You are on page 1of 81
ILMU DIAGNOSTIK FISIK INTERNA ( POCKET BOOK EDITION ) Oleh : dr. Harsinen Sanusi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2007 BURSA BUKU DAN ALAT KEDOKTERAN AESCULAPIUS Tempat Terbaik mencari Buku-buku Diktat-dikeat dan Alat-alat kedokteran (Samping Komp, Hartako Permai) Telp. ogu - 580763 DAFTAR DIKTAT-DIKTAT LAIN YANG KAMI SEDIAKAN: TINGKAT V: RADIOLOGI: Cataran Kepaniterain Klinik Radiologs Diktat Radiologi 1(Prof. de. M. Adaan, Sp Diktat Radiolog! Ul (Prof, de, M. Adi Dikrar Rad/otogi Wl (Prof. av, Diktat Radiologi 1V (Prof. de. INTERNA: Wed Side teaching interna Yuku Saku Obat-Obat Generie Diaguostik Finik Janrung, (dr, Ali Axpar, Sp!'D) Dikvat Diagnostik Fisile (UNAIR) Tinu Diagnostik Fisik inema Ning Diagnostik Fick interna (Pocket Book Edition) Kum Kula Hematologi & Endokniaalugs (dt, P, ROT) Sanusi, SpPD-KE) 0 Sandi, SpP12+KE) Kump. Kuliah Peoy. Januog, Gisjal & Hipemenai jilid (dt, B. ROT) Kump, Kuliah Hepatologi & Gastro-enterologi (dr. P, ROT) Lontara Sat Interna Lontara Satu Intema (edisi bulu saku) Penuntun Diagnosa dalam pelayanan kesehatan primer ANAK: Antropomerri Anak Dikrat Anak 1 (Kardiologi, Hematologi, Neurologi) Diktat Anak 2 (Infeksi, Perinatologi, Tumbuh kembang anak, Endokria) Pocket Book of pediatric plus protap Salewangang (Bag. Amak) Protokol Penatalaksanaan Peayakit BIKA (Protap Anak) Seandar Pelayanan Medik Anak Respirology Anak 4 KULIT; ‘The Story of Derven JIWA: z Kepaniteraan Klinik jiwa NEURO; Protap Newrologi plus cerita Standar Pelayanan Medis limu Penyakit Saraf (Protap Neurologi) ILMU DIAGNOSTIK FISIK Oleh: dr. Harsinen Sanusi PENDAHULUAN imu diagnostk fiskk adalah Iimu yang Mempelajan tentang pemeriksaan badan_penderiti sehingga fenyakit dari penderlla dapat dikena (diagnosa ditegakkan). Hippocrates adalah bapak llmu Kedokterar yang hidup pada tahun 460-367 SM, mendapat gelar ir berkal kehebatannya dalam diagnostk, karaktemya kepandaiannya sebagai guru dan ketelitian dalam ha penyakit-penyakit, Bagaimanakah Hippocrates jada zaman to mendiagnosa = penyakit ? Pertama-tama beliar mengadakan anamnesa seeara teliti mengenai riwayal umur, pekerjaan, kebiasaan makanan dan ternpa tinggalnya, Sesudah melakukan pertanyaan-pertanyaat pada penderita barulah memeriksa penderita, tida hanya secata inspeksi akan tetapi juga melakukar Pemeriksaan palpasi, perkusi, dan auskullasi, C samping itu Hippocrates juga memeriksa tinja dan a seni penderita. Pengambilon anamnesa (riwayat penyakit yang telti dan pemeriksaan badan yang seksam merupakan dasar untuk mengenal suatu penyakit. Anamnesa mendapatkan dan membaha keluhan (manifestasl subyektif) sl sakil, sedan pemeriksaan badan menunjukkan gejala-gejala (lande tanda obyeklif) sesuatu penyakil. Oleh karena Itu maka seorang dokter saat inl, membui diagnosa penyakit terutama harus didasarkan ata pemeriksaan : 1 1. Anamnesa : Keluhan utama Anamnesa ierpimpin Anamnesa sistematis Anamnesa pribadi Anamnesa keluarga f. _Anamnesa penyakit terdahulu 9g. Anamnesa lain-luin 2. Pemeriksaan fisis : eons a) — Inspeksi b) Palpasi ¢)— -Perkus! qd) Auskultas! ~ ANAMNESA Ananinesa harus secara sistematis, Olen karena riwayat penyakit dari seseorang penderita kadang-kadang ebin nrenentukan daripada pemerikaan fisis, kadang-kadang kedwanya saling membantu. Pada penderita datang ke dokter dengan keluhan utama. we Keluhan ulama Ditanyakan saudara sakit apa, mengapa masuk rumah sakit/berobat ke dokter ? Keluhan utama yatu gangquan terpenting yang dirasakan penderita sehingga . datang ke dokter. Sebaiknya diucapkan dengan kata- kata sendiri sehingga jelas artinya, Dalam anamnesa hans dipertimbangkan adanya 3 kemungkinan penyakit : * Kemungkinan penderita datang dengan penyakit fungsional * Penyakit organis, atau * Penyakit psikogenik Oleh karena itt sesudah anamnesa tentang keluhan utama perlu anamnesa terpimpin. 2 * Ananmesa terpinpin Penderita ditanya mengenal sesuatu yong ada sangkut Pautnya dengan keluhan utama. Dengan Anamnesa terpimpin maka kita akan lebih terarah ke arah suatu diagnosa penyakit, Ditanyakan secara sistimatis dan Wonologik, Tidak boleh ada unsur penekanan atau paksaan, Penderita diblarkan menceritakan riwayat Penyakitnya dan pemeriksa membuat catatan yang dipenukan. 2 Anamnesa sistematis Ragamans keluhan yun separ demam, menggigil, sesak, kejang, keringat malam, lemah, dil. Bila ada kelunan ditulis (+) dan sebaliknya, bila tidak ada keluhan ditulis (+), . Selanjutnya ditanyakan mengenai : * Kepala Apa ada keluhan sakit kepala, plngsan, Wauma, Pusing, nyeri sinus, dill, + Mata Nyerl, secret, kelainan penglihatan, penglihatan kurang jelas, kaca mala. * Telinga = Nyen, secret, nyeri tekan di daerah mastoid, Unnitus, gangguan/ kehilangan pendengaran, ° Hidung Trauma, nyeri, sekret, epistaksis, gejala Penyumbatan, pilek past nasal drips, kelalnan alat pembau. .* Mulut Gwgi-geligi, bibir, gusi, selaput lendir pipl, lidah, kelainan mengecap atau mengunyah, sekresi ludah, stomatitis. * Tenggorokan Nyeri tenggorokan, tonsillitis, abses peritonsil, laryngitis, kelalnan suara, tak bersuara. 3 Leher Pembesaran kelenjar gondok dan limfe, tanda- ltanda radang, Jantung/ paru puri Nyerl dada, berdebar, sesak napas, baluk, slanosis, orthopnea, edema, bronchitis, serangan asma, pilek batuk darah, berkeringat pada malam hari. Lambuny dan usus Kembung, mual, muntah, rasa kurang enak dan fyerl, disfagia, muntah daroh, kolik, tkterus, hemorrhoid, sifat Unja, diare, Unja berdarah, hitam seperti aspal atau pulih seperd dernpul, obstipash, Alut kelamin/leoncing Dysuria, polyuria, nocturia, polakisuria, hematuria, kencing batu, past, keacing nanah, ngompal, kolik ginjal, atau ureter, oligouria, anuria, kencing menetes, Inkontinensia, penyempitan ureva, prostatlus, Hald _Haki pertama, taaggal haid terakhir, leratur atau tidak, lamanya dan banyaknya, nyeri, sakit kepala, leucorrhoe, kelainan haid, gejala climacterium, perdarahan sesudah climacterium. Sarof dan otot Anestesl, parastesi, otot lemah atau lumpuh, pingsan, tidak sadac, kedut, kejang, tnnitus, vertigo, pusing, afasla, gangguan bkara, sukar mengingat, amnesia, ataksia, gangguan berkemih, kerusakan saraf kepala 1 - XL Kejiwaan Perangal stabil atau labil BDerat badan Berat badan rata-rata, berat badan yang tertinggl, kapan. Menurunnya berat badan teradi dalam waktu berapa bulan. Berapa berat badan sekarang. 4 2 Anamnesa pribedi Ditanyakan tentang pekerjaan, perkawinan, kapan dan sudah berepa anak, apakah ikut kelvarga berencana, kebigsaan merokok, alcohol, obat- obatan, jamu-jamu, kop, tidur dil. * Anamnesa keluarga Apakah ayah sehat ataukah sudah meninggal, bila sudah meninggal apa sebab kematiannya, dan bila masih sakit apa penyakitnya, demiklan juga Ibu dan SauGara-saudara, Penyakit-penyakit dalam keluarga yang berhubungan dengan penyakit herediter sepert] dlabetes, alergl, gout, koch pulmonum, diathesa haemorrhagic, dil. + Anamnesa penyakit terdabulu Apakah pernah sakit morbill, cacar, rematik, asma bronchial, batuk rejan, hepatitis virus, dil. Keterangan terperinci dari semua penyakit dan péenyulit-penyulitnya yang pernah dialami harus dicantumkan dan sedapat mungkin = menurut ukuren waktu ™ Anamnesa lain-lain Apakah pernah trauma, rontgen bagaimane hasilnya dan kapan, apakah pernah opname, berapa kall dan karena apa. Apakah pemar operasi, kapan, pakai obat blus apa, kenapz dioperasi. Sebelum melakukan anamnesa seperti dikemukakan diatas, maka perlu identifikasi penderita antara lain ; + Bila masuk rumah saklt harus punya nomor registe . Nama penderita - Kelainan + Umur Bangsa/suku Kewin/tdlak Pekerjaan Alamat Tanggal MRS Agama Ada dua jenis anamnesa penderita : o Auto amamnesa adalah riwayat penyakit yang diperoleh dari si penderita sendin (yang bersangkutan) © Hetero anamnesa adalan riwayat penyakt yang dipercleh