You are on page 1of 11

TUGAS REVIEW JURNAL

PRAKTIKUM ANALISIS SEDIAAN FARMASI


TOPIK: UJI DISOLUSI TABLET RANITIDINE HCl
“Test of dissolution and comparison of in vitro dissolution profiles
of coated ranitidine tablets marketed in Bahia, Brazil’”

Oleh:
Kelompok 1
Golongan I
Nama (20085510…)
Nama (20085510…)
Nama (20085510…)
Nama (20085510…)
Nama (20085510…)
Nama (20085510…)
Nama (20085510…)
Nama (20085510…)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
REVIEW JURNAL:
“Test of dissolution and comparison of in vitro dissolution profiles of coated
ranitidine tablets marketed in Bahia, Brazil’”

GAMBAR SS AN ABSTRAK JURNAL


I. LATAR BELAKANG
“gambaran umum apa itu uji disolusi, bagaimana prinsip uji disolusi, media
disolusi, kecepatan, waktu dll, tujuan uji disolusi untuk apa” 🡪 bole
ditambahin lagi sesuai klp masing”
II. METODE KERJA
Uji disolusi dilakukan sesuai dengan metode umum United States
Pharmacopoeia (USP 32).
2.1. Prosedur Kerja
A. Pembuatan medium disolusi
Media disolusi yang digunakan dalam uji disolusi tablet
ranitidine adalah air (air suling) sebanyak 900 mL, pada suhu 37,0
± 0,5 oC.
B. Pembuatan larutan stok Ranitidine Hidroklorida
Ranitidine hidroklorida murni sebanyak 150 mg
dimasukkan ke labu ukur 50 mL dan ditambahkan dengan media
dengan media disolusi hingga diperoleh konsentrasi larutan akhir
17,0 mg mL-1, kemudian dihomogenkan.
C. Penentuan kadar ranitidine hidroklorida terdisolusi
Dalam bejana disolusi dimasukkan medium disolusi
aquadest sebanyak 900 mL dan diatur suhunya 37o ±0,5o C.
Dipasang alat pengaduk yang berbentuk dayung/paddle (tipe 2),
diatur putaran pengaduk dengan kecepatan 50 rpm selama 60 menit
(1 jam). 10,0 mL diambil pada 5, 10, 15, 20, 30, 40, 50 dan 60
menit setelah optimasi pelarutan dan dianalisis. Larutan hasil
disolusi yang diambil kemudian disaring dan dipindahkan ke botol
kuning untuk pembacaan spektrofotometri UV selanjutnya (Varian
model CARY 100 Bio) pada panjang gelombang 314 nm.
Penggantian media dilakukan pada suhu 37o ± 0,5o C hingga
volume konstan.
Kemudian Nilai serapan dikonversi ke nilai konsentrasi
dengan persamaan kurva standar dengan mempertimbangkan
jumlah obat yang dihilangkan dalam setiap pengenceran, hasilnya
dinyatakan sebagai persentase sebagai fungsi waktu.
Digunakan metode independen sederhana untuk
membandingkan profil disolusi ranitidine, metode ini
menggunakan faktor perbedaan (f1) dan kemiripan (f2). Faktor f1
menunjukkan persentase perbedaan (ketidaksamaan) antara dua
profil pelarutan; f2 adalah logaritma dari transformasi akar kuadrat
timbal balik dari jumlah kuadrat galat.Nilai f1 yang dapat diterima
adalah antara 0 dan 15, sedangkan nilai f2 antara 50 dan 100. Nilai
f1 lebih dari 15 menunjukkan ketidaksamaan yang signifikan dan
nilai f2 lebih dari 50, kemiripan yang signifikan.
2.2 Efisiensi Pelarut (DE)
Untuk sediaan dalam bentuk tablet salut, pelepasan ranitidine juga
dinilai dari efesiensi pelarut (DE). DE diperoleh dari luas area di bawah
kurva disolusi obat (AUC) hingga waktu t dalam menit dalam kaitannya
dengan 100% dari nilai label produk . DE ditentukan sebagai rasio antara
luas area di bawah kurva disolusi ranitidin untuk interval waktu dari nol
hingga 60 menit (AUC 0-60 menit) dan luas total persegi panjang
(ASCTR) didefinisikan oleh ordinat (disolusi 100%) dan absis (waktu
yang sama dengan 60 menit). Efisiensi disolusi bukan merupakan
parameter pembanding dari kinetika disolusi, tetapi merupakan parameter
yang mencirikan pelepasan obat. Hasil DE% dari produk yang diuji
dimasukkan ke dalam analisis varian (ANOVA).

