Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum Labling - Kelompok 5
Laporan Praktikum Labling - Kelompok 5
LINGKUNGAN II
Jurusan Teknik Lingkungan – FALTL – Universitas
TrisaktiGENAP 2022/2023
KELOMPOK 5
1. Khusnul Ramadhan Eka Putri (082002100013)
2. M. Ammar Aushaf (082002100016)
Baku mutu gas CO menurut KEPGUB DKI JAKARTA No. 551 TAHUN
2001:
BUKU MUTU UDARA AMBIEN DI DKI JAKARTA
NO Parameter Waktu pengukuran Baku mutu
CO 1 jam 26.000 µg/Nm³ (23 ppm)
1 (Karbon 8 jam 4000 µg/Nm³ (3,49 ppm)
Monoksida) 24 jam 9.000 µg/Nm³ (8 ppm)
Sumber : shopee.co.id
4. Barometer 1
Germany
Sumber : tokopedia.com
5. Anemometer 1
Sumber : electron.com
Sumber : indiamart.com
V. HASIL PENGAMATAN
Setelah dilakukan pengukuran CO di udara ambien Kampus A Universitas
Trisakti diperoleh data sebagai berikut :
5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Sampling : Samping Jl.Kyai Tapa
Hari/Tanggal : 2 Mei 2023
Waktu : Pukul 09:00 – 09:04 WIB
VII. PEMBAHASAN
Pengamatan dan perhitungan kadar CO (karbon monoksida) di udara ambien
pada praktikum ini dilakukan secara virtual dengan asumsi data diambil dari
Samping Jl.Kyai Tapa pada pukul 09:00 – 09:04 WIB pada hari Selasa, 2 Mei
2023. Keadaan meteorologi diasumsikan sedang mendung dengan temperatur rata-
rata 30ºC, tekanan udara rata-rata 785, mmHg, kelembapan 76%RH, dan
kecepatan angin 1,65 m/s. Pengambilan sampel uji dilakukan dengan rangkaian
pengambil contoh uji dengan durasi 4 menit menggunakan alat gas sampling
pump yang berfungsu untuk mengukur kadar CO di udara ambien dengan satuan
ppm. Cara uji kadar CO ini menggunakan alat Gastec dan bahan garam palladium
yang berfungsi sebagai parameter pengukuran kadar CO. Pada skala 23, warna
pada garam palladium berubah menjadi pink pekat, yang memiliki factor koreksi
sebesar x pada temperature 30ºC.
Jika dibandigkan dengan baku mutu, menurut PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2021 tentang baku mutu udara
ambien. Dalam baku mutu tersebut kadar maksimum 1 jam CO adalah sebesar
10.000 µg/Nm³ atau 8,73 ppm, dalam 8 jam sebesar 4.000 µg/Nm³ atau 3,49 ppm.
Dari data perhitungan, konsentrasi CO di udara ambien sampel adalah sebesar
15.960 µg/Nm3 CO atau 13,94 ppm CO dalam 1 jam, dalam 8 jam sebesar 10.863
µg/Nm3 CO atau 9,49 ppm CO. Maka jika dibandingkan dengan baku mutu ini,
kadar CO di Samping Jl.Kyai Tapa tidak masuk kedalam bawah ambang batas
yang diizinkan menurut baku mutu PPRI No.22/2021.
Jika dibandingkan hasil perhitungan dengan baku mutu KEPGUP DKI Jakarta
No 551 tahun 2001 yaitu kadar maksimum CO di udara ambien 1 jam sebesar
26.000 µg/Nm3 CO atau 22,7 ppm CO, C8 jam sebesar 4.000 µg/Nm3 CO atau
3,49 ppm dan C24 jam sebesar 9.000 µg/Nm3 CO atau 7,86 ppm CO. Maka dapat
disimpulkan bahwa perhitungan konsentrasi CO pada praktikum ini memenuhi
dari kualitas baku mutu pada konsentrasi jangka waktu 1 jam dan 24 jam dan tidak
memenuhi baku mutu pada jangka waktu 8 jam menurut KEPGUP DKI Jakarta
No 551 tahun 2001.
Jika dalam udara ambien terdapat konsentrasi CO yang tinggi maka dapat
menyebabkan pencemaran udara yang dapat mengakibatkan dampak negatif
seperti menyebabkan pembentukan ikatan pigmen akibat gas CO ke dalam darah.
Paparan yang berlebihan pada manusia akan mengakibatkan pengrusakan
penglihatan dan kesadaran, fungsi sistem kontrol syaraf turun serta fungsi jantung
dan paru-paru menurun bahkan dalam kondisi yang berlebihan dapat
menyebabkan kematian. Pembentukan gas CO dapat menjadi salah satu penyebab
pembentukan efek gas rumah kaca.
Maka dengan itu harus dilakukan penanganan pencemaran gas CO agar udara
tidak melebihi baku mutu yang telah di tetapkan, yang dapat dilakukan dengan
cara mengurangi penggunaan mesin berbahan bakar fosil, menerapkan standar
emisi kendaraan dan industry dan menggunakan bahan bakar ranah lingkungan.
VIII. KESIMPULAN
Dari Praktikum penentuan CO di udara ambien, dapat disumpulkan bahwa :
1. Pencemaran gas CO dapat menyebabkan dampak negatif, yaitu
menyebabkan pembentukan ikatan pigmen akibat gas CO ke dalam darah.
Paparan yang berlebihan pada manusia akan mengakibatkan pengrusakan
penglihatan dan kesadaran, fungsi sistem kontrol syaraf turun serta fungsi
jantung dan paru-paru menurun bahkan dalam kondisi yang berlebihan
dapat menyebabkan kematian. Pembentukan gas CO dapat menjadi salah
satu penyebab pembentukan efek gas rumah kaca.
2. Cara penanganan pencemaran gas CO yaitu dengan cara mengurangi
penggunaan mesin berbahan bakar fosil, menerapkan standar emisi
kendaraan dan industry dan menggunakan bahan bakar ranah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA