Professional Documents
Culture Documents
Makalah Akutansi Manajemen Kelompok 4
Makalah Akutansi Manajemen Kelompok 4
DISUSUN OLEH :
Kelompok 1:
2023
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Perilaku Biaya” secara tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Akuntansi
Manajemen.
Selain itu, kami berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang “Konsep Perilaku Biaya”. Kami tentu menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Dengan itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini agar makalah ini nantinya dapat menjadi lebih baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen yang telah membimbin dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami selaku penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan pada makalah ini dan kami dengan senang hati senantiasa menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun.
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1.......................................................................................................................1
1.1 Ruang Lingkup........................................................................................1
1.1.1 Pengertian Penentuan Harga Jual.......................................................1
1.1.2 Keputusan Penentuan Harga Jual.......................................................1
1.1.3 Metode Penentuan Harga Jual.............................................................2
1.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Harga Jual...........3
1.1.5 Pendekatan Biaya Dalam Penentuan Harga.......................................4
1.1.6 Total Biaya..............................................................................................9
1.1.7 Menentukan Persentase Markup.......................................................11
BAB II...................................................................................................................17
2.1 Ruang Lingkup...........................................................................................17
2.1.1 Defenisi Investasi Modal.....................................................................17
2.1.2 Arus Kas...............................................................................................17
2.1.3 Nilai Waktu Uang................................................................................17
2.1.4 Metode Pendekatan Analisis...............................................................18
iii
1.1 Ruang Lingkup
BAB 1
Penentuan Harga Jual
1.1.1 Pengertian Penentuan Harga Jual
Penentu harga jual produk merupakan keputusan manajemen yang penting. Harga
jual suatu produk dapat mempengaruhi jumlah unit produk yang dijual yang
selanjutnya juga mempengaruhi pendapatan entitas. Semua jenis entitas baik
entitas dagang, entitas jasa, dan entitas manufaktur menghadapi keputusan ini.
Entitas dagang membuat keputusan harga jual untuk barang yang telah dibeli,
entitas manufaktur membuat keputusan harga jual untuk barang yang telah di
produksi, dan entitas jasa menentukan harga jual untuk jasa yang telah diberikan.
Keputusan penentuan harga jual dapat dibuat untuk produk baru yang akan dijual
ataupun produk lama yang telah dijual sebelumnya.
Berikut pengertian dari beberapa ahli:
2
biaya tidak menentukan harga jual dan bukan satu-satunya faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penentuan harga jual
Biaya memberikan informasi batas bawah suatu harga jual harus
ditentukan. Di bawah biaya penuh atau produk jasa, harga jual akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Hal ini bisa mengakibatkan perusahaan
akan berhenti sebagaigoing concern atau akan mengganggu pertumbuhan
perusahaan. Dengan demikian manajer penentu harga jual memerlukan informasi
biaya produk atau jasa dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual,
meskipunbiaya tidak menentukan harga jual dan bukan satu-satunya faktor yang
harus dipertimbangkan dalam penentuan harga jual
Meskipun biaya tidak menentukan harga jual dan bukan satu-satunya
faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan harga jual.
Manfaat informasi Biaya Penuh dalam Keputusan Penentuan Harga Jual:
A. Biaya penuh merupakan titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang
dihadapi oleh pengambil keputusan.
B. Biaya penuh merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi
perusahaan dari kemungkinan kegiatan.
C. Biaya penuh memberikan informasi yang memungkinkan manajer penentu
harga jual melongok struktur biaya perusahaan pesaing.
D. Biaya penuh merupakan dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan
memasuki pasar.
1.1.3 Metode Penentuan Harga Jual
1. Penentuan harga jual normal
Dalam keadaan normal, manager penentu harga jual memerlukan
informasi biaya penuh yang akan dating sebagai dasar penentuan harga
jual produk atau jasa. Metode penentuan harga jual normal sering disebut
dengan istilah cost-plus pricing, karena harga jual ditentukan dengan
menambah biaya masa yang akan dating dengan suatu persentase markup
(tambahan diatas jumlah biaya) yang dihitung dengan formula tertentu.
Yaitu sebagai berikut: Harga jual = Taksiran biaya penh + laba yang
diharapkan.
