You are on page 1of 19

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB 3
UJI LABORATORIUM

3.1 LANDASAN TEORI


Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari butiran mineral-
mineral padat yang tidak tersegmentasi (terikat secara kimia) satu sama lain.
Tanah berasal dari pelapukan batuan, yang prosesnya dapat secara fisik maupun
kimia. Partikel tanah terdiri dari salah satu atau seluruh jenis unsur-unsur seperti
potongan batuan batu besar (boulder), pasir (sand), lanau (silt), lempung (clay),
dan koloid (colloids) (Hanso, 2016).
Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan
teknik sipil, tanah berfungsi juga sebagai pendukung fondasi dari bangunan,
sehingga seorang ahli teknik sipil harus juga mempelajari sifat-sifat dasar dari
tanah, seperti asal usulnya, penyebaran ukuran butiran, kemampuan mengalirkan
air, sifat pemampatan ketika dibebani (compressibility), kekuatan geser dan
kapasitas daya dukung terhadap beban. Oleh karena itu, dibutuhkan pengujian di
lapangan yang merupakan penunjang dasar bagi perencanaan dalam
merencanakan bangunan yang stabil, aman, dan ekonomis. Pengujian di
laboratorium juga dibutuhkan agar mendapatkan ketelitian yang lebih akurat
tentang jenis dan sifat dari suatu tanah (Wastu, 2018).
Pengujian dan pemeriksaan di laboratorium juga diperlukan selain
penyelidikan dan pengambilan tanah di lapangan. Hal ini dimaksudkan agar
mendapat ketelitian yang lebih akurat tentang jenis tanah dan sifat tanah baik
dalam keadaan asli maupun akibat adanya pembebanan. Pengujian di
laboratorium dibagi menjadi dua jenis pengujian, yaitu index properties test dan
engineering properties test. Pengujian tanah di laboratorium dilaksanakan dengan
mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI) (Wastu, 2018).

80
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2 INDEX PROPERTIES TEST


3.2.1 Kadar Air Tanah (Water Content)
3.2.1.1 Maksud
Pemeriksaan kadar air tanah (water content) dilakukan untuk
memperoleh besaran kadar air (water content) yang terdapat di dalam tanah yang
dinyatakan dalam persen (%).

3.2.1.2 Landasan Teori


Kadar air tanah merupakan salah satu penyusun tanah. Air tanah
merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanah hampir seluruhnya berasal
dari udara dan atau atmosfer terutama di daerah tropis air hujan itu dapat
merembes ke dalam tanah yang disebut infiltrasi. Sisanya mengalir di permukaan
tanah sebagai aliran permukaan tanah sebgai aliran permukaan tanah. Air infiltrasi
bila dalam jumlah banyak banyak dan terus merembes ke dalam tanah secara
vertikal yang akhirnya sampai pada lapisan yang kedap air (Hanafiah, 2004).
Kadar air biasanya dinyatakan dalam banyaknya air yang hilang bila
massa tanah dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C sampai diperoleh berat
tanah kering yang tetap. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat ditentukan
dengan istilah nisbi, seperti basah dan kering dan istilah jenuh dan tidak jenuh.
Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat atau isi. Titik
lagu permanen adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak
mampu lagi menyerap air dari tanah (Hakim, 1986).
Parameter fisik tanah seperti derajat kejenuhan, angka pori, dan berat
volume kering dipengaruhi oleh kadar air saat kondisi kering dan saat konsisi
basah. Kadar air tanah juga mempengaruhi tegangan pori dan parameter kuat
geser tanah lempung. Nilai kadar air dalam tanah juga mempengaruhi angka
keamanan struktur, sehingga angka keamanan setiap struktur tidak dapat bernilai
konstan (Djatmiko, 1993).
Pengujian kadar air tanah sangat perlu dilakukan agar derajat kejenuhan
pada tanah jangan sampai dikacaukan oleh perbandingan antara berat air dalam

81
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

contoh dengan berat butirnya. Perhitungan kadar air dilakukan dengan


memasukkan data-data dari berat contoh tanah basah dan berat
contoh tanah kering. Menurut Braja M. Das dalam bukunya yang berjudul
Mekanika Tanah Jilid I, jenis tanah dapat ditentukan berdasarkan nilai kadar air
dalam keadaan jenuh sebagai berikut.
Tabel 3.1 Jenis Tanah Berdasarkan Kadar Air
Jenis Tanah Kadar Air (%)
Pasir lepas 30,000
Pasir padat 16,000
Pasir berlanau yang lepas 25,000
Pasir berlanau yang padat 15,000
Lempung kaku 21,000
Lempung lembek 30,000 – 50,000
Tanah 25,000
Lempung organic lembek 90,000 – 120,000
Glacial till 10,000
Sumber: Braja M. Das Jilid I, 1995

3.2.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar air tanah (water content)
adalah sebagai berikut.
1. oven;
2. cawan;
3. timbangan dengan berbagai ketelitian;
a. timbangan dengan ketelitian : 0,01 (gram)
b. timbangan dengan ketelitian : 0,10 (gram)
c. timbangan dengan ketelitian : 1,00 (gram)
4. desikator.

