You are on page 1of 9

Model-model Temu Kembali Informasi (Anton Risparyanto)

MODEL–MODEL TEMU KEMBALI INFORMASI


(INFORMATION RETRIEVAL)
Anton Risparyanto
Pustakawan Universitas Islam Indonesia
antonrisparyanto@yahoo.co.id

Informasi yang tersedia di perpustakaan harus dapat ditemukan secara cepat dan mudah melalui
berbagai sarana model sistem temu kembali informasi (information retrieval) yang tersedia. Sarana
model sistem temu kembali tersebut secara taksonomi dapat dikelompokan sebagai berikut: a. Model
tradisional (konvensional) dengan menggunakan sistem katalog, b. Model klasik yang terdiri dari
model boolean, vektor, dan probabilistic, c. Model terstruktur yang dikelompokkan menjadi model
non-overlaping lists dan proximal nodes.
Kata kunci : Boolean,information retrieval, browsing.

Pendahuluan
Untuk menemukan informasi yang dibu- sejenis yang telah diolah dan tersusun secara
tuhkan (relevan) oleh user dengan mudah cepat berurutan (linked list), terstruktur, dan sistematis,
dan efektif diperlukan adanya suatu cara atau sehingga mempunyai makna dan arti. Dari
model-model system temu kembali informasi. definisi tersebut sehingga dapat diketahui,
Dalam pembahasan makalah ini diuraikan mod- bahwa ciri-ciri dari suatu informasi merupakan
el-model temu kembali informasi mulai dari latar fakta yang dapat diinterpretasikan untuk men-
belakang penulisan yang menguraikan alasan gurangi ketidak pastian dan sangat bermanfaat
dan masalah serta rumusannya, tujuan dan terhadap seseorang yang dapat digunakan untuk
manfaat sampai pada kesimpulan pembahasan. pengambilan keputusan dalam memecahkan
berbagai persoalan yang baru dihadapi.
Model-model temu kembali informasi
mulai berlaku sejak keberadaan informasi baik Perpustakaan merupakan salah satu
yang tersimpan dalam dokumen pada perpusta- tempat terkumpulnya berbagai jenis informasi
kaan tradisional (dengan istilah katalog) maupun yang disimpan, dipelihara, dilestarikan dan
yang tersimpan dalam database di perpusta- disajikan secara tercetak maupun dengan
kaan modern (digital) dengan istilah (information menggunakan media elektronik yang dihimpun
retrieval) IR dan dalam pencariannya dengan dalam suatu dokumen berupa buku maupun
menggunakan perintah browsing. Secara garis dokumentasi lainnya. Informasi yang tersedia di
besar model-model IR ini dikelompokan menjadi perpustakaan dapat ditemukan kembali dengan
dua yaitu: model klasik yang terdiri dari model menggunakan berbagai sarana atau alat bantu
Boolean dengan operator OR, NOT dan AND, pencarian seperti katalog, bibliografi maupun
model vector dan model probabilistic. Model ter- indeks. Informasi yang tersedia setiap saat
struktur sampai saat ini masih terus dikembang- selalu bertambah sesuai dengan perkembangan-
kan sistemnya untuk memperbaiki kekurangan nya, baik secara eksponential maupun substan-
sistem model-model temu kembali informasi sial harus ditangani secara profesional dengan
sebelumnya. Model ini dibedakan menjadi dua menggunakan berbagai sarana sistem simpan
yaitu model non–overlapping list dan model temu kembali informasi (retrieval) sesuai dengan
proximal nodes. waktu dan kondisinya. Sarana sistem temu
kembali informasi bermanfaat untuk menemukan
Latar Belakang kembali berbagai macam jenis informasi relevan
Informasi merupakan kumpulan dari sesuai dengan kebutuhan pengguna.
beberapa data atau rangkaian peristiwa dari Organisasi informasi merupakan pen-
berbagai variabel sejenis (array) maupun tidak gelompokkan berbagai subyek yang sangat ber-

