Professional Documents
Culture Documents
Hak & Kewajiban Perkawinan
Hak & Kewajiban Perkawinan
Apabila suatu akad nikah telah dilakukan secara sah, maka akad nikah tersebut akanmenimbulkan akibat
hukum. Dan dengan demikian akan menimbulkan hak dan kewajibanselaku suami istri. Suami istri yang
melakukan kewajibannya dan memperhatikan tanggung jawabnya akan mampu mewujudkan
ketentraman dan ketenangan hati sehinggasempurnalah kebahagiaan suami istri tersebut.
Yang dimaksud dengan hak adalah apa-apa yang diterima dari seseorang untuk orang lain, sedangkan
yang dimaksud dengan kewajiban adalah apa yang harus dilakukan olehseseorang terhadap orang lain.
Jika suami istri sama-sama menjalankan tanggung jawabnya masing-masing, maka akan terwujudlah
ketentraman hati, sehingga sempurnalah kebahagianhidup berumah tangga. Dengan demikian, tujuan
hidup berkeluarga akan terwujud sesuai dengan tuntutan agama, yaitu sakinah, mawaddah wa rahma.
Yang dimaksud dengan hak bersama suami istri ini adalah hak bersama secara timbal balik dari
pasangan suami istri terhadap yang lain. Adapun hak bersama itu adalah:
Suami istri dihalalkan saling bergaul mengadakan hubungan seksual. Perbuatan ini
merupakan kebutuhan bersama suami istri yang dihalalkan secara timbal balik.
Haram melakukan perkawinan, yaitu istri haram dinikahi oleh ayah suaminya,kakaknya,
anaknya dan cucu-cucunya. Begitu pula ibu istri, anak perempuan, dan seluruh cucunya haram
dinikahi oleh suami.
Hak saling mendapat warisan akibat dari ikatan pernikahan yang sah, bila manasalah seorang
meninggal dunia sesudah sempurnanya ikatan pernikahan, pihak yanglain dapat mewarisi
hartanya, meskipun belum pernah melakukan hubungan seksual.
Keduanya wajib berperilaku yang baik, sehingga dapat melahirkan kemesraan dankedamaian
hidup.
Anak yang lahir dari isteri bernasab pada suaminya apabila pembuahan terjadi sebagai hasil
hubungan setelah menikah
Bergaul dengan baik antara suami dan isteri sehingga tercipta kehidupan yang harmonis dan
damai.
BAB VI
Pasal 30
Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumahtangga yang menjadi sendiri
dasar dari susunan masyarakat.
Pasal 31
1. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dankedudukan suami dalam rumah
tangga dan pergaulan hidupbersama dalam masyarakat.
2. Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
3. Suami adalah kepala keluarga dan istri adalah ibu rumah tangga.
Pasal 32
Pasal 33
Suami istri wajib saling mencintai, hormat dan menghormati, setia,dan member bantuan lahir batin satu
sam lain.
Pasal 34
Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga
sesuai dengan kemampuannya.
Dalam Kommpilasi Hukum Islam, kewajiban suami istri dijelaskan secara rinci sebgai berikut:
Pasal 77
1. Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang sakinah,
mawaddah wa rahmah dan menjadi sendi dasar sari susunan masyarakat.
2. Suami istri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati,setia dan memberi bantuan lahir
batin yang satu kepada yang lain.
3. Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memeliharaanak-anak mereka, baik
mengenai pertumbuhan jasmani, rohanimaupun kecerdasannya dan pendidikan agamanya.
4. suami istri wajib memelihara kehormatannya.
5. Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya, masing-masing dapat mengajukan gugatan
kepada pengadilan agama.
Pasal 78
Kewajiban taat kepada suami hanyalah dalam hal-hal yang dibenarkan agama, bukandalam hal
kemaksiatan kepada Allah. Jiika suami menyuruh istri untuk berbuat maksiat, maka si istri harus
menolaknya. Di antara ketaatan istri terhadap suami adalah tidak keluar rumah, kecuali dengan seiKinya.
Adapun dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa' ayat 34 dijelaskan bahwa istri harus bisa menjaga dirinya, baik
ketika berada di depan suami maupun dibelakangnya, dan ini merupakan salah satu ciri istri yang
shalihah.
“sebab itu maka wanita yang sholehah ialah yang taat kepada Allah SWT lagimemelihara diri di balik
pembelakangan suaminya oleh karena Allah telah memelihara (mereka)..."(Q.S An-Nisa' :34)
Maksud memelihara diri dibalik pembelakangan suaminya dalam ayat tersebut adalah istri dalam
menjaga dirinya ketika suaminya tidak ada dan tidak berbuat khianat kepadanya, baik mengenai diri
maupun harta bendanya. Inilah merupakan kewajiaban tertinggi bagi seorang istri terhadap suaminya.