82
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.1.4 Prosedur Percobaan


Prosedur yang harus dilakukan pada percobaan kadar air tanah adalah
sebagai berikut.
1. Menyiapkan benda uji dengan ketentuan Tabel 3.2 Kriteria Benda Uji
Percobaan Kadar Air Tanah.
Tabel 3.2 Benda Uji pada Percobaan Kadar Air Tanah
No. Nomor Lolos Saringan Berat Tanah (g)
1. 3/4" (19 mm) 2500,000
2. 3/8" (9,5 mm) 500,000
3. No.4 (4,75 mm) 100,000
2. Menempatkan benda uji dalam cawan yang bersih dan kering dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Memberi tanda pada cawan agar tidak tertukar.
b. Minimal terdapat 2 benda uji, sehingga kadar air dapat diambil rata-rata.
3. Menimbang cawan yang berisi benda uji.
4. Mengeringkan benda uji dengan cara:
a. Mengutamakan pengeringan dalam oven, yakni dengan membuka tutup
cawan dan kemudian cawan menempatkan dalam oven selama 24 jam
dengan suhu 110 ± 5 oC atau sampai berat tetap. Setelah itu mengatur
susunan benda uji di dalam oven sehingga pengeringan tidak terganggu,
serta membuka saluran udara agar pengeringan dapat berjalan sempurna.
b. Apabila tidak ada oven pengering, maka pengeringan dapat dilakukan
dengan cara:
1) Melakukan pengeringan di atas kompor atau membakar langsung
setelah disiram dengan spiritus untuk benda uji yang tidak
mengandung bahan organik atau bahan yang mudah terbakar.
Penimbangan dan pengeringan dilakukan berulang-ulang sehingga
setelah tiga kali penimbangan terakhir telah tercapai berat yang
tetap.

83
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2) Bagi benda uji yang mengandung bahan yang mudah terbakar, maka
tidak boleh dilakukan pengeringan dengan spiritus, tetapi harus
mengeringkannya dengan kompor pada suhu tidak lebih dari 60 °C.
5. Menutup cawan yang berisikan benda uji yang telah dikeringkan kemudian
mendinginkannya dalam desikator.
6. Menimbang dan mencatat berat benda uji dan cawan setelah dingin.

3.2.1.5 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan pada percobaan kadar air tanah (water
content) adalah sebagai berikut.
Berat cawan kosong = 61,400 gram
Berat cawan + tanah basah = 163,500 gram
Berat cawan + tanah kering = 138,000 gram
Berat air = (berat cawan + tanah basah) – (berat cawan
+tanah kering)
= 163,500 −138, 000
= 25,5000 gram
Berat tanah kering = (berat cawan + tanah kering) – berat cawan
= 138, 000 − 61, 400
= 76,600 gram
berat air
Kadar air =  100 %
berat tanah kering
25,500
= 100%
76, 6000
= 33,290 %

84
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.1.6 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan kadar air dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah
Kampus F7 Universitas Gunadarma, Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta
Timur. Sampel tanah yang digunakan diperoleh dari Lapangan Laboratorium
Teknik Sipil Universitas Gunadarma, Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta
Timur. Pemeriksaan kadar air dilakukan berdasarkan prosedur yang telah
ditetapkan pada Modul Praktikum Mekanika Tanah 2023, dengan mengacu pada
SNI 1965:2008 tentang Cara cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan
di laboratorium. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 3.3 Hasil
Pemeriksaan kadar air.