49
Vol. 3 No. 1 Tahun 2012 : 49-57 ISSN 1979 - 9527
manfaat sebagai penunjang alat bantu sarana 2. Bagaimana model-model sistem temu kem-
temu kembali di perpustakaan. Organisasi ser- bali informasi sistem komputer pada perpus-
ingkali dilakukan dengan cara mencantumkan takaan modern (digital)?
kode nomer klasifikasi disetiap alat bantu katalog
tercetak, maupun mesin dengan tujuan untuk Tujuan dan Manfaat Penulisan.
mempermudah pencarian kebutuhan informasi Tujuan penulisan makalah dengan tema
sesuai dengan subyeknya. Salah satu sarana model-model sistem temu kembali informasi di
sistem temu kembali informasi mesin adalah perpustakaan ini adalah untuk memperkenalkan
search engine yang terdapat pada jaringan sistem model temu kembali kepada user task
internet dan katalog online public acces catalog pada perpustakaan. Adapun manfaat penulisan
(OPAC). Pemustaka dapat melakukan pencarian ini adalah secara implikatif pemustaka akan dapat
informasi sesuai kebutuhan dengan melalui mencari informasi yang relevan secara efiktif,
search engine atau sistem informasi perpusta- sedangkan secara akademis dapat dijadikan
kaan yang tersedia. sebagai landasan pengembangan sistem temu
Setiap dokumen dan informasi di per- kembali informasi di masa datang.
pustakaan tidak selalu terstruktur dan mudah
ditemukan, sehingga isi dari suatu dokumen Model-model Temu Kembali Informasi
atau informasi sangat tergantung pada pembuat Temu kembali informasi merupakan
dokumen yang bersangkutan, sehingga perpus- suatu kegiatan menyediakan dan memasok
takaan sebagai penyedia jasa informasi harus informasi untuk disimpan dan ditemukan
menyediakan sarana sistem temu kembali kembali oleh pemakai informasi. Kegiatan temu
yang dapat dilakukan oleh pemustaka dengan kembali terletak di antara unit informasi sebagai
mudah dan terstruktur. Sistem tersebut dapat penyedia dokumen atau data dengan pemen-
melakukan pencarian informasi secara cepat, caran informasi yang dibutuhkan oleh pemakai.
relevan, efisien dengan model-model pencarian Kegiatan semacam ini yang sekarang disebut
yang mudah dipahami oleh pemustaka sebagai information retrieval (IR) (Pendit, 2007). Karena
pengguna jasa perpustakaan. pemakai jasa sepenuhnya sangat tergantung
Pada prinsipnya model sistem temu kembali pada temu kembali informasi, oleh karena itu
informasi di perpustakaan harus dapat dilakukan kegiatan temu kembali informasi harus didesain
secara mudah, efisien dan relevan. Tetapi pada dengan tujuan untuk mempermudah pemakai
faktanya setiap pemustaka dalam melakukan atau pengguna dalam menemukan kembali
pencarian informasi banyak mengalami berbagai informasi yang dibutuhkan.
kesulitan, mulai dari penentuan subyek sampai Desain temu kembali informasi merupakan
pada penentuan kata kunci sebagai keyword, suatu rancangan yang terdapat pada pola atau
bahkan informasi yang ditemukan dari hasil kerangka berpikir untuk mendapatkan suatu cara
pencarian dengan melalui mesin search engine- yang efisien dalam menentukan bentuk temu
pun hasilnya tidak relevan, hal ini disebabkan kembali informasi. Pola atau kerangka berpikir
oleh berbagai sarana atau model sistem temu yang dapat mengenali persamaan-persamaan
kembali informasi yang belum diketahui oleh makna inilah yang disebut dengan model.
pemustaka, sarana atau model sistem yang Apabila ditinjau dari sejarah perkembangan temu
tersedia di perpustakaan tidak digunakan secara kembali informasi, maka menurut penulis dapat
maksimal. dikelompokan menjadi dua sistem yaitu:

Rumusan Masalah 1. Sistem berbasis manual (perpustakaan


tradisional)
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Pada awalnya sistem temu kembali
informasi dalam suatu dokumen dimulai dengan
1. Bagaimana model temu kembali informasi
sistem manual untuk menelusur keberadaan
sistem manual pada perpustakaan tradis-
suatu dokumen yang disajikan oleh perpusta-
ional?
kaan. Penelusuran tersebut pertama kali muncul

