You are on page 1of 16

PROPOSAL PENELITIAN

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM


MENGAKTUALISASIKAN NILAI-NILAI PLURALISME DI SMPN 8 KOTA
KEDIRI

Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Metodologi Penelitian Kualitatif”

Dosen Pengampu :
Dr. Ali Anwar,, M. Ag

Disusun Oleh :
Naufal Ikbar Kurniawan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2023
A. KONTEKS PENELITIAN
Dalam banyak hal, Indonesia adalah negara yang kaya. Negara ini sangat
rentan terhadap konflik karena memiliki ribuan pulau, suku, bahasa, adat
istiadat, dan agama yang berbeda. Menurut Pasal 36A UUD 1945, "Lambang
Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika"
adalah bukti keberagaman atau kemajemukan yang terkandung dalam simbol-
simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia. Arti-arti yang berbeda tidak
berubah. Namun, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia tetap bersatu dengan
persatuan. Karena karunia dan rahmat Allah SWT, yang menunjukkan kekayaan
bangsa Indonesia, Al-Qur'an menjelaskan tujuan dari perbedaan penciptaan
Allah. Dalam Al quran, Allah SWT menjelaskan keanekaragaman budaya agar
manusia bisa saling mengenal, dan pluralisme adalah komponen sunnatullah,
seperti yang disebutkan dalam Q.S. Al Hujarat (49) ayat 13.
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُوْ ا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن‬
‫َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر‬
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal” 1

Sebagai kesimpulan dari semua hal di atas, pluralisme adalah


keniscayaan abadi. Agama memberikan ingatan kita pluralisme adalah hasil dari
mengikuti keinginan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga perlu diakui dan dihargai.
Akibatnya, keberagaman adalah sesuatu yang harus dipahami oleh Rakyat
Indonesia. Selain hal tersebut, karena Orang-orang adalah makhluk sosial,
mereka tidak bisa bertahan hidup secara eksklusif. Setiap cabang ilmu-ilmu
sosial kemanusiaan bergantung pada gagasan tentang manusia, yang membuat
manusia sebagai entitas formal dan material.2

1
Kementrian Agama RI, Ummul Mukminin Al-Qur’an Terjemah untuk Wanita, (Jakarta: Wali, 2013), 517.
2
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Presepektif Islam (Jakarta: Kencana, 2008),
53
Toleransi, penghormatan, dan penerimaan perbedaan individu sangat
penting dalam kehidupan yang beragam. Karena titik-titik ini memberikan dasar
bagi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang harmonis di seluruh dunia.

Dunia memiliki banyak bentuk budaya, dan setiap bentuk memiliki ciri
unik. Ekonomi, migrasi, agama, dan perkembangan teknologi dan informasi
sangat memengaruhi keanekaragaman budaya ini. Dunia modern memiliki
banyak hubungan budaya yang saling menguntungkan karena kemajuan
teknologi dan informasi..3

Pendidikan adalah kebiasaan yang dibawa oleh orang-orang dari generasi


ke generasi melalui pelatihan, didikan dari orang tua atau pendidik. Selain itu,
Pendidikan berfungsi sebagai sarana untuk mendidik anak-anak dari kurangnya
pengetahuan menjadi peningkatan pengetahuan dan dari kesalahpahaman
menjadi pemahaman, membantu mereka memodifikasi perilaku mereka dari hal-
hal yang buruk menjadi hal-hal yang baik saat mereka tumbuh dewasa. Guru
pertama yang mengajar siswa baik di dalam maupun di luar ruangan adalah guru
mereka. Martabat seorang guru dalam mengajar agama Islam sebanding dengan
martabat para nabi dan rasul. Misi guru adalah mengajar dengan halus dengan
mengajar, memberi contoh, dan mengarahkan siswa pada tingkat kedewasaan
dan karakter yang baik dan berkualitas.4

Guru dan Pendidik di sekolah adalah komponen penting yang sangat


memengaruhi perilaku siswa, meskipun guru diharapkan dapat mengajar,
mengawasi dan mendorong siswa untuk belajar dan bertindak. Guru memiliki
pendekatan unik untuk mengajarkan siswanya untuk saling menghargai.

