Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Nama : Ocha Pasha Pradinda
NIM : 132111133055
Kelas : A1
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEPERAWATAN
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidur merupakan salah satu hal yang tidak dapat dihindari oleh semua makhluk hidup, tidur
merupakan suatu kebutuhan yang mendasar dan sangat penting untuk keberlangsungan hidup
makhluk hidup. Kualitas seseorang untuk tidur dan mendapatkan jumlah istirahat yang cukup dapat
diukur dengan kualitas tidur seseorang. Kualitas tidur yang tidak baik dapat menyebabkan gangguan
secara psikologis maupun fisiologis, faktor faktor yang dapat mempengaruhi yaitu fikiran,kelelahan,
tanggungan, riasan wajah, lingkungan dll.
Kelompok mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang mempunyai tingkat aktivitas dan
kegiatan yang tinggi, mulai dari berorganisasi, kuliah dan berkerja part-time. Tingginya aktivitas dari
kelompok ini menyebabkan beberapa mahasiswa sering mengeluh sulit tidur dan mengakibatkan saat
akan memulai mata kuliah pagi dia akan merasa mengantuk dan tidak focus dalam belajar, selain itu
tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa mahasiswa juga mengeluh stress karena waktu tidur
yang kurang dan menyebabkan sakit.
Setiap tahun di dunia, diperkirakan sekitar 20%-50% orang dewasa melaporkan adanya
gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang serius.Di Indonesia belum diketahui
angka pastinya, namun prevalensi pada orang dewasa mencapai 20% (Potter & Perry, 2005). Hasil
studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner pada mahasiswa
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang tinggal sementara di daerah Mulyorejo Surabaya
pada tanggal 10 April 2012 dari 20 responden terdapat 13 mahasiswa (65%) mengalami kualitas tidur
yang kurang baik, 5 mahasiswa (25%) mengalami kualitas tidur yang cukup baik, dan 2 mahasiswa
(10%) tidak mengalami gangguan pada kualitas tidurnya. Berdasarkan dari data tersebut,
menunjukkan bahwa pemenuhan kualitas tidur dari mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga yang tinggal sementara di daerah Mulyorejo Surabaya kurang baik.
Penyebab mahasiswa yang kurang tidur adalah karena kurangnya pengetahuan menejemen
waktu, beberapa mahasiswa terkadang tidak mempertimbangkan beberapa hal dalam mengambil
keputusan atau waktu , ia cenderung akan mengambil apapun yang mereka senangi sampai pada suatu
titik mereka akan tersadar bahwasanya ia sudah lelah tetapi tidak bisa melakukan sesuatu karena
sudah terlanjur untuk mengambil kegiatan tersebut. Kegiatan dan tugas yang dilakukan secara
bersamaan dan mempunyai target waktu yang dikit untuk pengumpulan menyebabkan mahasiswa
akan mengambil keputusan tidak tidur untuk melanjutkan tugas yang mengakibtkan besok paginya ia
akan tidak maksimal dalam perkuliahan selain itu kadang beberapa mahasiswa akan mengeluh sakit
kepala karena kurangnya tidur.
Kualitas tidur dan stress mahasiswa sangat berhubungan dengan management waktu, jadi
solusi yang paling tepat untuk mengatasi masalah ini adalah memberikan pengetahuan dan juga
memberi beberapa tips tips trobosan untuk mahasiswa yang ingin tetap aktif dikegiatan, lancar
mengerjakan tugas tetapi kualitas tidur masih tetap terjaga, dengan melakukan pemberian materi
management waktu yang baik tapi menggunakan cara penyuluhan yang menarik dalam kalangan
mahasiswa.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan latar belakang yang ada diatas dapat kita tarik rumusan masalah yakni
“ Bagaimana Hubungan Kualitas Tidur Mahasiswa dengan Manajemen Waktu yang dapat
mengakibatkan Stress?”.
1. Tanda Fisik Ekspresi wajah (gelap di area sekitar mata, bengkak di kelopak mata,
konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung), kantuk yang berlebihan (sering menguap),
tidak mampu berkosentrasi (kurangnya perhatian), terlihat tanda-tanda keletihan seperti
penglihatan kabur, mual dan pusing
2. Tanda Psikologis Menarik diri, apatis dan respon menurun, merasa tidak enak badan, malas
berbicara, daya ingat menurun, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi pengliihatan atau
pendengaran, kemampuan memberikan keputusan atau pertimbangan menurun.