50
Model-model Temu Kembali Informasi (Anton Risparyanto)
dengan adanya pengelompokkan dokumen taksonomi model IR (Baeza-yates dan Ribeiro-
menurut kategori subyek yang dipraksai oleh Neto, 1999) digambarkan sebagai berikut:
Dewey dengan pengelompokkan tiga decimal
yang kemudian dikenal dengan DDC (Dewey
Desimal Clasification) dan dengan melakukan
diskripsi bibliografi yang disebut dengan katalog
yang ditemukan oleh Cuter pada tahun 1876.
Katalog dokumen dikelompokkan menjadi:
a. Katalog Judul (pengelompokan berdasarkan
judul).
b. Katalog Pengarang (pengelompokan ber-
dasarkan pengarang)
c. Katalog subyek (pengelompokan berdasarkan
subyek)
d. Katalog checklist.
2. Sistem berbasis komputer (perpustakaan Kedua model IR di atas dapat dijelaskan
modern) secara ringkas sebagai berikut:
a. Klasik, istilah model ini disebut klasik karena
Sistem temu kembali berbasis komputer
dikembangkan sejak komputer ada pada ta-
pada dasarnya mempunyai konsep yang sama
hun 1945, dan sampai sekarang model ini
dengan sistem yang berbasis manual, yaitu ada
masih terus dikembangkan dalam sistem in-
informasi dan pencari informasi. Pada sistem
formasi retrieval (IR). Model yang dikatego-
ini semua informasi dikelompokkan dalam
rikan dikelompokkan dalam model klasik ini
metadata (berfungsi sama dengan katalog pada
diantaranya adalah :
perpustakaan konvensional) dan disimpan dalam
database, yang dapat diakses melalui jaringan 1) Boolean, model ini merupakan suatu
internet. Pencarian dan penemuan informasi sistem temu kembali informasi (infor-
melalui browsing (pembawa informasi sampai masi retrieval) pertama kali yang diguna-
tujuan yang dibutuhkan oleh pencari informasi) kan untuk mempresentasikan suatu do-
dengan menggunakan mesin pencari informasi kumen, diidentikkan dengan himpunan
(search engine) sebagai sarana temu kembali yang berfungsi sebagai kata kunci dalam
informasi. pencarian informasi, sedangkan Boolean
dalam presentasi, secara ekspresi ber-
Sistem temu kembali informasi (IR) tindak sebagai query. Ekspreasi Bool-
dengan menggunakan basis komputer dapat ean terdiri dari berbagai kumpulan kata
ditemukan dengan relevan (sesuai keinginan kunci yang menggunakan berbagai op-
dan kebutuhan) apabila dilakukan sesuai dengan erator seperti OR, NOT, dan AND yang
tujuan atau orientasi (IR). Apabila dilihat dari ori- digunakan untuk mendiskripsikan ber-
entasinya secara umum, sistem ini dapat dikel- bagai informasi yang akan dicari dalam
ompokkan menjadi tiga macam model (IR), yaitu suatu dokumen. Model yang digunakan
model yang berbasis komputer berorientasi pada oleh Boolean dalam melakukan penelu-
sistem, model berbasis komputer berorientasi suran ini dengan menggunakan teori lo-
pada pengguna dan model berbasis komputer gika matematika sehingga juga disebut
berorientasi bahasa ilmiah (Pendit, 2008). Pada logika Boolean yang dikembangkan oleh
model (IR) model yang berbasis komputer ber- seorang matematikus Roger Boolean
orientasi pada sistem inilah yang sering menjadi pada tahun 1894, sehingga juga dikenal
rujukan user task dalam pencarian informasi atau dengan aljabar Boolean. Teori ini tidak
(IR) melalui browsing (Pendit, 2007). Secara bersifat statis dan selalu dikembangkan
garis besar model berbasis komputer yang be- sesuai dengan perkembangan teknologi
rorientasi sistem ini dikelompokkan menjadi dua informasi. Dengan perkembangan teori