Saat ini, kerukunan dan toleransi semakin terlepas dari individu,


kelompok, orang dewasa, dan anak-anak, seperti yang diketahui oleh media,
pers, dan lingkungan sekitar. Mereka cenderung anarkis dan tidak peduli
terhadap orang lain, yang menyebabkan kekerasan sering terjadi antara mereka
dan munculnya perpecahan karena mereka memilih kelompok yang sesuai

3
Sulasman & Setia Gumilar, Teori-Teori Kebudayaan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), 219.
4
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), 135.
dengan kepercayaan agama mereka masing-masing. Ketidaktoleranan dan
kerukunan antar umat beragama menyebabkan masalah ini.

Seperti yang disebutkan lebih awal, guru Agama Islam memajukan dan
menanamkan nilai-nilai kerukunan dan toleransi antar umat beragama secara
signifikan. Ini dilakukan untuk menghindari sikap anarkis dan gotong royong
menghormati antarumat beragama di SMPN 8 Kota Kediri dan mewujudkan
kerukunan antarumat beragama.
B. FOKUS PENELITIAN
Fokus Penelitian membantu membatasi objek penelitian; manfaat
tambahan adalah peneliti tidak terjebak oleh volume data yang dikumpulkan di
lapangan. Penetapan fokus penelitian yang lebih luas diarahkan pada tingkat
keakuratan data tentang kondisi ekonomi dan sosial, yang untuk membatasi
penelitian kualitatif sekaligus membatasi studi untuk membedakan data relevan
dan tidak relevan.
Pada penelitian ini berfokus pada :
1. Upaya guru dalam mengajar agama Islam untuk berfungsi sebagai guru,
inspirasi, penghubung, dan contoh bagi siswa.
2. Prinsip-prinsip kerukunan agama termasuk menghormati hak setiap
orang dan menghargai keyakinan agama yang berbeda, menerima
diferensiasi, dan saling membantu.

C. TUJUAN PENELITIAN
Penulis menetapkan tujuan dari penelitian sebagai berikut dari awal
masalah yang telah ditentukan.:

1. Untuk memahami kondisi kerukunan umat beragama secara


keseluruhan di SMPN 8 Kota Kediri
2. Meneliti upaya guru PAI di SMPN 8 Kota Kediri di menyebarkan
nilai-nilai kerukunan umat beragama. untuk menentukan faktor
pendukung dan penghambat yang dihadapi guru Pendidikan
Agama Islam di SMPN 8 Kota Kediri dalam menanamkan nilai-
nilai kerukunan umat beragama.
D. MANFAAT PENELITIAN
Diharapkan hasil penelitian memiliki nilai teoritis dan praktis.
Benefitnya akan dijelaskan di bawah ini. :
1. Harapan penulis adalah bahwa Penelitian ini akan memberikan
pengalaman tambahan yang dapat diterapkan saat mulai kuliah atau
sekolah.
2. Pembaca harus mendapatkan lebih banyak informasi, terutama tentang
upaya guru agama Islam dalam menyebarkan nilai-nilai kerukunan
beragama.
3. Perguruan tinggi dapat berfungsi sebagai sumber pengetahuan dan acuan
serta sebagai referensi bagi pihak yang melakukan penelitian lebih lanjut.
E. DEFINISI KONSEP
Untuk menghindari penyebaran persepsi dan hipotesa Penulis
menemukan definisi berikut untuk istilah yang digunakan dalam penelitian
skripsi ini. :
1. Upaya
Berarti usaha, baik melalui pembelajaran dan pemberian
pengertian maupun melalui praktik atau aplikasi. Oleh karena itu,
konsep-konsep tentang pluralisme dapat ditemukan di Al-Qur'an, buku-
buku agama, dan kitab-kitab suci dari banyak agama, dan hanya perlu
diterapkan dalam bidang pendidikan, seperti yang dilakukan SMPN 8
Kota Kediri. Bagaimana tingkat keberhasilan upaya untuk
mengaktualisasi bagaimana setiap orang beragama memanfaatkan
pluralisme agama dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi siswa yang
diharapkan memiliki kesadaran yang tinggi tentang pluralitas.
2. Aktualisasi
Hak kebebasan religius dan keagamaan di Indonesia dijamin
Menurut Pancasila, terutama dalam Untuk memulai, lihat Pasal 28 E ayat
(1) dan Pasal 29 UU NRI Tahun 1945. Semua orang diberikan hak untuk
beribadah dan beragama sesuai dengan agama dan kepercayaannya. 5