III. DATA DAN HASIL


Berdasarkan studi literatur menggunakan jurnal acuan kami yang
berjudul “Test of dissolution and comparison of in vitro dissolution profiles
of coated ranitidine tablets marketed in Bahia, Brazil” diperoleh data dari
hasil uji disolusi yang telah dilakukan. Data dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar 1. Berat rata-rata tablet salut ranitidin produk A, B dan C.
(Sumber : Junior et al., 2014)

Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui bahwa tablet salut ranitidin


produk B memiliki bobot rata-rata yang lebih seragam dan memiliki koefisien
variasi yang lebih rendah dibandingkan tablet salut ranitidin produk A dan C.

Gambar 2. Kadar tablet salut ranitidin produk A, B dan C dalam media


disolusi dalam waktu 45 menit.
(Sumber : Junior et al., 2014)

Perolehan kadar berdasarkan gambar 2 untuk produk A dan C


menunjukkan hasil yang sebanding dalam waktu 45 menit dengan kadar
berturut-turut yakni 85,66% dan 87,83%. Sedangkan produk B menunjukkan
kadar yang lebih tinggi dibandingkan produk lainnya yakni 101, 32%.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa tablet salut ranitidin
produk A dan C larut secara proporsional terhadap waktu dalam air.
Gambar 3. Grafik profil disolusi tablet salut ranitidin produk A, B dan C.
(Sumber : Junior et al., 2014)

Untuk memahami bagaimana profil pelepasan obat dari waktu ke


waktu, dilakukanlah analisis multipoint. Grafik analisis multipoint diplot
untuk mengevaluasi jumlah obat terlarut versus waktu. Gambar grafik dapat
dilihat pada gambar 3 diatas.
Berdasarkan hasil grafik, diketahui bahwa profil disolusi produk A, B
dan C menunjukkan perbedaan pelepasan ranitidin dalam 10 menit pertama
pada pengujian, terutama untuk produk A yang mungkin dipengaruhi oleh
formulasi obatnya. Setelah 20 menit pengujian, pelepasan tablet salut
ranitidin produk C menjadi lebih stabil, sedangkan setelah 30 menit
pengujian, profil disolusi produk A dan C menunjukkan disolusi obat serupa
sampai akhir pengujian. Produk C memiliki profil disolusi yang mirip dengan
kedua produk lainnya, hanya berbeda pada waktu disolusinya.
Selanjutnya untuk membandingkan profil disolusi, menggunakan
metode matematika, persamaan f1 (faktor perbedaan) dan f2 (faktor
kesamaan). Hasilnya dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Faktor f 1 dan f 2 produk A, B dan C (Junior et al., 2014).
Comparison (Perbandingan) f1 f2

Produk A x Produk B 26.52 39.00

Produk A x Produk C 17.02 43.23


Produk B x Produk C 8.12 49.45

Faktor perbedaan (f1) memberikan perbedaan persentase antara dua


kurva pada setiap waktu pembacaan dan merupakan ukuran kesalahan relatif
antara dua kurva. Sedangkan faktor kesamaan (f2) adalah metode yang paling
tepat untuk membandingkan profil rilis. Faktor perbedaan (f1) memberikan
nilai dalam batas yang ditentukan dan faktor kesamaan (f2) sangat mendekati
batas penerimaan (49,45). Perbandingan profil disolusi menggunakan f1 dan
f2 mudah dipahami, memberikan hasil yang dapat diandalkan, dan merupakan
metode yang paling direkomendasikan oleh Food and Drug Administration
(1997).
IV. PEMBAHASAN
“dibahas bagaimana data dan hasil pada jurnal review”
Siapatau membantu : Produk yang diuji memiliki hasil disintegrasi yang
memuaskan. Semua sampel hancur dalam waktu 4 sampai 10 menit. Oleh
karena itu, semua sampel memenuhi persyaratan ringkasan resmi pembubaran
30 menit. Produk B dan C hancur lebih cepat, mungkin karena adanya agen
disintegrasi natrium kroskarmelosa dan selulosa mikrokristalin. Laktosa, yang
digunakan dalam produk C, mungkin juga mendukung disintegrasi.

V. PERBANDINGAN DENGAN FARMAKOPE INDONESIA VI


“perbandingan ini maksudnya itu adalah persamaan dan/atau perbedaan
metode yang digunakan pada jurnal review dengan metode yang tertera dalam
farmakope Indonesia” dibuat tabel seperti berikut ini:
Komponen Jurnal Review Farmakope Indonesia VI
Media Dalam jurnal acuan Berdasarkan Farmakope
Disolusi peneliti menggunakan Indonesia Edisi VI media
media dissolusi HCl disolusi yang ditetapkan untuk
sebanyak…. dalam uji disolusi tablet ranitidine
pengujian disolusi tablet adalah Air sebanyak 900 mL.
ranitidine, dikarenakan
…….
dst

VI. KESIMPULAN
Siapatau membantu : Pada jurnal acuan yang kami gunakan dilakukan
uji disolusi menggunakan alat USP tipe 2 pada 50 rpm dengan 900 mL air
suling pada 37,0 ± 0,5oC selama 1 jam. Uji disolusi dilakukan sesuai dengan
American Pharmacopoeia (USP-32). Efisiensi disolusi, faktor perbedaan (f1),
dan kesamaan (f2) dihitung kemudian dievaluasi. Analisis kuantitatif untuk
uji disolusi obat sebelumnya telah divalidasi, akurasi, linearitas dan presisi
dalam kriteria penerimaan. Produk A; B; dan C menunjukkan nilai efisiensi
disolusi masing-masing secara berturut-turut sebesar 59,29%; 73,59%; dan
66,67%. Berdasarkan aktor f1 dan f2 yang telah dihitung, terbukti bahwa
profil produk A, B dan C berbeda. Namun, semua produk melepaskan obat
Ranitidin secara memuaskan, dengan setidaknya 80% obat larut dalam waktu
30 menit.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Review:
Junior, A. de. F. S., Igor, S. B., Venyson, L. dos. S., Rangel, L. S., dan Edimar, C.
J. 2014. Test of dissolution and comparison of in vitro dissolution
profiles of coated ranitidine tablets marketed in Bahia, Brazil.
Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences. Vol. 50, No. 1: 83-89.

Pustaka Pendukung:
Food and Drug Administration. 1997. Guidance for industry: dissolution testing
of immediate release solid oral dosage forms. U.S. Rockville: FDA. 1-
17.

Cara penulisan dapus:


Nama Pengarang. Tahun. Judul Buku. Edisi/Jilid. Tempat Terbit: Penerbit.
BPOM RI. 2013. Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara Pembuatan
Obat yang Baik 2012. Jilid I. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia.

1. Tugas ini dibuat berkelompok, dengan jurnal yang sudah di list, jika
mengganti jurnal acuan dimohon untuk mengelist kembali judul jurnalnya
2. SETELAH DAFTAR PUSTAKA DIWAJIBKAN UNTUK
MELAMPIRKAN JURNALNYA
3. Dibuat dengan kertas HVS A4, diketik dengan font Times New Roman 12 pt
Batas kiri dan atas 4 cm, batas bawah dan kanan 3 cm Spasi 1,5 Justify
4. Untuk TUGAS INI AKAN ADA TURNITIN DALAM
PEMERIKSAANNYA (kata Bu Nova sama Bu Widi)
5. Pengumpulan melalui GDRIVE:
https://drive.google.com/drive/folders/19VN4_7JF08E4QSS1xctgTl-
igGg9lpkh?usp=share_link
UNTUK DEADLINE SEMINGGU DARI JADWAL PRAK
Gol I dan II (RABU, 03 MEI 2023) pukul 13.00 WITA

Nama File:
Kelompok 1-10_Golongan I/II/III/VI_Tugas Review Jurnal Disolusi
Contoh :
Kelompok 3_Golongan I_Tugas Review Jurnal Disolusi

You might also like