You are on page 1of 12

Ahmad Jibril Nabhan

1MA17

10822043

BAB 7 KOMUNIKASI MASSA DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT

A. Pendahuluan
Manusia adalah makhluk dwitunggal yang memiliki sisi individu dan sosial. Untuk memenuhi
kebutuhannya, individu harus menjalin hubungan dengan orang lain di masyarakat melalui
interaksi yang melibatkan proses komunikasi. Seiring perkembangan proses komunikasi di
berbagai wilayah masyarakat, komunikasi dalam skala besar dilakukan melalui media massa
seperti TV, radio, majalah, dan media lainnya. Informasi yang diperoleh melalui media massa
termasuk dalam kegiatan komunikasi massa.

B. Pengertian Komunikasi Massa


Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari sumber yang satu
kepada banyak orang melalui media massa yang mencakup televisi, radio, surat kabar,
majalah, buku, dan internet. Tujuan utama dari komunikasi massa adalah untuk
menyampaikan informasi secara efektif dan efisien ke sejumlah besar orang dalam waktu
yang relatif singkat. Komunikasi massa dapat berperan dalam membentuk opini,
mempengaruhi perilaku, membangun citra, menyediakan hiburan, serta memberikan
informasi tentang kejadian-kejadian penting di dunia. Komunikasi massa juga dapat
memainkan peran penting dalam membentuk dan memperkuat identitas sosial, budaya, dan
politik dalam suatu masyarakat.

C. Pengertian Sosiologi Komunikasi Massa


Sosiologi komunikasi massa adalah studi tentang hubungan antara media massa dan
masyarakat yang melibatkan analisis sosiologis dan pemahaman terhadap pengaruh media
massa terhadap individu dan masyarakat. Hal ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana
media massa memengaruhi norma sosial, nilai-nilai budaya, struktur sosial, dan proses sosial
dalam masyarakat. Tujuannya adalah untuk memahami peran media massa dalam
masyarakat dan dampaknya terhadap individu dan masyarakat secara lebih mendalam.

D. Komunikasi Massa Dalam Era Saat Ini


Komunikasi massa dalam era saat ini mengalami perubahan yang signifikan seiring dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Media massa tradisional seperti televisi,
radio, dan surat kabar tetap berperan penting dalam menyediakan informasi dan hiburan
bagi masyarakat. Namun, media sosial dan platform digital seperti Facebook, Twitter,
Instagram, dan YouTube telah mengubah cara masyarakat berinteraksi dan mendapatkan
informasi.

Komunikasi massa saat ini cenderung lebih interaktif dan partisipatif, di mana masyarakat
dapat menjadi produsen konten dan menyebarkan informasi secara luas melalui platform
digital. Selain itu, perusahaan media massa juga berlomba-lomba untuk memperluas
jangkauan publik dan meningkatkan interaksi melalui pengembangan aplikasi dan teknologi
baru, seperti live streaming, podcast, dan augmented reality.

E. Komunikasi Massa Dalam Dua Paradigma


Dalam sosiologi komunikasi massa, terdapat dua paradigma utama dalam memahami
komunikasi massa, yaitu paradigma fungsionalis dan paradigma kritis.

1. Paradigma Fungsionalis
Paradigma fungsionalis memandang media massa sebagai bagian dari sistem sosial yang
memenuhi fungsi positif dalam mempertahankan stabilitas dan harmoni sosial. Dalam
pandangan ini, media massa dianggap sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan
informasi dan hiburan yang bermanfaat bagi masyarakat. Paradigma fungsionalis
menekankan pada pentingnya komunikasi massa dalam memperkuat kesatuan sosial dan
memfasilitasi integrasi sosial.

2. Paradigma Kritis
Paradigma kritis memandang media massa sebagai alat yang digunakan untuk
mempertahankan kekuasaan dan mengontrol masyarakat. Dalam pandangan ini, media
massa dianggap sebagai alat yang dipergunakan oleh kelompok elit untuk menyebarkan
pandangan dan ideologi yang menguntungkan kelompok tersebut dan merugikan
kelompok yang lebih lemah. Paradigma kritis menekankan pada pentingnya kritisisme
terhadap media massa dan pemahaman terhadap bagaimana media massa dapat
mempengaruhi masyarakat dalam hal ideologi, nilai-nilai, dan kebijakan publik.