5
Sekar Anggun Gading Pinilih, “AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA TERHADAP HAK ATAS
KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERIBADAH DI INDONESIA,” Masalah-Masalah Hukum 47, no. 1
(January 30, 2018): 40, https://doi.org/10.14710/mmh.47.1.2018.40-46.
Akibatnya, aktualisasi didefinisikan sebagai penerapan nilai-nilai
pluralisme agama yang diterapkan dalam tindakan, prilaku, sikap, dan
kebijakan mereka bertujuan untuk memastikan bahwa masyarakat yang
beragam memiliki keseimbangan agama.
3. Nilai - nilai
Nilai adalah konsep abstrak, yang ini menunjukkan bahwa nilai
adalah realitas abstrak yang mendasari pluralisme agama. Pluralisme
agama terdiri dari ajaran atau pemahaman tentang standar suci tentang
kesadaran pluralitas, yang harus dipahami dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, baik di masyarakat maupun di sekolah. Karena
Indonesia adalah negara dengan budaya demokrasi, nilai ini merupakan
nilai yang kuat.6
4. Pluralisme agama
Pluralisme agama secara sosiologis menunjukkan bahwa agama
kita unik, beragam, dan plural. 7 Agama adalah doktrin atau ajaran yang
dipegang oleh setiap orang yang menganutnya sebagai cara untuk
menggerakkan kehidupan manusia menuju kebenaran. Beberapa agama,
Di Indonesia, orang Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu,
dan Budha hidup bersama.
5. Harmoni keberagaman
Jika harmoni berarti keselarasan, kecocokan, dan keserasian,
maka keberagamaan berarti keselarasan, kecocokan, dan keserasian
dalam hidup yang dibentuk oleh sikap toleransi, kerukunan, dan
kesadaran bahwa isi kepala bermilyar manusia di bumi ini tidak dapat
dipaksakan menjadi satu kesatuan. sikap yang pada akhirnya akan
mengarah pada pengakuan. Perbedaan dalam kehidupan sosial berarti
masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, ras, agama, dan
sosial memiliki hak untuk mengembangkan dan melaksanakan kultur dan
keyakinan tradisional mereka dalam batas-batas peradaban yang sama.
Menciptakan keharmonisan antara orang-orang dari berbagai agama
6
Asep Kusnadi and Ibrohim Saefudin, “NILAI-NILAI KERAGAMAN PADA PANCASILA PERSPEKTIF
AL-QURAN SURAH AL-HUJURAT AYAT 13,” n.d.
7
Umi Hanik, “PLURALISME AGAMA DI INDONESIA,” Jurnal Pemikiran Keislaman 25, no. 1 (January
1, 2014), https://doi.org/10.33367/tribakti.v25i1.154.
tidak memerlukan penyebaran teologi, atau, menurut Hick, teologi
pluralis atau korelasional. Agar dapat menghormati pendapat yang
berbeda tentang iman dan aktualisasinya, Untuk saling memahami
rasionalitas setiap ajaran, dialog antar iman harus dilakukan. Ini terlepas
dari seberapa konyol ajaran itu bagi orang yang beragama lain. Tidak
meminjam kebenaran satu sama lain. Konsep mengisi kebenaran satu
sama lain dengan kebenaran dari ajaran lain adalah usaha untuk
menyeragamkan.
F. PENELITIAN TERDAHULU
Studi sebelumnya membantu peneliti memposisikan penelitian.
mereka dan menunjukkan nilai penelitian mereka. Ini juga merupakan
upaya untuk menemukan sumber penelitian baru. Peneliti menyebutkan
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini di sini.8 Ini
adalah beberapa penelitian sebelumnya yang masih terkait dengan tema
yang diselidiki peneliti :
1. Penelitian "Implementasi Metode Pendidikan Pluralisme Dalam
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam" tindakan yang diambil
oleh Abdul Aziz pada tahun 2020 menggunakan metode
pengumpulan data kualitatif yang menggunakan observasi secara
langsung. Selain itu, sumber data dikumpulkan melalui
wawancara yang tidak terstruktur dan observasi dari Nopember
2018 sampai Maret 2019.
2. Studi yang dilakukan oleh Sopi Yulesni pada tahun 2022 berjudul
"Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan
Nilai-Nilai Kerukunan Beragama Di SDN 2 Karya Makmur
Kecamatan Nibung Kabupaten Musi Rawas Utara" dengan
menggunakan metode pengumpulan data kualitatif seperti
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
3. Penelitian Saidah Nur Nasution tahun 2019 berjudul
"Implementasi Dan Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Menanamkan Nilai-Nilai Multikultural Di Sma Negeri Kota
8
Probolinggo’, Reposity Universitas Panca Marga Probolinggo, 2019, 12–38
<http://repository.upm.ac.id/1357/>.
Pematangsiantar" berfokus pada penanaman nilai multikultural
oleh pendidik di sekolah negeri.
G. LANDASAN TEORI
1. Tinjauan Pendidikan Islam
Salah satu kebutuhan utama manusia adalah pendidikan.
Pendidikan membantu manusia menjadi pemikir dan memberi mereka
pedoman hidup. Dari perspektif sosial, pendidikan memainkan peran
yang sangat penting untuk kehidupan sosial. Kehidupan individu,
keluarga, bangsa, dan negara sangat bergantung pada pendidikan. Jadi,
pendidikan digunakan sebagai ukuran maju mundurnya bangsa, dan
dasar pendidikan membentuk fondasi yang digunakan untuk
mengorganisir pendidikan. Secara umum, pandangan hidup bangsa dan
falsafah hidupnya berfungsi sebagai landasan penyelenggaraan
pendidikan.9
Pendidikan memiliki arti yang lebih luas. Pertama, pendidikan
didefinisikan sebagai tindakan, yang berarti upaya secara sadar untuk
membantu seseorang atau sekelompok orang dalam memperoleh
pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik secara
manual (petunjuk praktis) maupun mental dan sosial. Kedua, pendidikan
adalah fenomena, yaitu pertemuan antara dua atau lebih individu yang
menghasilkan perkembangan perspektif hidup, cara hidup, dan
kemampuan hidup.
2. Tinjauan Tentang Pluralisme Agama
Beberapa kriteria, yang tmencakup dalam penulisan masalah ini,
digunakan untuk menjelaskan konsep dari pluralisme agama dari sudut
pandang elit religius dalam situasi ini. Parameter ini mencakup makna
pluralisme agama bagi para elit agama, cara kerukunan antarumat
beragama, faktor-faktor yang menyebabkan konflik agama, dan dampak