dari keluarga atau pengantar si sakit misainya karena si sakit pingsan, koma, dll, 2 ' . a sis Meliputi: x =©Kesanumum «* Tampak sakit beral, apabila penderita sesak hebat, koma, kejang-kejang atau syoxk * Tampak sokit sedang apabila pendenta tampak lemah, masin dapat duduk . Tampak sakit ringan, apabila penderita masih Gapat jalan-jalan * — Tampak tidak sakit w> Reaksi terhadap penyakit * — Posisi khusus * — Pasif atau hiperaktif « Apatis ateu gelisah vo Kedaran * Perhatiken apakah penderita sadar (composmentis) atau tidak sadar (incomposmentis), Derajat kesadaran dad ringan sampal berat dapat dinyatakan dengan: + Apatl : keadaan penderta segan untuk Derhubungan dengan kehidupan sekitamya, 6 stkapnya acuh tak acuh, Penderita kalau dicubit Masih bereaksl, * st » Somnolen: : penderita selalu ‘kellhatan mau Gdur- saja, bila dicubit masih bereaksi namun -C8pal tertidur kembali. + Soporeus/semi camateus : reaksi penderita hanya dapat dirangsang.dengan rasa nyerl yang kuat, rofeks batuk dan muntah masil ada, nafnun setelan refleks itu’ dmbul kesadaran Derdenta kenibali Bdak ada. + Comateus : kesadaran penderita sudan hilang sama sekali, dengan rangsangan apapun, penderita dak akan bergaksi, refleks batuk juga Sudah dak ada. Beberapa kepustakaan membagi koma atas beberapa Ungkai (modifikasi Robinson Stoot dan Reed) sebagni berikuc: Q o Coma Ungkat (grade) 1: penderita dak sadar, masin dapat dibangunkan, sukar berorentasi ferhadap tempat dan wakt. Coma ungkat (grade) Il : penderita tidak sadar, hanya bereaksi dengan suara keras dan rangsang nyeri saja (misalnya ternadap jarum suntik), sedang reflexs-refleks tendon masih ada. Coma ungkat (grade) LIT: penderita tidak bereaksl terhadap rangsang nyeri, sebagian refleks tendon Menghilang, tetapi fefieks muntah, batuk, atau Pupil masin ada, Coma tngkat (grade) tv : sebagian refeks mMenurun-atau menghilang, pupil dilatasi dengan refleks cahaya negauf, akan tetapl tekanan darah dan pernapasan baik. Coma tingkat (grade) V : tdak ada reaksi sama sékall terhadap rangsangan sesuatu maupun nyen, refleks-refieks negauf, pernapasan menurun 7 ‘dibawah (8. kali permenit, tekanen dareh sistolik “Menurun di bawah 85 mmrig. Kebalikan dari “keadaan tersebut. di ates terdapat gangguan kesadaran dimana penderita berteriak-terlak mengigau dak mau diam, melomipat-lompat, mau larl, dk, Keadaan ini disebut delirium. eo Gizi Keadaan gizl pencurita harus diperhatikan, apakah gizi kurang (hipotropis/kurus), normal (eutropls), atau gizl ledin dari normal (hipertropis/gemuk) Penilaian ini dapat didasarkan pada : QNilal normal apablla : (Unggi badan-100 cm) + 10% dari (tinggi badam -- 100 em) x 1 kg. Bila berat badan penderita lebih besar darl hasil nilal normal yang didapat maka gizi pendertts hipertropis, Demikian pula sebaliknya, O Perhitungan menurut : Percentage of felative Body Weight (RBW) Penderita disebut overweight (gemuk) tia RBW melebihi 110 %, normal atau euvopis bile RGW 90 - 110%, sedang underweight (kurus) bila RBW kurang dari 20%. Penentuan idapat dengan ‘BB REY =——————_ x +1004 TB - 100 BB = beral badan dalam kg TB = tinggi badan dalam cm Kadang-kadang didapatkan penderita yang sangat kurus disebut Cachexia. Keadaan Ini dijumpal pada penyakit- penyakit lama (kronis) yang berat sekall misalnya tuberculosis atau penyakit keganasan, dil. 8 Keacaan gizi hipervopis atau gemuk (overweight) djumpal pada keadaan-keadaan sepert : « Adipesitosis * Penyakit-penyakit endekrin seperti sindroma chusing, sindromia trohlich, dil, Sedaliknya gizi hipotropis didapatkan pada keadaan sepertl Juvenile diabetes Penyakit-penyakit kolagen Penyakf keganasan Tirotoksikosis Penyakit infeksi kronis, tuberculosis, il, Bila didapatkan adanyu edema pada penderita maka sebelumnya edema ini harus dikeluarkan dan perhitungan sehingga tidak mengocaukan dalam perhitungan gizi penderita. ee gee © ~=Pershatkan petiderita apakah masih ada + Sianosis, paling Jelas dapat dilihat pada : - Selaput lendir konjungtiva Selaput lendir mulut, lidah - Bawah kuku Sianosis dijumpal pada keadaan-keadaan penyakit jantung, paru-pary atau polisitemia vera + Anemis, bisa dilihat pada konjungtiva palpebra, ~~ kulit, mukosa mulut, lidah. « Ikterus, lebih mudah terlihat pada sclera, atau pada mukosa bibir yang ditekan dengan gelas, « Perhatikan apakah ada edema, sesak, atau tanda-tanda dehidrasi, dengan melihat turgor penderita. 2 Tanda-fanda vital Q Pemeriksaan denyut nadi Denyur nadi merupakan gelombang yang dihasilkan mulai pangkal aorta diteruskan ke arteri - arteriole akibat sistolis ventrikel kiri. 9 Denyut nadi dapat diraba pada + Arteri temporalis yaitu pada sebelah depan telinga « Aorta diraba pada daerah suprasternal Arterl brachialis pada lengan atas sebelah dalam Arteri radialis pada daerah radius (paling sering) Arteri dorsalis pedia pada daeran dorsalis kaki Asteri poplitea pada daerah poplitea #0 s ,ada palpasi harus diketahui : * Frekuensi naddi = lrama nadi * Tegangan nadi * Apakah kiri sama dengan kanan * Kualitas madi © Keadaun-keadaan lain Frekuons) Nadi + Frekuensi nadi dapat dilentukan pada waklw tidur ala!) pada waktu istrahet. Normal denyut nadi 60 - 100 per menit > Anak-anak lebih cepat daripada orang dewasa, Nadi yang cepat (lebih dari 100 kali per menit) disebut takikardi atau pulsus frekuent, Dalam keadaan normal ditemukan pada orang yang ‘emosional, gerak badan, sesudah makan, dil, Sedang patocgss didapatkan pada penyakit-penyakit infeksi (demam) Paralysis neérvus vagus, morbus basedow, payah Jantung, all. > Nadi yang kurang dari 60 menit disebut bradikardi atau pulsus varus. Normal didapatkan pada Olahragawan, tidur nyenyak, sedang patologis ditemukan pada ikterus bendungan, karsinoma Pancreas, blok jantung parsialis, Intoksikasi digitalis, hipotirold, dil. > Secara praktls, penveriksaan denyut nadi dilakukan cukup selama 15 detik dikali dengan 4, kecuall pada 10 + Sorta ascendens ancurysma menyebabkan amplitudo kanan lebih kecil - gorta descendens aneuryama menyebabkan amplitudo kiri lebih kecil Kualitas Nadi Kualitas nadi tergantung dari tekanan nadi. Bila trekanan madi (selisih antara tekanan sistolis dan tekanan diastolls) cukup besar, akan menimbulkan puSus ceer (corrigan pulse, Water-Hammer pulse). Didapactkan pada penderita dengan: » hipertens! essensial « tirotoksikosis + keadaan emosi « Insufisiens! aorta * persistent ductus arteriosus botalll (PDA) « fistula arterio venous Bila selislh antara tekanan sistolis dan tekanan diastolts kecil meka disebut pusSus tardus (plateeu puke), Ciclapatkan pada aorta stenosis berat. Tegangan Nadi Bila tegangan nadi keras disebut pusus curs dan sebaliknya disevut pulsus mollis. Keadaan Lain-lain Dicrotic pulse adalah keadaan dimana peredaan anten radialis didapatkan dua pulsasi, dtemukan pada demam tifold. Pulsus Paradoxus Pulsus paradoxus adalah keadaan nadi perifer dimana pada waktu Inspirasi denyut nadi melemah atau Menghilang dan kemball mengeras pada saat ekspirasi, Dibedaken atas dua macam : * pulsus paradoxus dinamikus, adalah pulsus paradoxus yang didapatkan akibat pada waktu inspires! dalam, 12 sebaglan darah terisep ke dalam rongga dada. Ditemukan pada orang normal. + Pulsus pareadoxus mechanicus, adalah denyut nadi tetap lemah dari awa! sampal akhir Insplrasi dan baru normal pada awal ekspiras!. Didapatkan pada pericarditis adhesiva. Pulsus paradoxus sebaiknya diperiksa dengan menggunakan tensimeter. Pulsus Ahemans Keadaan dimana silin bergant! denyut nadi kuat dan femah, Oenyut nad! yang lemah disehabkan kontraksl myokard yang buruk misalnya aklbat payah jantung atau takikardl paroksismal, Pulsus alternans sebaiknya diperiksa dengan menggunakan tensimeter. Pulsus Deficiens Adalah denyut nadi frekuensinya berbeda dengan denyut jantung, Pada arteri radlalis frekuens! nad! lebih rendah darl denyut jantung, Denyut jantung dihitung pada daerah ictus jantung. Didapatkan pada /jdrilas/ atrium, Hal (nl karena sebaglan dari denyut jantung tkdak sampai pada nadi perifer akibat waktu jantung berdenyut, ventike!l belum teris! darah. Pulsus Bigeminus Disebut juga coupled rhytm, adalah merupakan keadan Gimana terjad! dua denyut berturut-turut, kemudian disusul oleh pause yang lebih lama (nadi yang mendua), Keadaan ini didapatkan pada kerecunan digitalis. Pistol Shot Sound Merupakan keadaan dimana bila stetoskop diletakkan pada daerah nadl terutama pada daerah arterl femoralis, Maka dapat terdengar bunyi seperti letusan pistol. Hal Ini disebabkan kerena gelombang arterl lebih tingg! dart gelombang normal, Didapatkan pada aorta Insufisiensi, anemia dan hipertensi. 