Kedua paradigma tersebut saling melengkapi dalam memahami komunikasi massa.


Paradigma fungsionalis menekankan pada manfaat positif media massa dalam
memperkuat integrasi sosial dan hubungan antarindividu, sedangkan paradigma kritis
menekankan pada keterlibatan kekuasaan dalam produksi dan distribusi media massa
serta dampak negatifnya pada masyarakat.

F. Pengaruh Komunikasi Massa Didalam Masyarakat


Komunikasi massa memiliki pengaruh yang sangat besar pada masyarakat. Media massa
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi budaya dan nilai-nilai masyarakat dengan
menyebarkan berbagai ideologi dan pesan tertentu yang tertanam dalam program-program
media massa. Selain itu, media massa juga mempengaruhi cara pandang masyarakat
terhadap berbagai hal, seperti politik, sosial, budaya, dan ekonomi.
Selain itu, media massa juga mempengaruhi perilaku masyarakat dalam hal gaya hidup,
konsumsi, dan pendapat. Iklan, misalnya, dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam
membeli suatu produk. Media massa juga dapat mempengaruhi partisipasi politik dan
keterlibatan masyarakat dalam partisipasi politik, seperti pemilihan umum, dengan
memberikan informasi tentang calon dan isu-isu politik yang terkait.

G. Rangkuman Materi
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan dalam jumlah besar melalui media
massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan internet. Komunikasi massa memiliki pengaruh
yang signifikan pada budaya dan nilai-nilai masyarakat, perilaku masyarakat, partisipasi
politik, pembentukan opini publik, dan pengembangan teknologi dan inovasi.

Dalam era saat ini, perkembangan teknologi telah memberikan dampak besar pada
komunikasi massa dengan munculnya media sosial dan platform digital. Ada dua paradigma
dalam komunikasi massa, yaitu paradigma lama yang menekankan pada efek langsung dari
media terhadap masyarakat, dan paradigma baru yang menekankan pada interaksi antara
media dan masyarakat.

Pengaruh komunikasi massa terhadap masyarakat sangatlah besar, termasuk mempengaruhi


cara pandang dan perilaku masyarakat, serta partisipasi politik. Oleh karena itu, masyarakat
perlu menjadi konsumen media yang kritis dan memeriksa kebenaran informasi sebelum
menyebarkannya. Dengan menjadi konsumen media yang kritis, masyarakat dapat
meminimalkan pengaruh negatif dari media massa dan memaksimalkan manfaat positifnya.

BAB 8 EFEK KOMUNIKASI MASSA (RUANG LINGKUP DAN TEORI-TEORI EFEK)

A. Pendahuluan
Bab ini membahas tentang Komunikasi Massa (KM) yang merupakan cara penyampaian
pesan melalui media massa. Dalam pandemi COVID-19, KM memainkan peran penting dalam
menyebarkan informasi tentang virus dan protokol kesehatan.

Bab ini menjelaskan KM dari dua perspektif, yaitu bagaimana individu/masyarakat/negara


memproduksi dan menyebarkan pesan melalui media, serta bagaimana mereka mencari dan
menggunakan pesan dari media. Dalam konteks efek KM, dijelaskan bahwa KM memiliki
pengaruh yang signifikan pada budaya dan nilai-nilai masyarakat, perilaku masyarakat,
partisipasi politik, pembentukan opini publik, dan pengembangan teknologi dan inovasi.

B. Pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada komunikasi Massa


Pada era digital saat ini, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memainkan peran penting
dalam mengubah cara komunikasi massa dilakukan. TIK telah memungkinkan terciptanya
platform media baru seperti sosial media, blog, dan website yang memungkinkan pengguna
untuk memperoleh informasi secara real-time dan berpartisipasi dalam berbagai diskusi.
Selain itu, TIK juga memungkinkan personalisasi dan segmentasi pesan yang ditujukan pada
masing-masing individu atau kelompok tertentu.