9
Akhmad Tegar Sidiq, “FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016,”
n.d.
pluralisme agama pada upaya untuk menciptakan kerukunan umat
beragama.10
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia mendefinisikan
Pluralisme agama menyatakan bahwa semua agama sama dan oleh
karena itu kebenaran setiap agama relatif; oleh karena itu, setiap orang
yang menganut agama tertentu tidak boleh mengklaim bahwa agamanya
saja yang benar sedangkan agama lain salah. Pluralisme agama juga
menyatakan bahwa setiap orang yang menganut agama tertentu akan
masuk dan hidup bersama di surga.11
Berdasarkan definisi sebelumnya, "pluralitas agama" dapat
didefinisikan sebagai kondisi hidup bersama (koeksistensi) antar agama
yang tidak sama di satu komunitas sambil mempertahankan ciri-ciri atau
ajaran yang berbeda dari setiap agama.
H. METODE PENELITIAN
Penelitian kualitatif menggunakan data yang berasal dari wawancara,
observasi, dan pengumpulan dokumen untuk menjawab masalah penelitian.
Untuk menjelaskan dengan baik metode dan jenis penelitian, peneliti, lokasi, dan
sumber data, metode pengumpulan dan analisis informasi, dan pengujian
validitas hasil penyelidikan dalam laporan dan proposal.
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian lapangan mengumpulkan data di lokasi seperti
komunitas, lembaga sosial, dan lembaga pendidikan.12 Metode deskriptif
kualitatif digunakan dalam pekerjaan penelitian ini. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, "deskriptif" berarti "menggambarkan". Dalam
deskriptif kualitatif, itu berarti "menggambarkan atau menjelaskan" hal-
hal seperti situasi, kondisi, keadaan, peristiwa, tindakan, dan sebagainya.
Jenis data yang digunakan oleh kata-kata, gambar, observasi, wawancara,
dan observasi lapangan adalah teknik deskriptif..