0 Pemeriksaan suhu badan Dipakai alat pengukur temperatur badan yaitu termometer Celeitts atau Fahrenheit. Diukur dari daerah: - Axillalr selama kureng lebih 15 menit + Oral selama kurang lebih $ - 10 menit + Rectal selama klra-klra § menit Dalam keadaan normal suhu badan berkisar 36 - 37°C, temperatur rectal 0,5°C lebih tinggl dibanding dengan exillair, Jika perbedaan Ini febih besar dari 1°C, tentu ada proses dalam rongga perut sepert peritonitis abdominalis. Keadaan dimana suhu badan lebih dan 37°C disebut demam(febris). Dengan melihat beberapa macain bentuk kurve dikenal beberapa macam bentuk febris, yattu: * Subfebril ; suhw 37 - 38°C, disebabkan oleh proses- proses metabolismie di hatl, atau akibat pembakaren proses metabolisme sebagai kerja otot. Didapalkan pada hipertirold dan radang kronis, * Febris Continue ; suhu tubuh lebih dan 38°C dan fluktuasinya kurang darl 1°C. didapatkan pade demam tifoid. * Febris Remittent§ yaitu§ suhu tubuh yang fluktuasinya lebih dari 1°C, tetapl suhu yang terendah tKdak pernah di bawah 37°C. misal Sepss cholecystitis. * Febris Intermittent adalah suhu tubuh yarg fluktuasinya lebih dari 1°C, misainya pada malaria Penurunan suhu badan ke normal dapat terjadi secara ; + Lysis, apablla suhu badan turun periahan-lahan ke normal dalam 2 = 3 hari atau lebih, + Crisis, apabila penuninan suhu tubuh dalam waktu singkat (mendadak) misalnya hanya dalam 36 jar. 4 Baik penurunan suhu badan secara lysis ataupun crisis, keduanya dapat ditemukan pada penderita pneumonia lobaris. ( Lidge gambaw di dad sebelah) O Pemeriksaan pernapasan Normal pernapasan dilakukan olen : o Parupary o Dinding dada Pade pemeriksaan pernapasan dilaporkan : > Tipe Pernapasan Ada bermacam-macam tipe pernapasan : + Thoracal = pernapasan costal, biasanya didapatkan pada wanita, + Abdominal = diaphragmatic, —_blasanya_ didapatkan pada lakl-laki, + Thoraco = abdominal Pernapasan Normal Permatikan pula apakah ada asimetris, terutama pada pemapasan thoracal, karena mungkin ada proses pada Salah satu pleura/ paru-peru. Beberapa macam bentuk ‘pernapasan yang tidak normal : + Pemapasan Kussmaul (air-hunger) Pernapasan teratur, mamun cepat dan dalam. Cidapatkan pada keadaan gangguan keseimbangan 15 = as z 3 3S vv 5 Tebric Kontinyu asam basa (metabolic asidosis seperti koma diabetes, koma urenicum, alkoholisme hebat, atau penyakit kolera eltor). Pernapasan Kussmaul » Pernapasan Cheyne - Stokes Bentuk perapasan yang dimulai dengan apnea, disusul pernapasan yang mula-mula dangkal, semakin cepat dan dalam selanjutnya menurun kemball dan akhirnya apnea lagi, demiklan seterusnya, Fase apned berlangsung kira-kira 25-30 detlk, dsebabkan pada gangguan pusat pernapasan atau pada pembuluh darah. Didapatkan pada : - ofang tua - payah jantung akibat = hipaitensi_ atau arteriosclerosis Pernapasan Cheyne - Stokes « Pernapasan Biot Pernapasan yang tidak teratur sama sekall, balk dalam irama ataupun amplitudonya, kadang-kadang diselingl apneu. Didapatkan gangguan susunan saraf pusat, misalnya Meningitis, Perdarahan Otak, 17 Ketiga kelainan pernapasan dlatas walaupun kadang- kadang ditemukan pada orang normal pada waktu tidur hyényak atau pada Orang gemuk. Blasanya merupakan tanda keadaan memburuknya penderita, > Dyspneu : Istilah Ini selain dipakai sebagal kelunan penderita yaitu keluhan napas pendek, cepat dan tidak dapat bernapas dalam, juga merupakan tanda fisis penderita karena biasanya disertal tachypneu, Dikenal : “ Dyspneu respiratoir, terdiri atas : * Oyspneu inspiratoar + sesak fapas waktu Inspirasi, Misalnya akibat penyumbatan bronkus bagian atas oleh laryngitis, carcinoma thyroid, difteri, dil, * Dyspneu ekspiratoar : sesak napas pada waktu eksplrasl. Misalnya pada asma bronchial * Kombinasi; misalnya pada bronchopneumonia. + Dyspneu akibat penyakit jantung " Dyspneu d’ effort = sesak Mapas waktu meélakukan aktifitas (bergiat) * Orthopneu — sesak napas baik waktu Istirahat Maupun bekerja, penderita tidak dapat tidur telentang, * Paroximal nocturnal dyspneu - serangan sesak Napas pada wakty malam hari 18 > Frekuensi Pernapasan Frekuensi pernapasan normal Ya dari frekuensl denyut nad! (16-18 kall per menit), Bila pernapasan lebih dan normal disebut Tachypneu. Didapatkan pada penderita : @ Pneumonia lobaris o Bronchopneumonia o Penderita diabetes dengan pernapasan kussmaul Sebaliknya bila frekuensl pernapasan kurang dari normal disebut Bradipneu. Cidapatkan pada penderita tumor- tumor otak, keracunan morfin, 0 Pemeriksaan tekanan darah Ada dua cara pengukuran tekanan daran : o Cara langsung yaitu dengan memasukkan jarum ke dalam arteri, Cara ini tidak praktis dan jarang dipakal. « Cara tidak iangsung dengan memakal tensimeter yang memakai alr raksa, Tekanan sistolik adalah tekanan darah waktu jantung memompa dareh keluar, Banyak dipengaruhl oleh cardiac output dan pembuluh darah besar, misalnya aorta yang agak melebar waktu systole, Tekanan darah diastolik adalah tekanan darah yang Gisebabkan resistensi yang ada dalam pembuluh darah perifer. wi Pengukuran secara palpatoir dilakukan sebelum auskultas! untuk mencegah salah ukur akibat menghilangnya bunyl pada auskultas| (auscultatory gap). Cara Ini harus dilakukan lebin dahulu sebagal orientasi dan sebagai pengawasan metode pemeriksaan berikutnya (auskultasi). Dengan memasang stetoskop pada fossa antecubiti di atas arterl brachialis maka terdengar bunyl nadi Korotkof pada waktu tekanan dalam manset diturunkan perlahan-lahan, Tekanan systole adalah bunyl petama yang terdengar, sedang tekanan diastole adalah bunyl 19 mulal hilang. Pada antara tekanan systole dan dlastole disebut tekanan nadl (pulse pressure). Kadang-kadang terdengar tekanan diastole sampal dengan angka nol (0). Didapatkan pada: + Anemia gravis = - Aorta Insufisiensl + Berl-berl ~ Penyakit basedow Artl klinis pemerlksaan tekanan darah adaleh untuk mengetahul adanya hipertens! atau hipotensl. Faktor- faktor yang mempengaruhl tekanan darah : + Stress . « Emosi « Aktifitas « Rasa nyeri + Posisi Pengukuran sedapat mungkin dalam keadaan basal, dilakukan 2-3 kall dalam interval beberapa harl. Menurut WHO dikatakan hipertens! apablla tekanan darah sama dengan atau lebih 140 mmHg untuk sistolis dan 90 mmHg untuk tekanan darah diastole. Hipotens! adalah bila tekanan darah kurang darl 110 mmbg sistolls dan kurang darl 70 mmHg untuk tekanan darah diastole. Oapat ditemukan pada orang sehat, penyakit Addison, myokardltls, Infark myocard, pericarditis dengan effusion (hal Int semua aklbat cardiac output yang menurun). Tekanan darah pada paha leblh tinggl darl lengan 20-30 mmHg terutama systole, Bila tekanan darah di lengan leblh besar dari di paha (arterl femoralis) mungkin akibat coarctatio aorta atau aorta Insufisiensl. Bila didapatkan penderita hipertens! harus dllakukan pengukuran tekanan darah pada semua ekstremitas. Tekanan darah pada tungkal bawah dlukur dengan menggunakan manset di bagian distal tungkal atas dan Stetoskop di baglan fossa poplitea, 20 Auscultatory Gap 210 = zone of silence — suara-suara hilang 10-30 mm dibawah tekanan darah systole sebenarnya. 