model, yaitu model klasik dan model structural. model Boolean tersebut menurut para
Adapun pembagian dua model tersebut secara
51
Vol. 3 No. 1 Tahun 2012 : 49-57 ISSN 1979 - 9527
ahli dikelompokkan menjadi: kunci, AND menggunakan
pendekatan kata spesifik atau
a) Teknik Boolean sederhana.
khusus yang diindeks dari dua
Pada model logika Boolean diskriptor suatu dokumen. Se-
sederhana ini ketika akan bagai contohnya pendekatan
melakukan penelusuran terhadap kata spesifik tersebut yaitu
sejumlah dokumen diantara kata gempa dan Yogyakarta,
sejumlah berkas hanya akan dida- maka dalam pencarian infor-
patkan dua ukuran relevansi dan masi dengan menggunakan
tidak relevansi atau agak relevan operator AND akan ditemu-
dan kurang relevan. Penelusuran kan berbagai informasi yang
dengan menggunakan model ini berhubungan dan berkaitan
dianggap sederhana dan mudah, dengan kata gempa dan Yo-
tetapi akan mengarah pada hasil gyakarta. Semua informasi
penemuan terlalu banyak atau yang berhubungan dan ber-
terlalu sedikit. Penelusuran model dekatan dengan kedua kata
Boolean dasar teori logika aljabar tersebut akan diindeks untuk
yang digunakan adalah per- ditampilkan dan dipresentasi-
tambahan (logical sum) dengan kan di hadapan pencari infor-
simbul (+) yang diungkapkan masi (Sulistyo-Basuki, 1992).
dengan kata OR, simbul logika
Hubungan antar deskriptor
pengurangan (logical difference)
tersebut dapat dilukiskan
dengan simbul (-) yang diung-
dengan gambar 1 sebagai
kapkan dengan kata NOT dan
berikut:
logika perkalian (logical product)
dengan menggunakan kata AND.
Ketiga kata logika tersebut dapat
digunakan untuk menghubung-
kan diskriptor yang terdapat
dalam suatu dokumen dengan
cara sebagai berikut:
• Irisan atau intersection (lo-
gical product), menggunakan
operator kata AND dapat me-
Gambar 1 = Hubungan antar
wakili dua diskriptor dari do-
deskriptor Inclusion (Sumber
kumen yang diindeks, yang
= Basuki, Sulistyo, Teknik dan
berarti bahwa suatu dokumen
Jasa Dokumentasi, Jakarta,
diindeks dalam dua diskriptor.
Gramedia Pustaka Utama,
Sebagai contoh Gunung Me-
1992)
rapi dan Yogyakarta, kedua
diskriptor tersebut harus di- • Pengepungan atau Inclu-
indeks, sehingga relevan, te- sion (logical sum) meng-
tapi sebaliknya kalau yang di- gunakan operator OR, yaitu
indeks hanya satu diskriptor, bahwa kedua diskriptor terda-
maka tidak relevan. Disam- pat pada dua dokumen yang
ping dapat mewakili dua dis- diindeks, hanya operator OR
kriptor yang akan diindek, digunakan untuk diskriptor si-
operator AND juga dapat nonim, sebagai contoh: Pera-
berfungsi dalam melakukan turan OR perundang-undan-
penelusuran atau pencarian gan. Disamping itu operator
informasi menggunakan kata OR juga merupakan suatu
52
Model-model Temu Kembali Informasi (Anton Risparyanto)
perluasan dari suatu kata seperti: gempa yang terjadi di
kunci yang digunakan untuk Jepang, Sumatra, Kalimantan
mencari suatu informasi. Con- dan kota lain.
tohnya gempa OR Yogyakarta
Hubungan antara deskrip-
akan ditemukan kembali pada
tor tersebut dapat dilukis-
setiap kata yang berhubun-
kan dengan gambar 3 seba-
gan dengan kata gempa dan
gai berikut
Yogyakarta untuk dipresen-
tasikan kepada pencari infor-
masi kata yang akan dicari.
Hubungan antar deskriptor
tersebut dapat dilukiskan
dengan gambar 2 sebagai
berikut:

Gambar 3 = Hubungan antar


deskriptor Inclusion (Sumber
= Basuki, Sulistyo, Teknik dan
Jasa Dokumentasi, Jakarta,
Gramedia Pustaka Utama,
1992)
Walaupun model Boolean dengan meng-
gunakan tiga operator AND, OR dan
Gambar 2 = Hubungan antar NOT dianggap sederhana dan mudah,
deskriptor Inclusion (Sumber tetapi pada kenyataannya masih banyak
= Basuki, Sulistyo, Teknik dan orang yang mengalami kesulitan meng-
Jasa Dokumentasi, Jakarta, gunakan operator AND, OR dan NOT
Gramedia Pustaka Utama, dalam penelusuran informasi tanpa dibe-
1992) kali pengetahuan yang cukup logika ter-
• Eksklusif atau perbedaan sebut (Pendit, 2008), kesulitan-kesulitan
(logical difference) meng- tersebut diantaranya dalam hal:
gunakan operator NOT, Ope- • Memilih operator yang digunakan
rator ini digunakan untuk me- secara tepat dalam pencarian infor-
niadakan deskriptor lain atau masi atau dalam penggunaan sistem
meniadakan kata yang dicari, IR. Sebagai contoh penggunaan op-
misalnya ada dua deskriptor erator AND dan OR, karena secara
atau dua kata dalam sebuah sistematis dalam sistem IR kedua
artikel, dikatakan relevan ope- operator tersebut mempunyai arti
rator NOT atau logikal eksklu- yang berbeda. Kata AND biasanya
sif apabila salah satu deskrip- diartikan plus (seperti minum kopi
tor tidak terdapat dalam doku- dan minum susu). Demikian pula kata
men. Sebagai contohnya: Sapi OR diartikan salah satu (atau) seba-
NOT betina, maka dokumen gai contoh ”akan naik motor atau
tersebut membahas tentang sepeda ontel”. Jadi dalam mencari
sapi bukan betina. Gempa seseorang sering menggunakan op-
NOT Yogyakarta, maka doku- erator AND untuk memperluas dan
men tersebut akan memba- operator OR untuk mempersempit
has atau mempresentasikan atau menentukan satu pilihan.
gempa selain di Yogyakarta