10
Umi Sumbulah, Pluralisme agama: makna dan lokalitas pola kerukunan antarumat beragama, Cetakan
II (Malang: UIN-Maliki Press, 2013).
11
Ismail Suardi Wekke, “Harmoni Sosial Dalam Keberagaman Dan Keberagamaan Masyarakat Minoritas
Muslim Papua Barat,” KALAM 10, no. 2 (February 13, 2017): 295, https://doi.org/10.24042/klm.v10i2.3.
12
Sopi Yulesni, “JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP,” n.d.
Peneliti memeriksa fenomena dengan penelitian kualitatif. dalam
penelitian ini dengan menggunakan pendekatan saat ini; metode seperti
observasi, dokumentasi, dan wawancara digunakan. Studi kualitatif juga
didefinisikan sebagai "penelitian yang tidak menggunakan angka atau
hitungan dalam cara mengolah atau menafsirkan data."
Seperti yang dijelaskan sebelum ini, penelitian kualitatif
deskriptif adalah jenis penelitian dimulai dengan informasi, diuraikan
menggunakan teori yang tersedia, dan menyimpulkan dengan teori ini.
digunakan untuk mengumpulkan data tentang masalah yang sebenarnya
dengan mencari informasi dan kejadian yang terjadi. Dengan demikian,
bidang penelitian deskriptif kualitatif ditetapkan sebagai jenis dan
karakteristiknya.
Penelitian ini membahas situasi atau peristiwa nyata. Karena data
yang dikumpulkan hanya untuk tujuan deskripsi, tidak mungkin
membuat mengambil kesimpulan atau mengambil pelajaran darinya.13
Studi ini mengkaji upaya guru agama Islam di SMPN 8 Kota
Kediri untuk menanamkan nilai pluralisme antara siswa Muslim dan
non-Muslim.
2. Subjek Penelitian
Fokus penelitian adalah individu yang dimintai informasi yang
berkaitan dengan suatu kenyataan atau perspektif. Arikunto menyatakan
bahwa Tema yang akan diteliti oleh peneliti adalah subjek penelitian.14
Informasi tentang variabel-variabel yang diamati peneliti adalah subjek
penelitian.
Cara untuk mendapatkan informan (dari guru) adalah purposive,
yang berarti mengambil sampel dari berbagai sumber data dengan
mempertimbangkan berbagai faktor dan dengan tujuan khusus..15
Berikut adalah subjek penelitian yang dipilih oleh peneliti :
1) Kepala Sekolah SMPN 8 Kota Kediri