225 = akhir dan gap dianggap tekanan darah systole bila dak didahului. dengan pengukuran secara palpasi. Disini tekanan , darah systole sebenamya adalah 220 mmHg. Auscuttatory gap adalah 200-170 mmHg. Penurunan mendadak tekanan darah juga dapat akibat penurunan resistens! perifer (kolaps vasomotor), dapat teqadl pada pneumonia, septikemia, dan keracunan obat-obatan. wt = Bentuk Badan Bentuk badan yang tidak normal misalnya pada ecromegali, Bentuk badan pada penderita acromegali, kepala tampak leblh besar dari blasanya, hidung, daau, serta rahang bawah membesar dan menonjol seademikian rupa sehingga gigi-gigi rahang atas dan bawah tidak sallng bertemu, Acromegali disebabkan oleh karena hiperfungs! kelenjar hipofise anterior setelah tertutupnya epliphyse, Pertiatkan pula keadaan-keadaan salah bentuk (malformation). Misalnya dibir yang sumbing, kelumpuhan saraf muka, dil. Perhatikan apakah ada kelainan bentuk tulang belakang sepertl kyphosis, lordosis, atau scoliosis. w © Habitus + Asthenlcus : adalah bentuk tubuh yang tinggi, kurus dada rata atau cekung, angulus costae sempit, otot-otot tidak bertumbuh dengan balk. 21 * Athleticus ; adalah bentuk tubuh clahragawan, kepala Gan dada terangkat ke atas, dada penuh, perut rata. * Pyknicus : bentuk tubuh cenderung bulat, penuh dengan penimbunan lemak sudcutan. x = Pemeriksaan Kulit Meliputi pemeriksaan ; " Wama Perhatikan apakah ada anemia, - Ikterus, hiperpigmentasi., slanosis, dan hipopigmentas! (vitiligo). * Erupsi efloresensi Perhatikan apakah ada macula, papula, vesikel, putulla, bulla, nodul, tumor, dil, * Perubahan lokal ~ > Angionia : tumor yang timbul akibat dari sitema pembuluh, * - Spidernevi; bercak merah kecil, yang merupakan Pemibuluh-pembuluh darah kecll mempunyal pusat dengan cabang-cabangnya tersebar dari pusat. Biasanya dijumpal pada penyakit hatl sepertl cirrhosis hepatitis. - Striae : garis putih kemerahan cari daerah atrofi yang dikeliling! oleh kulit normal, Misalnya pada wanita hamil, gemuk, dll. - Edema diperiksa di daerah pretibial, pergelangan kakl dan sacral - Turgor diperiksa turgor pada dinding perut, lengan dan punggung tangan. t= Pemeriksaan Selaput Lencir Perhatikan apakan ada anemia, enanthem, Ikterus, dll, % = Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Cari adanya pembesaran kelenjar limfe di daerah kepala, submandibula leher, supraclavicula, axilla, inguinal. Catat besar, konsistensi, periekatan atau nyeri tekan, 22 » Pemeriksaan Pembuluh Darah Periksa apakah ada arteriosclerosis, varices, bendungan-bendungan vena atau aneurysma, cil. Pemeriksaan OtoVTulang dan Saraf Apakah ada kelumpuhan, atrofl otot, pembesaran sendl, nyéri, dll. Selanjutnya pemeriksaan fisis dilanjutkan dengan cara seba, I IV. Vv. Vi. pemeriksaan regional, secara berturut-turut gai berikut : : Pemeriksaan Kepala dan Leher Meliputi: 1. Pemeriksaan muka dan kepale 2. Pemeriksaan mata dan telings 3. Pemeriksaan mulut, hidung, dan kerongkongun 4. Pemeriksaan leher Pemeriksaan Thorax meliputi ; 1. Perneriksaan dinding thoraks sendiri 2. Pemeriksaan paru-paru 3, Pemeriksaan jantung Pemeriksaan Abdomen Pemeriksaan Anggota Gerak Pemeriksaan alat kelamin Pemeriksaan Tulang Belakang Pemeriksaan Kepala dan Leher, meliputi L. Pemeriksaan Muka den Kepala . Perhatikan ekspresl muka, simetris atau tidak, asimetri blasanya tampak pada penderita paresenfaclalis (N.VILI), ada pucat atau Udak. Pada penderita acromegall, hidung dan dagu besar. Kulit yang kering dan regang sehingga mulut tidak bisa tertutup rapat, ditemukan pada scleroderma. Muka yang kebdiru-biruan didapatkan pada payah jantung, muka yang kuning kepucat-pucatan (urochrom) didapatkan pada penderita uremia kronik, Muka yang keabu-abuan(grey face) pada 23 Cirrhosis hepatis, Muka seperti singa (facles leontina) pada morbus Hansen, + Perhatikan bentuk kepale, simetris atau tidak, begerak-gerak blasanya karena aorta Insufisiens| atay chorea. Perhatlkan pertumbuhan rambut apakah ada alopecia, apakah ada deformitas, apakah ada acromegall, penyakit Paget atau tumor. Periksa apakah ada bising yang blasanya akibat aneurysma, 2. Pemeriksaan mate dan telings + Perhatikan apakah ada exopthalmus, yaltu keadaan dimana bola mata menonjol keluar, ditandal cornea yang tampak seluruhnya dan dikeliling! oleh sclera, Dapat ditemukan pada penderlta Morbus Basedow (grave disease), thrombosis sinus cavernosus. Beberapa tanda-tanda exophthalmus ! - Dartymple's sign ; kelopak mata bagian atas tertarik ke atas, - Von Graele's sign ; lid lag - Moebius’ sign : daya konvergensi mata menurun, - Joffroy's sign ; dahi tidak bisa berkerut + Stellwag's’sign : jarang mengedip. + Perhatikan apakah ada enopthalmus, blasanya didapatkan pada keadaan dehidrasi, sindroma Horner. Tekanan bola mata, meningkat pada glaucoma dan menurun pada keadaan dehidrasl. Perhatikan apakah ada devias] conjugee, nistagmus, lapangan penglihatan, cornea, sclera, pupll, dil. + Pemerlksaan kelopak mata apakah ada tanda ptosis, xanthelasma, edema, perdarahan plepharttis, + Pemerlksaan telinga, perhatlkan apakah ada tophl, lubang, calran yang keluar dari telinga (otorrhoe), nyerl tekan pada processus mastoldeus, selaput dan pendengaran. 3. Pemerikseen mulut, hidung, dan kerongkengen Ferhatlkan apakazh ada kelainan gigi-geligl seperti earles, gusl apakan ada ginggivitls, selaput lendir mulut, lidah, pharynx, tonsil, dan bau pemapasan, lah yang tremor dan basiag (+) ditemukan pada cemam tifold. =emeriksoan leher ‘Meliputi pemenksaan : + Kelenjar getnh bening Perhatlkan apakah ada pembesaran kelenjar getah rg di leher, bila aca perhatikan lokalisasinya, di A atau al belakang musculus ocleidomastoideus, apakah miereh pada wkaan (radang), palpasi apakan soliter atau » fyerl tekan atau tidak bagaimana ~soungannya cengan jaringan sekltarnya. « Kelenjar gondok -embesaran kelenjar gondok disebut struma, meriksaan harus dalam suasana tenang, cahaya rang, panderita duduk palpasl kelenjar sebaiknya zal belakang, diraba tepl, besamya, konsistensinya, can omyerl tekan atau (idak, Penderna disun —enelan alr llur, maka struma aken tempak ikut sergerak ke atas. * Trachea Fatikga apakan letaknya dl tengah atau ada deviasi. + Central Venous Pressure (CVP) =enenttian CVP atau desakan vena senvalis atau zesakan vena jugularis member penjelasan —engenai faal jantung kanan, Yang dimaksud dengan =VP adalah desakan vena cava superior dimana cava superior tadi memasukl atrium kanan. -Tivk menentukan CVP dapat dilakukan dengan : - tara Jangsung + ¢ara tidak langsung 25 o o > cara langsung Melakukan = =puncti cubiti, yang keimudian dinasukkan CVP catheter dan dihubungkan dengan manometer. Normal 10-12 cm H,0. % cara tidak langsung Memakal vena juguiaris eksterna sebagal manometer. Normal tekanan dalam vena cava yang bermuare pada atrium kanan sama dengan 0 em (lihat gambar), misalkan di Uk a, maka tekanan didalam vena jugularis di 0, adalah sama dengan a karena merupakan suatu manometer yang bernvoOungan. Untuk menentukan dengan tepat tempat vena cava superior di atrium kanan dipakai patokan angulus ludovici, yang jaraknya dan vena cava superior = S em (selanjutnya disebut R cm). Bila permukaan tilik kolaps vena jugularis berada $ cin di bawah bidang horizontal yang mielalul angulus ludovici, maka tekanan vena jugularis (CWP) sama dengan R-5 cm. Sedang bila titik kolapsnya berada 2 cni di atas bidang horizontal yang melalui angulus ludovicl berard CvP R+2 cm H20 ara menentukan tekanan vena jugulans : Leher penderita harus diluruskan Dilakukan penekanan pada vena jugularis di bawah angulus mandibula dan kemudian cari dan tentukan utik kolaps, daa tentukan_jaraknya berapa em dari didang yang nielalui angulus ludovici. Penderita mula-mula disurul berbaring lanpa bantal, bila titik kolaps tidak nampak, penderita disuruh pakai bamtal, demikian selanjutnya, Bila hasil CVP kiri dan kanan berbeda, maka ciambil CVP yang lebih rendah, 26 Gambar : Menentukan tekanan vena jugularis Keteranyan | EM AN Uuik Ve bap a B ‘bidang a angulus ludovici. Cz jamung Tekanan vena jugularis R+3 cm 27 + Pulsasi pada leher Aganya pulsasi pada leher dapat disebabkan oleh arteri carotis yang berpulsasi akibat tirotoksikosis, anemia gravis, arterlosclerose. Pulsasi harus dillhat epakah teratur atau tidak. + Kaku kuduk Biasanya pada penderita Meningitis. * Tumor-tumor Perhatikan apakah ada lipoma, carcinoma, atau tumor pada carotid body, Pemeriksuan Thoraks. OS Pemeriksaan Dinding Thoraks/Paruparu Meliputl pemeriksaan secara : @. Inspeksi b. Palpasl C, Perkusi d. Auskultasi “+ Inspeksi dinding thoraks Harus mengetahul lokas] bagian-bagian cinding cada untuk menandal dan mengidentifikasi kelainen dinding dada Gambar Dinding Deda dari Depan Ganibar Dinding Dada dari Depan Ns Z\E Z a ~ t g 21K a 45 123 ari depan: Linea sternalis media Lines sternalis kiri dan kanan Lines para stemalis kin dan kanan Linea mammuilaris Linea medioclaviculans. 