Professional Documents
Culture Documents
Merangkum Materi - Ahmad Jibril Nabhan - 1MA17
Merangkum Materi - Ahmad Jibril Nabhan - 1MA17
1MA17
10822043
A. Pendahuluan
Manusia adalah makhluk dwitunggal yang memiliki sisi individu dan sosial. Untuk memenuhi
kebutuhannya, individu harus menjalin hubungan dengan orang lain di masyarakat melalui
interaksi yang melibatkan proses komunikasi. Seiring perkembangan proses komunikasi di
berbagai wilayah masyarakat, komunikasi dalam skala besar dilakukan melalui media massa
seperti TV, radio, majalah, dan media lainnya. Informasi yang diperoleh melalui media massa
termasuk dalam kegiatan komunikasi massa.
Komunikasi massa saat ini cenderung lebih interaktif dan partisipatif, di mana masyarakat
dapat menjadi produsen konten dan menyebarkan informasi secara luas melalui platform
digital. Selain itu, perusahaan media massa juga berlomba-lomba untuk memperluas
jangkauan publik dan meningkatkan interaksi melalui pengembangan aplikasi dan teknologi
baru, seperti live streaming, podcast, dan augmented reality.
1. Paradigma Fungsionalis
Paradigma fungsionalis memandang media massa sebagai bagian dari sistem sosial yang
memenuhi fungsi positif dalam mempertahankan stabilitas dan harmoni sosial. Dalam
pandangan ini, media massa dianggap sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan
informasi dan hiburan yang bermanfaat bagi masyarakat. Paradigma fungsionalis
menekankan pada pentingnya komunikasi massa dalam memperkuat kesatuan sosial dan
memfasilitasi integrasi sosial.
2. Paradigma Kritis
Paradigma kritis memandang media massa sebagai alat yang digunakan untuk
mempertahankan kekuasaan dan mengontrol masyarakat. Dalam pandangan ini, media
massa dianggap sebagai alat yang dipergunakan oleh kelompok elit untuk menyebarkan
pandangan dan ideologi yang menguntungkan kelompok tersebut dan merugikan
kelompok yang lebih lemah. Paradigma kritis menekankan pada pentingnya kritisisme
terhadap media massa dan pemahaman terhadap bagaimana media massa dapat
mempengaruhi masyarakat dalam hal ideologi, nilai-nilai, dan kebijakan publik.
G. Rangkuman Materi
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan dalam jumlah besar melalui media
massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan internet. Komunikasi massa memiliki pengaruh
yang signifikan pada budaya dan nilai-nilai masyarakat, perilaku masyarakat, partisipasi
politik, pembentukan opini publik, dan pengembangan teknologi dan inovasi.
Dalam era saat ini, perkembangan teknologi telah memberikan dampak besar pada
komunikasi massa dengan munculnya media sosial dan platform digital. Ada dua paradigma
dalam komunikasi massa, yaitu paradigma lama yang menekankan pada efek langsung dari
media terhadap masyarakat, dan paradigma baru yang menekankan pada interaksi antara
media dan masyarakat.
A. Pendahuluan
Bab ini membahas tentang Komunikasi Massa (KM) yang merupakan cara penyampaian
pesan melalui media massa. Dalam pandemi COVID-19, KM memainkan peran penting dalam
menyebarkan informasi tentang virus dan protokol kesehatan.
Penggunaan TIK juga memberikan efek pada konvergensi media, yaitu penggabungan media
massa tradisional seperti televisi, radio, dan koran dengan media digital seperti internet dan
telepon seluler. Hal ini memungkinkan terciptanya platform media yang lebih interaktif dan
menyediakan lebih banyak pilihan bagi konsumen media.
Efek pemrosesan pesan terjadi ketika individu memproses pesan yang disampaikan melalui
media massa, yang dapat memengaruhi cara mereka memahami dan menginterpretasikan
informasi tersebut. Efek kognitif terjadi ketika media massa memengaruhi pengetahuan,
pemahaman, dan persepsi individu terhadap suatu topik atau isu. Efek afektif terjadi ketika
media massa memengaruhi perasaan, emosi, dan sikap individu terhadap suatu topik atau
isu. Efek perilaku terjadi ketika media massa memengaruhi tindakan atau perilaku individu
terkait dengan suatu topik atau isu.
1. Teori Efek Terbatas (Limited Effects Theory): Teori ini menyatakan bahwa pengaruh media
massa terhadap perilaku dan opini individu terbatas dan bergantung pada faktor-faktor
seperti karakteristik individu, lingkungan sosial, dan situasi.