13
Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajaran, 2004), 7.
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), 120-
123.
15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung:
Alfabeta), 200.
2) Pengajar Pendidikan Agama Islam di SMPN 8 Kota
Kediri
3) Guru Sekolah Menengah Agama Kristen di SMPN 8 Kota
Kediri
4) Siswa/siswi SMPN 8 Kota Kediri kelas VII, VIII dan IX
3. Jenis dan Sumber Data
Data kualitatif adalah jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini dan dipresentasikan sebagai kata-kata verbal daripada angka.16 Dua
jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan
sekunder.
a) Sumber Data Primer
Data primer, juga disebut data tangan pertama atau data
langsung dari subjek penelitian, dikumpulkan dari subjek
penelitian. sebagai sumber informasi dengan menggunakan alat
atau metode untuk mengumpulkan data tentang subjek penelitian
itu sendiri. Data yang akan diteliti oleh peneliti dapat diperoleh
melalui wawancara dengan orang-orang yang mengumpulkan
data di lapangan. Sumber data penelitian ini berasal dari orang-
orang berikut: gguru agama Islam, guru agama Kristen, dan siswa
SMPN 8 Kota Kediri di kelas VII, VIII, dan IX, baik yang
beragama Islam maupun non-Muslim.
b) Sumber Data Sekunder
Peneliti dapat mendapatkan data direktur subjek
penelitian mereka atau mereka dapat mendapatkan informasi dari
sumber lain disebut sumber data sekunder atau data
termanfaatkan.17 Data sekunder umumnya terdiri dari dokumen
dan laporan tersedia bagi umum.18 Data sekunder digunakan
untuk mendukung data utama buku, jurnal, dokumen, dan tesis
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian.
Oleh karena itu, Peneliti ingin mendapatkan data sekunder
16
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Yogyakarta : Rakesarasin, 1996), 2.
17
Cik Hasan Bisri, Penuntun Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu Agama Islam,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 32
18
Mukhammad Saekan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2010), 91
dengan mencatat kegiatan mengajar dan perilaku sosial murid
Muslim dan non-Muslim.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data tentang subjek yang diinginkan,
peneliti dapat menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Fakta penelitian lapangan lebih memengaruhi pengumpulan data
yang diperoleh dari penelitian kualitatif ini daripada teori. Akibatnya,
analisis data yang dilakukan bersifat induktif dan berdasarkan temuan
informasi ini lalu dapat digunakan untuk membangun teori atau
hipotesis.
a. Observasi
Untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan,
Setiap studi, termasuk studi kualitatif, menggunakan observasi
sebagai metode pengumpulan informasi. Kartini Kartono
mengatakan observasi adalah studi sistematis dan disengaja
tentang fenomena sosial yang memiliki gejala alam melalui
observasi dan dokumentasi. Amirul Hadi bersama Haryono
mengatakan bahwa Observasi adalah pengalaman dan catatan
tentang subjek penelitian.19
Observasi jelas adalah cara untuk mendapatkan fakta
secara eksplisit melalui panca indera dan kemudian merekamnya.
Dengan melakukan observasi langsung di lapangan, peneliti
dapat mengumpulkan informasi melalui observasi. Untuk
memahami temuan yang diperoleh selama proses, proses
wawancara diamati. Studi dilakukan pada subjek, perilaku saat
mereka diamati, dan interaksi mereka bersama-sama dengan
peneliti, antara faktor lain, untuk memberikan informasi
tambahan tentang temuan pengamatan.20
Dalam studi ini, dua jenis observasi digunakan secara
bersamaan dan tidak terstruktur. Peneliti pergi ke tempat aktivitas
sehari-hari subjek penelitian, tetapi mereka tidak ikut serta.
19
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), 129.
20
Sugiyono, Op. Cit., 134.
Observasi yang dilakukan dalam studi ini tidak direncanakan
secara sistematis. Sebaliknya, observasi tersebut berfokus pada
cara guru agama Islam berkomunikasi dengan siswa mereka baik
dalam kelas maupun di luar kelas. Peneliti mengadopsi temuan
ini untuk memperoleh informasi tentang cara Guru Pendidikan
Agama Islam menanamkan prinsip-prinsip kerukunan beragama
dalam kegiatan belajar mereka dan kebiasaan. berkomunikasi
kedua siswa Muslim dan non-Muslim, dan masalah tertentu di
SMPN 8 Kota Kediri.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang
mencakup mengajukan berbagai pertanyaan kepada informan
atau responden. Wawancara langsung sangat penting karena
tujuan dari wawancara tersebut adalah untuk mendapatkan
informasi dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang
membutuhkan jawaban lisan individu yang mencari informasi
dan sumbernya sangat penting.21
Untuk memastikan bahwa temuan wawancara sulit
dilupakan, mereka ada kemungkinan untuk merekam melalui
telepon atau disimpan dalam buku itu. Peneliti akan
mewawancarai guru agama Islam dan guru agama Kristen, dan
beberapa siswa Muslim dan non-muslim di SMPN 8 Kota Kediri
untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang upaya yang
dilakukan oleh guru agama Islam untuk menjunjung tinggi
prinsip kerukunan umat beragama. Aspek wawancara termasuk :
a) Mengakui hak-hak individu
b) Menghormati kepercayaan setiap orang
c) Setuju tentang perbedaan
d) Saling memahami
c. Dokumentasi

21
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2009),
131.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang penelitian penulis
di SMPN 8 Kota Kediri, Gambar atau jenis dokumentasi lainnya
dapat digunakan dalam dokumentasi penelitian ini. Makalah
biasanya terdiri dari tulisan, foto, atau hanya dokumen tulisan.
Contohnya termasuk catatan harian, kisah, biografi, peraturan,
dan aturan.22 Untuk mempelajari lebih lanjut tentang SMPN 8
Kota Kediri, penulis akan mengumpulkan data dari dokumen
resmi dan pribadi, termasuk foto dan rekaman kegiatan
pembelajaran.23
5. Pengecekan Keabsahan Data
Peneliti harus dengan hati-hati mencari dan mengatur hasil
observasi, transkrip wawancara, catatan lapangan, dan sumber daya
lainnya. untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kasus
yang telah diteliti. Penulis memeriksa informasi yang diperoleh melalui
pengamatan, wawancara, dokumentasi lapangan dan dokumen. Setelah
analisis data yang mudah dipahami, data diolah dengan teknik kualitatif.
Saat menilai data kualitatif, peneliti menggunakan teknik analisis
data berdasarkan Model Miles dan Huberman. Berikut adalah hasilnya :
1) Data Reduction (Reduksi Data)
Banyak data lapangan membutuhkan dokumentasi yang
teliti dan hati-hati. Seperti yang disebutkan sebelumnya, lebih
jumlah waktu yang dihabiskan oleh seorang peneliti untuk
bekerja di lapangan berarti lebih banyak data yang rumit dan
luas. Oleh karena itu, menilai data melalui reduksi data sangat
penting. Mengurangi data memerlukan kondensasi, pemilihan
bagian yang paling penting, konsentrasi, dan penghapusan
bagian yang tidak penting.
Hasilnya adalah bahwa data yang dipadatkan akan
memberikan gambaran yang lengkap dan akan

