You are on page 1of 17

Struktur Kurikulum

Merdeka Di Madrasah
KMA N0. 347 Tahun 2022 tentang
Pedoman Implementasi Kurikulum
Merdeka pada Madrasah
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk
Struktur kurikulum setiap mata pelajaran mengacu pada capaian

terbagi menjadi pembelajaran.

dua kegiatan: Kegiatan projek penguatan profil pelajar


Pancasila ditujukan untuk memperkuat upaya
Pembelajaran pencapaian profil pelajar Pancasila yang
mengacu pada Standar Kompetensi
intrakurikuler Lulusan.

& Dalam implementasinya di madrasah


projek penguatan pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran
berbasis proyek dapat dilaksanakan sebagai satu
profil pelajar kesatuan, bahkan memungkinkan
diselenggarakan lintas mata pelajaran pada MI,
Pancasila MTs, MA/MAK atau lintas aspek perkembangan
anak pada RA.
Struktur kurikulum Pembelajaran Intrakurikuler
MI dibagi menjadi 3 (tiga) fase:
1) Fase A untuk kelas I dan kelas II;
2) Fase B untuk kelas III dan kelas IV; dan
3) Fase C untuk kelas V dan kelas VI.

Madrasah dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran


Struktur intrakurikuler dan pembelajaran berbasis proyek secara terpadu
Kurikulum atau simultan.
di MI Madrasah dapat menggunakan atau memilih pendekatan mata
pelajaran atau tematik secara
bebas.

Bentuk pembelajaran dapat dilakukan secara kolaboratif beberapa


mata pelajaran dalam mendukung satu tema yang di dalamnya
dikelola melalui pembelajaran berbasis proyek, sehingga capaian
intrakurikuler dapat diwujudkan sekaligus penguatan karakter
Pelajar Pancasila.
Tujuan besar pembelajaran di SD/MI adalah penguatan fondasi karakter dan kompetensi literasi

Kurikulum 2013 Arah perubahan kurikulum

IPA dan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri-


IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam
sendiri
dan Sosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar IPA dan IPS
terpisah di jenjang SMP

Pendekatan tematik Pendekatan pengorganisasian muatan pelajaran (berbasis


mata pelajaran, tematik, dsb.) merupakan kewenangan
satuan pendidikan
Sekolah boleh tetap menggunakan tematik ataupun beralih
ke pendekatan berbasis mata pelajaran

Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat diselenggarakan berdasarkan
kesiapan satuan pendidikan. Pemerintah daerah melakukan fasilitasi penyelenggaraan mata pelajaran Bahasa
Inggris, misalnya terkait peningkatan kompetensi dan penyediaan pendidik. Satuan pendidikan yang belum siap
memberikan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan dapat mengintegrasikan muatan
Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran lain dan/atau ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat, komite
sekolah, relawan mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua
Penyesuaian struktur pembelajaran di setiap jenjang

SD/MI

Penguatan kompetensi yang mendasar dan pemahaman holistik:


• Untuk memahami lingkungan sekitar, mata pelajaran IPA dan IPS
digabungkan sebagai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial (IPAS)
• Integrasi computational thinking dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika, dan IPAS
• Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan
Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila
dilakukan minimal 2 kali dalam satu tahun ajaran
Projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 20%
(dua puluh persen) beban belajar per tahun
Struktur
Kurikulum
di MI
Perhitungan waktu disampaikan dalam satu tahun,
madrasah dapat merencanakan sendiri menjadi setiap
minggu,dua mingguan, tiga mingguan, bulanan atau bahkan
secara blok materi dengan memanfaatkan waktu yang
diperlukan untuk mewujudkan capaian pembelajaran.

Struktur Madrasah dapat menentukan model pembelajarannya sesuai


Kurikulum kebutuhan belajar siswa,misalnya pembelajaran
di MI konvensional, pembelajaran berbasis proyek untuk satu mata
pelajaran atau kolaborasi beberapa mata pelajaran dengan
berbasis tema, pembelajaran model blok untuk satu
kompetensi dalam satuan waktu tertentu, atau inovasi lain
yang dirancang oleh madrasah.
Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan yang
dapat diselenggarakan berdasarkan kesiapan satuan
pendidikan
Struktur kurikulum MTs terdiri atas 2 (dua) fase yaitu Fase D
dan E. Fase D yaitu untuk kelas VII dan kelas VIII,
sedangkan fase E pada kelas IX.

Madrasah dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran


intrakurikuler dan pembelajaran berbasis proyek secara
terpadu atau simultan. Dalam kaitan ini madrasah dapat
Struktur
Kurikulum menggunakan atau memilih pendekatan mata pelajaran atau
di MTs tematik secara bebas sesuai kebutuhan pembelajaran siswa
yang diprogramkan. Bentuk pembelajaran dapat dilakukan
secara kolaboratif beberapa mata pelajaran dalam
mendukung satu tema yang di dalamnya dikelola melalui
pembelajaran berbasis proyek, sehingga capaian
intrakurikuler dapat diwujudkan sekaligus penguatan karakter
Pelajar Pancasila.
Struktur
Kurikulum
di MTs
Perhitungan waktu disampaikan dalam satu tahun,
madrasah dapat merencanakan sendiri menjadi setiap
minggu,dua mingguan, tiga mingguan, bulanan atau bahkan
secara blok materi dengan memanfaatkan waktu yang
diperlukan untuk mewujudkan capaian pembelajaran.

Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni


Struktur atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari,
Kurikulum dan/atau Prakarya).
di MTs
Madrasah dapat menentukan model pembelajarannya sesuai
kebutuhan belajar siswa,misalnya pembelajaran konvensional,
pembelajaran berbasis proyek untuk satu mata pelajaran atau
kolaborasi beberapa mata pelajaran dengan berbasis tema,
pembelajaran model blok untuk satu kompetensi dalam satuan
waktu tertentu, atau inovasi lain yang dirancang oleh madrasah.
Penguatan wawasan literasi di MTs

Kurikulum 2013 Arah perubahan kurikulum

Informatika sebagai mata pelajaran pilihan Informatika sebagai mata pelajaran wajib
- Pertimbangan ketersediaan guru - Guru yang mengajar tidak harus memiliki latar
belakang pendidikan informatika. Buku guru
disiapkan untuk membantu guru-guru “pemula”
dalam mata pelajaran ini
Penyesuaian struktur pembelajaran di setiap jenjang

MTs

Penyesuaian dengan perkembangan teknologi digital, mata pelajaran


Informatika menjadi mata pelajaran wajib
Panduan untuk guru Informatika disiapkan untuk membantu guru-guru
pemula, sehingga guru mata pelajaran tidak harus berlatar belakang
pendidikan informatika
Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila
dilakukan minimal 3 kali dalam satu tahun ajaran
Projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% (dua
puluh lima persen) total JP per tahun
Seluruh jenjang satuan pendidikan dapat menggunakan
pendekatan berbasis mata pelajaran, tematik, unit inkuiri,
Penentuan pendekatan kolaborasi lintas mata pelajaran, ataupun paduannya sesuai
dengan peraturan menteri
untuk pengorganisasian
● Pendekatan tematik tidak terbatas pada SD
pembelajaran merupakan ● SD tidak harus menggunakan tematik. Namun tidak ada
larangan untuk satuan pendidikan yang mau tetap
wewenang satuan menggunakan pendekatan ini
pendidikan ● Tidak harus satu pendekatan untuk seluruh mata
pelajaran, dapat dikombinasikan
● Keleluasaan kolaborasi antar mata pelajaran untuk
melakukan asesmen lintas mata pelajaran

Mengintegrasikan pembelajaran dan/atau asesmen dapat:

❖ Mengurangi beban belajar siswa, karena asesmen yang


berorientasi pada kompetensi biasanya membutuhkan
lebih banyak usaha siswa (dan guru yang menilainya :))
❖ Pembelajaran dan asesmen yang lebih bermakna
Jam pelajaran (jp) diatur Siswa tidak harus mempelajari hal yang sama setiap minggu
sepanjang tahun.
oleh pusat per tahun, Target jp untuk satu tahun bisa dicapai kurang dari satu tahun.
bukan per minggu
Contoh skenario di SD:

● Mapel seni rupa dipelajari secara intensif dalam


semester ganjil dan asesmen sumatifnya berupa
pameran karya
● Di semester ganjil tersebut ada mata pelajaran lain yang
dikurangi jp-nya, yaitu mapel IPAS
● Di semester genap mapel seni rupa tersebut tidak
diajarkan, dan mapel IPAS akan dipelajari siswa secara
intensif seperti halnya seni di semester ganjil, dengan
asesmen sumatif pameran hasil penelitian siswa
Jumlah jp tidak berubah dari Kurikulum 2013, namun sekitar 20-
Struktur kurikulum 30% dari jp/tahun dialokasikan untuk pembelajaran melalui projek

terbagi menjadi dua yang ditujukan untuk mencapai profil Pelajar Pancasila

kegiatan utama, yaitu Kegiatan projek penguatan profil Pelajar Pancasila tersebut tidak
berbasis mata pelajaran. Jam pelajaran untuk setiap mapel
kegiatan rutin di kelas dialihkan karena: 1) tidak ada penambahan jp untuk siswa (jp yang
ada saat ini sudah cukup panjang), dan 2) diasumsikan bahwa
(intrakurikuler) dan kompetensi esensial* dari seluruh mata pelajaran akan dipelajari
juga melalui projek.
kegiatan projek
*Kompetensi esensial dikenal juga dengan general capabilities, transversal skills,
atau transferable skills yang dipelajari melalui disiplin ilmu namun tidak melekat
pada suatu ilmu pengetahuan sehingga dapat digunakan di berbagai konteks
termasuk kehidupan sehari-hari dan dunia kerja
Fleksibel dan berpusat pada siswa

Projek penguatan profil ● Projek dilakukan 2-3 kali dalam satu tahun sesuai jenjang,
jangka waktu masing-masing projek tidak harus sama
Pelajar Pancasila adalah ● Tidak perlu ada jadwal kegiatan belajar, karena siswa dapat
melakukan penelitian, pengerjaan karya, dsb. sesuai
kegiatan yang fleksibel, kebutuhan mereka. Hal ini mendorong self-regulated
learning
tidak rutin/terstruktur,
Kontekstual
dan lebih berpusat pada
● Pemerintah Pusat hanya menentukan tema yang dapat
siswa dipilih oleh satuan pendidikan
● Satuan pendidikan mengembangkan topik yang lebih
spesifik dari tema tersebut, sesuai dengan tahap capaian
pembelajaran siswa

Penjelasan tentang projek untuk menguatkan upaya pencapaian profil Pelajar


Pancasila akan disampaikan dalam sesi terpisah
Terima Kasih

You might also like