You are on page 1of 9

LAPORAN PRATIKUM LABORATORIUM

LINGKUNGAN II
Jurusan Teknik Lingkungan – FALTL – Universitas
TrisaktiGENAP 2022/2023

KELOMPOK 5
1. Khusnul Ramadhan Eka Putri (082002100013)
2. M. Ammar Aushaf (082002100016)

Asisten Mahasiswa : Intan Rattedatu


Dosen Pengampu : Hernani Yulinawati, S.T., MURP

CARA UJI KADAR KARBON MONOKSIDA (CO) DENGAN


METODA GASTEC CO DETECTOR TUBE
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan
kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Semuanya membutuhkan udara
untukmempertahankan hidupnya. Udara bersih yang dibutuhkan untuk kehidupan
di bumi merupakan gas yang tidak nampak, tidak berbau, tidak berwarna maupun
berasa namun udara yang benar-benar bersih sudah sulit diperoleh, khususnya di
daerah yang banyak industri. Kebutuhan akan udara bersih semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di dunia, hal ini perlu diantisipasi
agar tidakkrisis udara yang sehat oleh karena itu udara perlu dijaga dan di
perhatikan kesehatannya.
Karbon monoksida ( CO ) adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau
yang dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna dari material yang
berbahan dasar karbon seperti kayu, batu bara, bahan bakar minyak dan zat-zat
organik lainnya. Setiap korban kebakaran api harus dicurigai adanya intoksikasi
gas CO. Sekitar 50% kematian akibat luka bakar berhubungan dengan trauma
inhalasi dan hipoksia dini menjadi penyebab kematian lebih dari 50% kasus
trauma inhalasi. Intoksikasi gas CO merupakan akibat yang serius dari kasus
inhalasi asap dan diperkirakan lebih dari 80% penyebab kefatalan yang
disebabkan oleh trauma inhalasi.
Praktikum kali ini memakai metode Gastec CO Detector yang memiliki
prinsip dasar tabung detector bekerja dengan cara menyedot gas sampel melalui
sebuah tabung yang berisi bahan imia yang akan bereaksi/berubah warna jika
terkena CO. Pompa akan menyedot gas/sampel udara yang akan bereaksi.
Panjang perubahan yang terjadi akan menunjukan konsentrasi/konstanta gas CO
yang terukur.

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gas CO di
udara ambien yang dianalisa menggunakan metode Gastec CO Detector Tube dan
untuk membandingkan konsentrasi CO udara ambien dengan baku mutu udara
ambien.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat Karbon Monoksida
Karbon dan oksigen dapat bergabung dan membentuk senyawa karbon
monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon
dioksida (CO2) sebagai pembakaran sempurna. Karbon monoksida (CO)
merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal
berbentuk gas yang tidak berwarna (Wardhana, 2004).

2.2 Sumber Karbon Monoksida


Kendaraan bermotor yang memadati jalan akan menyebabkan kemacetan
sehingga terjadi penurunan laju kendaraan. Hal ini akan mengurangi efisiensi
bahan bakar dan dihasilkan gas karbon monoksida (CO) yang bersifat racun.
Mesin kendaraan bermotor dalam keadaan hidup tetapi tidak berjalan
menghasilkan 50.000 ppm karbon monoksida (CO) untuk bahan bakar bensin.
Sedangkan untuk mesin berbahan bakar solar akan mengeluarkan 4000 ppm
karbon monoksida (CO) (Brimblecombe, 1986).
Sumber karbon monoksida (CO) bisa secara alami maupun buatan. Sumber
secara alami biasanya dari aktivitas vulkanik, emisi gas alami, pancaran listrik dari
kilat, pertumbuhan benih tanaman dan sumber yang lain. Sumber secara buatan
kebanyakan berasal dari aktifitas manusia misalnya transportasi, pembakaran
minyak, gas, arang atau kayu, prosesproses industri seperti industri besi,
petroleum, kertas dan kayu, pembuangan limbah padat, dan sumber lain termasuk
kebakaran hutan (Fardiaz, 1992).
Suhu yang tinggi merupakan pemicu terbentuknya gas karbon
monoksida (CO). Karbon monoksida (CO) terbentuk karena pada suhu tinggi
karbon dioksida (CO2) terurai menjadi karbon dioksida (CO) dan oksigen.

2.3 Dampak Karbon Monoksida


Karbon monoksida (CO) mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya
karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu
hemoglobin (Fardiaz, 1992). Paparan yang berlebihan pada manusia akan
mengakibatkan pengrusakan penglihatan dan kesadaran, fungsi sistem kontrol
syaraf turun serta fungsi jantung dan paru-paru menurun bahkan dalam kondisi
yang berlebihan dapat menyebabkan kematian. Pembentukan gas CO dapat
menjadi salah satu penyebab pembentukan efek gas rumah kaca.

