You are on page 1of 10

ANALISIS AUDIT OPERASIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN

EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN EKONOMISASI BAGIAN PRODUKSI


(Studi pada PT. Semen Gresik (Persero))

Roslia Ardiani Hijayati


Moch. Dzulkirom AR
Achmad Husaini
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: rosliaardiani@gmail.com

Abstrak
Perusahaan manufaktur memiliki kegiatan produksi yang kompleks, sehingga membutuhkan alat yang
mampu mengukur seberapa baik penggunaan sumber daya yang dimiliki untuk mengelola manajemen agar
mencapai tujuan yang ditentukan. Audit operasional merupakan penelaahan atas prosedur dan metode
operasi perusahaan untuk menentukan tingkat efisiensi dan efektivitasnya. Penelitian ini dilakukan di PT.
Semen Gresik (Persero) yang merupakan salah satu pabrik semen terbesar di Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui penerapan audit operasional pada bagian produksi PT. Semen Gresik (Persero)
dan menilai kinerja bagian produksi ditinjau dari konsep Efisieni, Efektivitas, dan Ekonomisasi (3E).
Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus dalam penelitian
ini adalah stuktur organisasi, kegiatan produksi, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), laporan
produksi, kriteria efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit
operasional di PT. Semen Gresik (Persero) dilakukan oleh auditor internal, independen, dan pemerintah.
Hasil analisis data selama tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa efisiensi paling baik dilakukan pada tenaga
kerja dan idle capacity. Efektivitas paling baik dilakukan pada tahun 2013, dan ekonomisasi paling baik
dilakukan pada tahun 2011.

Kata Kunci : Audit Operasional, Efisiensi, Efektivitas, Ekonomisasi

Abstract
Manufacturing companies have complex production activities, thus need a tool that able to measure how
well the use of it’s resources for the management in order to achieve the objective set. Operational audit is a
review of the procedures and operation methods of companies to determine the level of efficiency and
effectiveness. This research conducted at PT. Semen Gresik (Persero) which is one of the biggest cement
plant in Indonesia. The purpose of this research was to know the implementation of operational audit on
production department at PT. Semen Gresik (Persero), and to evaluate the performance of production
department based on efficiency, effectiveness, and economization concept. Method used in this research is a
descriptive research with qualitative approach. The focus of this research are organization’s structure,
production activities, work plan and companies budget, production report, criteria of efficiency,
effectiveness, and economization. Result of this research shown that the operational audit at PT. Semen
Gresik (Persero) conducted by internal auditor, independent auditor, and government auditor. Data
analysis during 2011-2013 shown that efficiency best done on direct labor and idle capacity. Effectiveness
best done on 2013, and economization best done on 2011.

