Professional Documents
Culture Documents
Makalah Inggris EKSPLOITASI ANAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM
Makalah Inggris EKSPLOITASI ANAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah
Bahasa Inggris Hukum II
Dosen Pengampu:
Dita Handayani, S.S., M.Ag
Disusun Oleh:
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala. Yang
telah memberikan banyak nikmatnya kepada kami. Sehingga kami mampu menyelesaikan
Makalah Pengantar Ilmu Hukum ini sesuai dengan waktu yang kami rencanakan. Makalah ini
kami buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Bahasa Inggris
Hukum II. Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu pula
dalam penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mohon maaf atas segala kekurangannya. Kami ucapkan terima kasih kepada ibu Dita
Handayani, S.S.,M.Ag sebagai pengajar mata kuliah Bahasa Inggris Hukum II yang telah
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Makalah...........................................................................................................5
C. Tujuan Makalah..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
A. Pengertian Eksploitasi Anak...........................................................................................6
B. Macam-macam Eksploitasi.............................................................................................6
C. Eksploitasi Ekonomi.......................................................................................................7
D. Eksploitasi Seksual..........................................................................................................8
E. Eksploitasi Sosial............................................................................................................9
F. Eksploitasi Fisik..............................................................................................................9
G. Faktor yang Menyebabkan Eksploitasi Anak...............................................................10
1. Faktor Ekonomi.........................................................................................................10
2. Faktor Pendidikan......................................................................................................11
3. Faktor Lingkungan....................................................................................................11
H. Perlindungan Hukum atas Eksploitasi Anak.................................................................12
1. Bidang Kesehatan......................................................................................................12
2. Bidang Pendidikan.....................................................................................................13
3. Bidang Sosial.............................................................................................................13
I. Pandangan Hukum Islam tentang Perlindungan Anak terhadap Eksploitasi................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................................16
A. Kesimpulan...................................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tindakan eksploitasi anak adalah tindakan yang dilarang menurut hukum di
Indonesia yang sudah diatur oleh Undang Undang 1945. Anak adalah sebuah
anugerah dan amanah yang Allah berikan pada kita yang didalam dirinya terdapat
sebuah hak dan kewajiban seperti hal nya anak-anak lain pada umumnya. Oleh sebab
itu, pemerintah melakukan upaya dan melindungi dari eksploitasi anak dengan
menjamin hak-hak anak yang harus mereka dapatkan, serta memberikan perlindungan
hukum terhadap anak-anak jika mereka mendapatkan perlakuan yang tidak sesuai
pemerintah. Salah satu kasus yang telah terjadi dimana ada seorang anak kecil di
bawah umur yang di culik yang telah dijalankan oleh seseorang tanpa dikenali atau
pada saudara korban telah di paksa untuk melakukan eksploitasi anak ekonomi dan
seksual. Pelaku telah bebas dari tuntutan dengan alasan untuk memenuhi ekonomi
yang kurang, namun disini perlu garisbawahi bahwa ada dampak yang ditimbulkan
bentuk dan alasan apapun tidak benarkan bahwa anak menjadi bahan perdagangan.
Karena hal itu dapat merugikan pendidikan anak, kesehatan mentalnya dan masa
depannya.
4
B. Rumusan Makalah
1. Bagaimana eksploitasi anak itu?
C. Tujuan Makalah
1. Memahami terminologi eksploitasi anak
penanggulangannya
4. Memahami dari segi hukum di Indonesia tentang eksploitasi anak, dan juga sanksi
bagi pelanggarannya
5
BAB II
PEMBAHASAN
pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa perbudakan,
melawan hukum memindahkan atau mentransplantasi organ dan/atau jaringan tubuh atau
pemanfaatan tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan
Eksploitasi menurut terminologi berasal dari kata ausbeuten yang berarti pemanfaatan
secara tidak adil demi kepentingan sesuatu2. Eksploitasi dan dominasi mempunyai sisi
diwarnai oleh salah satu pihak yang mendominasi pihak lain demi keuntungan atau
kekuasaan pribadi.