4
pabrik. Setelah biaya diidentifikasi maka harga jual suatu produk dapat
ditentukan dengan menambahkan markup tertentu terhadap biaya yang
telah dikeluarkan tersebut.
3. Lingkungan. Lingkungan adalah lembaga atau kekuatan yang berada di
luar organisasi dan secara potensial diidentifikasikan dapat mempengaruhi
penentuan harga, yaitu pesaing, pemasok, hukum, dan politik.
1.1.5 Pendekatan Biaya Dalam Penentuan Harga
1. Target Costing
Target Costing adalah poses penentuan biaya dengan maksimum yang
dimungkinkan bagi pembuatan sebuah produk baru dan kemudian merancang
prototipe yang menguntungkan dengan kendala biaya maksimum yang telah
ditetapkan. Dalam meluncurkan produk baru, perusahaan harus menentukan harga
jual berdasarkan harga pasar yang cukup bersaing, kemudian menentukan laba
yang diinginkan atas produk yang akan diproduksi.
Jika kedua faktor tersebut dikurangi, akan diperoleh target biaya untuk
memproduksi suatu produk baru Jika perusahaan dapat memproduksi produk
baru sesuai dengan target biaya, produk tersebut dapat diproduksi Jika
perusahaan dapat memproduksi produk di bawah target biaya, perusahaan akan
memperoleh laba yang lebih besar. Namun, perusahaan yang tidak dapat
memenuhi target biaya, sebaiknya perusahaan tidak memproduksi produk
tersebut.
Rumus Target Costing:
5
tertentu. Pendekatan biaya disebut dengan Harga jual berbasis biaya ( cost
based pricing). Rumus untuk menentukan harga jual berbasis biaya adalah:
Harga Jual = Biaya + Markup x Biaya
Dalam pendekatan biaya, harga jual suatu entitas sangat bergantung pada
definisi biaya. Kata dalam rumus di atas dapat diartikan sebagai: (1) biaya
produksi variable, (2) biaya produksi penuh, (3) total biaya, dan (4) total
biaya variable.
Contoh:
Entitas Pelangi adalah entitas yang bergerak dibidang pembuatan alat rumah
tangga. Manajemen entitas berupaya untuk menentukan harga jual produknya.
Adapun data yang terkait dengan biaya produk adalah:
Biaya Tetap :
Biaya overhead pabrik tetap Rp 5.000
Biaya penjualan dan administrasi tetap Rp 3.000
Biaya Produksi Variabel
Biaya produksi variabel mencakup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya overhead pabrik tetap
tidak dimasukkan dalam perhitungan. Penentuan harga jual suatu produk
ditentukan dengan cara :
Berdasarkan data diatas maka biaya produksi variabel sebesar Rp20.000 per unit
dengan perincian sebagai berikut :
6
Manajemen menentukan markup yang diinginkan adalah 100%. Harga jual produk
entitas adalah:
Harga Jual = Rp 20.000 + (1,00 x Rp20.000)
= Rp 20.000 + Rp 20.000
= Rp 40.000
3. Biaya Produksi Penuh
Biaya produksi penuh adalah semua biaya produksi, baik biaya produksi tetap
maupun biaya produksi variabel. Termasuk dalam definisi biaya disini adalah
biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
variabel, dan biaya overhead pabrik tetap. Perhitungan harga jual produk
dilakukan dengan menggunakan rumus:
Harga Jual = Biaya produksi penuh + (Markup x Biaya Produksi Penuh)
Contoh:
Dengan menggunakan data entitas pelangi maka biaya produksi penuh per unit
dapat ditentukan sebagai berikut :
Manajemen menentukan markup yang diingankan adalah 60%. Harga jual produk
entitas adalah:
Harga Jual = Rp 25.000 + (0,60 x Rp 25.000)
= Rp 25.000 + Rp 15.000
= Rp 40.000
4. Prime Plus Cost Pricing (Time and Material Pricing)
Alternatif lain dalam menentukan harga jual suatu produk dan jasa dapat
menggunakan Time and material pricing model di mana dalam alternatif ini
didasari dengan 2 tarif harga, yaitu tenaga kerja yang digunakan untuk tiap
pekerjaan dan bahan baku yang dibutuhkan. Tingkat tenaga kerja melibatkan
waktu tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja yang lain, sedangkan tingkat
7
bahan baku melibatkan jumlah bahan baku langsung yang digunakan. Material
loading charges digunakan untuk biaya overhead lain yang berkaitan. Alternatif
ini sering digunakan oleh perusahaan jasa dalam menentukan harga jualnya.
