Professional Documents
Culture Documents
Masalah Perilaku Dalam Belajar
Masalah Perilaku Dalam Belajar
MAKALAH
Disusun oleh:
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini diantaranya sebagai berikut:
1. Apa yang menjadi hakikat masalah perilaku dalam belajar?
2. Bagaimana konsep dan ciri siswa terisolir?
3. Bagaimana konsep dan ciri siswa underachiever?
4. Bagaimana konsep dan ciri siswa maladaptive?
5. Bagaimana konsep dan ciri siswa yang mengalami stress akademik?
1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
yaitu untuk menjelaskan materi mengenai:
1. Hakikat masalah perilaku dalam belajar
2. Konsep dan ciri siswa terisolir
3. Konsep dan ciri siswa underachiever
4. Konsep dan ciri siswa maladaptive
5. Konsep dan ciri siswa yang mengalami stress akademik
1.5 Manfaat
Manfaat yang penyusun harapkan dari pembuatan makalah ini
diantaranya:
6
BAB II
ISI
7
3. Motivasi belajar.
Di dalam aktivitas belajar, motivasi individu dimanifestasikan
dalam bentuk ketahanan atau ketekunan dalam belajar, kesungguhan
dalam menyimak, mengerjakan tugas dan sebagainya. Umumnya kurang
mampu untuk belajar lebih lama, karena kurangnya kesungguhan di
dalam mengerjakan tugas. Oleh karena itu, rendahnya motivasi
merupakan masalah dalam belajar yang memberikan dampak bagi
tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
4. Konsentrasi belajar.
Kesulitan berkonsentrasi merupakan indikator adanya masalah
belajar yang dihadapi siswa, karena hal itu akan menjadi kendala di
dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Untuk membantu siswa
agar dapat berkonsentrasi dalam belajar tentu memerlukan waktu yang
cukup lama, di samping menuntut ketelatenan guru.
8
tanggung jawab yang harus diwujudkan guru bersamaan dengan proses
pembelajaran yang dilaksanakan.
7. Kebiasaan belajar.
Adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam
waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar
yang dilakukan. Ada beberapa bentuk kebiasaan belajar yang sering
dijumpai seperti, belajar tidak teratur, daya tahan rendah, belajar hanya
menjelang ulangan atau ujian, tidak memiliki catatan yang lengkap,
sering datang terlambat, dan lain-lain.
9
e) Mementingkan diri sendiri dan mudah marah.
Andi Mappiare (1982:20) dalam Sri Sulistia Rini (2015) menyatakan
keterkaitan dengan penerimaan dan penolakan sosial mengemukakan
beberapa hal yang menyebabkan seorang remaja diterima atau ditolak
dalam kelompoknya, adapun faktor-faktor yang menyebabkan diterima
dalam kelompoknya yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Penampilan (performance) dan perbuatan yang meliputi tampang
baik, paling rapi serta aktif dalam urusan kelompok belajar
b. Kemampuan pikir, antara lain: mempunyai inisiatif dalam belajar,
banyak memikirkan kepentingan kelompok belajar, dan
mengemukakan buah pikiran dalam belajar.
c. Sikap, sifat, perasaan, antara lain: bersikap sopan dalam belajar,
memperhatikan orang lain dalam belajar, penyabar dan dapat
menahan amarah dalam belajar.
d. Pribadi, meliputi: jujur pada saat belajar, dapat dipercaya,
bertanggung jawab dan suka menjalankan pekerjaannya, menaati
aturan kelompok belajar.
e. Aspek lain meliputi: pemurah dan tidak pelit, suka bekerja sama
dan membantu anggota kelompok belajar.