2. Teori Efek Bertumpuk (Cumulative Effects Theory): Teori ini mengklaim bahwa pengaruh
media massa dapat bertumpuk dan akumulatif seiring dengan waktu, yang akhirnya
dapat mempengaruhi pandangan dan perilaku individu.
3. Teori Efek Berlawanan (Reverse Effects Theory): Teori ini menyatakan bahwa media
massa dapat mempengaruhi individu secara berlawanan dengan tujuan aslinya, seperti
meningkatkan ketertarikan terhadap topik tertentu atau memberikan dukungan pada
pandangan yang berbeda.
4. Teori Pemrosesan Pesan Media (Media Processing Theory): Teori ini mengklaim bahwa
pengaruh media massa tergantung pada bagaimana individu memproses informasi yang
diterima melalui media, termasuk faktor-faktor seperti perhatian, pengalaman, dan
pengetahuan.
5. Teori Kultivasi (Cultivation Theory): Teori ini menyatakan bahwa pengaruh media massa
pada pandangan individu tergantung pada seberapa sering mereka terpapar dengan
pesan yang sama di media, dan akhirnya dapat membentuk pemikiran dan pandangan
yang serupa dengan apa yang ditampilkan di media.
E. Rangkuman Materi
Efek komunikasi massa pada masyarakat dapat berdampak positif maupun negatif. Dampak
positifnya antara lain memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat,
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu sosial dan politik, serta memperkuat
persatuan dan solidaritas dalam masyarakat. Namun, dampak negatifnya bisa berupa
disinformasi, penyebaran berita hoaks, penyebaran citra negatif terhadap suatu kelompok
atau individu, dan berbagai bentuk kekerasan dan perilaku negatif lainnya yang dapat
mempengaruhi perilaku dan pandangan masyarakat. Teori-teori efek komunikasi massa
dapat membantu dalam memahami dampak-dampak tersebut, seperti teori pemrosesan
informasi, teori kultivasi, teori penerimaan dan reaksi, dan teori efek sosial. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi juga memiliki pengaruh yang signifikan pada komunikasi
massa, seperti adanya internet, media sosial, dan perangkat mobile yang memungkinkan
masyarakat untuk mengakses informasi dan berkomunikasi dengan cara yang lebih cepat dan
mudah. Namun, teknologi ini juga dapat menyebarkan informasi yang tidak akurat atau
bahkan merugikan, seperti kasus-kasus hoaks dan kebencian di media sosial. Oleh karena itu,
penting bagi masyarakat untuk menjadi konsumen yang cerdas dan kritis terhadap informasi
yang mereka terima melalui media massa dan teknologi informasi dan komunikasi.
A. Pendahuluan
Pada era saat ini, manajemen dan penataan komunikasi sosial menjadi sangat penting untuk
memastikan interaksi sosial berlangsung dengan baik. Komunikasi merupakan kebutuhan
dasar individu untuk mengakses informasi dan bertukar pikiran dengan orang lain. Namun,
praktik komunikasi tidak selalu mudah dan sederhana, dan seringkali sulit untuk
menyampaikan pesan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, penting untuk memahami
teori dan praktik komunikasi secara menyeluruh. Manifestasi dari komunikasi sosial dapat
memengaruhi sikap dan perilaku seseorang, tergantung pada substansi dan tujuan dari
komunikasi tersebut.
D. Pendekatan Antropologi
Pendekatan antropologi adalah cara pandang dan analisis terhadap kebudayaan dan
masyarakat manusia dengan memperhatikan aspek sosial, budaya, dan sejarah. Pendekatan
ini berusaha untuk memahami kehidupan manusia secara holistik dan menyeluruh, dengan
mengkaji pola-pola kehidupan, sistem nilai, norma, dan budaya yang menjadi ciri khas dari
masyarakat tertentu. Melalui pendekatan antropologi, kita dapat memahami berbagai aspek
yang terkait dengan kehidupan manusia seperti agama, adat istiadat, kebiasaan, bahasa, dan
komunikasi dalam konteks budaya dan masyarakat tertentu.
Etnosentrisme adalah pandangan bahwa kelompok etnis atau budaya tertentu dianggap
lebih unggul atau lebih benar daripada kelompok lain. Hal ini dapat mengarah pada
ketidakadilan dan diskriminasi terhadap kelompok lain dan juga dapat memicu konflik
antarbudaya
G. Rangkuman Materi
Komunikasi antarbudaya adalah proses komunikasi antara individu atau kelompok dari
budaya yang berbeda dalam upaya untuk mencapai pemahaman dan kesepakatan bersama.
Simbol komunikasi antarbudaya meliputi bahasa, lambang, perilaku, kebiasaan, nilai, dan
norma yang dijadikan sebagai sarana dalam proses komunikasi antarbudaya.