29 oe a aS Gambar Dinding Dada dari Sambar Dinding Dada dari Belakang A a. Regio suprascapularis b. Regio scapularis ¢, Regio infrascapularis yi d, Regio interseapularis Yang dimaksud (lihat gambar) Unea stemalis media adalah garis yang melalui pertengahan sternum Unea mediociaviculeris adalah garis yang dibuat melalul pertengahan clavicula,ke bawah sampal arcus costae yang paling bawah, Garis inl pada pria melalui papilla mammae (linea mamilaris), Antara linea medicclavicularis dan linea sternalis media Gidapatkan linea para sternalls kirl atau kanan adalah garis yang tepat melalul pinggir atau tepl sternum kiri atau kanan. Jika dinding thoraks dillhat dari samping cikenal tiga macam garis : 1. linea axillaris anterior adalah garis yang melalui tepi musculus pectoralis major. 2. linea axillaris media yaitu garis yang melalui fossa axillaris, tepat diantara linea axillaris anterior dan posterior, 3. linea axillaris posterior, yaitu garis yang melalui tepi musculus latissimus dorsi, 30 Untuk mengetahul sela iga, dapat dipakai pelunjuk sebagal berikut : * sela iga (intercostal) | adalah terictak di bawah clavicula + sela lga II di tentukan darl costa iJ, yang melekat antara manubrium sterni dan corpus sternl yang disebut angulus ludovicl. Inspeksi dada dalam keadaan istirahat Meliputl inspeksi : a. bentuknya b. simetrisnya c. kelalnan-kelainan pada dinding dada d. mammae fy Dikenal beberapa macam bentuk thoraks ; * Thoraks omphysematicus Tanda-landa : 1, Jarak diameter antero-posterior relatif lebin besar dari diameter transversal (normal pada orang dewasa, perbandingan diameter anteroposterior dan diameter transversal kurang lebih 1:2) 2. letak iga-iga agak horizontal 3. sudut antara arcus costae (angulus costae) lebih besar darl normal 4, kedua bahu terangkat ke atas (Stand inspirasi). Thoraks emphysematicus dijumpai pada emphysema paru, asma bronchiale dalam keadaan serangan. Bila keadaan ini berlangsung terus, maka bentuk dada seperti gentong disebul velumen pulmonum anctum Barrel Chest), | Thoraks bentuk paralyticus Tanda-tanda : L.Jarak diameter antero-posterior lebih kecil dari diameter transversal. 2, Jetak Iga-iga lebih vertical 31 3. angulus costae lebih kecll dari normal 4, berada dalam keadaan stand eksplras! 5. fossa infra clavicularls lebih masuk ke dalam. Thoraks bentuk paralyticus dijumpal pada orang-orang kurus, koch pulmonum, * Thoraks pyramidalis Bentuk thoraks dimena sternum menonjol keluar dan iga-lga merupakan sistsis} dari pyramid tersebut. Terdapat pada anak-anak yang menderita asma. * Pectus carinatum (pigeon breast) Bentuk thoraks yang seluruh sternum menonjol keluar, iga-iga masuk ke, dalam terutama pada daerah diafragma, Dijumpal™pade penyakit rachitis, sindrom marfan.. * Funnel chest (pectus eksca:'atum) Terdapet cckungan pada bagian bawah sternum (lawan darl pectus carinatus), Bentuk dada seperti sepatu. Didapatkan pada penyakit bawaan. * Rachitis rosary Adalah bentuk dada dimana didapatkan pembengkakan pada tempat peralinan costechondral dari tulang-tulang iga. Ditemukan pada penyakit rachitis, defisiensi vitamin c. Simetrisnya Harus diperhatlkan dari beberapa arah ; Dari depan, perhatikan fossa supra claviculare kiri dan kanan apakah simetris atau tidak, demikian pula fossa infraclaviculare kiri dan kanan, Kalau salah satu bagian dada lebih menonjol dari yang lain, hal Inl dapat karene tumor paru/pleura atau pleural effusion. Sebaliknya jika salah satu bagian dada cekung dibanding yang lain, maka kemungkinan akibat schwarte, atelektasis massif, atau koch pulmonum dengan fibrosis. Oan belakang, perhatikan columna vertebra, apakah lurus (normal) atau apakah ada ; 32 * Kyphosis adalah suatu lengkungan yang tidak normal dari columna vertebra dengan tonjolan pada dorsal. Dikenal 2 macam kyphosis : 1. kyphosis angular; kyphosis yang membentuk sudut akibat kolaps satu atau lebih columna vertebra, misalnya karena glbbus, 2. kyphosis arcuar (curved) adalah kyphosis yang bentuknya melengkung (bentuk kurve) akibat adanya fraktur komoresi, Misalnya pada potr’s disease, keganasan, penyaklt ues. * Skoliosis adalah bentuk columna vertebra yang melengkung ke lateral. Slasanya disebabkan poliomyelitis, * Lordosis adalah bentuk columna venebra yang « Mélengkung ke depan. Ohemukan pada orang hamil, fumor-tumor pent, dll ef a Ayphosis Angular Kyphosis Arcuar - AAs ( Sila didapatkan kelainan sepert tersebut di atas, harus csebutkan kelainan tersebut pada vertebra berapa. 33 Jntuk menentukannya diambil patowan sae berlkut : CVn SA. Th a a ° at: Lin. \ = Vertebni comical VI disebur wiebra prominens adalah eetebni yang prosessus spinosusnya paling menonjel di leher. — verebr thortealis WI atau VIII sana tingginya dengan bawah scapula, C— vetebni lumbualis 1] sams ingginyo dengun crista ilinea, ‘elainan-kelainan pada dinding dada: inspeksi dalam keadaan lstirahat - * Eksantem, petichian, perdarahan-perdarahan cibawah kulit. : » Vens-vena supeffisialis yang terbendung misalnya akibat tumor mediastinum, sindroma vena cava supenor. “spider naevi/vascular spider", yaitu bercak kulit kemerahan seperti bintang, dapat dites dengan menggunakan kaca obyek pada tempat yang dicurigai, maka gambaran bercak menghilang dan muncul kembali secara menyebar dari sentral ke perifer bila kaca obyek di lepas (diangkat), Ditemukan pada pendenta sirosis hepatis. + Benjolan aneurysma aorta ditandai dengan adanya penonjolan dada setempat dan berdenyut. 34 + Vousure cardiac, merupakan penonjolan pada daerah precordial akibal pempesaran jantung sebelum penulangan sempurna lerjadi. 