85
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran surat : Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Kadar Air Tanah Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal pemeriksaan : 25 April 2023

Tabel 3.3 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Tanah


Hasil
No. Parameter
1 2 3
1. Berat Cawan (g) 61,400 111,900 130,300
2. Berat Cawan + Tanah Basah (g) 163,500 613,400 2633,000
3. Berat Cawan + Tanah Kering (g) 138,000 524,600 2427,000
4. Berat Air (g) 25,500 88,800 206,000
5. Berat tanah kering (g) 76,600 412,700 2296,700
6. Kadar air (%) 33,290 21,517 8,969
Rata-rata (%) 21,259

86
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.1.7 Analisis dan Kesimpulan


Berdasarkan data dan hasil perhitungan kadar air rata-rata pada
pemeriksaan kadar air (water content) sebesar 21,259%, berdasarkan Tabel 3.1
tanah tersebut diklasifikasikan ke dalam tanah jenis lempung kaku 21%. Sifat-sifat
yang dimiliki tanah lempung adalah permeabilitas yang rendah, kenaikan air
kapiler yang sangat tinggi, bersifat sangat kohesi, kadar kembang susut yang
tinggi, dan proses konsolidasi yang lambat. Besarnya nilai kadar air tanah selain
untuk memperoleh klasifikasi dari tanah juga dapat mempengaruhi besarnya
tegangan air pori tanah dan parameter kuat geser dari tanah lempung. Semakin
tinggi nilai kadar air tanah, tanah tersebut akan semakin lunak dan lembab.
Sebaliknya semakin rendah kadar air tanah, akan semakin kering.

87
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.2 Kadar Air Speedy


3.2.2.1 Maksud
Pengujian kadar air speedy dimaksudkan untuk mengukur kadar air
benda uji secara tepat yang dipakai di lapangan ataupun di laboratorium.

3.2.2.2 Landasan Teori


Kadar air tanah adalah perbandingan berat air yang terkandung dalam
tanah dengan berat kering tanah tersebut. Metode pengujian Kadar Air Speedy
bertujuan sebagai acuan dalam pengujian untuk mengetahui kadar air tanah.
Kondisi normal di lapangan, sebagian pori-pori tanah terisi oleh air. Air yang
terkandung dalam tanah tersebut dapat dihitung kuantitasnya secara cepat dengan
cara mencampurnya dengan calsium carbide (Setyawan, 2014).
Kondisi normal dilapangan, sebagian pori-pori tanah terisi oleh air. Air
yang terkandung dalam tanah tersebut dapat dihitung kuantitas nya secara cepat
dengan cara mencampurnya dengan calcium carbide (Setyawan, 2014). Casium
carbide adalah sebuah senyawa kimia dengan rumus kimia CaC2, kandungan dari
CaC2 hanya sekitar 80−85% (sisanya adalah CaO, Ca3P2, CaS, Ca3N2, SiC, etc.).
Senyawa ini juga berbau menyengat karena adanya kandungan PH3, NH3, dan H2S.
(Pradyot 2003).
Calsium carbide sangat reaktif terhadap air, pertemuan keduanya akan
menghasilkan gas acetiline dimana volumenya akan bertambah dan menghasilkan
tekanan. Tekanan tersebut akan terbaca pada jarum penunjuk speedy gauge, dan
angka yang ditunjukkan adalah persentase kadar air terhadap berat basah. Besarnya
tekanan yang terjadi sebanding dengan jumlah air yang terkandung dalam tanah
(Setyawan,2014)

88
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada pemeriksaan kadar air speedy adalah
sebagai berikut.

1. speedy gauge; 6. cleaning brush; dan


2. speedy balance; 7. carrying case;
3. calcium carbide;
4. measuring spoon;
5. crushing ball;

3.2.2.4 Prosedur Pemeriksaan


Prosedur pemeriksaan yang dilakukan pada pemeriksaan kadar air
speedy adalah sebagai berikut.
1. Membersihkan tabung, membuka tutup tabung, dan membersihkan bagian
dalam tabung dengan menggunakan sikat. Menghilangkan sisa-sisa benda
uji yang tertinggal.
2. Menyiapkan benda uji. Menghaluskan terlebih dahulu benda yang akan
diuji. Menggiling benda uji terlebih dahulu untuk pemeriksaan bara atau
mineral. Pemeriksaan agregat atau minyak halus dan lain-lain tidak
diperlukan pengolahan.
3. Melakukan penimbangan. Menarik timbangan ke atas, mengatur posisi
timbangan agar berada dalam keadaan datar. Memasukkan benda uji ke
dalamcawan timbangan sampai kedua garis merah berimpit.
4. Memasukkan benda uji ke dalam tabung. Memasukkan calcium carbide ke
dalam tabung. Memasukkan dua buah bola baja (crushing ball) ke dalam
tabung tekanan yang sudah diisi calcium carbide.
5. Memasukkan penutup ke dalam tabung tekanan dan merapatkannya dengan
mengencangkan klem dengan posisi tabung tekanan hampir rata.