Adapun kewajiban suami terhadap istri dapat di bagi menjadi dua bagian:
Menggauli istrinya secara baik dan patut. Hal ini sesuai dengan frman Allah dalam surat An-Nisa'
ayat 19 :
"Pergaulilah mereka istri-istrimu secara baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka
bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak"
Suami wajib mewujudkan kehidupan perkawinan yang diiharapkan Allah untuk terwujud, yaitu
sakinah, mawaddah warahmah. Untuk itu suami wajib memberikan rasa tenang bagi istrinya.
Hal ini sesuai dengan frman Allah dalam surat ar-Rum ayat 21: " Di antara tanda-tanda
kebesaran Allah ia menjadikan untukmu pasangan hidup supaya kamu menemukan ketenangan
padanya dan menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Yang demikian merupakan
tanda-tanda bagi kaum yang berfkir "
Mendidik istri merupakan kewajiban suami, sebagaimana tercantum dalam hadits Bukhari yang
artinya:
"Nasihatilah para wanita istri itu dengan baik. Sesungguhnya wanita itu tercipta dari tulang
rusuk yang bengkok. Bila engkau biarkan akan tetap bengkok, tapi jika engkau luruskan akan
patah. Maka nasihatilah wanita itu dengan baik" (HR. Bukhari)
Dalam Kompilasi Hukum Islam, kewajiban suami terhadap istri dijelaskan secara rinci sebagai berikut :
Pasal 80
1. Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya,akan tetapi mengenai hal-hal
urusan rumah tangga yangpenting-penting diputuskan 3leh suami istri bersama.
2. suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatukeperluan hidup rumah tangga
sesuai dengan kemampuannya.
3. Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya danmember kesempatan belajar
pengetahuan yang berguna danberman8aat bagi agama, dan bangsa.
4. esuai dengan penghasilannya suami menanggung:
Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri.
Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi istri dan anak.
Biaya pendidikan bagi anak.
5. Kewajiban suami terhadap istrinya seperti tersebut pada ayat (4) huruf a dan b di atas mulai
berlaku sesudah ada tamkin sempurna dari istri.
6. Istri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap dirinya sebagaimana tersebut
pada ayat (4) huruf a dan b.
7. Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat (2) gugur apabila istri nusyuz.
Pasal 81
Tentang tempat kediaman
1. Suami wajib menyediakan tempat kediaman bagi istri dan anak-anaknya, atau bekas istri yang
masih dalam iddah.
2. Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk istriselama dalam ikatan perkawinan,
atau dalam iddah talak atauiddah wafat.
3. Tempat kediaman disediakan untuk melindungi istri dan anak-anaknya dari gangguan pihak lain,
sehingga mereka merasaaman dan tentram. Tempat kediaman juga berfungsi sebagaiharta
kekayaan, sebagai tempat menata dan mengatur alat-alatrumah tangga.
4. Suami wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengankemampuannya serta disesuaikan
dengan keadaan lingkungantempat tinggalnya, baik berupa alat perlengkapan rumah
tanggamaupun sarana penujang lainnya.
Pasal 82
Kewajiban Suami Yang Beristri Lebih Dari Seorang
1. Suami yang mempunyai istri lebih dari seorang berkewajiban memberi tempat tinggal dan biaya
hidup kepada masing-masing istri secara berimbang menurut besar kecilnya keluarga yang
ditanggung masing-masing istri, kecuali jika ada perjanjian perkawinan.
2. Dalam hal para istri rela dan ikhlas, suami dapat menempatkan istrinya dalam satu tempat
kediaman
Pasal 83
Kewajiban Istri
1. Kewajiban utama bagi seorang istri adalah berbakti lahir batin kepada suami di dalam batas-
batas yang dibenarkan oleh hukum Islam.
2. Istri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari dengan sebaik-
baiknya.
Pasal 84
1. Istri dapat dianggap nusyuz jika tidak mau melaksanakan kewajiban-kewajiban, sebagaimana
yang dimaksud dalam pasal 83 ayat (1), kecuali alasan yang sah.
2. Selama istri dalam nusyu, kewajiban suami terhadap istri yang disebut pada pasal 80 ayat (4)
huruf a dan b tidak berlaku kecuali hal-hal untuk kepentingan anaknya.
3. Kewajiban suami tersebut pada ayat (2) di atas berlaku kembali sesudah istri tidak nusyuz.
4. Ketentuan ada atau tidak adanya nusyuz dari istri harus didasarkan atas bukti yang sah.
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan.
Suami istri yang melakukan kewajibannya dan memperhatikan tanggung jawabnya akan mampu
mewujudkan ketentraman dan ketenangan hati sehingga sempurnalah kebahagiaan suami istri tersebut.
Menurut kompilasi hukum islam dalam kewajiban dan hak suami istri memikul kewajiban yang luhur
untuk menegakan rumah tangga yang sakinah mawaddah dan rahmah yang menjadi sendi dasar dari
susunan masyarakat. Selain itu, suami istri wajib mempunyai tempat kediaman yang tetap yang
ditentukan oleh bersama. Dalam pasal 80 ayat (1) suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah
tangganya, akan tetapi mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan oleh
suami dan istri bersama.