Penggunaan TIK juga memberikan efek pada konvergensi media, yaitu penggabungan media
massa tradisional seperti televisi, radio, dan koran dengan media digital seperti internet dan
telepon seluler. Hal ini memungkinkan terciptanya platform media yang lebih interaktif dan
menyediakan lebih banyak pilihan bagi konsumen media.

C. Efek Komunikasi Massa


Efek Komunikasi Massa adalah perubahan perilaku, sikap, opini, dan pandangan hidup yang
ditimbulkan pada individu atau masyarakat sebagai akibat dari terpaparnya informasi atau
pesan yang disampaikan melalui media massa. Terdapat beberapa jenis efek KM, seperti efek
pemrosesan pesan, efek kognitif, efek afektif, dan efek perilaku.

Efek pemrosesan pesan terjadi ketika individu memproses pesan yang disampaikan melalui
media massa, yang dapat memengaruhi cara mereka memahami dan menginterpretasikan
informasi tersebut. Efek kognitif terjadi ketika media massa memengaruhi pengetahuan,
pemahaman, dan persepsi individu terhadap suatu topik atau isu. Efek afektif terjadi ketika
media massa memengaruhi perasaan, emosi, dan sikap individu terhadap suatu topik atau
isu. Efek perilaku terjadi ketika media massa memengaruhi tindakan atau perilaku individu
terkait dengan suatu topik atau isu.

D. Teori-teori Efek Komunikasi Massa


Berikut ini adalah beberapa teori efek komunikasi massa yang terkenal:

1. Teori Efek Terbatas (Limited Effects Theory): Teori ini menyatakan bahwa pengaruh media
massa terhadap perilaku dan opini individu terbatas dan bergantung pada faktor-faktor
seperti karakteristik individu, lingkungan sosial, dan situasi.
2. Teori Efek Bertumpuk (Cumulative Effects Theory): Teori ini mengklaim bahwa pengaruh
media massa dapat bertumpuk dan akumulatif seiring dengan waktu, yang akhirnya
dapat mempengaruhi pandangan dan perilaku individu.
3. Teori Efek Berlawanan (Reverse Effects Theory): Teori ini menyatakan bahwa media
massa dapat mempengaruhi individu secara berlawanan dengan tujuan aslinya, seperti
meningkatkan ketertarikan terhadap topik tertentu atau memberikan dukungan pada
pandangan yang berbeda.
4. Teori Pemrosesan Pesan Media (Media Processing Theory): Teori ini mengklaim bahwa
pengaruh media massa tergantung pada bagaimana individu memproses informasi yang
diterima melalui media, termasuk faktor-faktor seperti perhatian, pengalaman, dan
pengetahuan.
5. Teori Kultivasi (Cultivation Theory): Teori ini menyatakan bahwa pengaruh media massa
pada pandangan individu tergantung pada seberapa sering mereka terpapar dengan
pesan yang sama di media, dan akhirnya dapat membentuk pemikiran dan pandangan
yang serupa dengan apa yang ditampilkan di media.

E. Rangkuman Materi
Efek komunikasi massa pada masyarakat dapat berdampak positif maupun negatif. Dampak
positifnya antara lain memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat,
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu sosial dan politik, serta memperkuat
persatuan dan solidaritas dalam masyarakat. Namun, dampak negatifnya bisa berupa
disinformasi, penyebaran berita hoaks, penyebaran citra negatif terhadap suatu kelompok
atau individu, dan berbagai bentuk kekerasan dan perilaku negatif lainnya yang dapat
mempengaruhi perilaku dan pandangan masyarakat. Teori-teori efek komunikasi massa
dapat membantu dalam memahami dampak-dampak tersebut, seperti teori pemrosesan
informasi, teori kultivasi, teori penerimaan dan reaksi, dan teori efek sosial. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi juga memiliki pengaruh yang signifikan pada komunikasi
massa, seperti adanya internet, media sosial, dan perangkat mobile yang memungkinkan
masyarakat untuk mengakses informasi dan berkomunikasi dengan cara yang lebih cepat dan
mudah. Namun, teknologi ini juga dapat menyebarkan informasi yang tidak akurat atau
bahkan merugikan, seperti kasus-kasus hoaks dan kebencian di media sosial. Oleh karena itu,
penting bagi masyarakat untuk menjadi konsumen yang cerdas dan kritis terhadap informasi
yang mereka terima melalui media massa dan teknologi informasi dan komunikasi.