89
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

6. Menjaga agar calcium carbide yang masuk tidak kontak dulu dengan
tanah sampai tabung benar-benar tertutup rapat.
7. Mengangkat alat speedy ke posisi tegak, sehingga tanah yang berada di
dalam penutup akan masuk ke dalam tabung tekanan. Mengocok alat
speedy dalam posisi datar agar semua gumpalan hancur sehingga calcium
carbide dapat bereaksi dengan air bebas yang ada.
8. Mengocok alat speedy dengan gerakan memutar ke depan, sehingga bola-
bola baja atau agregat tidak merusak alat baca tekan atau tidak
menyebabkan partikel-partikel tanah menempel pada sekat di belakang
alat baca tekan.

3.2.2.5 Perhitungan
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan kadar air speedy
terhadap berat kering sebagai berikut.
1. Menggambar dalam bentuk grafik hubungan kadar air asli dengan
kadarair speedy yang diperoleh berdasarkan pada Tabel 3.4.
2. Menentukan nilai kadar air benda uji tersebut berdasarkan hasil plot
kadar air speedy yang diperoleh.

90
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.3 Berat Isi Tanah (Density Test)


3.2.3.1 Maksud
Pemeriksaan berat isi tanah dilakukan untuk mengetahui nilai berat isi,
angka pori, dan derajat kejenuhan suatu sampel tanah.

3.2.3.2 Landasan Teori


Berat isi tanah adalah berat suatu volume tanah dalam keadaan utuh,
dinyatakan dalam g/cm3. Berat isi tanah adalah salah satu sifat fisik tanah yang
sering ditetapkan, karena berkaitan dengan sifat-sifat fisik tanah, seperti retensi
air,ruang pori total, dan kadar air tanah. Faktor yang dapat mempengaruhi berat isi
tanah ialah besarnya ruang pori atau porositas tanah, semakin besar porositas tanah
dan jumlah ruang porinya maka berat isinya akan semakin kecil (Zahar, 2013).
Berat isi tanah merupakan petunjuk kepadatan tanah, makin padat suatu
tanah makin tinggi pula berat isinya. Kerapatan isi tanah dapat dinyatakan dalam
bobot isi tanah kering dan bobot isi tanah basah. Bobot isi tanah basah adalah massa
tanah total per unit volume, sedangkan bobot isi tanah kering adalah rasio antara
massa tanah kering oven dengan volume total. Tanah berpasir dan lempung berpasir
umumnya mempunyai nilai berat isi berkisar antara 1,200 – 1,800 g/cm3 tanah,
yang lebih halus antara 1,000 – 1,600 g/cm3 (Wahab, 2011).
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air yang
berkaitan dengan kepadatan tanah. Tanah yang padat akan sulituntuk menyerap air,
karena porositas tanah semakin kecil. Tanah yang mudah menyerap air merupakan
tanah yang memiliki porositas yang besar. Nilai porositas tanah yang terlalu tinggi
juga tidak baik karena air langsung turun ke lapisan berikutnya. Nilai porositas
rendah memiliki volume pori-pori yang kecil dan volume material padat yang
besar karena tanahnya yang cenderung padat, maka berat isi tanahnya juga akan
semakin tinggi. Berat isi tanah merupakan massa jenis tanah dalam kondisi kering
yang diukur dalam satuan kg/m³. Semakin tinggi berat isi tanah, maka semakin
padat pula tanah tersebut karena ketersediaan udara dan air dalam tanah menjadi
terbatas (James, 2014).

91
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan berat isi tanah adalah sebagai
berikut.
1. ring berat isi; 6. cawan; dan
2. jangka sorong; 7. pisau pemotong.
3. timbangan;
4. oven;
5. desicator;

(1) (2) (3)

(4) (5) (6)

(7)

Gambar 3.2 Peralatan Pemeriksaan Berat Isi Tanah

92
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.3.4 Prosedur Percobaan


Prosedur yang harus dilakukan pada percobaan berat isi tanah adalah
sebagai berikut.
1. Membersihkan ring berat isi yang akan dipakai.
2. Mengukur diameter dalam dan tinggi ring berat isi dengan jangka sorong,
kemudian menghitung volumenya.
3. Menimbang ring berat isi lalu memasukkan sampel tanah ke dalam ring
langsung dari tabung sampel dengan menggunakan extruder.
4. Meratakan permukaan tanah di kedua ujung ring dengan pisau pemotong.
5. Membersihkan bagian luar ring, kemudian menimbang kembali ring
berikut tanah.
6. Memasukkan ring yang berisi sampel tanah ke dalam oven dengan suhu ±110
°C selama 24 jam.
7. Memasukkan ke dalam desicator sampai dingin, lalu menimbang kembali.