Jadi, eksploitasi anak adalah perbuatan yang memanfaatkan anak sesuai kehendak
untuk kepentingan dirinya sendiri yang dilakukan oleh keluarga atau orang lain dan
perbuatan tersebut mengganggu tumbuh kembang fisik dan mental anak. Pada intinya,
B. Macam-macam Eksploitasi
Dapat di temukan di lingkungan sekitar kita ketika hendak memulai aktivitas. Dapat
kita lihat di pinggiran jalan seorang anak yang mengimis di jalanan, mengamen di lampu
lalu lintas. Sesekali ibu dari anak itu hanya duduk saja menunggu hasil kerja kerasnya.
1
Undang-Undang Peberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Nomor 21 tahun 2007 Pasal 1 ayat
7
2
Bagong Suyanto, Anak Perempuan Yang Dilacurkan; Korban Eksploitasi di Industri Seksual
Komersial, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, hlm. 162
6
Kondisi ekonomi yang alami menyebabkan seorang anak mau tak mau harus mengamen
atau mengemis demi memperoleh sesuap nasi. Namun Tindakan yang sebenarnya terjadi
tidaklah benar, seorang anak memiliki hak dan kewajibannya sendiri, sehingga pekerjaan
Bentuk-bentuk eksploitasi pada anak terdapat berbagai mcam, dan yang sering kita
jumpai adalah eksploitasi anak pada ekonomi dan seksual. Namun ada juga kita lihat
C. Eksploitasi Ekonomi
Eksploitasi ekonomi pada anak yaitu dengan menyalahgunakan tenaga anak berupa
bekerja, anak tersebut tidak bisa sekolah, jarang dikasih makan, dan sebagainya.
Pekerjaan tersebut juga seharusnya belum bisa dikerjaan oleh seorang anak. Mirisnya,
menurut data International Labour Organization, sekitar 168 juta anak menjadi pekerja
dalam bentuk pemanfaatan anak untuk berdagang asongan diatur pada Pasal 13 (1b) UU
perlindungan anak, menjelaskan bahwa seorang anak memiliki hak untuk memperoleh
rasa aman dari tindakan eksploitasi baik secara seksual ataupun ekonomi.
Diperkuat dengan ayat (2) yang menjelaskan bahwa, akan diberikan pemberatan
hukuman apabila pihak yang melakukan eksploitasi tersebut adalah pengasuh dari
seorang anak, wali, serta orang tuanya. Dengan demikian, tindakan setiap orang, baik itu
orang tua atau orang lain yang memberikan pekerjaan kepada seorang anak untuk
menjadi pedagang asongan termasuk sebagai sebuah kegiatan dari eksploitasi kepada
7
anak dari segi ekonomi. Selain pasal 13, perlindungan anak terhadap kejahatan
eksploitasi juga dipertegas dalam pasal 59 (1) serta (2), Selanjutnya dalam pasal 66 yang
menjelaskan mengenai upaya-upaya apa saja yang harus dijalankan oleh pemerintahan
Daerah, lembaga pemerintahan, serta lembaga lain yang pada hal mampu memberikan
sebuah perlindungan khusus terhadap anak yang menjadi korban eksploitasi ekonomi.
D. Eksploitasi Seksual
Seksual menurut terminologi adalah hal reproduksi/perkembangbiakan lewat
penyatuan dua individu yang berbeda yang masing-masing menghasilkan sebutir telur dan
sperma, perangsangan melalui alat kelamin, daerah-daerah sensitif atau erogenus, atau
Eksploitasi Seksual pada anak adalah penggunaan anak untuk tujuan pemenuhan
hasrat seksual dengan imbalan tunai atau dalam bentuk lain antara anak, pembeli jasa seks,
penikmat,perantara atau agen, dan pihak lain yang memperoleh keuntungan dari
secara eksplisit seorang anak dalam kegiatan seksual baik secara nyata maupun
disimulasikan atau secara representasi dari organ-organ seksual anak untuk tujuan seksual.
agen, perantara atau penikmat, demi tujuan seksual Eksploitasi seksual dapat berupa
perlakuan yang tidak senonoh dari orang dewasa, kegiatan yang menjuru pada pornografi,
menggunakan anak untuk produk pornografi dan melibatkan anak dalam bisnis prostitusi
3
Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, hlm 459
8
Dalam Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014 hanya
menyebutkan dua pasal tentang larangan melakukan eksploitasi seksual dan eksploitasi
ekonomi pada anak yaitu pasal 76 huruf I dan Pasal 88 dengan ancaman hukuman penjara
maksimal 10 tahun dan atau denda paling banyak 200 juta rupiah.
E. Eksploitasi Sosial
Eksploitasi sosial mempunyai sisi yang sama dengan eksploitasi secara fisik.
yang ancaman kepada anak atau menakut-nakuti, penghinaan terhadap anak, penolakan,
perlakuan negatif, mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas untuk perkembangan emosi
anak, memberi hukuman yang kejam pada anak-anak seperti mengunci anak pada kamar
yang gelap, mengunci didalam kamar mandi, dipukul, dipasung, dan perbuatan
menyimpang lainnya atau eksploitasi sosial adalah segala sesuatu yang bisa menyebabkan
F. Eksploitasi Fisik
Eksploitasi fisik adalah penyalahgunaan tenaga anak untuk dipekerjakan demi
keuntungan orangtuanya atau golongan tertentu seperti menyuruh anak bekerja dan
meletakkan anak pada pekerjaan-pekerjaan berat yang seharusnya belum pantas untuk
dijalaninya. Dalam hal ini anak-anak dipaksa untuk bekerja dengan segenap tenaganya dan
juga mengancam jiwanya, dengan adanya tekanan fisik yang berat dapat menghambat
pertumbuhan fisiknya, apabila anak tidak mau melaksanakan perintah dari orangtuanya
Dalam hal ini, anak-anak dipaksa bekerja menggunakan segenap tenaga dan juga
dapat mengancam jiwanya. Tekanan fisik yang sangat berat dapat menghambat
4
P Joko Subagyo, “Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek”, Rineka Cipta, Jakarta, 1999. Hlm 63
9
perkebangan fisik anak hingga 30% karena mereka mengeluarkan stamina melebihi
kapasitasnya hingga dewasa. Oleh sebab itu, anak-anak akan mengalami cedera fisik yang
diakibatkan oleh pukulan, cambukan, luka bakar, luka jatuh, lecet dan goresan, atau
memar dengan berbagai tingkat penyembuhan, fraktur, luka pada mulut, bibir, rahang, dan
mata5
menyebabkan hilangnya hak-hak anak, baik dari internal maupun eksternal adalah:
H. Faktor Ekonomi
Kebanyakan anak-anak di paksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Harga BBM yang kini naik menjadikan kebutuhan bahan pokok ikut melonjak
harganya. Sehingga anak ikut terjun untuk bekerja. Memperkerjakan anak kemudian
menjadi cara yang tidak sah yang dilakukan oleh orangtua dalam mencukupi
kebutuhan ekonomi yang tidak dapat dipenuhi saat orangta melakukan pekerjaan
tanpa melibatkan anak. Dalam hal ini terlihat bahwa faktor ekonomi yang mendorong
orangtua untuk melakukan tindakan eksploitasi terhadap anak. Keluarga yang tidak
akan menempuh cara yang ilegal apabila pendapatan yang mereka dapatkan secara
sah tidak mencukupi, yang kemudia dilihat bahwa kemiskinan mendoro orang untuk
melakukan kejahatan.6
I. Faktor Pendidikan
Faktor Pendidikan menjadi salah satu penyebab ekploitasi pada anak, karena
rendahnya pemahaman orangtua bahwa sang anak memiliki hak-hak yang harus di
5
Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi, Volume IV No. 1 Mei 2016, diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/69241-ID-eksploitasi-pekerja-anak-pemulung.pdf pada
tanggal 17 Oktober 2022, Pukul 15.18
6
B.Simandjuntak, “Pengantar Kriminologi dan Patologi Sosial”, Bandung, 1981, Hlm 232
10
tunaikan. Perlakuan orangtua yang menyuruh dan mengawasi anaknya yang
mengemis merupakan salah satu bentuk bahwa pendidikan orangtua yang rendah
menyebabkan orangtua tidak paham mendidik anak dengan cara yang tepat.
bagaimana anak ikut membantu dalam meringankan beban ekonomi keluarga, dengan
yang rendah juga mengakibatkan orangtua tidak mementingkan Pendidikan sang anak
dan tidak memahami bahwa pendidikan mempunyai arti yang sangat besar di
J. Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan sekitar termasuk factor pendorong terjadinya Tindakan
eksploitasi pada anak. Anak yang menlami Tindakan eksploitasi bertempat tinggal di
lingkungan yang kumuh. Dan bisasanya satu keluarga yang tinggal di lingkungan
Selain karena factor lingkungan juga ada alas an ikut-ikut temannya, yang
merupakan factor dominan bagi orangtua untuk menyuruh anaknya bekerja di jalanan.
Para orangtua terpengaruh oleh lingkungan sekitar karena beranggapan orangtua lain
pun menyuruh anaknya mengemis dan tidak ada salahnya juga anak mengemis demi
dan mengekspresikan bentuk dari konstitusi, hukum berfungsi juga untuk mengatur
tingkah laku para hakim dan putusannya di pengadilan dan untuk menjatuhkan hukuman
11
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hukum adalah keputusan yang dijatuhkan
hakim kepada terdakwa yang berpedoman pada peraturan resmi yang menjadi pengatur
Dalam pasal 2 ayat (3) dan (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
“Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa kandungan maupun
wajar.”
1. Bidang Kesehatan
Mendapatkan pelayanan kesehatan pada pasal 44 ayat 1: “Pemerintah dan
yang komprehensif bagi Anak agar setiap Anak memperoleh derajat kesehatan yang
optimal sejak dalam kandungan”. Selanjutnya pada ayat 3, “upaya kesehatan yang
komprehensif meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, baik untuk
B. Bidang Pendidikan
Pasal 48: “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyelenggarakan Pendidikan
Pasal 50:
8
Lihat KBBI.Web.Id/hukum
9
UU No.35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak
12
a. Pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat, kemampuan mental
C. Bidang Sosial
Pasal 55 Ayat 1: “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyelenggarakan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28B ayat (2):
Bahwa anak adalah subjek dan warga Negara yang berhak atas perlindungan hak
semasa dalam kandungan atau setelah dilahirkan, perlindungan lingkungan hidup yang
menghambat perkembangan”.
Perlindungan Anak
13
D. Pandangan Hukum Islam tentang Perlindungan Anak terhadap Eksploitasi
Sebuah penganiayaan, kekerasan telah di jelaskan pada firman Allah subhanahu wa
“Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya
jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan
telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang
melepaskan (hak kisas) nya, Maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya.
Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka
Riwayat Ahmad dimana pendapat ini dinilau sebagai yang paling tepat, bahwa ayat-ayat
tentang qisas terhadap anggota badan yang dilukai, melukai atau penganiayaan tetap
berlaku bagi umat islam. Sedangkan menurut ulama kalangan Asy’ariyah bahwa hal ini
Sebuah perintah perlindungan Anak terdapat juga pada firman Allah, QS. An Nisa:9,
yang artinya:
meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan
Dari ayat diatas dapat kita ketahui bahwasanya menjaga anak adalah sebuah Amanah
yang telah Allah berikan. Oleh karena itu, hendaknya sebagai orangtua menjaga amanah
10
M.Nurul Irfan,Hukum Pidana Islam, Cetakan Pertama, Maret 2016, Jakarta:Amzah, hal 40
11
Kementerian Agama RI, Al Quran dan Terjemahannya. Hlm 101
14
Melaksanakan kewajiban sebagai orangtua memberikan pendidikan dan juga memberi
nafkah.
Syari’at juga menegaskan tidak boleh adanya eksploitasi anak, Allah subhanahu wa
memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa
yang besar.”12
Ayat diatas telah menegaskan bahwasanya orangtua tidak berhak untuk merampas
karena alasan ekonomi. Kata membunuh menurut Djaenab penulis Perlindungan Anak
Perspektif Fiqh dan Perundang-Undangan-tidak hanya memiliki arti membunuh jiwa nya,
13
Djaenab, Perlindungan Anak Persfektif Fiqh dan Perundang-undangan (Al-Risalah Volume 10
Nomor 1 Mei 2010), hlm 6
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perlindungan hukum bagi anak dibawah umur yang menjadi korban eksploitasi
sebagai artis masih kurang. Padahal, di Indonesia sendiri perangkat hukum dan aturan
yang tersedia sebenarnya sudah jelas menyatakan larangan melibatkan anak bekerja.
Masalahnya sekarang, meski telah ada hukum dan aturan yang melarang keterlibatan
anak bekerja, dalam kenyataan tetap saja bisa ditemui anak-anak yang bernasib malang
dan bekerja sebagai artis yang jauh diluar kemampuan mereka. Meskipun sudah banyak
teratur dan belum terarah dalam pengaturannya, karena dari sejumlah undang-undang
yang mengatur tentang hak-hak anak dan larangan eksploitasi anak, belum ada
tua serta kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pendidikan dan kebutuhan hak-hak
anak
B. Saran
1. Untuk pemerintah harus dan lembaga terkait, harus lebih memberikan perhatian
kepada kelompok masyarakat yang melakukan pekerjaan yang melanggar aturan dan
kewajiban memberikan pemahaman bagi masyarakat dengan cara yang mudah dipahami
khususnya pengemis anak. Selain itu, perlu diadakannya sanksi yang tegas bagi para
orangtua yang melakukan Tindakan eksploitasi terhadap anak demi tegaknya sistem
perlindungan anak di Indonesia. Namun yang paling utama adalah pemerintah membuat
16
lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya, walaupun orangtua sudah diberikan jaminan
sosial dan pelatihan-pelatihan, tetap saja orangtua melakukan tindakan eksploitasi anak
menjadi pengemis, karena pada dasarnya kebutuhan hidup bukan hanya untuk makan
di Indonesia maka masyarakat juga mempunyai peran untuk melindungi anak. Setiap
unsur masyarakat bisa menjadi agen bagi system perlindungan anak sesuai kapasitasnya.
Mahasiswa misalnya, bisa membuka forum diskusi tentang perlindungan anak, tokoh
agama juga bisa memberikan penjelasan terkait perlindungan anak melalu forum-forum
keagamaan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence)
Bagong Suyanto, Anak Perempuan Yang Dilacurkan; Korban Eksploitasi di Industri Seksual
M.Nurul Irfan,Hukum Pidana Islam, Cetakan Pertama, Maret 2016, Jakarta:Amzah, Nomor 1 Mei
2010)
P Joko Subagyo, “Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek”, Rineka Cipta, Jakarta, 1999
Undang-Undang Peberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Nomor 21 tahun 2007 Pasal 1
ayat 7
https://media.neliti.com/media/publications/69241-ID-eksploitasi-pekerja-anak-pemulung.pdf
18