2.2.1 Stress
Stress adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan
yang di terima suatu hal yang menantang, mengancam atau merusak terhadap
keseimbangan seseorang (World Health Organization, 2003). Stres juga di
definisikan sebagai respon emosi yang terjadi ketika permintaan atau tuntutan tidak
sesuai dengan kapasitas, sumberdaya, atau kebutuhan dari pekerja dan berakibat
kesehatan yang memburuk bahkan kerugian-kerugian lainnya (United State
Department of Health and Human Services, 1999).
Menurut Selye (1976) dalam Potter dan Perry (2005) menjelaskan bahwa
stres merupakan segala sesuatu dimana tautan nosn spesifik yang menuntut individu
untuk berespon atau menanggapi atau melakukan tindakan, dalam hal ini yaitu
respon fisiologis dan respon psikologis. Menurut Heiman dan Kariv (2005) stres
merupakan suatu ketidakseimbangan yang besar antara permintaan yang berupa
fisik ataupun psikologis dengan kemampuan respon saat terjadinya kegagalan untuk
memenuhi permintaan yang dihadapi. Menurut lazarus dan Folkman (1980) tempat
penekanan tidak hanya pada karakteristik pekerjaan, tetapi juga pada persepsi
subjektif dari stres, dan perbedaan individu dalam cara-cara mengatasi, melihat
masalah, pengalaman tidak hanya pada karakteristik pekerjaan, tetapi juga pada
persepsi subjektif dari stres, dan perbedaan individu dalam cara-cara mengatasi,
melihat masalah, pengalaman masa lalu, tipe kepribadian semua ini mungkin
penting dalam menginformasikan dan mempengaruhi interaksi stres kerja-individu.
Selain itu stres dapat disebut juga sebagai suatu reaksi atau respon tubuh terhadap
stresor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan) (Hawari, 2001).
Stress adalah situasi lingkungan yang seseorang rasakan begitu menekan dan
individu tersebut hanya menerima secara langsung rangsangan stres tanpa ada
proses penilaian (Bartlett, 1998; Staal, 2004 dalam Tua and Gaol, 2016). Menurut
lazarus dan Folkman (1984) dalam nursalam (2017) stress sendiri di bagi menjadi
dua domain yaitu stress personal dan stress lingkungan, penyebab stress personal
yaitu berasal dari komitmen dan kepercayaan sedangkan penyebab stress
lingkungan yaitu berasal dari bahaya, ancaman, dan tantangan. Lazarus dan
Folkman (1984) menjelaskan bahwa stres juga dapat diartikan sebagai : 1. Stimulus,
yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stres atau
disebut juga dengan stresor. 2. Respon, yaitu stres merupakan suatu respon atau
reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan
stres. Respon yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres.
Respon yang muncul dapat secara fisiologis, seperti : jantung berdebar, gemetar dan
pusing serta psikologis, seperti : takut, cemas, sulit berkonsentrasi dan mudah
tersinggung. 3. Proses, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana
individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah
laku, kognisi maupun afeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Simanoah, K. H., Muniroh, L., & Rifqi, M. A. (2022). Hubungan antara Durasi Tidur, Tingkat Stres
dan Asupan Energi dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Mahasiswa Baru 2020/2021 FKM
UNAIR. Media Gizi Kesmas, 11(1), 218-224.
Nashori, Fuad. "Psikologi tidur: dari kualitas tidur hingga insomnia." (2017).
Wicaksono, D. W., Yusuf, A., & Widyawati, I. Y. (2013). Faktor dominan yang berhubungan dengan
kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Critical Medical and
Surgical Nursing Journal, 1(2), 92-101.
Sulistiyani, Cicik. 2012. Beberapa Faktor yang Berhubungan Dengan Kualitas Tidur Pada
Mahasiswa. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 1, No. 2: 280 – 292.
PINEM, CALVIN PERMANA. "LITERATURE REVIEW: HUBUNGAN GANGGUAN POLA
TIDUR TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA." (2021).