2.4 Baku Mutu Nitrogen Dioksida (CO) di Udara Ambien


Baku mutu gas CO menurut PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2021 :

BAKU MUTU UDARA AMBIEN NASIONAL


Waktu
NO Parameter Baku mutu Metode analisis
pengukuran
CO 1 jam 10.000 µg/Nm³
1 (Karbon Gastec CO Detector
8 jam 4.000 µg/Nm³
Monoksida)

Baku mutu gas CO menurut KEPGUB DKI JAKARTA No. 551 TAHUN
2001:
BUKU MUTU UDARA AMBIEN DI DKI JAKARTA
NO Parameter Waktu pengukuran Baku mutu
CO 1 jam 26.000 µg/Nm³ (23 ppm)
1 (Karbon 8 jam 4000 µg/Nm³ (3,49 ppm)
Monoksida) 24 jam 9.000 µg/Nm³ (8 ppm)

2.5 Pengendalian Karbon Monoksida


Konsentrasi karbon monoksida (CO) bisa dihilangkan pada tanah yang masih
terbuka dan belum terdapat bangunan diatasnya. Hal ini disebabkan karena
mikroorganisme yang ada di dalam tanah mampu menyerap gas karbon
monoksida (CO) yang terdapat diudara. (Wardhana. 2004).
Selain itu angin juga dapat mengurangi tingkat konsentrasi karbon
monoksida (CO), karena angin memindahkan karbon monoksida (CO) ke
tempat yang lain. Faktor mikroorganisme dan angin bisa menghilangkan
konsentrasi gas karbon monoksida (CO) (Wardhana. 2004).
Pengendalain pencemaran karbon monoksida antara lain adalah mengurangi
penggunaan mesin berbahan bakar fosil, menerapkan standar emisi kendaraan dan
industry dan menggunakan bahan bakar ranah lingkungan.

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat-Alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Alat Percobaan Uji Kadar Karbon Monoksida (CO)
No. Alat yang digunakan Ukuran Gambar
1. Gastec GV- 1
100SSampling Pump

2. Gastec Detector Tubes 1


No. Alat yang digunakan Ukuran Gambar
3. Hygrometer 1
Germany

Sumber : shopee.co.id
4. Barometer 1
Germany

Sumber : tokopedia.com
5. Anemometer 1

Sumber : electron.com

3.2 Bahan-Bahan Percobaan


Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Bahan Percobaan Uji Kadar Karbon Monoksida (CO)
No. Bahan Konsentrasi Jumlah Gambar
1. Palladium Salt - 1

Sumber : indiamart.com

IV. CARA KERJA


• Skema Diagram Sampling
Masukkan tabung Melepaskan ujung tabung
detector yang barel saja detector dengan ujung
disegel ke dalam pompa tabung dipompa.
untuk memeriksa pompa.

Pastikan pegangan pompa Masukkan tabung ke


benar-benar masuk saluran masuk pompa
sejajarkan tanda panduan dengan panah pada tabung
pada badan pompa dengan yang menunjuk ke arah
tanda panduan pada pompa.
pegangan.

Menarik gagang sepenuhnya


hingga terkunci pada satu stroke
pompa (100 ml) tunggu 4 menit
dan konfirmasi penyelesaian
sampel.

• Skema Diagram Analisis

Segera kaca skala diujung Jika perlu kalikan hasil bacaan


perubahan warna agar dengan faktor koreksi suhu dari
mudah dibaca. tekanan atmosfer masing –
masing.

V. HASIL PENGAMATAN
Setelah dilakukan pengukuran CO di udara ambien Kampus A Universitas
Trisakti diperoleh data sebagai berikut :
5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Sampling : Samping Jl.Kyai Tapa
Hari/Tanggal : 2 Mei 2023
Waktu : Pukul 09:00 – 09:04 WIB

5.2 Data Meterologi


Berikut merupakan data meterologi yang diperoleh pada saat pengambilan
sampling di Samping Jl.Kyai Tapa.
Tabel 5.2 Hasil pengukuran Data Meterologi
No keterangan Hasil Pengamatan
1. Kecepatan angin 1,65 m/s
2. Suhu 30 °C
3. Tekanan udara 785 mmHg
4. Kelembapan udara 76% (RH)
5.3 Data Sampling
Berikut merupakan data sampling yang diperoleh pada saat pengambilan
sampling di Samping Jl.Kyai Tapa.
Tabel 5.3 Hasil Pengamatan Data Sampling
No keterangan Hasil Pengamatan
Pengambilan sampel selama 4 menit,
1. dilakukan dengan alat Gas Sampling Pump 09:00 – 09:04 WIB
(Gastec)

5.4 Data Analisis


Berikut merupakan data analisis yang akan dibandingkan dengan baku mutu
udara ambien.
Tabel 5.4 Hasil Konsentrasi Sampling CO
Hasil Pengukuran 4 Menit (ppm)
Konsentrasi CO 1

