tahap membaca ini dilakukan, secara langsung seorang editor juga
memeriksa dengan lebih detail tiap ejaan yang dirangkai yang kemudian berevolusi
menjadi kata, kalimat, bahkan paragraf. Tak luput pula penggunaan huruf kecil, kapital
serta tanda baca yang menyertai suatu kalimat pun turut diperiksa. Dengan membaca isi
secara keseluruhan, kesalahan atau ketidaktepatan penggunaan istilah, singkatan, kata,
maupun kalimat akan dengan mudah diidentifikasi.
Kelima, ilustrasi, menjadi hal yang tak kalah penting untuk dicek berikutnya. Pastikan
bahwa semua ilustrasi yang dicantumkan sudah diberi nomor secara urut dan tiap-tiap
ilustrasi harus disebutkan (atau minimal ‘disinggung’) dalam teks. Ini untuk
mengindikasikan bahwa ilustrasi tersebut memiliki fungsi strategis dalam sebuah
tulisan/naskah. Di samping itu, pastikan juga bahwa tidak ada salah penyebutan ilustrasi.
Caranya adalah dengan mencocokkan penyebutan ilustrasi dalam teks dengan nomor atau
caption ilustrasi itu sendiri.
6
Sebagai langkah terakhir, langkah keenam adalah baca kembali tulisan/naskah tersebut
untuk memastikan kondisi naskah. Tahapan ini bisa dilakukan dengan cara membaca
secara acak (random) satu atau dua kalimat dari tiap paragraf atau wacana membaca
dengan cepat semua tulisan/naskah yang telah diedit tersebut (scanning), atau dapat juga
melalui skimming, yaitu membaca dengan cara berfokus pada suatu kata/kalimat yang
dikehendaki.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam media massa, editing adalah tugas redaktur, editor, atau penanggung jawab
rubrik. Editor pula yang menentukan dimuat-tidaknya sebuah tulisan. Dalam proses
penulisan naskah berita, editing merupakan bagian dari aktivitas pengolahan hasil liputan
(news processing) setelah melewati tahap news planning (perencanaan berita), news
gathering (peluputan peristiwa di lapangan), dan news writing (penulisan bahan-bahan berita
menjadi sebuah tulisan berita). Editing bertujuan memperbaiki naskah tulisan sehingga lebih
mudah dipahami, tidak ada salah eja atau salah ketik (typo), juga tidak ada kalimat tidak
logis, memperbaiki struktur kalimat yang ruwet agar lebih lancar dan komunikatif, menjaga
agar isi naskah dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan visi dan misi redaksi, serta
menarik perhatian pembaca/audience, dan menyesuaikan naskah dengan gaya media
bersangkutan, standar bahasaserta kelayakan naik cetak (fit to print) atau kelayakan siar (fit to
broadcast).
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Penulis memiliki saran kepada para
pembaca yakni memperbanyak membaca buku atau artikel yang berkaitan dengan Editing
Berita agar dapat meningkatkan wawasan.
8
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/rahadiyan/551088bba333116837ba865a/editor-dan-editorial
https://romeltea.com/teknik-editing-tulisan/
https://lipipress.lipi.go.id/detailpost/metode-seksib--enam-langkah-sederhana-mengedit-
naskah