BAB 9 KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

A. Pendahuluan
Pada era saat ini, manajemen dan penataan komunikasi sosial menjadi sangat penting untuk
memastikan interaksi sosial berlangsung dengan baik. Komunikasi merupakan kebutuhan
dasar individu untuk mengakses informasi dan bertukar pikiran dengan orang lain. Namun,
praktik komunikasi tidak selalu mudah dan sederhana, dan seringkali sulit untuk
menyampaikan pesan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, penting untuk memahami
teori dan praktik komunikasi secara menyeluruh. Manifestasi dari komunikasi sosial dapat
memengaruhi sikap dan perilaku seseorang, tergantung pada substansi dan tujuan dari
komunikasi tersebut.

B. Konsep Komunikasi Antarbudaya


Komunikasi antarbudaya merupakan bentuk komunikasi yang terjadi antara individu atau
kelompok yang berasal dari budaya yang berbeda. Dalam komunikasi antarbudaya, terdapat
perbedaan dalam sistem nilai, norma, dan pola perilaku antar budaya yang mempengaruhi
interaksi sosial. Oleh karena itu, komunikasi antarbudaya membutuhkan pemahaman yang
mendalam tentang budaya lain untuk menghindari kesalahpahaman dan konflik. Beberapa
aspek yang perlu diperhatikan dalam komunikasi antarbudaya antara lain bahasa,
keterampilan interkultural, pengetahuan tentang budaya lain, sikap terbuka, dan kesediaan
untuk belajar.

C. Simbol Komunikasi Antarbudaya


Simbol komunikasi antarbudaya merujuk pada simbol-simbol atau tanda-tanda yang
digunakan dalam interaksi antarbudaya untuk menyampaikan makna tertentu. Simbol ini
mencakup bahasa, gesture tubuh, seni visual, musik, pakaian, dan makanan, serta simbol-
simbol lain yang dapat menghasilkan pemahaman atau kesalahpahaman dalam komunikasi
antarbudaya. Simbol-simbol ini tidak hanya mencerminkan perbedaan budaya, tetapi juga
menciptakan dan memperkuat identitas budaya yang berbeda. Oleh karena itu, pemahaman
tentang simbol komunikasi antarbudaya sangat penting dalam meminimalkan kesalahan atau
konflik dalam interaksi antarbudaya.

D. Pendekatan Antropologi
Pendekatan antropologi adalah cara pandang dan analisis terhadap kebudayaan dan
masyarakat manusia dengan memperhatikan aspek sosial, budaya, dan sejarah. Pendekatan
ini berusaha untuk memahami kehidupan manusia secara holistik dan menyeluruh, dengan
mengkaji pola-pola kehidupan, sistem nilai, norma, dan budaya yang menjadi ciri khas dari
masyarakat tertentu. Melalui pendekatan antropologi, kita dapat memahami berbagai aspek
yang terkait dengan kehidupan manusia seperti agama, adat istiadat, kebiasaan, bahasa, dan
komunikasi dalam konteks budaya dan masyarakat tertentu.