Contoh soal:
Perusahaan ‘GOOD-JOB’ adalah perusahaan jasa yang bergerak di bidang
perbaikan mesin pabrik. Dalam menentukan harga jual jasanya, perusahaan
menggunakan Prime plus cost pricing. Di bawah ini adalah data anggaran biaya
(budget cost) yang terjadi dalam satu tahun:
Time charge adalah pembebanan biaya berdasarkan waktu dan biaya ini
dapat ditelusuri langsung pada objek biaya, sedangkan Material loading charge
adalah pembebanan biaya berdasarkan alokasi muatan material karena biaya ini
tidak dapat ditelusuri secara langsung pada objek biaya. Material loading charge
berkaitan dengan biaya overhead. Untuk menentukan harga jual jasa dengan
menggunakan prime plus cost pricing. Perusahaan akan melakukan langkah-
langkah perhitungan sebagai berikut:
8
Berdasarkan perhitungan pembebanan biaya tenaga kerja per jam
untuk perusahaan ‘GOOD-JOB’ maka diperoleh Rp45.000,00 adalah tarif
biaya tenaga kerja tiap jam yang dibebankan. Tarit ini akan dikalikan
dengan berapa jam tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
satu proyek/pekerjaan/job/klien dalam rangka untuk menentukan biaya
tenaga kerja yang terjadi untuk masing-masing proyek/pekerjaan
job/klien.
b. Perhitungan alokasi biaya muatan material (material loading charges)
Dalam biaya muatan material tidak termasuk di dalamnya biaya material
sehingga menentukan biaya material meliputi faktur atas biaya material
yang digunakan pada tiap pekerjaan ditambah dengan alokasi biaya
muatan material. Biaya muatan material meliputi biaya pemesanan,
biaya pembelian, biaya Penerimaan, serta biaya penyimpanan ditambah
margin laba yang diinginkan atas Material tersebut. Biaya muatan
material biasanya diekspresikan dalam persentase Atas perkiraan biaya
material yang digunakan dalam satu tahun. Untuk menghitung persentase
alokasi muatan material maka masing-masing biaya mulai pemesanan
hingga penyimpanan harus diketahui. Dengan asumsi, jika perusahaan
‘GOODJOB’ memiliki faktur biaya material yang digunakan dalam satu
tahun Rp99.000.000,00 dan perusahaan menginginkan margin laba 20%
atas faktur tersebut, perhitungan persentase alokasi muatan material
sebagai berikut:
9
Rp100.000.000,00, alokasi biaya muatan material yang dibebankan pada
tiap pekerjaan Rp53.000.000,00 (Rp100.000.000,00 x 53%) jumlah ini
akan ditambahkan pada biaya material yang digunakan sehingga total
biaya material yang dibebankan pada tiap job Rp153.000.000,00
(Rp100.000.000,00 + Rp53.000.000,00)
c. Menentukan pembebanan biaya tenaga kerja dan material pada tiap
pekerjaan. Terdapat 3 komponen biaya yang dibebankan untuk masing-
masing pekerjaan, yaitu biaya tenaga kerja, biaya material yang
digunakan, dan biaya alokasi muatan material. Jika perusahaan ‘GOOD-
JOB’ menerima pekerjaan memperbaiki mesin pabrik sepatu ‘OYE’ di
mana untuk memperbaiki mesin tersebut membutuhkan 150 jam tenaga
kerja dan biaya material yang digunakan sebesar Rp24.000.000,00 maka
harga yang dibebankan pada perusahaan sepatu ‘UYE’ sebagai berikut:
Contoh:
Dengan menggunakan data entitas pelangi maka total biaya per unit dapat
ditentukan sebagai berikut :
10
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 5.000
Biaya Penjualan dan Administrasi Variabel Rp 4.000
Biaya Penjualan dan Administrasi Tetap Rp 3.000
Biaya Produksi Variabel Rp 32.000
Manajemen menentukan markup yang diinginkan adalah 25%. Harga jual produk
entitas adalah :
Harga Jual = Rp 32.000 + (0,25 x Rp 32.000)
= Rp 32.000 + Rp 8.000
= Rp 40.000
Dengan menggunakan data Entitas Pelangi maka total biaya per unit dapat
ditemukan sebagai berikut :
= Rp 40.000
11
1.1.7 Menentukan Persentase Markup
Markup pada umumnya menggambarkan laba yang diinginkan pemilik entitas.