Pendekatan antropologi dalam komunikasi antarbudaya melihat budaya sebagai sistem yang
kompleks dan berinteraksi satu sama lain. Dalam budaya, nilai-nilai yang berbeda dapat
memengaruhi persepsi dan perilaku seseorang dalam proses komunikasi antarbudaya.
Nilai-nilai komunikasi antarbudaya meliputi keberagaman, kesetaraan, keberlanjutan,
toleransi, dan respek. Stereotip dan etnosentrisme merupakan tantangan dalam komunikasi
antarbudaya. Stereotip adalah pandangan umum yang tidak akurat atau berlebihan tentang
kelompok tertentu, sedangkan etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menilai budaya
lain berdasarkan standar budaya kita sendiri.
A. Pendahuluan
Diskusi mengenai komunikasi pembangunan menyoroti pentingnya peran komunikasi dalam
menghadapi perubahan masyarakat yang lambat atau cepat. Konsep perubahan sosial yang
kompleks dan terjadi di tingkat kelompok, komunitas, dan organisasi di tingkat mezo, serta
transformasi pada tingkat mikro dalam interaksi dan perilaku individual. Dalam konteks ini,
aktifitas komunikasi menjadi faktor yang sangat menentukan dalam mengarahkan
perkembangan masyarakat pada fase selanjutnya.
Pada tahap perencanaan proyek, perlu dilakukan analisis situasi dan kebutuhan komunikasi,
serta merancang strategi dan program komunikasi yang sesuai dengan tujuan proyek.
Komunikasi partisipatif menjadi salah satu pendekatan yang sering digunakan dalam
implementasi proyek pembangunan, di mana masyarakat lokal dan pihak-pihak terkait
lainnya dilibatkan secara aktif dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.
Selain itu, dalam implementasi proyek pembangunan juga perlu dilakukan monitoring dan
evaluasi yang melibatkan semua pihak terkait untuk menilai efektivitas program komunikasi
yang telah dilaksanakan, dan mengevaluasi dampak dan perubahan yang telah terjadi di
masyarakat lokal. Dengan demikian, implementasi kasus komunikasi pembangunan perlu
dilakukan secara holistik dan berkesinambungan untuk mencapai tujuan pembangunan yang
berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat lokal.
F. Kesimpulan
Kesimpulan dari paparan sebelumnya adalah bahwa komunikasi pembangunan memiliki
peran penting dalam mempercepat pembangunan suatu masyarakat. Dalam era teknologi
informasi dan komunikasi yang semakin maju, perlu adanya penerapan model komunikasi
pembangunan partisipatif yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan
pelaksanaan program pembangunan.
Secara keseluruhan, komunikasi pembangunan harus dilakukan secara efektif dan efisien
dengan memperhatikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat agar dapat berjalan dengan baik
dan memberikan dampak yang positif bagi pembangunan masyarakat.
A. Pendahuluan
Komunikasi berasal dari bahasa Latin communication yang berarti membagi atau
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami. Sementara itu, pembangunan adalah proses perubahan politik, ekonomi,
teknologi, sosial, dan budaya menuju kesejahteraan, adil, dan makmur. Komunikasi dan
pembangunan saling berkaitan, di mana komunikasi memegang peran penting sebagai salah
satu aspek kunci dari interaksi perubahan sosial. Proses komunikasi melibatkan komunikator
(sender), pesan (message), dan penerima pesan (receiver).
K. Rangkuman Materi
Komunikasi pembangunan merupakan suatu bentuk komunikasi yang dilakukan dalam
rangka membangun suatu daerah atau negara. Dalam perspektif sejarah, komunikasi
pembangunan sudah ada sejak zaman penjajahan. Lingkup komunikasi pembangunan
mencakup komunikasi dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pengertian
komunikasi pembangunan adalah proses komunikasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan
pembangunan. Tujuan komunikasi pembangunan meliputi peningkatan kesadaran,
peningkatan partisipasi masyarakat, penguatan keterampilan dan kemampuan, serta
peningkatan akses informasi dan komunikasi. Prinsip komunikasi pembangunan meliputi
partisipatif, responsif, transparan, dan inklusif. Elemen-elemen komunikasi pembangunan
meliputi sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Peran komunikasi pembangunan
antara lain sebagai penggerak perubahan, pembangkit partisipasi masyarakat, fasilitator, dan
evaluasi. Pendekatan komunikasi pembangunan mencakup pendekatan top-down, bottom-
up, dan partisipatif. Komunikasi pembangunan di era digital memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mencapai tujuan pembangunan, seperti e-government, e-
commerce, dan e-learning.