53
Vol. 3 No. 1 Tahun 2012 : 49-57 ISSN 1979 - 9527
• Dalam melakukan pencarian infor- bertingkat ini dokumen dipering-
masi secara bertahap, user task atau kat berdasarkan bobot dari do-
pencari informasi sering mengalami kumen. Adapun pembobotan dari
kesulitan dalam menentukan strategi masing-masing dokumen ber-
penggunaan operator-operator Bool- dasarkan bobot istilah yang dida-
ean yang akan digunakan dalam pat dari hasil proses indexing.
pencarian informasi. Padahal agar
pencarian dapat dilakukan secara c). Teknik Extended Boolean,Teknik
efektif maka urutan yang harus di- Extended Boolean berdasar-
gunakan pertama operator NOT, lalu kan p-norm model merupakan
AND dan akhirnya OR. pengembangan lebih lanjut dari
model Boolean. Teknik ini me-
• Sulit mengungkapkan istilah yang makai operator yang dikomputa-
saling berkaitan, misalnya keterkaitan
si berdasarkan rumus Savoy
sebab logika Boolean tidak menye-
(1993), sebagai berikut:
diakan fasilitas ini. Sebagai contoh
user ingin mencari informasi tentang Query Retrieval Status VRlue (RSV)
penerapan komputer di perusahaan,
bisa jadi user dalam menggunakan
operator untuk melakukan search A OR W ia
p + W ib
p
p
statement adalah ”komputer AND pe- <p> B
rusahaan”. Sedangkan kata penera- 2
pan tidak digunakan, padahal kata ini
merupakan penghubung antara kata
komputer dan perusahaan, karena
(1 − Wia ) p + (1 − Wib ) p
dalam logika Boolean tidak ada op- A 1− p
erator penghubung. Disamping tidak AND 2
tersedia operator penghubung, juga <p> B
tidak mengenal adanya pembobotan
(weighing mecanism) dalam pencar- NOT
ian informasi yang dibutuhkan oleh 1 – Wia
A
seorang query semua dianggap pent-
ing, padahal sesungguhnya tidak de- Dimana :
mikian, ada sebagian informasi yang
tidak penting. 1. p adalah nilai p-norm yang di-
masukkan pada kueri.
b). Teknik Boolean berperingkat,
Pada teknik Boolean sederhana, 2. Wia adalah bobot istilah A dalam
permintaan query diproses sesu- indeks pada dokumen Di.
ai dengan operator yang diguna- 3. Wib adalah bobot istilah B dalam
kan dan menampilkan dokumen indeks pada dokumen Di.
berdasarkan urutan dokumen di- 4. Pemeringkatan yang dipakai bisa
temukan. Sedangkan pada teknik dua cara:
Boolean bertingkat sudah adanya
pembobotan terhadap informasi • Langsung mengurutkan do-
yang ditemukan. Tidak semua kumen (dari besar ke kecil)
hasil pencarian yang ditemukan berdasarkan bobot dokumen
yang didapat dengan rumus
dari dokumen dianggap penting,
RSV (retrieval status value) di
tetapi sudah dilakukan pembobo-
atas.
tan sesuai dengan query, mana
yang penting dan dianggap tidak • Memakai rumus Learning
penting. Dalam model Boolean Scheme.
54
Model-model Temu Kembali Informasi (Anton Risparyanto)
dan dokumen menempati ruangan vector
r yang sama, maka query yang bertindak
RSV(Di) = RSVinit (Di) + ∑
k =1
∝ik norm * RSVinit sebagai pencari informasi harus mempu-
(Dk) untuk i= 1, 2,...., n, nyai sifat hampir sama dengan dokumen
Dimana : yang bertindak sebagai penyedia infor-
masi. Dengan adanya persamaan sifat
1. RSVinit(Di) merupakan retrieval yang ditempatkan dalam suatu ruangan
status value dari dokumen i yang inilah, maka penelusuran dengan meng-
dikomputasi berdasarkan rumus gunakan model ruang vektor mempunyai
teknik retrieval P-norm model. sifat biner (binary) atau berbobot, seh-
2. ∝ik merupakan bobot keter- ingga hasil penelusuran dengan sistem
hubungan antara dokumen i vector, komputer akan menawarkan pi-
dan k. Bobot keterhubungan ini lihan paling relevan, agak relevan dan
didapat dari nilai relevance link tidak relevan.
yang merupakan hasil dari pros- 3). Probabilistic. Model ini dikenal juga
es pembelajaran. dengan binary independence retrieval.
3. Disamping ada berbagai kelebi- Yang berarti dengan melakukan proba-
han dan kemudahan dalam pen- bilitas atau hitungan frekuensi antara
carian informasi dengan meng- query dengan dokumen. Ketika mela-
gunakan model Boolean, juga kukan pencariaan tidak sekali jalan, ada
ada beberapa kekurangan yang beberapa tahap yang harus dilalui deng-
terdapat dalam model Boolean an cara menebak-nebak. Setiap melaku-
tersebut antara lain: kan pencariaan yang diperintahkan oleh
query dan probabilitas mendapatkan
• Pencarian yang dihasilkan
hasil carian dalam dokumen selalu di
oleh dokumen merupakan
konsultasikan terlebih dahulu terhadap
himpunan, dokumen-doku-
query, apakah hasil carian relevan se-
men relevan yang dibutuhkan
perti yang dikehendaki oleh query atau
oleh setiap pencari informasi
tidak. Kalau belum sesusai dengan ke-
tidak dikenali.
butuhan user atau belum relevan terus
• Pengguna mengalami kesuli- melakukan pencarian begitu sebaliknya
tan dalam melakukan penelu- kalau sudah sesuai dan mendapatkan
suran informasi menggunakan hasil relevan sesuai dengan kebutuhan
model Boolean karena tidak user berhenti melakukan pencarian.
mengetahui ekspresinya. Sehingga model ini ketika melakukan
2). Vektor. Model ini dikembangkan oleh pencarian selalu secara berulang-ulang
Salton untuk memperbaiki kelemahan- untuk mendapatkan hasil yang spesifik
kelemahan yang terdapat pada model atau relevan sesuai dengan kebutuhan
Boolean. Pada model ini semua istilah user atau pencari informasi.
ditetapkan sebagai dimensi, sedang- b. Model Terstruktur.
kan query dan dokumen dinyatakan Model ini ketika melakukan pencarian
dalam bentuk vector. Maka dapat diar- informasi langsung dapat merujuk ke struktur
tikan bahwa vector merupakan tempat dokumennya. Yang dimaksud dengan
bertemunya atau berkumpulnya antara struktur, bahwa setiap dokumen tersusun
query dan dokumen yang menempati secara terstruktur atas bab demi bab, dan
satu ruangan yang sama. Sehingga da- setiap bab tersusun atas sub bab demi sub
pat dikatakan bahwa vector merupakan bab atau bagian bab, demikian pula setiap
kumpulan dari sebuah daftar nilai-nilai sub bab tersusun atau terdiri dari beberapa
istilah dalam suatu item yang terdapat judul, begitu seterusnya sampai pada
pada query dan dokumen. Karena query struktur akhir dari suatu dokumen, yang