Keywords : Operational Audit, Efficiency, Effectiveness, Economization

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 1 Juli 2014| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1. PENDAHULUAN dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.
Pada dasarnya perusahaan pasti telah Ekonomis merupakan penggunaan dana
menentukan tujuan yang akan dicapai, baik itu seminimal mungkin dalam mendapatkan atau
tujuan jangka pendek atau tujuan jangka panjang, menghasilkan input atau output tersebut. Salah
seperti mempertahankan kelangsungan hidup satu bagian yang memerlukan pemeriksaan
perusahaan. Pihak manajemen perusahaan dituntut terhadap kegiatan operasionalnya adalah bagian
untuk lebih bertanggung jawab agar cepat tanggap produksi.
dalam menghadapi permasalahan yang nantinya Audit operasional dapat dilaksanakan oleh
akan menghambat kegiatan operasional berbagai macam perusahaan manufaktur. Dalam
perusahaan. Perusahaan harus memiliki alat yang menjalankan kegiatan operasionalnya, industri ini
mampu mengukur seberapa baik penggunaan tidak terlepas dari proses produksi karena bagian
sumber daya yang dimilikinya untuk mengelola produksi merupakan faktor penentu keberhasilan
manajemen agar dapat mencapai tujuan yang telah perusahaan. Salah satu perusahaan manufaktur
ditetapkan. Alat yang dimaksud adalah yang dapat melaksanakan audit operasional adalah
pemeriksaan atau audit. industri semen.
Audit yang dilakukan oleh setiap perusahaan
tidak hanya terpaku pada audit keuangan, tetapi Tabel 1. Konsumsi Semen Domestik Triwulan I
juga pada penilaian sistematis dan obyektif yang 2009-2013
berorientasi pada tujuan untuk memperoleh Tahun Konsumsi Domestik (000 ton)
keyakinan tentang keefektifan, keefisienan, dan 2009 8.100
keekonomisan atas kegiatan operasional 2010 9.800
perusahaan. Audit yang dimaksud dalam hal ini
2011 10.200
adalah audit operasional.
Audit operasional merupakan penelaahan atas 2012 12.200
prosedur dan metode operasi entitas untuk 2013 13.800
menentukan tingkat efisiensi dan efektivitasnya Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (asi.or.id)
(Guy, 2003:419). Jika didasarkan pada pengertian
tersebut pada hakikatnya audit operasional Meningtkatnya konsumsi semen domestik
memiliki tujuan utama yaitu mengevaluasi seperti yang ditunjukkan pada tabel 1
efektivitas dan efisiensi dari suatu perusahaan. mengakibatkan PT. Semen Gresik (Persero)
Audit operasional juga digunakan untuk meningkatkan volume produksinya. Berdasarkan
mengevaluasi aspek ekonomis yang hasilnya nanti survey pendahuluan PT. Semen Gresik (Persero)
dapat dijadikan sebagai pertimbangan jangka mengalami penurunan produktivitas pada tahun
panjang untuk mengetahui apakah manfaat 2012.
kebijakan atau prosedur lebih besar dari biaya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
yang dikeluarkan. penerapan audit operasional pada bagian produksi
Pada umumnya di dalam perusahaan terdapat PT. Semen Gresik (Persero) dan menilai kinerja
beberapa departemen atau bagian yang menunjang bagian produksi ditinjau dari konsep efisiensi,
jalannya kegiatan operasional perusahaan, yaitu efektivitas, dan ekonomisasi.
bagian produksi, bagian keuangan, bagian
pemasaran, dan bagian personalia. Seluruh 2. KAJIAN PUSTAKA
departemen yang ada di dalam perusahaan 2.1 Auditing
memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, Auditing adalah pengumpulan serta
sehingga diperlukan suatu acuan agar kegiatannya pengevaluasian bukti-bukti atas informasi
dapat berjalan dengan optimal. Acuan yang untuk menentukan dan melaporkan tingkat
dimaksud adalah efisiensi, efektivitas, dan kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-
ekonomisasi (3E). kriteria yang telah ditetapkan (Arens, Elder,
Kesuksesan suatu perusahaan bergantung dan Beasley, 2008:15).
pada strategi yang baik dan sesuai dengan konsep Pengauditan juga dapat diartikan sebagai
efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi (3E). suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan
Efisiensi merupakan jumlah perbandingan antara mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan
apa yang dihasilkan (output) dengan apa yang asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-
digunakan (input). Efektivitas merupakan kejadian ekonomi secara objektif untuk
hubungan antara apa yang dihasilkan (output) menentukan tingkat kesesuaian antara asersi