Hubungan sosial adalah salah satu yang mempengaruhi tingkah laku,
karena hubungan sosial merupakan sebuah interaksi seseorang terhadap
lingkungan sosial. Hubungan sosial individu berkembang karena adanya
dorongan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di dunia
sekitarnya. Hubungan sosial mula-mula dimulai dari lingkungan rumah,
sekolah dan tempat berkumpulnya teman sebaya. Kesulitan hubungan sosial
dengan teman sebaya atau teman di sekolah sangatlah mungkin terjadi apalagi
bila anak yang salah. Menurut Thibaut daan Kelley (1979) interaksi adalah
peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua atau lebih hadir
bersama, mereka menghasilkan suatu hasil satu sama lain atau
berkomunikasi satu sama lain. Jadi, adanya interaksi atau hubungan sosial
sangatlah mempengaruhi perilaku dan pemikiran anak, seperti pada perilaku
belajarnya.
10
2.3 Konsep dan Ciri Siswa Underachiever
11
5) Merasa kurang bersemangat, kurang tegas dan sering ribut di kelas.
6) Memiliki disiplin yang rendah, sering telat sekolah, enggan
12
mengerjakan tugas, sering ribut, dan mudah terpengaruh.
7) Tidak memiliki hobi atau minat terhadap kegiatan untuk mengisi waktu
luang.
8) Takut ujian dan berprestasi rendah.
13
2.5 Konsep dan Ciri Siswa yang Mengalami Stress Akademik
1) Faktor internal
14
a. Pola pikir, Individu yang berfikir mereka tidak dapat
mengendalikan situasi mereka cenderung mengalami stres
lebih besar.
b. Kepribadian, seorang siswa dapat menentukan tingkat
toleransinya terhadap stres.
c. Keyakinan, sebab dapat mengubah cara berfikirnya terhadap
suatu hal bahkan dalam jangka panjang dapat membawa stres
secara psikologis.
2). Faktor eksternal
a. Pelajaran lebih padat, kurikulum dalam sistem pendidikan
telah ditambah bobotnya dengan standar lebih tinggi.
Akibatnya persaingan semakin ketat, waktu belajar bertambah
dan beban pelajar semakin berlipat.
b. Tekanan untuk berprestasi tinggi, para siswa sangat ditekan
untuk berprestasi dengan baik dalam ujian-uijan mereka.
15
memungkinkan siswa dapat menjalin interaksi sosial secara memadai di
lingkungan sekolah. Iklim sekolah yang sehat juga diperlukan untuk
mengantisipasi timbulnya perasaan tidak nyaman dan stres dalam diri
siswa, yang pada gilirannya akan memengaruhi prestasi belajar mereka.
16
3. Mengembangkan Resiliensi Peserta Didik
Resiliensi merupakan salah satu aspek potensi yang perlu
dikembangkan dalam diri peserta didik. Sebab, resiliensi merupakan
kemampuan atau kapasitas insani yang dimiliki peserta didik yang
memungkinkannya untuk menghadapi, mencegah, meminimalkan dan
bahkan menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi-
kondisi yang tidak menyenangkan, atau bahkan mengubah kondisi
kehidupan yang menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk
diatasi.
Bagi mereka yang resilien, resiliensi membuat hidupnya menjadi
lebih kuat. Artinya, resiliensi akan membuat seseorang berhasil
menyesuaikan diri dalam berhadapan dengan kondisi-kondisi yang tidak
menyenangkan, perkembangan sosial, akademis, kompetensi vokasonal,
dan bahkan dengan tekanan hebat yang inheren dalam dunia sekarang
sekalipun.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Untuk mengatasi masalah-masalah perilaku siswa dalam
pembelajaran diperlukan solusi yang tepat, sehingga akan menghasilkan
timbal balik yang positif dari siswa. Salah satu solusinya yaitu
melakukan pendekatan secara intensif dan perhatian yang lebih untuk
membantu siswa mengatasi masalah yang ada pada siswa itu sendiri.
Ketika masalah perilaku siswa ditanggapi dengan cara yang salah, maka
akan timbul masalah baru dan pada akhirnya akan menyebabkan tujuan
pembelajaran yang tidak tercapai.
18
DAFTAR PUSTAKA
19