You are on page 1of 9

Nama : Farah Salsabila Martvyandara

NIM : 3311221031

Program Studi : S1 Farmasi

DE-RADIKALISASI & KONTRA TERORISME

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemberitaan mengenai aksi-aksi kekerasan, tindak terorisme serta
radikalisme di berbagai-bagai belahan dunia hingga akhir-akhir ini makin
membuka kesadaran kolektif umat manusia, bahwa tindakan destruktif
tersebut merupakan musuh yang harus dihadapi bersama. Tantangan
menyelesaikannya tentu tidak akan efektif dan komprehensif jika
ditanggulangi dengan upaya ofensif apalagi jika diselesaikan dengan tindak
kekerasan yang sama atau serupa. Oleh karena itu perlu dikedepankan
upaya preventif yang lebih mempunyai efek dan kesan lebih berarti meski
tentu saja akan memerlukan masa lebih panjang dalam pelaksanaannya.
Dengan demikian upaya meredam radikalisasi dan melawan terorisme
dengan menggunakan pendekatan ini perlu mengurai akar dari munculnya
aksi-aksi kekerasan, radikalis dan teroris tersebut. Radikalisme memiliki arti
paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial
dan politik dengan cara kekerasan atau dengan sikap yang ekstrem.
Radikalisme itu sendiri dapat dimaknai sebagai sebuah pandanagan
yang mempunyai keinginan untuk melakukan suatu perubahan yang
mendasar (fundamental) sesuai dengan interpretasi ideologi yang dianut
mereka ataupun realitas sosial yang ada. Deradikalisasi memiliki tujuan
untuk menetralisir pemikiran radikalisme. Maksudnya, untuk membersihkan
pemikiran-pemikiran radikalisme yang ada pada para teroris sehingga
Nama : Farah Salsabila Martvyandara

NIM : 3311221031

Program Studi : S1 Farmasi

mereka bisa kembali menjadi masyarakat biasa sebagaimana masyarakat


lainnya
1.2. Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud de-radikalisasi?
2) Apakah yang dimaksud terorisme?
3) Apa aksi yang dilakukan untuk mengatasi radikalisme dan terorisme?
1.3. Tujuan
1) Menjelaskan pengertian radikalisme
2) Menjelaskan pengertian terorisme
3) Menjelaskan aksi untuk mengatasi radikalisme dan terorisme

PEMBAHASAN

2.1. Radikalisme
Radikalisme menurut kamus besar bahasa Indonesia ikhtiar baru
tahun 1995 adalah suatu paham aliran yang menghendaki perubahan
secara drastic. (kamus besar bahasa Indonesia ikhtiar baru:1995).
Sedangkan menurut kamus ilmiah popular radikalisme adalah inti dari
perubahan.(bary, kamus ilmiah popular:1994).
Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok
orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan
politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan.
Namun bila dilihat dari sudut pandang keagamaan dapat diartikan
sebagai paham keagamaan yang mengacu pada fondasi agama yang
sangat mendasar dengan fanatisme keagamaan yang sangat tinggi,
sehingga tidak jarang penganut dari paham / aliran tersebut
Nama : Farah Salsabila Martvyandara

NIM : 3311221031

Program Studi : S1 Farmasi

menggunakan kekerasan kepada orang yang berbeda paham/aliran


untuk mengaktualisasikan paham keagamaan yang dianut dan
dipercayainya untuk diterima secara paksa. Dalam Asrori (2015: 257-
258).
Radikalisme bila dilihat dari sudut pandang keagamaan dapat
diartikan sebagai paham keagamaan yang mengacu pada fondasi
agama yang sangat mendasar dengan fanatisme keagamaan yang
sangat tinggi, sehingga tidak jarang penganut dari paham radikal
tersebut menggunakan kekerasan kepada orang yang berbeda
paham/aliran untuk mengaktualisasikan paham keagamaan yang dianut
dan dipercayainya untuk diterima secara paksa. dalam Khamid (2016:
134)

2.2. Terorisme

Terorisme pada dasarnya adalah suatu tindakan dengan


menggunakan kekerasan terbuka yang bertujuan untuk menyebarkan
teror atau rasa takut. Namun, hingga saat ini belum ada suatu
kesepakatan terkait definisi dari terorisme itu sendiri. Menurut Federal
Bureau of Investigation (FBI), terorisme adalah penggunaan kekerasan
yang melanggar hukum terhadap orang atau properti untuk
mengintimidasi atau memaksa suatu pemerintahan, penduduk sipil,
atau setiap segmen ancaman dalam pemajuan atau politik atau tujuan
sosial. dalam Alexandra (2017: 137)
Nama : Farah Salsabila Martvyandara