3.2.3.1 Perhitungan
Perhitungan yang dilakukan pada percobaan berat isi tanah (density test)
sampel 1 adalah sebagai berikut.

Diameter ring = 5,961 m


Tebal ring = 2,054 m
Berat ring = 69,110 g
Berat jenis = 2,485
Berat ring + Tanah basah = 166,200 g
Berat ring + Tanah kering = 131,890 g
1
Volume ring =    d2  t
4

1
=   5,9612  2, 054
4

= 57,294 m³

93
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

1
Faktor K =
(1000  V )
1
=
(1000  57, 294)

= 0,0573 kg/g.m³

Berat air = (berat ring + tanah basah) ‒ (berat ring + tanah

kering)

= 166,200 ‒ 131,890

= 34,310 g

Berat tanah kering = (berat ring + tanah kering ) − berat ring

= 131,890 ‒ 69,110

= 62,780 g

berat air
Kadar air =  100%
berat tanah kering

34,310
= 100%
62, 780

= 54,651%

Berat tanah basah = (berat ring + tanah basah ) − berat ring

= 166,200 ‒ 69,110

= 97,090 g

K  berat tanah basah


Berat isi kering =
 kadar air 
1+  
 100 

94
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

0, 0573  97, 090


=
 54, 651 
1+  
 100 

= 3,597 kg/m³

Berat jenis = 2,485 ()

berat tanah kering


Volume tanah kering =
berat jenis

62, 780
=
2, 485

= 25,261 cm³

Isi pori = volume ring − volume tanah kering

= 57,294 ‒ 25,261

= 32,033 cm³

berat air
Derajat kejenuhan =  100%
isi pori

34,310
= 100%
32, 033

= 107,109 %

isi pori
Porositas =  100%
volume ring

32, 033
= 100%
57, 294

= 55,910 %

95
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.3.2 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan berat isi tanah dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah
Kampus F7 Universitas Gunadarma, Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta
Timur. Sampel tanah yang digunakan diperoleh dari Lapangan Laboratorium
Teknik Sipil Universitas Gunadarma, Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta
Timur. Pemeriksaan berat isi tanah dilakukan berdasarkan prosedur yang telah
ditetapkan pada Modul Praktikum Mekanika Tanah 2023, dengan mengacu pada
SNI 03:3637:1994 tentang Cara Uji Berat Isi Tanah Berbutir Halus. Hasil
pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 3.

96
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan,Ciracas,JakartaTimur

Lampiran Surat : Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Berat isi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 24 Maret 2023

Tabel 3.x Hasil Pemeriksaan Berat Isi Tanah

Hasil
Parameter Rata-rata
1 2
Diameter ring (m) 5,961 5,940 5,951
Tebal ring (m) 2,054 2,010 2,032
Volume ring (m3) 57,294 55,673 56,483
Faktor K (kg/g.m3) 0,0573 0,056 0,056
Berat ring (g) 69,110 75,500 72,305
Berat ring + tanah basah (g) 166,200 183,120 174,660
Berat ring + tanah kering (g) 131,890 147,740 139,815
Berat air (g) 34,310 35,380 34,845
Berat tanah kering (g) 62,780 72,240 67,510
Kadar air (%) 54,651 48,976 51,813
Berat tanah basah (g) 97,090 107,620 102,355
Berat isi kering (kg/m3) 3,597 4,022 3,809
Berat jenis 2,485 2,743 2,614
3
Volume tanah kering (cm ) 25,261 26,336 25,799
Isi pori (cm3) 32,033 29,337 30,685
Derajat kejenuhan (%) 107,109 120,600 113,854
Porositas (%) 55,910 52,695 54,302

97
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.3.3 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil perhitungan berat isi tanah pada Tabel 3.x
didapatkan nilai berat isi kering sebesar 3,597 kg/m³, isi pori sebesar 32,033 cm³,
derajat kejenuhan sebesar 107,109 %, dan porositas sebesar 55,910 %. Derajat
kejenuhan sebagai persentase seberapa jenuh tanah dari ruang pori yang
mengandung air di dalam tanah tersebut. Kondisi tanah pada hasil persentase
porositas yang didapat termasuk ke dalam kondisi tanah istimewa dengan hasil
porositas >55,910 %.

98
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

You might also like