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 1 Juli 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dilaporkan dalam bentuk tertulis, didiskusikan
dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak- secara lisan, atau tidak keduanya.
pihak yang berkepentingan (Sunarto, 2003:16). 2.5 Prosedur Audit Operasional
2.2 Audit Operasional Penyelidikan khusus yang dilakukan,
Audit operasional diartikan sebagai suatu data yang diuji dan teknik yang diterapkan
penilaian dari organisasi manajerial dan akan bervariasi, tergantung pada organisasi
efisiensi dari suatu perusahaan, departemen, yang akan diaudit (Tunggal, 2003:15). Adapun
atau setiap entitas dan subentitas yang dapat tahapan dari audit operasional secara garis
diaudit (Tunggal, 2003:10). besar yaitu :
Audit operasional atau management audit a. Usulan dan pengenalan
juga dapat diartikan sebagai suatu pemeriksaan Dalam tahap ini, auditor mengenali tujuan
terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, organisasi secara keseluruhan, agar dapat
termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan menilai tiap aktivitas, unit atau fungsi dalam
operasional yang telah ditentukan oleh organisasi.
manajemen, untuk megetahui apakah kegiatan b. Survey pendahuluan
operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, Dalam tahap ini, auditor melakukan
efisien, dan ekonomis (Agoes, 2004:175) penilaian pendahuluan atas aktivitas yang
2.3 Elemen Audit Operasional akan diuji.
Tujuan pemeriksaan (audit objective) c. Pengujian detil
dalam audit operasional mencakup tiga elemen Selama tahap ini, auditor mengidentifikasi
(Agoes, 2004:180). Ketiga elemen tersebut area yang akan menjadi perhatian
masing-masing: manajemen.
2.3.1 Kriteria (Criteria) d. Mengembangkan dan menelaah temuan
Kriteria (criteria) merupakan standar audit
yan harus dipenuhi oleh setiap bagian Dalam menilai kinerja operasional, hal
perusahaan. Standar bisa berupa utama yang diperlukan adalah mendefinisi
kebijakan yang telah ditetapkan standar operasional atau kriteria penilaian
manajemen, kebijakan perusahaan (operational standards or criteria for
sejenis, atau kebijakan industri, dan appraisal),
peraturan pemerintah. e. Pelaporan
2.3.2 Sebab (Causes) Laporan pemeriksaan manajemen
Sebab (causes) adalah tindakan- merupakan alat yang formal untuk
tindakan yang dilakukan manajemen memberitahukan manajemen puncak tentang
atau pegawai perusahaan, termasuk temuan auditor yang signifikan serta
tindakan-tindakan yang seharusnya rekomendasinya.
dilakukan untuk memenuhi criteria f. Tindak Lanjut
tetapi tidak dilakukan oleh manajemen Tindak lanjut setelah audit dilakukan untuk
atau pegawai perusahaan. Dengan kata memastikan bahwa rekomendasi yang
lain, causes adalah tindakan-tindakan dimasukkan dalam laporan audit benar-
yang menyimpang dari standar yang benar telah dilaksanakan
berlaku. 2.6 Efisiensi, Efektivitas, dan Ekonomisasi
2.3.3 Akibat (Effects) 2.6.1 Efisiensi
Akibat (effects) adalah akibat dari Efisiensi diartikan sebagai rasio output
tindakan-tindakan yang menyimpang dan input, seberapa besar output yang
dari standar berlaku. dihasilkan dengan menggunakan sejumlah
2.4 Temuan Audit input yang dimiliki perusahaan (Bayangkara,
Bentuk temuan mengkonsolidasikan 2008:13). Analisis yang digunakan untuk
semua informasi penting yang berkaitan menilai efisiensi bagian produksi dapat
dengan suatu masalah audit tertentu, seperti dilakukan dengan mengukur produktivitas
pengendalian yang tidak berfungsi, salah saji bahan baku, tenaga kerja, dan kapasitas mesin
potensial dalam laporan keuangan, atau adanya menganggur.
ketidakefisienan yang menonjol. Bentuk Pengukuran Produktivitas Bahan Baku (PB)
temuan (finding form) akan memutuskan
apakah masalah masalah tersebut harus

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 1 Juli 2014| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
manusia (Sukmadinata, 2006:72). Jenis penelitian
ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif melalui wawancara, observasi, dan
(Tunggal, 2003:165)
dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah
Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja (PTK) usulan dan pengenalan, survai pedahuluan,
pengujian detil, pengembangan dan penelaahan
temuan audit, pelaporan, dan tindak lanjut.