E. Nilai – nilai Komunikasi Antarbudaya


Berikut adalah beberapa nilai-nilai dalam komunikasi antarbudaya:
1. Menghargai perbedaan: Menghargai perbedaan budaya sebagai suatu kekayaan yang
perlu dihormati.
2. Kesabaran: Berkomunikasi antarbudaya memerlukan kesabaran dalam memahami dan
menghargai budaya orang lain.
3. Toleransi: Penting untuk menghormati dan menghargai kepercayaan, nilai, dan norma
budaya orang lain.
4. Keterbukaan: Penting untuk bersikap terbuka dalam menerima perbedaan dan
menghindari sikap meremehkan.
5. Empati: Penting untuk berempati dengan orang lain, dan memahami keadaan dan
pandangan mereka.
6. Kesadaran diri: Memiliki kesadaran diri tentang budaya kita sendiri dan bagaimana itu
memengaruhi pandangan kita terhadap orang lain.
7. Keterampilan komunikasi: Penting untuk memiliki keterampilan komunikasi yang baik
untuk berkomunikasi dengan orang dari budaya yang berbeda.
8. Kerja sama: Penting untuk bersama-sama bekerja dalam menciptakan lingkungan yang
harmonis dan menghargai perbedaan budaya.

F. Stereotip dan Etnosentrisme


Stereotip adalah pandangan umum yang dangkal dan sering kali tidak akurat terhadap suatu
kelompok orang berdasarkan karakteristik fisik, agama, atau budaya mereka. Stereotip dapat
merugikan kelompok tersebut karena seringkali digeneralisasi dan tidak mengakui perbedaan
individu dalam kelompok tersebut.

Etnosentrisme adalah pandangan bahwa kelompok etnis atau budaya tertentu dianggap
lebih unggul atau lebih benar daripada kelompok lain. Hal ini dapat mengarah pada
ketidakadilan dan diskriminasi terhadap kelompok lain dan juga dapat memicu konflik
antarbudaya

G. Rangkuman Materi
Komunikasi antarbudaya adalah proses komunikasi antara individu atau kelompok dari
budaya yang berbeda dalam upaya untuk mencapai pemahaman dan kesepakatan bersama.
Simbol komunikasi antarbudaya meliputi bahasa, lambang, perilaku, kebiasaan, nilai, dan
norma yang dijadikan sebagai sarana dalam proses komunikasi antarbudaya.

Pendekatan antropologi dalam komunikasi antarbudaya melihat budaya sebagai sistem yang
kompleks dan berinteraksi satu sama lain. Dalam budaya, nilai-nilai yang berbeda dapat
memengaruhi persepsi dan perilaku seseorang dalam proses komunikasi antarbudaya.
Nilai-nilai komunikasi antarbudaya meliputi keberagaman, kesetaraan, keberlanjutan,
toleransi, dan respek. Stereotip dan etnosentrisme merupakan tantangan dalam komunikasi
antarbudaya. Stereotip adalah pandangan umum yang tidak akurat atau berlebihan tentang
kelompok tertentu, sedangkan etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menilai budaya
lain berdasarkan standar budaya kita sendiri.

BAB 10 TEKNOLOGI SEBAGAI DISRUPSI DALAM KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

A. Pendahuluan
Diskusi mengenai komunikasi pembangunan menyoroti pentingnya peran komunikasi dalam
menghadapi perubahan masyarakat yang lambat atau cepat. Konsep perubahan sosial yang
kompleks dan terjadi di tingkat kelompok, komunitas, dan organisasi di tingkat mezo, serta
transformasi pada tingkat mikro dalam interaksi dan perilaku individual. Dalam konteks ini,
aktifitas komunikasi menjadi faktor yang sangat menentukan dalam mengarahkan
perkembangan masyarakat pada fase selanjutnya.

B. Terminologi Komunikasi Pembangunan


Komunikasi Pembangunan adalah proses pertukaran informasi, gagasan, dan pesan antara
pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak yang terkait dalam usaha mencapai tujuan
pembangunan. Istilah ini mengacu pada upaya untuk menggunakan komunikasi sebagai alat
untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program dan kebijakan pembangunan.
Tujuan komunikasi pembangunan adalah untuk memobilisasi partisipasi masyarakat,
mempercepat perubahan sosial dan ekonomi, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
isu-isu pembangunan, dan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan
untuk meningkatkan kualitas hidup.