Markup adalah selisih antara harga jual suatu produk atau jasa dengan harga
pokoknya. Salah satu cara yang digunakan untuk menemukan besarnya markup
adalah return on investment (ROI). Persentase markup dapat ditentukan melalui
formula.
= Laba untuk mencapai target ROI + Total Biaya tahunan yang tidak
termasuk dalam dasar biaya
Penentuan markup yang didasarkan pada biaya produksi variabel maka biaya
yang tidak termasuk dalam dasar biaya produksi variabel adalah biaya produksi
tetap dan baiaya non produksi (biaya penjualan + administrasi tetap + variabel).
Perhitungan persentase markup adalah:
= Laba untuk mencapai target ROI + Biaya produksi tetap + Biaya non
Contoh:
Dengan menggunakan data pada Entitas Pelangi di atas, maka biaya produksi
variabel sebesar Rp 12.000 per unit (Rp 5.000 + Rp 4.000 + Rp 3.000) atau nilai
total biayanya sebesar Rp 55.000.000 (Rp 25.000.000 + Rp 20.000.000 + Rp
15.000.000).
Persentase Markup = (20% x Rp 50.000.000) + Rp 60.000.000
5.000 x Rp 20.000
= Rp.70.000.000
Rp 100.000.000
= 70%
12
Contoh:
Dengan menggunakan data pada Entitas Pelangi di atas maka biaya produksi
penuh yaitu sebesar Rp 8.000 per unit (Rp 5.000 + Rp 3.000) atau jika dalam total
biaya sebesar Rp 30.000.000 (Rp 20.000.000 x Rp 15.000.000).
Persentase Markup = (20% x Rp 50.000.000) + Rp 35.000.000
5.000 x Rp 25.000
= Rp 45.000.000
Rp 125.000.000
= 36%
Markup Didasarka Pada Total Biaya
Markup dengan menggunakan dasar total biaya maka semua biaya dimasukkan
dalam perhitungan markup. Perhitungan persentase markup sebagai berikut
Persentase Markup = Laba untuk mencapai target ROI
Volume tahunan x Total biaya
= 20% x Rp 50.000.000
5.000 x Rp 32.000
= Rp 10.000.000
Rp 160.000.000
= 6,25%
Markup Didasrkan Pada Total Biaya Variabel
Markup dengan menggunakan dasar total biaya variabel maka biaya yang tidak
termasuk dalam dasar biaya tersebut adalah biaya tetap (biaya overhead pabrik
tetap dan biaya administrative dan penjulana tetap). Perhitungan persentase
markup adalah :
= Laba untuk mencapai target ROI + BOP tetap dan biaya adm & penjualan
tetap Volume tahunan x Biaya produksi penuh
Contoh :
Dengan menggunakan data pada Entitas Pelangi di atas maka total biaya variabel
sebesar Rp 8.000 per unit (Rp 5.000 + Rp 3.000) atau jika dalam total biaya
sebesar Rp 40.000.000 (Rp 25.000.000 + Rp 15.000.000).
Persentase Markup = (20% x Rp 50.000.000) + Rp 40.000.000
13
5.000 x Rp 24.000
= Rp 50.000.000
Rp 120.000.000
= 41,67%
Contoh kasus
• Aktiva yang ditanam dalam departemen TOKO BAHAN & SUKU CADANG
sebesar Rp 28.000.000.
• Tarif kembalian investasi (ROI) yang diharapkan dalam tahun anggaran
adalah sebesar 25%
Penyelesaian:
Tafsiran jam kerja tenaga kerja langsung untuk tahun anggaran sebagai berikut:
14
——
—————— :
Biaya tenaga kerja langsung perjam Rp.