NIM : 3311221031

Program Studi : S1 Farmasi

2.3. Aksi Positif Sebagai Solusi Mengatasi Radikalisme dan


Terorisme

Berikut ini ada 4 strategi yang harus dilakukan untuk memberantas


terorisme dan radikalisme:

1. Meningkatkan Pemahaman Keagamaan


Radikalisme di kalangan pemuda disebabkan oleh minimnya
pemahaman agama. Belajar agama secara dangkal dapat memicu
mereka melakukan kekerasan, bahkan atas nama agama. Tindakan
terorisme balakangan ini dilakukan dengan cara bunuh diri, misalnya
bom bunuh diri, sebab Islam justru melarang tindakan bunuh diri,
sehingga tindakan terorisme dalam bentuk apapun sangat
bertentangan dengan ajaran Islam. Tindakan terorisme
mengatasnamakan Islam sering mengaitkan perbuatannya dengan
jihad, padahal mereka sebenarnya tidak tahu makna jihad
sesungguhnya. Untuk itu seorang pemuda harus belajar agama pada
yang ahlinya yang tahu betul apa arti jihad sesungguhnya.
2. Membentuk komunitas-komunitas damai di lingkungan sekitar

Pemuda bisa menjadi pionir dalam pembentukan komunitas cinta


damai di lingkungannya. Komunitas-komunitas tersebut lah yang
melakukan sosialisasi ke masyarakat maupun ke sekolah-sekolah
akan bahaya paham radikalisme. Selain itu komunitas-komunitas ini
juga ikut aktif dalam pengawasan sehingga jika dalam lingkungannya
Nama : Farah Salsabila Martvyandara

NIM : 3311221031

Program Studi : S1 Farmasi

terdapat hal-hal yang mencurigakan terkait penyebaran virus


radikalisme segera melaporkannya ke pihak yang memiliki wewenang
seperti tokoh masyarkat dan tokoh agama.

3. Menyebarkan Virus Damai di Dunia Maya


Hasil penelitian terbaru mencatat pengguna internet di Indonesia yang
berasal dari kalangan anak-anak dan remaja diprediksi mencapai 30
juta. Mereka ini menggunakan internet hanya untuk mencari
informasi, untuk terhubung dengan teman (lama dan baru) dan untuk
hiburan. Hal inilah yang menjadi celah bagi para penyebar paham
radikalisme untuk menyebarkan pahamnya di dunia maya. Oleh
karena itu, dibutuhkan aksi dari pemuda sebagai pengguna internet
terbanyak di Indonesia untuk menangkal informasi-informasi yang
menyesatkan dengan mengunggah konten damai di social media
seperti tulisan, komik, dan meme. Sehingga konten-konten damai
yang bertebaran di dunia maya dapat mengalahkan konten-konten
radikal yang disebarkan oleh kelompok-kelompok radikal,.

4. Menjaga Persatuan dan Kesatuan


Generasi Muda adalah generasi penerus Bangsa yang mempunyai
kemampuan, kepinteran, Keberanian dan mempunyai tekad yang kuat
untuk melindungi Bangsa Indonesia yang mereka cintai. Generasi
muda adalah Warga Negara yang menjadi unsur penting dalam suatu
Negara. Menunjukkan sikap bela Negara para Generasi Muda saat ini
Nama : Farah Salsabila Martvyandara

NIM : 3311221031

Program Studi : S1 Farmasi

dapat dilakukan dengan menampilkan perilaku-perilaku positif yang


sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 dengan menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan bangsa yang bertujuan untuk melawan
segala macam paham kebencian dan kekerasan yang ingin merusak
keutuhan NKRI.

of change bangsa ini. Di samping juga anak-anak yang masih dalam


tahap pembentukan pribadinya sehingga memerlukan bimbingan
khusus dari orang tua tentunya agar nantinya tidak terseret dalam
paham radikalisme serta tindak terorisme.