3 + Mammae, inspeksi apakah simetis alau tidak, papilla mammae apakah ada perubahan warna, misalnya “peau diorange” (kulit jeruk), apakah ada cekungan atau perlekatan, fistel atau rhagaden. Pada laki-laki perhatikan apakah ada gynecomast, Inspeks! dalam keadaan bernapas + Simetris atau tidak « Frekuensi pernapasan + Silat pernapasan, dyspneu, —chiwyne-stokes, kussmaul, dil. + Palpasi dinding dada Perhatikan kelainanskelainan yang ada pada dinding dada. Bila ada tumor, maka harus dilaporkan; lokalisasinya, konsistensinya, permukaan, aja dapat digerakkan, nyerl atau tidak bila Gigerakkan, nulsasi ada atau tidak. Nyerl tekan dapat trnbul akibat luka setempat, peradangan setempat, metastase tumor- tumor ganas, herpes zoster, pleuropneumonia/pleuritis. Palpasi dinding dada sebelah bdelakang, cari kemungkinan adanya gelaran yang disebabkan oleh palpasi arteri intercostalis pada penderta coartatio aorta. Palpasi apakah ada kelenjar geleh bening yang membesar pada azilla, infraciavicularis, atau supraciavicularis. Fremitus raba atau “tactile fremitus” atau “fokal Fremitus’, Bagian ulnair dari kedua tangen diletakkan pada permukaan dada bagian lateral secara simeuis, kemudian penderita disuruh mengucapkan huruf fokal seperti a, i, u, e, 0 alau suara bass seped 68,99, getaran dari suara ini akan merambal ke daerah ulnair dari tangan pemeriksa. Gelaran suafa ini adalah getaran suara yang disalurkan dari larynx masuk ke bronchi yang merambat ke paruparu dan dinding dada. Fremilus raba tergantung dari intenstas suera, 35 panjangnya perjalanan getaran dan keadaan paru-paru dan cavum pleura. Dengan membandingkan getaran yang terasa pada deerah ulnair ki dan kanan maka dapat didapatkan beberapa kemungkinan. Dalam keadaan normal fremitus raba kiri sama dengan kanan, Jika salah satu mengeras, kemungkinan ada ; a Infiltrat ‘ : 4 Rongga caverne yang berhubungan dengan plpa udara. Fremltus raba menurun pada keadaan-keadaan : 4 Gangguan pada paru-paru seperti : - Tumor - Cairan - Atelektasis - Emfisema paru + Gangguan pada rongga-perut : + Efusi + Schwate - Pneumothoraks > Perkusi dinding dada Tujuan perkus! dinding dada : @ Untuk menentukan bales peruparu + Untuk menentuken perbandingan parupery kiri dan kanan 4 Untuk menentukan balas-balas jantung + Untuk menentukan apakeh ada proses dalam paru-peru Cara perkusi Ada 2 cara: = tara langsung yaltu satu atau dua Jarl tangan pemeriksa langsung mengetok-ngetok dinding dada, - Cara tidak langsung yang dipakal mengetok adalah ujung jarl tengah tangan kanan dengan melakukan pergerakan pergelangan tangan kanan. Gerakan harus lemas, sendl siku dif_xir. Jarl tengah tangan kirl sebagal plessimeter (sebagal landasan) 36 Pada perkus! sebaiknya dimulai dari depan ke belakang dada dan dari apeks ke daerah basal pan+paru. Normal perkusi pada daerah paru-paru adalah sonor, sedang pada daerah hati pekak karena merupakan massa yang padat. Tujuan perkus! dinding dada : i. untuk menentukan balas paru-paru Batas paru dengan hati Perkus! dilakukan pada linea medioclavicularis kanan yang dimutal pada sela iga I terus ke bawah sampal terdengar perubahan suara perkus! dari sonor menjadi pekak. Pada orang sehat batas paru hati adalah pada sela Iga V atau sela iga VI, Untuk membuxtikan apakah datas yang didapat adalah batas par hati yang sebenarnya, maka penderita disurun mienank napas dalam (inspirasi dalam) dan hasil perkusi batas paru hati akan turun 3-2 jari. Batas paru belakang Porkusi dimulai dan alas yaitu pada daeran interscapularis ke arah bawah sampai terdengar perubahan bunyi dari sonor ke pekak. Normal bates paru belakang kanan setinggi vertebra thorakal XI! atau thorakal X. kadang-kadang betas kanan lebih tinggi 1 Jari dibandingkan dengan batas kiri akibat adanya hat yang pekak. Bila pada waktu Inspirasl dalam tidak ada perubahan batas paru-paru maka mungkin aklbat : # pleuritis yang cairannya sedikit + pleuritis sicca ¢ hidrothoraks + paralise phrenicus Batas paru-paru belakang menurun dan nermal, mungkin karena ; * emfisema paru + asma bronchiale 37 Bila hanya sebelah kanan, atau kirl yang batasnya menurun, mungkin : _ * pneumothoraks kiri atau kanan + emfisema kompensatolr Batas paru semuanya meninggl bisa akibat : + cairan dalam rongga perut (asites) + tansudat dalam rongga pleura kiri atau kanan, Batas paru-paru hanya sebelah yang meninggl, dapat disebabkan ; + abses subphrenic + infiltrat paru pada daerah basal * schwarte + kelumpuhan nervus phrenicus 2. perkusl perbandingan Pada waktu melakukan perkusi selamanya harus dibandingkan antara paru-paru kirl dan kanan. Normal terdengar sonor, Perkusl perbandingan dilakukan pada Gaerah yang sama dari paru-paru kiri dan kanan. Pada umumnya kelainan paru yang dismeternya kurang dari 3 cm tidak memberi kelainan perkusi, Di daerah supra scapular didapatkan daerah sonor kira-kira 3-4 jari di pundak., Kelainan pada apeks paru, menyebabkan hilangnya daerah sonor tersebut, Daerah sonor tersebut disebut daerah Kronlg. 3. menentukan batas-batas jantung Dalam menentukan batas-batas jantung perlu dhentukan balas jantung relatif yang merupakan perpaduan bunyl pekak dan sonor (pekak relatif). 4. Batas jantung kanan relatif Perkusi dimulal 2 jari di atas batas peru hati, dari lateral ke medial. Jari tengah yang dipakai sebagal plessimeter diletakkan sejajar dengan stemum sampal terdengar perubahan bunyi ketok sonor menjadi pekak relatif. Normal batas Jantung kanan relatif terletak pada linea sternalis kanan 38 ». Batas jantung kanan absolut Garanya sama dengan 3e di ales, hanya penderta disuruh melakukan inspirasl dalam, perubahan bunyl sonor ke pekak menunjukkan balas Jantung absoks. Normal terlatak pada linea stemalis kiri, Bila batas-batas in| menghilang, kemungkipan telah terjadi emfisema paru. ¢. Batas jantung xin relatif Batas ini sesuai dengan ictus kordis yang normal, lerletak pada sela iga 5-6 linea mecioclavicularis kin. Gila ictus kordis tidak diketahui, maka batas kiri jantung ditentukan dengan perkusl pada linea axillaries media ke bawah. Perubahan bunyi dari sonor ke: tympani mefupakan batas paru-paru kin. Oari batas par-paru kin dapat ditentukan batas jantung kin relati. ¢. Bates jentung kin absolut Merupakan lanjutan dari penentuan batas jantung kin relatif dan dilakukan dengan perkusi pelan. Bila batas ini tidak ditemukan berari ada emfisema paru, Catatan ; bafas jantung relatif menentukan batas jantung yang sebenamya, Balas jantung absolut mensnitukan batas = parenkim = paru-paru—syang sebenarnya. Suara tympani pada perkusi disebabkan oleh karena adanya ruang hawa udara pada daerah lambung, disebut fruangan TRAUBE atau triangle of taube. Ruangan ini dibatasl oleh : * Sebelah atas oleh paru-paru dan jantung * Sebelah kanan oleh hatl dan jantung * Sebelah kirl oleh lien * Sebelah depan oleh paru-paru yang tips Ruangan akan menghilang bila : o Lambung penuh makanan o Jantung dan lien membesar © Infiltrat atau eksudal pada paru-paru atau pleura 39 menentukan apakah ada proses dalam paru-paru 2. bunyi perkus! normal Sonor pada daerah seluruh paru-paru kecuali di regio scapularis atau Interesapularis =. bunyl perkusl tidak normal © tympani pada cavernae yang besar o hipetsonor pada emfisema paru = dan pneumouioraks oO bunyi pekak : « Pekak absolut (fladness = pekak) pada : + Cairan misalnya pleural effusion yang banyak + Tumor paru atau pleura + Schwarte yang tebal + Pekak relatif (dullness = redup) pada : - Infitrat, schwane, ¢airan dalam rongga pleura sediklt “ Fada pendenta pleuntis eksudativa yang jumiah savannya sedang, permukaan cairan pada perkusi menunjukkan permukaan yang tidak horizontal, melainkan derjalan mulai dari medial baweh ke lateral 2:28 dan kembali menurun ke medial bawah di bagian telakang dada, Garis yang berjalan seperti ini disebut gats ELLIS DAMOISSEAU, Pada daerah paru-paru sang sehat terdapat juga daerah pekak pada perkusi ssebut segitiga GROCCO RAUCHFUSZ (lihat gambar). Hal ini disebadkan pendorongan mediastinum seh cairan dani rongga pleura yang sakit. Di samping itu sada bagian pan-paru yang sakit sebelah atas zermukaan cairan terdapat daerah compresi atelektasis, yang pada perkusi suaranya tympani karena adanya emfsema local yang tidak dikompresi oleh cairan (bunyi skoda), Daerah ini disebut daerah SEGITIGA SARLANO. Adanya garis Ellis Damoisseau, dapet diandaikan sepert cairan dalam bejana yang berhubungan dimana salah satu tabung yang derhubungan itu adalah tabung kapiler, 40 Gambar Garis Ellis Damoisseau Pandangan Lateral (Lonjuton Cambor di had, SeheLod..) Auskultasi Paru-paru dan Pleura Untuk mendengar bunyi-bunyi dari paru-paru atau Jantung dapat dengan : + Cara langsung + Cara tidak langsung Digunakan alat stetoskop, Alat ini dikenal beberapa macam ; * Monoaural stethescope (leanec), blasanya terbuat darl kayu yang dipakal oleh bidan. + Binaural stethecope, dikenal 2 tipe : > Tipe Ford, mempunyal bentuk seperti bel > Tipe Bowles, mempunyai membran » Kombinasi, tpe Ford dan Bowles paling baik, karena tipe Ford digunakan untuk mendengar suafa-suara bising bernada rendah, Sedang tipe Bowles dipakai untuk suara/bising bernada tinggi 41 ZsnjypnDy 022019 vb14)5a5 punjicg 0614)6a¢ —— call 6uvyojag uobuepucg nvassoug $113 sig Le 4 Auskultasl memberl leblh banyak keterangan sesudah melakukan pemeriksaan Inspeksl, palpasl, dan perkusi. Auskultasi yang sempurna adalah : y Penderlta harus dalam keadaan tenang/ tidak boleh gemetar y Pakalan (kemeja) harus dibuka, kullt harus kering dan kerlngat harus dibersihnkan y Stetoskop harus melekat balk pada permukaan dada. y¥ Jangan menyuruh penderita bernapas terlalu keras dan mulut tidak boleh tertutup (terbuka lebar) Kesukaran euskultasi : « Bulu dada yang panjang a Anak-anak # Penderita kurus sekall Pemeriksaan auskultas! paru-paru meliputl ; 1, bunyi pernapasan 2. bunyi tambahen 2.1 akibat kelainan paru-paru 2.2 akibat kelainan pleura i. Bunyl Pernapasan a, Bunyi pernapasan vesikuler Bunyi pernapasan yang normal, terdengar pada waktu inspirasi dan ekspirasi, Akan tetapi ekspirasi lebih pendek dan lebih lemah, Bunyi pernapasan ini timbul karena penyebaran bunyi melalui glottis ke tangkai bronchus, alveoli, Normal terdengar pada seluruh dinding dada kecuall pada daerah interscapularis dan di bawah manubrium stemi. Clikat obr di seb.) 6, Bunyl pernapasan Bronchovesikuler . Fase inspirasi seluruhnya terdengar dan fase eksplras! terdengar lebih keras, leblh lama dan nadanya lebih tinggi dari vesikuler, Terdengar pada daerah interscapularis. Dalam keadaan abnormal di dapatkan pada proses konsolidasi paru, A Bunyi Pernapasan Vesiculer IWAN Bunyi Pernapasan Bronchial 4 sy f- a “i thy Bunyi Pernapasan Asthmatis 44 :. Bunyl pernapasan Bronchial ase inspirasi pendek, dan fase ekspiras| lebih panjang, zalam bentuk nada, lamenya dan Inensfasnya. Mal ini sapat terdengar bila steteskop dipasang pada daeran >Jprasternalis (pemapasan trachea), Dalam keadaan zonormal didapatkan pada : cavernae kecil,, infitrat, 2ztelektasis kompresi. :. Bunyl pernapasan Amphoric “erdengar bila udara yang berasal dad bronchus 2ngsung masuk dalam ruangan kosong, misalnya pada caveme besar yang langsung berhubungan dengan senchus besar. Dapat ditiru dengan meniup udara alam botol besar (guci} yang kosong. < 2. Sunyi permapasan Asthmatic = permapasan terdengar pada penderita asma onchiale waktu dalam keadaan serangan, karena zsanya bronchospasme, Baik pada waktu inspirasi —aupun ekspirasi intensitasnya meningkat, ekspirasi enih memanjang, nadanya lebih tinggi disenai angezing, Sunyi tambahan “yl tambahan akibat kelainan pada paru-paru : Ronchi stami-macam ronchi yang terdengar tergantung dari staan bronchus dan cabang-cabangnya, alveoll dan ira yang melalul tempat tersebut. sash] Basah (Rales) ssengar bila udara melalui jalan napas yang engandung cairan encer, vansudal, atau eksudat, pus, ‘ah, mucous. Sunyi ini dapat ditrukan seperti meniup evgan pipa dalam busa sabun, Besar kecilnya suara ssni pasah tergantung dari ruangan dimana bunyi “sebul terjadi, Rarus cilaporkan Apakah ronehi pasah halus, sedang atau kasar (linet pamibar) Apakah nyaring atau tidan. snehi Dasah nyating menupakan tanda mutlak adanya =tat, RONCHI] BASAH ditimbulkan pada inspirasi sam dan kuat. (lihet gambar A di hal. sebelah) snehi kering (Wheezing) en karena sesuatu sebab, cabang-cabang bronchus snjadi sempa, sehingge pada waktu bernapas -dengar ronchi kering. Dibedakan : & Ronchi kering sibilantis (halus) = Ronchi kering sonoris (kasar) sachi kering sibilentis, biasanya terdengar pada inderita. asma bronchial dalam keadaan serangan. ada umunnya terdengar di seluruh tempat. Bila a'dengar hanya satu sisi sala, waspada kemungkinan embengkakan atau penekanan bronchus yang ungkin akibat karsinoma paru, RONCHI KERING ctmbulkan pada ekspirasi dalam dan kuat (linet mbor B di hal, sebelah) 46 Tseatdsut aTyye eped T6butqy epeureq yeseg TySucy tsertdsut ueyebueqied eped Buepes epeuzeq yeseq Tyouoy Tseatdsut ueeTnuted eped yepuert epeuzeq yestq ryoucy Tseardsya atTyye eped thhSutq epeuzeq S5utazsy Tryouoy Tseatdsya ueyebueqzzed eped Buepes epeuzeaq Surrey ryoucy VY NS e°oe eo 8 —> (a equreb) ” Butzey ate yseatdsys uee[Tmziad eped Yepusrt epeureq Burzey tTyouoy ea 28 8 —» TYyOUOY 48 2.2 Krepitasi Zunyi tambahan yang sifatnya tmbul pada akhir rspirasl. Peniruannya sepertl garam yang dimasukkan dalam api, Krepitas] didengar pada : * Orang-orang sehat yang agak lama tidur sehingga alveoli Udak terbuka * edema paru » Koch pulmonum * Tumor paru * Pada awal dan akhir pneumonia lobaris 2.3 Gesekan pleura >aura parietalis dan visceralis permukauinya licin dan mengandung sedikit calran yang menyebabkan zergeseran antara keduanya tidak tenadi. Pada pleurits ‘orinosa dinding pleura penuh dengan bullran-butiran “prin menyebabkan pergeseran satu sama lainnya pada waktu bernapas. Bunyl yang ditimbulkannya ilu disebut sesekan pleura. Bunyinya sepert! yang ditimbulkan waktu memakal sepatu baru. Sifat-sifat gesekan ploura : 4 Terdengar pada waktu inspirasi dan ekspirasi « Tidak dipengaruhi oleh batuk « Gesekan lebin jelas terdengar kalau stetoskop dilekan lebih kuat + Didengar pada daerah basis « Biasanya disenai perasaan sakit selempat wakw bernapas 2.4 Succutio Hyppocrates Merupakan tanda patognomonis untuk seropneumo thoraks. Penderita disuruh duduk dan kemudlan penderita digoyang-goyangkan d| daerah dada, sambil mendengar dengan stetoskop di atas dinding dada di depan atau di belakang, Akibat gerakan calran dalam rongga pleura terdengar bunyl sepertl air dalam boto! disebut succutlo Hyppecrates. 49 2.5 Falling Drop Sound Penderita disuruh tidur/baring kemudian disuruh duduk, maka dengan auskultasi terdengar bunyl sepertl alr menetes, merupakan tanda patognomonis seropneumo toraks. 2.6 Coin Sign juga merupakan tanda patognomonis seropneumo toraks. Dengan memukulkan uang logam pada uang fogam lalnnya yang diletakkan pada dada dan dl pihak fain didengarkan dengan stetoskop, Maka terdengar bunyi nyaring sekall, normal pekak saja, O Pemeriksoon Fisis Jantung Pemeriksaan Fisis Jantung meliputi a inspeksi b. Palpasi c. Perkusi ¢. Auskultasi Inspeksi + Voussure Cardiaque Merupakan penonjolan selempat yang lebar di daerah precordium, diantara sternum dan apeks cordis, Kadang-kadang memperlihatkan pulsasi jantung, Adanya voussure Cardiaque, menunjukkan adanya: > Kelalnan jantung organis > Kelainan jantung yang berlangsung sudah lama/ terjadi sebelum penulangan sempurna > Hipertrofi atau dilatasi ventrikel. * Ictus Pada orang dewasa normal yang agak kurus, serlngkali tampak dengan mudah pulsasl yang disebut ictus cordis pada sela lga V, linea medioclavicularis kirl. Pulsas! Ini letaknya sesual dengan apeks jantung. Diameter pulsasi «ira-kira 2 cm, dengan punctum maksimum dl tengah- tengah daerah tersebut. Pulsasi muncul pada waktu sistotis ventrikel, Bila Ictus cordis bergeser ke kirl dan melebar, kemungkinan adanya pembesaran ventikel kirl, Pada Pericarditis Adhesiva, ictus keluar terjadl pada ° waktu diastolls, dan pada waktu sistolis terjadi retraksi ke dalam, Keadaan Ini disebut ictus cordis negatif. Pulsas} yang kuat pada sela Iga III kiri disebabkan olen dilatas!] arterl pulmonalls. Pulsas] pada supra sternal Mungkin aklbat kuatnya denyutan aorta. Pada hipertrofi ventrikel Kanan, pulsas! tampak pada sela iga IV dl linea sternalis atau daerah epigastrium, Perhatikan apakah ada pulsasl arterl intercostalis yang dapat dilihat pada punggung. Keadaan Inl didapatkan pada stenosis mitralis dapat dilihat pada punggung. Keadaan Ini didapatkan pada stenosis mitralis, Pulsas| pada leher agian bawah dekat scapula ditemukan pada coarcttio 2orta. Palpasi Hal-hal yang ditemukan pada inspeksi harus dipalpasi untuk lebih memperjelas