1.929
———————
+
——————
—:
15
Biaya tidak langsung toko susu cadang:
—————— +
Harga jual service mesin Rp. 12.016
16
Menentukan Harga Jual Dept. TOKO BAHAN & SUKU CADANG
Seorang pelanggan memerlukan jasa service mesin dan memerlukan 1 kaleng oli
mesin yang harga fakturnya Rp. 10.000 dan saringan oli Rp. 8.000
Perhitungan Harga Jual:
Harga jual jasa service mesin Rp. 12.016
—————— +
Harga jual bahan dan suku cadang Rp. 30.780
17
BAB II
KEPUTUSAN INVESTASI MODAL
18
bahwa nilai satu rupiah pada hari ini lebih besar dibanding dengan nilai satu
rupiah pada tahun yang akan datang. Kondisi ini juga berlaku dalam pemilihan
alternative proyek investasi. Teknik investasi modal yang mengakui kedua
karakteristik investasi bisnis adalah teknik yang melibatkan arus kas yang
didiskontokan (discounted cashflow), yaitu arus kas yang dinilai kembali menurut
kesetaraan waktu. Dengan penilaian kembali tesebut, angka-angka rupiah dapat
diperbandingkan satu sama lain dan perusahaan dapat pula mengetahui apakah
sebuah usulan proyek investasi memenuhi standar (criteria) minimum yang telah
ditetapkan atau tidak.
2.1.4 Metode Pendekatan Analisis
Terdapat dua model pendekatan analisis investasi, yaitu:
1. Model non-diskonto (non-discountingmodels) Metode analisis yang
mengabaikan nilai waktu dari uang.
2. Model diskonto (discounting models) Model analisis dengan
pertimbangan secara eksplisit.
a. Model Non-Diskonto (non-discounting models)
1. Metode Payback Periods
Periode pengembalian investasi adalah waktu yang diberikan oleh sebuah
proyek investasi untuk menutup investasi mula-mula dengan penerimaan
kas yang dihasilkan oleh investasi tersebut. Metode periode pengembalian
investasi memusatkan perhatiannya pada rentang waktu tersebut.
Anggapan dasar metode ini adalah semakin cepat waktu yang diperlukan
oleh sebuah proyek investasi untuk menutup investasi awal, semakin baik
proyek investasi tersebut. Apabila arus kas dari suatu proyek diasumsikan
tetap jumlahnya, maka rumus berikut dapat digunakan:
Akan tetapi, jika arus kas tidak tetap jumlahnya maka perioda pengembalian
dihitung dengan menambahkan arus kas tahunan sampai waktu ketika
investasi awal diperoleh kembali. Kelebihan metode periode kembalian
investasi:
Mengontrol resiko yang terkait pada ketidakpastian arus kas masa mendatang
Meminimalkan dampak dari suatu investasi terhadap masalah likuiditas
perusahaan
Mengontrol resiko keuangan
Mengontrol dampak dari suatu investasi terhadap ukuran kemampuan
perusahaan Namun,
penggunaan payback periods kurang dapat dipertahankan karena ukuran ini
memiliki dua kelemahan utama, yaitu;
19
a. Mengabaikan kinerja investasi yang melewati perioda pengembalian
b. Mengabaikan nilai waktu
uang. Contoh:
Honley medical melakukan investasi pada generator RV seharga 1.000.000.
arus kasnya (arus kas masukan dikurangi arus kas keluar) yang dihasilkan
peralatan tersebut adalah 500.000/tahun.
Periode pengembalian = 1.000.000 / 500.000
= 2 tahun
20
Honley Medical sedang mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam
perkakas khusus dengan masa pakai 5 tahun itu membutuhkan
pengeluaran awal $
100.000. Arus kas rata-rata adalah $ 36.000 &; depresiasi adalah $ 20,000.
Apakah investasi akan mendapatkan tingkat pengembalian akuntansi yang
dapat diterima?