(Tunggal, 2003:165) 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Usulan dan Pengenalan
Pengukuran Kapasitas Menganggur (Idle PT. Semen Gresik (Persero) adalah salah
Capacity) satu entitas anak dari PT. Semen Indonesia
(Persero), Tbk. yang merupakan perusahaan
semen terbesar di Indonesia. PT. Semen Gresik
(Persero) memproduksi semen sebagai produk
utama perusahaan. Produk semen tersebut
dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai
(Tunggal, 2003:162) dengan kegunaannya, yaitu Semen Portland
Tipe I, Semen Portland Tipe II, Semen
2.6.2 Efektivitas Portland Tipe III, Semen Portland Tipe V,
Efektivitas diartikan sebagai ukuran Special Blended Cement (SBC), Portland
berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai Pozzolan Cement (PPC), Portland Composite
tujuannya (Mardiasmo, 2002:134). Analisis Cement (PCC), Super Masonry Cement
yang digunakan untuk menilai efektvitas (SMC), dan Oil Well Cement (OWC) Class G
adalah pencapaian target (achievement rate). HRC.
Pengukuran Achievement Rate (AR) Struktur organisasi PT. Semen Gresik
menggunakan rumus: (Persero) dibagi menjadi 6 Direksi yaitu,
Pemasaran, Produksi, SDM, PUSB, Litbang
dan Operasional, dan Keuangan, selain keenam
direksi tersebut terdapat juga Sekretaris
(Tunggal, 2003:162) Perusahaan, Internal Audit, Tim OOTC, dan
Departemen PSLK.
2.6.3 Ekonomisasi 4.2 Survey Pendahuluan
Ekonomisasi adalah cara penggunaan 4.2.1 Analisis Terhadap Internal
sumber daya (masukan) secara hati-hati dan Audit
bijak agar diperoleh biaya yang paling murah Kegiatan operasional PT. Semen
tanpa merusak mutu (Agoes, 2004:182). Gresik (Persero) diawasi oleh Unit Internal
Pengukuran tingkat ekonomisasi dapat Audit yang merupakan satuan pengawasan
menggunakan rumus: internal perseroan yang bertugas
melakukan evaluasi efektivitas
pengendalian internal secara obyektif dan
memberikan konsultasi atas pelaksanaan
(Mardiasmo, 2002) kegiatan usahanya.
Dalam melaksanakan tugasnya,
3. METODE auditor internal mengacu pada Piagam
Internal Audit (Audit Charter) yang telah
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian disahkan oleh Direktur Utama dan
ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan disetujui oleh Komisaris Independen
kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan suatu selaku Ketua Komite Audit.
bentuk penelitian yang ditujukan untuk Unit Internal Audit dipimpin oleh
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, seorang Kepala Internal Audit yang
bertanggung jawab kepada Direktur
baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan
Utama. PT. Semen Gresik (Persero)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 1 Juli 2014| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
memiliki anggota auditor internal
sebanyak 22 orang yang terdiri dari
seorang Kepala Internal Audit, 4 orang
Biro Audit dan setingkat Biro, dan 17
orang staf Internal Audit.
Selama tahun 2011-2013, PT. Semen
Gresik (Persero) selalu melakukan
aktivitas audit berdasarkan Advanced Risk
Based Audit yang meliputi audit
operasional dan audit khusus.
4.2.2 Analisis Terhadap
Pengendalian Intern Produksi
Analisis terhadap pengendalian intern
produksi mencakup perencanaan dan
pengendalian produksi, tenaga kerja, bahan Aktual Produktivitas
baku, overhead pabrik, fasilitas produksi,
dan penetapan kapasitas mesin produksi.
4.3 Pengujian Detil
4.3.1 Analisis untuk Menilai
Efisiensi Bagian Produksi
Analisis untuk menilai efisiensi bagian
produksi dapat dilakukan dengan
mengukur produktivitas bahan baku,
produktivitas tenaga kerja, seta
pengukuran kapasitas menganggur (idle
capacity).
a) Pengukuran Terhadap
Produktivitas Bahan Baku
Target Produktivitas

c) Pengukuran Terhadap
Kapasitas Menganggur (Idle Capacity)
Aktual Produktivitas

b) Pengukuran Terhadap
Produktivitas Tenaga Kerja
Target Produktivitas

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 1 Juli 2014| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
4.3.2 Analisis untuk Menilai Efektivitas produktivitas bahan baku lebih tinggi dari
Bagian Produksi target produktivitas yang telah
ditetapkan oleh perusahaan, maka dapat
Achievement Rate (AR) dikatakan bahwa bagian produksi telah
memanfaatkan sumber daya (bahan baku)
secara efisien.
2) Sebab
Jika melihat hasil perbandingan antara
persentase target produktivitas bahan
baku dan persentase realisasi
produktivitas bahan baku akan terdapat
4.3.3 Analisis untuk Menilai Ekonomisasi selisih. Nilai selisih inilah yang
Bagian Produksi digunakan menjadi ukuran apakah bagian
produksi PT. Semen Gresik (Persero)
Ekonomisasi
telah menggunakan bahan baku yang
dimiliki secara efisien.