C. Percepatan Teknologi Menuju Masyarakat Informasi


Percepatan teknologi menuju masyarakat informasi merujuk pada pergeseran dari
masyarakat industri ke masyarakat informasi di mana teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi telah
memungkinkan kita untuk mengakses informasi dengan lebih cepat dan efisien,
menghubungkan orang di seluruh dunia, dan memfasilitasi kolaborasi dan pertukaran
pengetahuan yang lebih besar. Ini telah mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan
berinteraksi satu sama lain.

D. Model Komunikasi Pembangunan Partisipatif


Komunikasi pembangunan terkait dengan penggunaan komunikasi dalam membantu proses
pembangunan. Percepatan teknologi menuju masyarakat informasi mempengaruhi banyak
aspek kehidupan, termasuk dalam komunikasi pembangunan. Model komunikasi
pembangunan partisipatif adalah model yang menempatkan partisipasi masyarakat sebagai
aspek penting dalam proses pembangunan, dan melibatkan mereka dalam proses
pengambilan keputusan dan pelaksanaan program pembangunan.

E. Implementasi Kasus Komunikasi Pembangunan


Implementasi kasus komunikasi pembangunan mengacu pada praktik dan aplikasi dari
konsep-konsep dan teori-teori komunikasi dalam pengembangan proyek-proyek
pembangunan. Proses implementasi ini melibatkan berbagai pihak yang terkait dalam
proyek, termasuk masyarakat lokal, pemerintah daerah, organisasi nirlaba, dan perusahaan
swasta.

Pada tahap perencanaan proyek, perlu dilakukan analisis situasi dan kebutuhan komunikasi,
serta merancang strategi dan program komunikasi yang sesuai dengan tujuan proyek.
Komunikasi partisipatif menjadi salah satu pendekatan yang sering digunakan dalam
implementasi proyek pembangunan, di mana masyarakat lokal dan pihak-pihak terkait
lainnya dilibatkan secara aktif dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.

Selain itu, dalam implementasi proyek pembangunan juga perlu dilakukan monitoring dan
evaluasi yang melibatkan semua pihak terkait untuk menilai efektivitas program komunikasi
yang telah dilaksanakan, dan mengevaluasi dampak dan perubahan yang telah terjadi di
masyarakat lokal. Dengan demikian, implementasi kasus komunikasi pembangunan perlu
dilakukan secara holistik dan berkesinambungan untuk mencapai tujuan pembangunan yang
berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat lokal.

F. Kesimpulan
Kesimpulan dari paparan sebelumnya adalah bahwa komunikasi pembangunan memiliki
peran penting dalam mempercepat pembangunan suatu masyarakat. Dalam era teknologi
informasi dan komunikasi yang semakin maju, perlu adanya penerapan model komunikasi
pembangunan partisipatif yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan
pelaksanaan program pembangunan.

Namun, dalam implementasi kasus komunikasi pembangunan, terdapat tantangan seperti


adanya konflik kepentingan dan minimnya partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan
penguatan kapasitas masyarakat dalam mengelola program pembangunan dan juga
pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai partisipatif dan keterbukaan informasi.

Secara keseluruhan, komunikasi pembangunan harus dilakukan secara efektif dan efisien
dengan memperhatikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat agar dapat berjalan dengan baik
dan memberikan dampak yang positif bagi pembangunan masyarakat.

Bab 11 Komunikasi Pembangunan

A. Pendahuluan
Komunikasi berasal dari bahasa Latin communication yang berarti membagi atau
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami. Sementara itu, pembangunan adalah proses perubahan politik, ekonomi,
teknologi, sosial, dan budaya menuju kesejahteraan, adil, dan makmur. Komunikasi dan
pembangunan saling berkaitan, di mana komunikasi memegang peran penting sebagai salah
satu aspek kunci dari interaksi perubahan sosial. Proses komunikasi melibatkan komunikator
(sender), pesan (message), dan penerima pesan (receiver).

B. Komunikasi Pembangunan Dalam Perspektif Sejarah


Sejarah komunikasi pembangunan dimulai pada era pasca-Perang Dunia II di mana
kebutuhan untuk membangun kembali ekonomi dan infrastruktur fisik menjadi prioritas bagi
banyak negara berkembang. Konsep pembangunan yang lebih luas kemudian muncul pada
tahun 1960-an, yang menempatkan perhatian pada aspek-aspek sosial dan budaya dari
pembangunan, selain aspek ekonomi dan fisik. Pada tahun 1970-an, terjadi pergeseran
paradigma dalam komunikasi pembangunan dari pendekatan "top-down" yang didominasi
oleh pemerintah, ke pendekatan "bottom-up" yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan.

C. Lingkup Komunikasi Pembangunan


ingkup Komunikasi Pembangunan meliputi berbagai aspek, termasuk antara lain:
1. Komunikasi antara pemerintah dan masyarakat: Berupa upaya pemerintah dalam
menyampaikan program-program pembangunan kepada masyarakat dan menerima
umpan balik dari masyarakat.
2. Komunikasi antarlembaga: Berupa upaya kerjasama antarlembaga dalam melaksanakan
program pembangunan.
3. Komunikasi antarwarga masyarakat: Berupa interaksi antarwarga masyarakat dalam
menyampaikan informasi dan berbagi pengalaman terkait program pembangunan yang
dilaksanakan.
4. Komunikasi internasional: Berupa hubungan komunikasi antara negara-negara dalam
melaksanakan program pembangunan, baik dalam bentuk kerjasama maupun bantuan.
5. Komunikasi partisipatif: Berupa proses komunikasi yang melibatkan partisipasi aktif
masyarakat dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program pembangunan.

D. Pengertian Komunikasi Pembangunan


Komunikasi Pembangunan adalah proses penyampaian informasi, pemahaman, dan
pembentukan opini yang efektif dan efisien untuk membangun kesadaran dan partisipasi
masyarakat dalam rangka mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Komunikasi Pembangunan melibatkan berbagai pemangku kepentingan atau stakeholder
yang memiliki peran penting dalam pembangunan, seperti pemerintah, masyarakat, sektor
swasta, dan media.

E. Tujuan Komunikasi Pembangunan


Tujuan komunikasi pembangunan adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan
program-program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah atau pihak-pihak lain
yang terlibat dalam pembangunan. Secara umum, tujuan dari komunikasi pembangunan
adalah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan merata bagi seluruh
masyarakat.

F. Prinsip Komunikasi Pembangunan


Prinsip-prinsip komunikasi pembangunan mencakup:
1. Partisipasi: Memastikan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan,
sehingga mereka merasa memiliki tanggung jawab terhadap perubahan yang terjadi.
2. Dialog dan Keterbukaan: Menjalin dialog terbuka dan transparan antara pihak-pihak yang
terlibat dalam proses pembangunan untuk mencapai pemahaman yang sama dan
mengurangi konflik.
3. Konteks Budaya: Memperhatikan konteks budaya lokal dalam penyampaian informasi
dan pesan pembangunan agar dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat setempat.

4. Kesinambungan: Memastikan kesinambungan program pembangunan untuk memastikan


keberlanjutan dan keberhasilan program jangka panjang.
5. Penggunaan Teknologi: Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
dalam proses komunikasi pembangunan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas dalam
penyampaian informasi dan pesan.

G. Elemen Komunikasi Pembangunan


Elemen Komunikasi Pembangunan adalah sebagai berikut:
1. Komunikator: Pihak yang menyampaikan pesan atau informasi. Dalam konteks
pembangunan, komunikator dapat berupa pemerintah, LSM, media massa, perusahaan,
atau individu yang terlibat dalam kegiatan pembangunan.
2. Pesan: Informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada penerima pesan.
Pesan harus disusun dengan jelas, mudah dipahami, dan relevan dengan konteks
pembangunan yang sedang berlangsung.
3. Media: Sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada penerima pesan.
Media yang digunakan dalam komunikasi pembangunan dapat berupa media massa
seperti surat kabar, radio, televisi, dan internet, atau media langsung seperti pertemuan,
diskusi, atau seminar.
4. Penerima Pesan: Pihak yang menerima pesan atau informasi yang disampaikan oleh
komunikator. Penerima pesan dapat berupa individu, kelompok, atau masyarakat yang
menjadi sasaran program atau kegiatan pembangunan.
5. Umpan Balik: Tanggapan atau respons yang diberikan oleh penerima pesan terhadap
pesan yang telah diterima. Umpan balik penting untuk mengevaluasi efektivitas
komunikasi pembangunan dan memperbaiki kekurangan yang ada.

H. Peran Komunikasi Pembangunan


Peran komunikasi pembangunan adalah sangat penting dalam memfasilitasi terwujudnya
pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Beberapa peran komunikasi pembangunan
antara lain:
1. Sebagai alat untuk membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan.
2. Sebagai sarana untuk mengintegrasikan kebijakan pembangunan dengan kebutuhan
masyarakat.
3. Sebagai alat untuk membangun jejaring dan kemitraan yang saling mendukung antara
pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

I. Pendekatan Komunikasi Pembangunan


Pendekatan Komunikasi Pembangunan adalah cara atau metode dalam melakukan
komunikasi pembangunan. Terdapat dua pendekatan yang umum digunakan dalam
Komunikasi Pembangunan yaitu:
1. Pendekatan Top-down (Dari Atas ke Bawah)
Pendekatan Top-down adalah pendekatan komunikasi pembangunan yang dipimpin oleh
pemerintah atau lembaga pemerintahan dengan mengambil inisiatif untuk melakukan
pembangunan dan kemudian menyampaikan pesan atau informasi pembangunan
tersebut ke masyarakat. Pendekatan ini biasanya dilakukan dalam bentuk program-
program dan kebijakan pemerintah.

2. Pendekatan Bottom-up (Dari Bawah ke Atas)


Pendekatan Bottom-up adalah pendekatan komunikasi pembangunan yang melibatkan
partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan. Pendekatan ini memulai dari
kebutuhan dan keinginan masyarakat sebagai sumber informasi dalam membangun
program-program pembangunan yang lebih akomodatif dengan kebutuhan masyarakat.
Proses partisipasi masyarakat dalam pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan rasa
memiliki dan keberhasilan program pembangunan.

J. Komunikasi Pembangunan di Era Digital


Komunikasi pembangunan di era digital telah mengalami perubahan signifikan dalam hal
teknologi yang digunakan, pola interaksi, dan dampak yang dihasilkan. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memberikan peluang yang besar bagi
pengembangan komunikasi pembangunan, seperti pemanfaatan media sosial, aplikasi
mobile, dan platform daring lainnya. Hal ini memungkinkan partisipasi yang lebih luas dari
masyarakat dalam proses pembangunan, serta mempermudah distribusi informasi dan
pengambilan keputusan yang lebih efektif dan efisien.

K. Rangkuman Materi
Komunikasi pembangunan merupakan suatu bentuk komunikasi yang dilakukan dalam
rangka membangun suatu daerah atau negara. Dalam perspektif sejarah, komunikasi
pembangunan sudah ada sejak zaman penjajahan. Lingkup komunikasi pembangunan
mencakup komunikasi dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pengertian
komunikasi pembangunan adalah proses komunikasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan
pembangunan. Tujuan komunikasi pembangunan meliputi peningkatan kesadaran,
peningkatan partisipasi masyarakat, penguatan keterampilan dan kemampuan, serta
peningkatan akses informasi dan komunikasi. Prinsip komunikasi pembangunan meliputi
partisipatif, responsif, transparan, dan inklusif. Elemen-elemen komunikasi pembangunan
meliputi sumber, pesan, saluran, penerima, dan efek. Peran komunikasi pembangunan
antara lain sebagai penggerak perubahan, pembangkit partisipasi masyarakat, fasilitator, dan
evaluasi. Pendekatan komunikasi pembangunan mencakup pendekatan top-down, bottom-
up, dan partisipatif. Komunikasi pembangunan di era digital memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mencapai tujuan pembangunan, seperti e-government, e-
commerce, dan e-learning.

You might also like