21
Dimana:
I =nilai sekarang dari biaya proyek,
CFt =arus kas masuk yang diterima dalam periode t, dengan t=1…n,
N =umur manfaat proyek,
i =tingkat pengembalian yang diminta,
t =periode waktu,
P =nilai sekarang dari arus kas masuk proyek di masa depan,
dft =1/(1+i)t, faktor diskonto
2. Metode Internal Rate of Return/IRR
The time-adjusted rate of return (TARR) atau internal rate of return (IRR)
adalah tingkat bunga yang dijanjikan oleh sebuah proyek investasi selama
umur proyek tersebut. Tingkat bunga ini sering disebut dengan hasil (yield)
sebuah proyek investasi. IRR dihitung dengan mencari tingkat bunga yang
menyamakan nilai tunai arus kas keluar dan nilai tunai arus kas masuk sebuah
proyek. Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang menghasilkan angka
NPV sama dengan nol. Jadi IRR merupakan true interest yield yang dijanjikan
oleh sebuah proyek investasi.
22
IRR = Investment ÷ Annual cash flows
= $1,200,000 / $499,500
= 2.402 (12%)
3. Perbandingan Antara Metode NPV dan IRR
1. Metode NPV lebih mudah digunakan
2. Asumsi yang dibangun dalam metode IRR memunculkan pertanyaan.
Yang menyebabkan perbedaan antara metode NPV dengan metode IRR :
(-) metode NPV menganggap bahwa arus masuk kas akan diinvestasikan
kembali pada tingakat kembalian tertentu, sedangkan metode IRR tingkat
kembaliannya sama dengan IRR,
(-) NPV mengukur kemampulabaan dalam angka absolute, sedangkan IRR
mengukurnya dalam angka relative (%).
(-) Memilih proyek: NPV konsisten dengan memaksimalkan kekayaan
pemegang saham sementara IRR tidak selalu memberikan hasil yang akan
memaksimalkan kekayaan
Proses Memilih Proyek Terbaik
Menilai pola arus kas untuk setiap proyek
Hitung NPV untuk setiap proyek
Mengidentifikasi proyek dengan NPV terbesar
Contoh Kasus 2
Perencanaan investasi tentang penggantian mesin lama dengan mesin baru
untuk sebuah perusahaan memiliki data-data sebagai berikut:
1. Mesin lama dibeli 3 tahun yang lalu dengan harga perolehan Rp.
600.000.000, dan telah disusutkan sebesar Rp. 350.000.000.
2. Mesin lama dijual, dan diganti dengan mesin baru seharga Rp. 40.000.000,
tingkat Diskonto yang di gunakan untuk mesin baru adalah 10% per tahun, tarif
pajak penjualan mesin lama adalah 30% dan proyeksi laba tunai atau arus kas
masuk mesin baru selama umur ekonomis. Arus kas masuk setiap tahunnya
adalah sebesar Rp. 450.000.000 setiap tahunnya.
Diminta:
a) Hitunglah nilai investasi awal mesin baru, apabila harga jual mesin lama
Rp.150.000.000.
b) Hitunglah nilai investasi mesin baru, apabila harga jual mesin lama Rp.
230.000.000.
c) Berdasarkan jawab nomor a di atas, hitunglah NPV mesin baru dengan
menggunakan Metode NPV.
Jawab
a. Harga jual mesin lama Rp
150.000.000
Nilai buku mesin lama (Rp 600.000.000.- Rp 350.000.000)
Rp 250.000.000
23
Rugi penjualan mesin lama
Rp 100.000.000
Penghematan/ pajak (30% x 100.000.000)
Rp 30.000.000
Hasil bersih penjualan mesin lama :
Harga jual mesin lama
Rp 150.000.000
Penghematan pajak Rp
30.000.000
Hasil bersih penjualan mesin Rp
180.000.000
Maka, nilai investasi awal mesin baru (Rp 600.000.000. + Rp 180.000.000)
Rp 780.000.000
Total nilai investasi mesin baru Rp
960.000.000
b. Harga jual mesin lama Rp
230.000.000
Pajak tambahan Rp
30.000.000
Hasil bersih hasil penjualan mesin lama Rp
200.000.000
Maka, nilai investasi awal mesin baru (Rp 960.000.000 – Rp 200.000.000)
Rp 760.000.000
24
DAFTAR PUSTAKA
Muslicahah, S. B. (2021). Akuntansi Manejemen Teori dan Aplikasi . Jakarta :
Penerbit Mitra Wacana Media.
25