Tabel 3. Target dan Realisasi Produktivitas Bahan


Baku Tahun 2011-2013
Target Realisasi Selisih
Tahun Keterangan
(T) (R) (R-T)
Belum
2011 95,65 % 93,38 % -2,27 %
Produktif
Belum
4.4 Pengembangan dan Penelaahan 2012 82,70 % 74,07 % -8,63 %
Produktif
Temuan Audit Belum
2013 93,69 % 93,19 % -0,50 %
Analisis kriteria (criteria), sebab Produktif
(causes), dan akibat (effect) terhadap temuan Sumber : data diolah.
audit selama kegiatan produksi berlangsung.
4.4.1 Analisis untuk Menilai Efisiensi Berdasarkan hasil perhitungan tersebut,
Bagian Produksi dapat disimpulkan bahwa produktivitas
a) Analisis terhadap Produktivitas Bahan terhadap bahan baku selama tahun 2011-
Baku 2013 belum efisien, hal tersebut
Hasil pengujian detil terhadap diakibatkan oleh kurang matangnya
produktivitas bahan baku pada tahun 2011- perencanaan dan pengendalian terhadap
2013 dapat dilihat pada tabel berikut. bahan baku.
3) Akibat
Tabel 2. Tingkat Produktivitas Bahan Baku Tahun Realisasi produksi selama tahun 2011-
2011-2013 2013 tidak sesuai dengan target produksi
Tahun Produktivitas Bahan Baku
yang telah dianggarkan pada tahun
2011 93,38% tersebut, hal ini menunjukkan bahwa
2012 74,07% bagian produksi perusahaan masih belum
2013 93,19% mampu mengelola bahan baku yang
dimiliki secara efisien.
b) Analisis terhadap Produktivitas
Sumber : data diolah. Tenaga Kerja
Pemaparan kriteria, sebab, dan akibat Hasil pengujian detil terhadap
dari analisis terhadap efisiensi dan produktivitas tenaga kerja pada tahun 2011-
produktivitas bahan baku adalah sebagai 2013 dapat dilihat pada tabel 4.
berikut : Pemaparan kriteria, sebab, dan akibat
1) Kriteria dari analisis terhadap produktivitas tenaga
Penggunaan bahan baku oleh PT. Semen kerja dapat dilihat pada halaman berikutnya.
Gresik (Persero) untuk memproduksi
semen harus tepat kuantitas, tepat mutu,
dan tepat waktu. Jika realisasi tingkat