Berbagai cara mencegah radikalisme dan terorisme agar tidak


semakin menjamur, terutama di bangsa Indonesia ini, antara lain:

1. Memperkenalkan Ilmu Pengetahuan Dengan Baik Dan Benar


Hal pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah paham
radikalisme dan tindak terorisme ialah memperkenalkan ilmu
pengetahuan dengan baik dan benar. Pengenalan tentang ilmu
pengetahuan ini harusnya sangat ditekankan kepada siapapun,
terutama kepada para generasi muda. Hal ini disebabkan pemikiran
para generasi muda yang masih mengembara karena rasa
keingintahuannya, apalagi terkait suatu hal yang baru seperti sebuah
pemahaman terhadap suatu masalah dan dampak pengaruh
globalisasi.
Nama : Farah Salsabila Martvyandara

NIM : 3311221031

Program Studi : S1 Farmasi

Dalam hal ini, memperkenalkan ilmu pengetahuan bukan hanya


sebatas ilmu umum saja, tetapi juga ilmu agama yang merupakan
pondasi penting terkait perilaku, sikap, dan juga keyakinannya kepada
Tuhan. Kedua ilmu ini harus diperkenalkan secara baik dan benar,
dalam artian haruslah seimbang antara ilmu umum dan ilmu agama.
Sedemikian sehingga dapat tercipta kerangka pemikiran yang
seimbang dalam diri.

2. Memahamkan Ilmu Pengetahuan Dengan Baik Dan Benar


Hal kedua yang dapat dilakukan untuk mencegah pemahaman
radikalisme dan tindak terorisme ialah memahamkan ilmu
pengetahuan dengan baik dan benar. Setelah memperkenalkan ilmu
pengetahuan dilakukan dengan baik dan benar, langkah berikutnya
ialah tentang bagaimana cara untuk memahamkan ilmu pengetahuan
tersebut. Karena tentunya tidak hanya sebatas mengenal,
pemahaman terhadap yang dikenal juga diperlukan. Sedemikian
sehingga apabila pemahaman akan ilmu pengetahuan, baik ilmu
umum dan ilmu agama sudah tercapai, maka kekokohan pemikiran
yang dimiliki akan semakin kuat. Dengan demikian, maka tidak akan
mudah goyah dan terpengaruh terhadap pemahaman radikalisme
sekaligus tindakan terorisme dan tidak menjadi penyebab lunturnya
bhinneka tunggal ika sebagai semboyan Indonesia.

3. Meminimalisir Kesenjangan Sosial


Nama : Farah Salsabila Martvyandara

NIM : 3311221031

Program Studi : S1 Farmasi

Kesenjangan sosial yang terjadi juga dapat memicu munculnya


pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme. Sedemikian
sehingga agar kedua hal tersebut tidak terjadi, maka kesenjangan
sosial haruslah diminimalisir. Apabila tingkat pemahaman radikalisme
dan tindakan terorisme tidak ingin terjadi pada suatu Negara termasuk
Indonesia, maka kesenjangan antara pemerintah dan rakyat haruslah
diminimalisir. Caranya ialah pemerintah harus mampu merangkul
pihak media yang menjadi perantaranya dengan rakyat sekaligus
melakukan aksi nyata secara langsung kepada rakyat. Begitu pula
dengan rakyat, mereka harusnya juga selalu memberikan dukungan
dan kepercayaan kepada pihak pemerintah bahwa pemerintah akan
mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pengayom rakyat
dan pemegang kendali pemerintahan Negara.

KESIMPULAN

Indonesia, terus diguncang berbagai tindakan radikalisme. ini jelas bukan


sesuatu yang lumrah dan tidak menyenangkan bahkan dapat menghancurkan citra
Islam itu sendiri. Hal itu secara otomatis telah menjadi tugas bagi para pemimpin
agama Islam dan pemimpin negara bersama-sama merapatkan barisan,
berpegangan tangan untuk maju bersama dalam membangun dan mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
Nama : Farah Salsabila Martvyandara

NIM : 3311221031

Program Studi : S1 Farmasi

Asrori, A. (2015). RADIKALISME DI INDONESIA: Antara Historisitas dan


Antropisitas. Lampung.

Alexandra, F (2027). ANALISIS KAJIAN TERORISME DAN RADIKALISME


DALAM 3 PERSPEKTIF TEORITIS. Samarinda. Jurnal Paradigma vol VI.

Khamid, N. (2016). Bahaya radikelieme terhadap NKRI. Surakarta. Jurnal of


islamis studies and humanities vol I

You might also like