mengenai lokalisasi punctum maksimum, apakah kuat angkal, frekuensi, kualitas can pulsasl yang teraba, Pada mitral insufisiensi, terapa oulsasi bersifat menggelombang disebut ‘venvicular neaving’. Sedang pada’ stenosis mivalis, terdapat pulsasi yang bersifat pukulan-pukulan serentak disebut ‘ventricular lift’. Di samping adanya pulsasi, perhatkan adanya geteran * thrill" yang terasa pada telapak tangan, akibat kelainan katup-katup jantung. Getaran ini sesual dengan bising jantung yang kuat pada wakw auskuhas|, Tentukan pada fase apa getaran itu terasa, demikian pula lokalisasinya, Perkusi Kegunaan perkusi adalah menentukan batas-batas jantung, Pada penderita emfisema paru terdapat kesukaran perkusi batas-batas jantung, selain perkusi datas-batas jantung, juga harus diperkusi pembuluh darah besar di bagian basal jantung. Pada keadaan =. ormal antara linea stemalis linea kiri dan kanan pada zerah manubrium sterni terdapat daerah pekak yang sfupakan daerah aorta. Bila daerah ini melebar, emungkinan akibat aneurisma aorta. uskultasi Jantung emeriksaan auskullasi jantung melipull pemeriksaan Bunyi jantung F Bising jantuny, y Gesekun pericard Sunyl Jantung Untuk mendengar bunyl jantung diperhatikan : » Lokalisasi dan asal bunyi jantung » Menentukan bunyi jantung | dan Il + Intensitas bunyi dan kualitasnya. » Ada tdaknya bunyi jantung Ill dan bunyi jantung IV » lrama dan frekuensi bunyi jantung: » Bunyi jantung lain yang menyertai bunyi jantung Lokalisasi dan asal bunyi jantung suskultas] bunyl jantung dilakukan pada tempat-tempat sebagai berikut : * lotus cordis untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup mitral. * Sela iga Il kil untuk mendengar bunyl jantung yang berasal dari katup pulmonal. * Sela iga li kanan untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dan aorta. » Sela iga IV dan V di tepi kanan dan kiri sternum atau ujung sternum untuk mendengar bunyl jantung yang berasal dari katup tikuspidal. Tempat-tempat auskultasl di atas adalah tidak sesual dangan tempat dan letak anatomis darl katup-katup yang bersangkutan. Hal Ini akibat penghantaran bunyl jantung ke dinding dada. 52 Menentukan bunyi jantung I dan II Pada orang sehat dapat didengar 2 macam bunyi jantung : + Bunyl jantung I ditimbulkan oleh penutupan katup- katup mitral dan trikuspidal, Bunyl ini adalah tanda mulainya fase systole ventrikel. + Bunyl jJantung Ii ditimbulkan oleh penutupan katup- katup aorta dan pulmonal dan tanda dimulainya pada diastole ventrikel, Bunyi jantung | di dengar bertepatan dengan terabanya pulsasi nadi pada arteri carotis. ‘8860 Sistole pi astole (selonjutnya.... Lihat gambar di helamon sebelah) Intensitas dan kualitas bunyi Intensitas bunyi jamtung sangat dipengaruhi oleh keadaan-keadaan sebagal berikut : o © Tebalnya dinding dada o Adanya cairan dalam rongga pericard Intensitas dari bunyi jantung harus ditentukan menurut pelannya atau kerasnya bunyi yang tefdengar. Bunyi jJantung | pada umumnya lebih keras dari bunyi jantung Nl di daeran apeks jantung, sedangkan di bagien basal bunyi jantung Ii lebih besar datipada bunyi janwung |. Jadi bunyi jantung | di ictus (M I) lebih keras dari M 2, sedang di daerah basal P 2 lebin besar duri P 1, A 2 lebih besar A 1. 33 TEN dnyoy 4nvowpnd dryor “dd 6a Hal “1 adalah merupakan bunyi jantung akibat penutupan mival secara langsung ‘42 adalah penutupan katup aorta dan pulmonal yang sirambatkan, ? 1 adalah bunyl M 1 yang dirambatkan ? 2 adalah bunyi jantung akibat penutupan katup pulmona!l secara langsung A 1 adalah penutupan mitral yang dirambatkan, 42 adalah penutupan katup aorta secara langsung A2 lebih besar dan A 1, Xosimpulan, pada ictus cordis terdengar bunyi jantung | secata langsung sedang bunyi jantung ke 2 hanya dirembatkan (Gdak langsung). Sebaliknya pada daerah basis jantung bunyi jantung ke 2 merupakan bunyi jantung langsung sedang bunyi jantung.| hanya dirambatkan, Beberapa gangguan Intensitas bunyl jantung. Intensitas bunyl jantung I melemah pada : o Orang gemuk o Emfisema pau o Efusi perkard o Payah jantung akibat infark myocard atau myocardits Intensitas bunyl jantung I mengeras pada : + Demam + Morbus basedow (grave's disease) 4 Orang kurus (dada tipis) Intensitas bunyi jantung A 2 meningkat padai v Hipertensi sistemik ¥ Insufisiensi aorta Intensitas bunyl jantung A 2 melemah pada : * Stenose aorta " Emfisema paru * Orang gemuk 355 cntensitas P 2 mengeras pada ; “Atrial Septal Defect (ASD) ¥ Ventricular Septal Defect (VSO) Y Patent Ductus Arteriosus (PDA) Y — Hipertensi pulmonal intensitas P 2 menurun pada : o Stenose pulmonal o Tetralogy Fallot, biasanya P 2 menghilang Miensitas bunyi jantung satu dengan yang lainnya (yang zerikutnya) harus dibandingkan, Bila intensitas bunyi .antung tidak sama dan berubah-ubah pada siklus-siklus serikutnya, hal ini merupakan keadaan myocard yang memburuk. Perhatikan pula kualitas bunyl jantung. Pada keadaan splitting (bunyi jantung yung pecah), yaku bunyi jantung | pecah akibal penulupan katup miral dan tikuspidal tidak bersamaan. Hal ini mungkin ditemukan pada keadaan normal. Bunyl jantung ka 2 yang pecah, dalam keadaan normal dilermukan pada waktu inspirasl di mana P 2 lebih lambat dari A 2, Pada xeadaan dimana splitting bunyi jantung tidak menghilang pada fespirasi (fixed splitting), maka keadaan ini biasanya patologis dan daemukan pada ASD dan Right Bundle Branch Block (RBSB), Ada lidaknaya bunyijantung lil dan bunyi jantung |V Sunyi jJamtung ke 3 dgn intenstas rendah kadang- kadang terdengar paca ekhir pengisian cepat ventrikel, bernada rendah, paling jelas pada daerah apeks jantung. Dalam keadaan normal ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Dalam keadaan patelogis diemukan pada kelainan jantung yang berat misalnya payah jJantung dan myokarditis, Bunyi jantung 1, 2, dan 3 memberi bunyi seperti derap kuda, disebut sebagai protodiastolik gallop Bunyi jantung ke 4 terjadi karena distensi venvikel yang dipaksakan akibat kontraksi atrium, paling jelas terdengar di apeks cordis, normal pada anak-anak, dan 56 paca orang dewasa didapatkan dalam keadaan patclogis yaitu pada A-V block dan hipertensi sistemik. rama yang terjadi oleh Jantung ke 4 disebut presistolik galleo. = rama can frekuens! buny? Jantung Itama dan frekuensl bunyi Jantung harus dibandingkan Sengan frekuensi madi, Normal Irama Jantung adalah teratur dan bila ddak teratur disebut arrhytmia cordis, Frekuensi bunyi jantung harus ditentukan dalam semenit, kemudian dibandingkan dengan {rekuensi nadi, Bila frekuensi madi dan bunyi jantung masing-masing ‘ebih dari 100 kali permenit disebut tachycardia dan bila frekuensi kurang dari 60 kali per menit disebut bradycardia, Kadang-kedang rama jentung berubah menurst respirasil, Pada waktu ekeplrasi lebih lambat, seadean In| cisedut sinus arrhytmia, Hal inl disebabkan perubahan rangsang susunan saraf otonom pada S-A node sebagai pacu jantung. Bila irama jantung sama sekali Udak leratur disebut fibrilasl. Adakalanya irama jantung normal sekaliekali diselingl oleh suatu denyut janiung yang timbul lebih cepat disebut extrasystole, yang disusul olen fase diastole yang lebih panjang (compensatoir pause), Opening snap, disebabkan oleh pemdukaan katup mitral yang abnormal misalnya pada stenosa, terdengar pada awal diastole. Pada stenosa gorte, atau stenosa pulmonal kadang-kadang Cidapatkan sistelik click dalam fase systole segera setelah bumyi jantung | dan lebih jelas pada hipertensi sistemik. Bunyi jantung lain yang menyertai bunyi jantung utama : Bising jantung (cardlac murmur) Bising jantung disebabkan antara lain : © Aliran darah bertambah cepet © Penyempitan di daerah katup, atau pembuluh darah o Getaran dalam aliran darah oleh pembuluh yang tidak tala o Aliran ¢darah cari ruangan yang sempit ke muangan yang besar a7

You might also like