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 1 Juli 2014| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
per tahun. Penggunaan mesin produksi
Tabel 4. Target dan Realisasi Produktivitas Tenaga berdasarkan kapasitas tersebut harus
Kerja (PTK) Tahun 2011-2013 dilakukan seoptimal mungkin, sehingga
Tahun Target PTK Realisasi PTK idle capacity pada bagian produksi tidak
2011 251,02% 257,46% terjadi.
2012 278,84% 291,62% 2) Sebab
2013 391,47% 424,76% Efisiensi penggunaan mesin produksi jika
Sumber : data diolah. didasarkan pada perhitungan sebelumnya
diketahui mengalami penurunan pada
1) Kriteria tahun 2012. Tingginya persentase idle
Dari hasil perhitungan di atas, tingkat capacity disebabkan oleh rendahnya
persentase produktivitas tenaga kerja kuantitas bahan baku yang digunakan
langsung yang paling tinggi, jika dibandingkan kapasitas mesin yang
menunjukkan tingkat efisiensi yang sudah ditetapkan. Kuantitas bahan baku
semakin baik dalam penggunaan tenaga yang ditetapkan pada tahun 2012 hanya
kerja langsung. sebesar 10.846.000 ton, sementara
2) Sebab kapasitas produksi mesin adalah
Perhitungan terhadap persentase 13.800.000 ton.
Produktivitas Tenaga Kerja (PTK) di 3) Akibat
atas, menunjukkan bahwa persentase Efisiensi terendah yang terjadi pada
realisasi maupun target PTK mengalami tahun 2012 mengakibatkan tidak
kenaikan di setiap tahunnya. Kenaikan optimalnya hasil produksi perusahaan.
persentase PTK setiap tahunnya telah Semakin tinggi idle capacity berarti
memenuhi target yang sudah ditetapkan. semakin tinggi juga biaya yang terbuang,
3) Akibat sehingga kesempatan perusahaan untuk
Kenaikan persentase produktivitas tenaga memperoleh laba akan hilang.
kerja pada tahun 2011-2013 4.4.2 Analisis untuk Menilai Efektivitas
menunjukkan bahwa bagian produksi PT. Bagian Produksi
Semen Gresik (Persero) telah Hasil pengujian detil terhadap
memanfaatkan sumber daya tenaga kerja efektivitas bagian produksi PT. Semen
secara efisien. Gresik (Persero) yang diukur menggunakan
c) Analisis terhadap Kapasitas Achievement Rate (AR) pada tahun 2011-
Menganggur (Idle Capacity) 2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Hasil pengujian detil terhadap kapasitas
menganggur (idle capacity) pada tahun Tabel 6. Tingkat Achievement Rate (AR) Tahun
2011-2013 dapat dilihat pada tabel berikut 2011-2013
ini: Tahun Achievement Rate
2011 99,84%
Tabel 5. Loading dan Idle Capacity Tahun 2011- 2012 87,70%
2013 2013 104,18%
Tahun Loading Idle Capacity Sumber : data diolah.
2011 99,76% 1 - 99,76% = 0,24%
2012 89,62% 1 - 89,62% = 10,38% Pemaparan kriteria, sebab, dan akibat
2013 98,39% 1 - 98,39% = 1,61% dari analisis terhadap efektivitas bagian
Sumber : data diolah. produksi adalah sebagai berikut:
1) Kriteria
Pemaparan kriteria, sebab, dan akibat Bagian produksi dinilai efektif, jika hasil
dari analisis terhadap kapasitas menganggur yang dicapai memenuhi target yang
adalah sebagai berikut : ditetapkan sebelumnya. Hasil
1) Kriteria perhitungan Achievement Rate (AR)
Kriteria kapasitas mesin yang ditetapkan digunakan sebagai tolok ukur efektivitas
oleh PT. Semen Gresik (Persero) tahun bagian produksi, jika hasil perhitungan
2011-2013, masing-masing, 9.450.000 AR sama dengan atau lebih dari 100%
ton, 13.800.000 ton, dan 14.400.000 ton maka aktivitas produksi yang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 1 Juli 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dilaksanakan oleh perusahaan telah 4.5 Pelaporan
efektif. 4.5.1 Temuan
2) Sebab a) Analisis Struktur Organisasi
Pada tahun 2011 dan 2012 bagian Pelaksanaan kegiatan operasional di
produksi dinilai belum efektif karena PT. Semen Gresik (Persero) dipimpin oleh
persentase AR kurang dari 100% yaitu direktur utama dan dibantu oleh beberapa
masing-masing 99,84% dan 87,70%., hal direktur di setiap departemen. Dalam
ini terjadi karena realisasi produksi pada menjalankan kegiatan operasional, PT.
tahun tersebut lebih rendah dari target Semen Gresik (Persero) melaksanakan
produksinya. pemeriksaan (audit), selain diawasi oleh
3) Akibat auditor internal dan eksternal, perusahaan
Realisasi produksi pada tahun 2011 dan juga memiliki unit fungsional (embedded
2012 yang lebih rendah dari target internal control) yang dikembangkan
produksinya, menyebabkan kinerja dengan sistem Control Self Assessment
bagian produksi perusahaan pada tahun (CSA) yang berfungsi untuk melakukan
tersebut juga menurun. pengawasan dan pengendalian.
4.4.3 Analisis untuk Menilai Ekonomisasi b) Analisis Perencanaan dan Pengendalian
Bagian Produksi Produksi
Hasil pengujian detil terhadap 1) Bahan Baku
ekonomisasi pada bagian produksi PT. Perencanaan dan pengendalian bahan
Semen Gresik (Persero) tahun 2011-2013 baku di PT. Semen Gresik (Persero)
dapat dilihat pada tabel berikut ini: belum dilakukan dengan baik, karena
masih terjadi keterlambatan
Tabel 7. Tingkat Ekonomisasi Tahun 2011-2013 pengadaan bahan baku produksi
Tahun Ekonomisasi yang digunakan untuk kegiatan
2011 97,39% produksi.
2012 110,13% 2) Tenaga Kerja
2013 113,18% Perencanaan dan pengendalian
Sumber : data diolah. terhadap tenaga kerja yang dilakukan
oleh PT. Semen Gresik (Persero)