VI. RUMUS DAN PERHITUNGAN


6.1 Rumus
6.1.1 Konversi Gas Hasil Pengukuran CO ppm ke µg/Nm3
1
BM CO = 1145,19

6.2.2 Perhitungan Komsentrasi Gas CO Dalam waktu 1 jam


C 1 jam : 32 menit + ( 32/60)^0,185
: 1 ppm + ( 32/60)^0,185
: 1019

VII. PEMBAHASAN
Pengamatan dan perhitungan kadar CO (karbon monoksida) di udara ambien
pada praktikum ini dilakukan secara virtual dengan asumsi data diambil dari
Samping Jl.Kyai Tapa pada pukul 09:00 – 09:04 WIB pada hari Selasa, 2 Mei
2023. Keadaan meteorologi diasumsikan sedang mendung dengan temperatur rata-
rata 30ºC, tekanan udara rata-rata 785, mmHg, kelembapan 76%RH, dan
kecepatan angin 1,65 m/s. Pengambilan sampel uji dilakukan dengan rangkaian
pengambil contoh uji dengan durasi 4 menit menggunakan alat gas sampling
pump yang berfungsu untuk mengukur kadar CO di udara ambien dengan satuan
ppm. Cara uji kadar CO ini menggunakan alat Gastec dan bahan garam palladium
yang berfungsi sebagai parameter pengukuran kadar CO. Pada skala 23, warna
pada garam palladium berubah menjadi pink pekat, yang memiliki factor koreksi
sebesar x pada temperature 30ºC.
Jika dibandigkan dengan baku mutu, menurut PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2021 tentang baku mutu udara
ambien. Dalam baku mutu tersebut kadar maksimum 1 jam CO adalah sebesar
10.000 µg/Nm³ atau 8,73 ppm, dalam 8 jam sebesar 4.000 µg/Nm³ atau 3,49 ppm.
Dari data perhitungan, konsentrasi CO di udara ambien sampel adalah sebesar
15.960 µg/Nm3 CO atau 13,94 ppm CO dalam 1 jam, dalam 8 jam sebesar 10.863
µg/Nm3 CO atau 9,49 ppm CO. Maka jika dibandingkan dengan baku mutu ini,
kadar CO di Samping Jl.Kyai Tapa tidak masuk kedalam bawah ambang batas
yang diizinkan menurut baku mutu PPRI No.22/2021.
Jika dibandingkan hasil perhitungan dengan baku mutu KEPGUP DKI Jakarta
No 551 tahun 2001 yaitu kadar maksimum CO di udara ambien 1 jam sebesar
26.000 µg/Nm3 CO atau 22,7 ppm CO, C8 jam sebesar 4.000 µg/Nm3 CO atau
3,49 ppm dan C24 jam sebesar 9.000 µg/Nm3 CO atau 7,86 ppm CO. Maka dapat
disimpulkan bahwa perhitungan konsentrasi CO pada praktikum ini memenuhi
dari kualitas baku mutu pada konsentrasi jangka waktu 1 jam dan 24 jam dan tidak
memenuhi baku mutu pada jangka waktu 8 jam menurut KEPGUP DKI Jakarta
No 551 tahun 2001.
Jika dalam udara ambien terdapat konsentrasi CO yang tinggi maka dapat
menyebabkan pencemaran udara yang dapat mengakibatkan dampak negatif
seperti menyebabkan pembentukan ikatan pigmen akibat gas CO ke dalam darah.
Paparan yang berlebihan pada manusia akan mengakibatkan pengrusakan
penglihatan dan kesadaran, fungsi sistem kontrol syaraf turun serta fungsi jantung
dan paru-paru menurun bahkan dalam kondisi yang berlebihan dapat
menyebabkan kematian. Pembentukan gas CO dapat menjadi salah satu penyebab
pembentukan efek gas rumah kaca.
Maka dengan itu harus dilakukan penanganan pencemaran gas CO agar udara
tidak melebihi baku mutu yang telah di tetapkan, yang dapat dilakukan dengan
cara mengurangi penggunaan mesin berbahan bakar fosil, menerapkan standar
emisi kendaraan dan industry dan menggunakan bahan bakar ranah lingkungan.

VIII. KESIMPULAN
Dari Praktikum penentuan CO di udara ambien, dapat disumpulkan bahwa :
1. Pencemaran gas CO dapat menyebabkan dampak negatif, yaitu
menyebabkan pembentukan ikatan pigmen akibat gas CO ke dalam darah.
Paparan yang berlebihan pada manusia akan mengakibatkan pengrusakan
penglihatan dan kesadaran, fungsi sistem kontrol syaraf turun serta fungsi
jantung dan paru-paru menurun bahkan dalam kondisi yang berlebihan
dapat menyebabkan kematian. Pembentukan gas CO dapat menjadi salah
satu penyebab pembentukan efek gas rumah kaca.
2. Cara penanganan pencemaran gas CO yaitu dengan cara mengurangi
penggunaan mesin berbahan bakar fosil, menerapkan standar emisi
kendaraan dan industry dan menggunakan bahan bakar ranah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Arya Wardhana, Wisnu. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi:


Yogyakarta.
Brimblecombe, P. 1986. Air Composition and Chemistry. Cambridge University
Press. Cambridge.
Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Surat Keputusan Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta No 551/2001 tentang Standar Baku Mutu Udara
Bebas DKI Jakarta. 2021.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Srikandi Fardiaz, 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
LAMPIRAN
Denah Lokasi Pengambilan Sampel Uji

Samping Jl.Kyai Tapa

You might also like