22
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994),
32.
23
Made Made Saihu and Abdul Aziz, “Implementasi Metode Pendidikan Pluralisme Dalam Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam,” Belajea; Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 1 (May 22, 2020): 131,
https://doi.org/10.29240/belajea.v5i1.1037.
memungkinkan para peneliti mengumpulkan dan menemukan
informasi tambahan jika perlu. Oleh karena itu, reduksi data
ini mencakup penyederhanaan data yang dikumpulkan agar
lebih mudah bagi studi untuk menafsirkannya.24
2) Data Display (Penyajian Data)
Setelah data dipotong, langkah berikutnya adalah
menampilkan informasi yang dihasilkan. Data yang
dikumpulkan dalam studi kualitatif, dapat dipresentasikan
bentuk seperti ringkasan, grafik, korelasi kategori, dan
representasi visual lainnya.
3) Conclusion Drawing/ Verification
Menurut Miles dan Huberman, fase ketiga analisis data
kualitatif adalah menarik kesimpulan dan memverifikasi
temuan. Keputusan teori awal masih spekulatif dan dapat
berubah jika putaran pengumpulan data berikutnya
menghasilkan bukti yang tidak cukup untuk mendukungnya.
Namun demikian, ketika peneliti kembali ke lapangan untuk
mengumpulkan informasi, setiap kesimpulan yang dibuat
harus didukung oleh bukti yang kuat dan konsisten.
6. Tahap Tahap Penelitian
Penelitian lapangan dilakukan selama dua minggu (senin hingga
minggu), dibagi menjadi tiga tahap :
a. Tahap awal, yang berlangsung dari hari senin hingga minggu.
b. Fase kedua, yang berlangsung selama tiga hari (senin, selasa, dan rabu).
c. Tahap ketiga berlangsung selama empat hari, yaitu kamis, jum'at, dan
sabtu.

24
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), 338.
DAFTAR PUSTAKA
Hanik, Umi. “PLURALISME AGAMA DI INDONESIA.” Jurnal Pemikiran
Keislaman 25, no. 1 (January 1, 2014).
https://doi.org/10.33367/tribakti.v25i1.154.
Kusnadi, Asep, and Ibrohim Saefudin. “NILAI-NILAI KERAGAMAN PADA
PANCASILA PERSPEKTIF AL-QURAN SURAH AL-HUJURAT AYAT 13,”
n.d.
Pinilih, Sekar Anggun Gading. “AKTUALISASI NILAI-NILAI PANCASILA
TERHADAP HAK ATAS KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERIBADAH DI
INDONESIA.” Masalah-Masalah Hukum 47, no. 1 (January 30, 2018): 40.
https://doi.org/10.14710/mmh.47.1.2018.40-46.
Saihu, Made Made, and Abdul Aziz. “Implementasi Metode Pendidikan Pluralisme
Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.” Belajea; Jurnal Pendidikan
Islam 5, no. 1 (May 22, 2020): 131. https://doi.org/10.29240/belajea.v5i1.1037.
Sidiq, Akhmad Tegar. “FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016,” n.d.
Sumbulah, Umi. Pluralisme agama: makna dan lokalitas pola kerukunan antarumat
beragama. Cetakan II. Malang: UIN-Maliki Press, 2013.
Wekke, Ismail Suardi. “Harmoni Sosial Dalam Keberagaman Dan Keberagamaan
Masyarakat Minoritas Muslim Papua Barat.” KALAM 10, no. 2 (February 13,
2017): 295. https://doi.org/10.24042/klm.v10i2.3.
Yulesni, Sopi. “JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP,” n.d.

You might also like