You are on page 1of 3

TUGAS 1 – HUKUM AGRARIA

1. Sengketa tanah yang terjadi antara Sukarwi dengan Tan Yengky Tanuputra adalah
terkait sertifikat ganda/ tumpeng tindih pemegang hak. Sukarwi (pemohon)
menggunggat Tan Yengky (termohon) berdasarkan bukti kepemilikan SHM 712
yang dimiliki sejak tahun 1990-an. Sedangkan pihak tergugat, Tan Yengky,
mengaku telah membeli tanah yang selanjutnya dibangun bangunan diatasnya dari
developer sejak tahun 2017. Kedua belah pihak memiliki bukti pendukung atas
masing-masing klaimnya yang seharusnya kedua bukti tersebut dikeluarkan dari
proses administrasi yang sama-sama diproses oleh suatu instansi berwenang yaitu,
Badan Pertanahan Nasional (BPN). BPN adalah pelaksana kebijakan dibidang
pertanahan sebagai perwujudan bagian dari administrasi negara.
BPN sebagai pelaksana administrasi pertanahan seharusnya dalam menjelankan
tugasnya harus bertujuan untuk meningkatkan jaminan kepastian hukum ha katas
tanah, meningkatkan kelancaran pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan
daya hasil guna tanah lebih bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. BPN juga
seyogyanya menjadikan catur tertib pertanahan sebagai pedoman bagi
penyelenggara tugas-tugas pengelolaan dan pengembangan administrasi
pertanahan yaitu tertib hukum pertanahan, tertib administrasi pertanahan, tertib
penggunaan tanah dan tertib pemeliharaan tanah lingkungan hidup. Keempat tertib
ini
Timbulnya permasalahan sertifikat ganda memunculkan spekulasi atas
kemungkinan tidak terlaksananya fungsi-fungsi manajemen pertanahan yang baik.
Fungsi-fungsi dasar manajemen yaitu planning (perencanaan), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling). Apabila
proses administrasi pertanahan berjalan sesuai dengan dasar-dasar tersebut,
maka kemungkinan besar sengketa kepemilikan ganda sertifikat tanah tidak akan
terjadi. Pengawasan proses administrasi pertanahan merupakan hal yang krusial.
Petugas seharusnya memastikan kembali dengan benar bahwa sertifikat yang
akan dikeluarkan tidak memiliki sertifikat yang telah dikeluarkan sebelumnya.
Dalam manajamen pertanahan, keefektifan rangkaian kegiatan perencanaan,
pengolaan, pengorganisasian, dan pengawasan dibidang pertanahan bergantung
pada kualitas dari sumber daya manusia (SDM). Idealnya SDM harus memiliki daya
fisik, termasuk otak, daya otak, cerdas, terampil, mandiri, bertanggung jawab,
kreatif, dan berorientasi ke masa depan. Oleh karena itu, peran SDM yang jujur dan
bertanggung jawab merupakan penentu terwujudnya fungsi dasar manajemen
pertanahan agar terciptanya tujuan yang telah diamanatkan yaitu memberikan
kepastian hukum bagi masyarakat.

2. Berdasarkan analisa kasus diatas, sengketa terjadi antar individu yaitu antara
Sukawi dengan Tan Yangky Tanuputra atas kepemilikan ganda atas Surat Hak
Milik (SHM). Oleh karena itu proses permohonan hak atas tanah yang akan saya
jabarkan adalah proses pendaftaran hak milik yang diatur berdasarkan
Permendagri Nomor 5 Tahun 1973 yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Syarat Dokumen Dasar
 Surat permohonan hak
 Fotokopi KTP
 Fotokopi tanda bukti hak yang pernah ada (sertifikat, kohir, atau lain-lain)
 Surat ukur/ gambar situasi (apabila belum ada, lampirkan gambar
sket/leger)
 Surat keterangan pendaftaran tanah
 Bukti perolehan hak secara beruntun sampai kepada pemohon
 Daftar tanah yang telah dipunyai pemohon (apabila tanah yang dimohon
tanah pertanian)
 Syarat-syarat khusus lain yang diperlukan terkait dengan tanah yang
dimohon (seperti izin lokasi, keterangan kepala inspektorat wilayah, kepala
dinas pendapatan daerah, kepala dinas tata kota, dan lain-lain)
b. Tahap – Tahap Pengajuan Permohonan
1. Pemohon mengajukan permohonan tertulis kepada pejabat yang berwenan
memberikan hak yang dimohon. Formulir surat permohonan telah
disediakan oleh kantor pertanahan kabupaten/kotamadya
2. Kantor pertanahan kabupaten/kotamadya memeriksa dan meminta
dipersiapkan surat-surat yang diperlukan antara lain
a. Surat keterangan pendaftaran tanah,
b. Gambar situasi/surat ukur,
c. Fatwa tata guna tanah,
d. Risalah pemeriksaan tanah oleh panitia A
3. Berkas permohonan yang lengkap oleh kantor pertanahan
kabupaten/kotamadya dikirim kepada gubernur kepala daerah setempat
melalui kantor Badan Pertanahan Nasional Provinsi.
4. Apabila wewenan pemberian haka da ditangan gubernur/kepala daerah,
kantor BPN provinsi atas nama gubernur/kepala daerah mengeluarkan
surat keputusan pemberian hak (SKPH). Namun jika wewenang pemberian
hak ada ditangan menteri dalam negeri, surat permohonan yang lengkap
disertai pertimbangan setuju atau tidak setuju dikirim kepada Menteri
negara agrarian/kepala Badan Pertanahan Nasional untuk kemudian
mengeluarkan surat keputusan pemberian hak (SKPH).
5. Surat keputusan pemberian hak (SKPH) diserahkan kepada pemohon
6. Pemohon memenuhi semua persyaratan yang dicantum dalam surat
keputusan pemberian hak
7. Hak atas tanah itu lalu didaftrakan pada kantor pertanahan setempat
8. Kepala kantor pertanahan mengeluarkan sertifikat hak atas tanah dan
menyerahkan kepada pemegang hak

Sumber: Modul Administrasi Pertanahan, Universitas Terbuka

You might also like