Pemaparan kriteria, sebab, dan akibat sudah cukup baik. Proses rekrutmen
dari analisis terhadap ekonomisasi bagian dilakukan secara berkala, sesuai
produksi adalah sebagai berikut: dengan kebutuhan tenaga kerja
1) Kriteria perusahaan.
Hasil perhitungan Product Value 3) Perencanaan dan Pengendalian Biaya
Economic (PVE) yang semakin kecil atau (Overhead)
mendekati 0, menggambarkan semakin Perencanaan biaya pabrikasi
ekonomis pula kinerja bagian produksi. (overhead) dilakukan oleh pihak-
2) Sebab pihak yang terkait dengan
Penurunan tingkat ekonomisasi pelaksanaan kegiatan produksi
disebabkan oleh biaya yang digunakan perusahaan di bawah tanggung jawab
untuk mendapatkan kebutuhan Kepala Bagian Produksi yang
operasional serta kebutuhan operasional kemudian dilaporkan kepada Bagian
itu sendiri semakin meningkat. Keuangan.
3) Akibat 4) Penetapan Kapasitas Mesin
Persentase Product Value Economic Penetapan kapasitas mesin produksi
(PVE) yang semakin tinggi berakibat PT. Semen Gresik (Persero) telah
pada semakin besarnya biaya yang harus dilakukan dengan cukup baik.
dikeluarkan untuk kebutuhan pabrikasi 5) Pengendalian Peralatan dan Fasilitas
(overhead). Tingginya biaya overhead Produksi
secara otomatis berakibat pada beban Pengendalian terhadap peralatan dan
perusahaan, yang kemudian akan fasilitas produksi dinilai sudah baik,
berpengaruh pada laba perusahaan. karena perusahaan melakukan
perawatan mesin dengan baik.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 1 Juli 2014| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
b) Perencanaan dan pengendalian terhadap
c) Analisis Efisiensi Bagian Produksi biaya pabrikasi (overhead) sebaiknya
1) Tingkat Efisiensi Bahan Baku dilakukan dengan matang. Jika
Penggunaan bahan baku untuk diperlukan, lakukan analisis mendalam
kegiatan produksi selama tahun mengenai realisasi dan target biaya
2011-2013 dinilai belum efisien, overhead tahun sebelumnya sehingga
karena persentase realisasi penggunaan biaya overhead pada tahun
produktivitas pada tahun tersebut target dapat dioptimalkan.
bernilai lebih kecil dari target yang c) Penggunaan kapasitas mesin hendaknya
sudah ditetapkan. dioptimalkan untuk menghindari idle
2) Tingkat Efisiensi Tenaga Kerja capacity yang tinggi, sehingga biaya
Penggunaan tenaga kerja pada tahun yang telah digunakan untuk pengadaan
2011-2013 dinilai sudah efisien kapasitas mesin dapat berpotensi
karena memiliki realisasi persentase menjadi laba untuk perusahaan.
PTK yang terus meningkat dan 4.6 Tindak Lanjut
selalu lebih tinggi dari target a) PT. Semen Gresik (Persero) memberikan
persentase PTK yang telah sanksi kepada tenaga kerja yang
ditetapkan. kelalaiannya mengakibatkan kedatangan
3) Tingkat Efisiensi Kapasitas Mesin pasokan bahan baku terlambat. Selain itu,
Penggunaan kapasitas mesin perusahaan juga mengupayakan
produksi pada tahun 2011 dan 2013 perencanaan yang lebih baik, sehingga
dinilai cukup efisien, karena pengadaan bahan baku tepat waktu.
persentase kapasitas menganggur b) Berkenaan dengan biaya pabrikasi
(idle capacity) pada tahun tersebut (overhead), perusahaan melakukan
adalah 0,24% dan 1,61%. perluasan lahan tambang bahan baku
d) Analisis Efektivitas Bagian Produksi sehingga dapat meminimalkan biaya
Pencapaian target (achievement rate) bahan baku. Selain itu, perusahaan juga
realisasi terhadap target yang ditetapkan melakukan pengembangan kemasan
oleh bagian produksi pada tahun 2011 dan sehingga dapat meningkatkan efisiensi
2012 masih belum efektif. Pada tahun biaya overhead.
2013, bagian produksi mengalami c) Berkenaan dengan kapasitas produksi,
peningkatan efektivitas yang ditandai PT. Semen Gresik (Persero)
dengan AR sebesar 104,18%. mengupayakan penambahan kuantitas
e) Analisis Ekonomisasi Bagian Produksi bahan baku sehingga tidak terjadi mesin
Tingkat ekonomisasi yang diukur menganggur (idle capacity).
dengan menggunakan Product Value
Economic (PVE) pada bagian produksi 5. KESIMPULAN DAN SARAN
PT. Semen Gresik (Persero) selama tahun 5.1 Kesimpulan
2011-2013 mengalami pemborosan pada Analisis audit operasional pada PT. Semen
tahun 2012 dan 2013. Hal ini disebabkan Gresik (Persero) bertujuan untuk menilai kinerja
oleh meningkatnya kebutuhan operasional bagain produksi ditinjau dari konsep efisiensi,
serta biaya yang digunakan untuk efektivitas, dan ekonomisasinya. Audit
memenuhi kebutuhan tersebut. operasional pada bagian produksi dilaksanakan
4.5.2 Rekomendasi oleh Unit Internal Audit sebagai auditor internal,
a) PT. Semen Gresik (Persero) sebaiknya Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai auditor
membuat kebijakan mengenai independen, serta Badan Pemeriksa Keuangan
perencanaan dan pengendalian bahan (BPK) sebagai auditor pemerintah.
baku, agar tidak terjadi keterlambatan. Audit yang dilakukan hanya mencakup pada
Perusahaan juga sebaiknya menindak struktur organisasi, perencanaan dan pengendalian
tegas keterlambatan waktu pengadaan manajemen yang meliputi perencanaan dan
bahan baku yang disebabkan oleh pengendalian bahan baku, perencanaan dan
kelalaian tenaga kerja yang pengendalian tenaga kerja, perencanaan dan
bersangkutan. pengendalian biaya pabrikasi (overhead),