55
Vol. 3 No. 1 Tahun 2012 : 49-57 ISSN 1979 - 9527
disebut dengan kalimat atau kata (terdiri dari masi pada dokumen dengan meng-
beberapa item) yang dicari atau dibutuhkan gunakan alat bantu indeks operator
oleh user. Mungkin saja model ini dibuat NOT, OR dan AND.
sistem IR dengan model terstruktur yang
◊ Model Vektor yang dikembangkan
terdiri dari dua kemungkinan yaitu:
oleh Salton dengan tujuan untuk
1). Non-overlapping lists. Pada model ini memperbaiki kelemahan-kelemahan
setiap dokumen akan dibagi menjadi yang terdapat pada model Boolean.
”wilayah teks” yaitu dengan mengikuti Disebut model vector karena antara
struktur dokumen dari (bab, sub bab, query dan dokumen terdapat pada
judul, sub judul, kalimat, gambar, foto, satu ruang yang sama.
tabel, kata dan seterusnya) dan setiap
◊ Model Probabilistic yang dikenal
wilayah masing-masing dilakukan pen-
juga dengan binary independence
gindekskan secara sendiri atau berdiri
retrieval yaitu sistem temu kembali
sendiri sehingga tidak terjadi tumpang
dengan menggunakan sering mun-
tindih (overlapping). Pencarian kompu-
culnya/ kemungkinan munculnya
ter dapat dilakukan ke tempat masing-
relevan dan tidak relevan informasi
masing wilayah pembagian indeks ter-
yang ditemukan dari dokumen dikon-
sebut.
sultasikan terlebih dahulu oleh query
2). Proximal nodes. Pada model ini meng- sebagai pencari informasi.
gunakan beberapa struktur susunan
• Model Terstruktur disebut terstruktur
indeks secara hirarki independen (non-
karena ketika melakukan pencarian infor-
flat) terhadap sebuah dokumen. Masing-
masi langsung dapat merujuk ke struktur
masing indeks ini merujuk ke struktur
dokumen yang ditunjuk. Model ini walau-
dokumen (bab, sub bab, judul, sub judul,
pun baru, masih dalam pengembangan,
kalimat, gambar, foto, tabel, kata dan se-
tetapi dapat dikelompokkan menjadi dua
terusnya) yang dinamakan nodes. Pada
yaitu:
msing-masing nodes inilah ada rujukan
kebagian dari dokumen yang meng- ◊ Non-overlapping lists. yaitu doku-
andung teks tertentu. men akan dibagi perwilayah dengan
dilakukan pengindekan tanpa terjadi
Kesimpulan tumpang tindih (Non-overlapping lis-
ts)
Setelah mengadakan pembahasan
dengan teliti dari penulisan makalah di atas, ◊ Proximal nodes yaitu mengguna-
sehingga dapat disimpulkan bahwa secara kan beberapa struktur susunan in-
garis besar model temu kembali informa- deks secara hirarki independen yang
si dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: disebut node.
1. Model temu kembali informasi perpustakaan
tradisional (konvensional) dengan menggu-
nakan sistem katalog yang terdiri dari kata- DAFTAR PUSTAKA
log (subyek, pengarang, judul, checklist) dan
bibliografi.
Chowdhury, G.G., 2004, Introduction to Modern
2. Model temu kembali informasi perpustakaan
Information Retrieval, Facest Publishing,
modern (dengan implikasi teknologi informa-
London.
si) dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Hasibuan, Zainal dan Andri, Yofi, ---, Penerapan
• Secara model klasik disebut model
Berbagai Teknik Sistem Temu Kembali
klasik kerena model ini sudah ada dari
Informasi Berbasis Hiperteks, Fakultas
jaman dulu yang terdiri dari: Ilmu Komputer Universitas Indonesia,
◊ Model Boolean (bertingkat, Exten- Jakarta.
ded Boolean.) yaitu pencarian infor-

56
Model-model Temu Kembali Informasi (Anton Risparyanto)
Pendit, Laxman Putu, 2008, Perpustakaan Digital
dari A Sampai Z, Cita Karyakarsa Mandiri,
Jakarta.
_________________, 2007, Perpustakaan
Digital (Perspektif Perpustakaan Perguruan
Tinggi Indonesia), Sagung Seto, Jakarta.
Sulistyo-Basuki, 1992, Teknik dan Jasa
Dokumentasi, Gramedia Pustaka Utama,

57

You might also like