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 1 Juli 2014| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
perencanaan dan pengendalian kapasitas mesin, dicanangkan, yaitu tepat kuantitats, tepat mutu,
serta perencanaan dan pengendalian fasilitas dan tepat waktu, agar tujuan perusahaan yang
produksi. telah ditetapkan bisa tercapai.
Tingkat efisiensi bagian produksi dalam Mendindaklanjuti analisis audit operasional
penggunaan bahan baku (input) dalam proses yang telah dilaksanakan, sebaiknya pihak
produksi, dapat dilihat dari hasil pengukuran manajemen PT. Semen Gresik (Persero)
persentase produktivitas bahan baku, persentase memperhatikan reomendasi yang telah diberikan
produktivitas tenaga kerja, dan persentase oleh aditor, agar kinerja perusahaan khususnya di
produktivitas kapasitas mesin. Tingkat efektivitas bagian produksi yang ditinjau dari efisiensi,
bagian produksi dapat dilihat dari hasil efektivitas, dan ekonomisasinya dapat lebih
pengukuran pencapaian realisasi terhadap target ditingkatkan lagi.
(achievement rate). Achievement Rate (AR)
berkenaan dengan Rencana Kerja dan Anggaran 6. DAFTAR PUSTAKA
Perseroan (RKAP). Tingkat ekonomisasi dilihat
dari perngukuran terhadap Product Value Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan
Economic (PVE) yang didapat dari perbandingan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi
realisasi biaya pabrikasi (overhead) dengan target Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
biaya overhead yang telah ditetapkan. Trisakti.
Penggunaan bahan baku oleh bagian produksi Arens, A. A, R. J. Edler dan M. S. Beasley. 2008.
PT. Semen Gresik (Persero) selama tahun 2011- Auditing and Assurance Services on Integrited
2013 dinilai belum efisien, karena realisasi Approach. 9th. Edition. New Jersey:Person
produktivitas selama tahun tersebut selalu lebih Education, Inc.
kecil dari target produktivitasnya. Efisiensi
penggunaan PTK berhasil dilakukan perusahaan Bayangkara, IBK. 2008. Audit Manajemen
selama tahun 2011-2013, karena dalam waktu tiga Prosedur dan Implementasi. Jakarta: Salemba
tahun tersebut persentase realisasi PTK selalu Empat.
meningkat dan selalu lebih tinggi dari target PTK. Guy, Dan M. 2003. Auditing. Jakarta:Salemba
Efisiensi terhadap penggunaan kapasitas mesin Empat.
hanya berhasil dilakukan pada tahun 2011 dan
2013, sementara pada tahun 2012 persentase Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik.
kapasitas mesin menganggur (idle capacity) Yogyakarta:Andi.
dinilai cukup tinggi. Mulyadi. 2002. Auditing Edisi 6. Jakarta: Salemba
Efektivitas selama tahun 2011-2013 Empat.
mengalami penurunan pada tahun 2012 dan
Sukmadinata, N.S. 2006. Metode Penelitian
mengalami peningkatan pada tahun 2013.
Pendidikan. Bandung:Remaja Rosda Karya.
Persentase Achievement Rate (AR) pada tahun
2011 hampir mencapai 100% yaitu, 99,84%, Sunarto. 2003. Auditing. Yogyakarta:Panduan.
sementara AR pada tahun 2012 kurang dari 100%, Tunggal, Amien Widjaja. 2003. Management
yaitu 87,70%. Pada tahun 2013 persentase AR Audit Suatu Pengantar. Edisi Revisi.
meningkat, dan nilainya lebih besar dari 100%, Jakarta:Harvarindo.
yaitu 104,18%,
Ekonomisasi yang dinilai dari Product Value
Economic (PVE) selama tahun 2011-2013
mengalami pemborosan di tahun 2012 dan 2013.
Meningkatnya kebutuhan operasional serta biaya
yang digunakan untuk mendapatkan kebutuhan
tersebut, menyebabkan biaya pabrikasi (overhead)
selalu meningkat di setiap tahunnya.
5.2 Saran
PT. Semen Gresik (Persero) hendaknya lebih
cepat tanggap mengenai stock opname bahan
baku, sehingga pihak manajemen dapat
mempersiapkan diri. Kebijakan pengadaan bahan
baku haruslah sesuai dengan keriteria yang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 1 Juli 2014| 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like