You are on page 1of 4

Delapan (8) Komponen Inti

Komponen 6 : Pemantauan/audit praktik PPI dan umpan balik dan kegiatan pengendalian
Tingkat fasilitas pelayanan kesehatan
A. Deskripisi Singkat
Pemantauan/audit rutin praktik PPI yang dipasangkan dengan umpan balik rutin (individu
dan/atau tim/unit) efektif untuk meningkatkan kepatuhan terhadap praktik perawatan dan
menurunkan HAIS secara keseluruhan.Audit dan umpan balik tepat waktu dari praktik
perawatan kesehatan menurut standar PPI harus dilakukan secara teratur untuk pencegahan
dan pengendalian HAIS dan AMR.
B. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu melakukan pemantauan / audit PPI
untuk menurunkan HAIS dan AMR di Fasyankes
C. Indikator Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat :
 Mengetahui Pengertian, Tujuan,dan Sasaran Audit PPI
 Mengetahui kegiatan Audit PPI
 Melakukan Audit PPI
 Melaporkan Hasil Audit
D. Uraian materi
Definisi Audit adalah Proses yang sistematis, independen dan terdokumentasi untuk
memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara obyektif untuk menentukan sejauh
mana
kriteria audit / standar dipenuhi. Audit klinis adalah suatu kegiatan berkesinambungan
penilaian mutu pelayanan yang dilakukan para pemberi jasa pelayanan kesehatan langsung
(oleh dokter, perawat, dan atau profesi lain) suatu Rumah Sakit untuk menghasilkan
perbaikan-perbaikan jika hasil penilaian menunjukkan bahwa mutu pelayanan mereka
ternyata dibawah optimal. (National Institute for Clinical Excellence (NICE) Pengertian
klinis dalam konteks ini meliputi kelompok medik dan keperawatan, dengan demikian audit
klinis dapat merupakan audit medik, audit keperawatan, atau gabungan antara audit medik
dan keperawatan.
Audit berarti melakukan pengecekan terhadap praktik aktual terhadap standar yang ada,
termasuk tentang membuat laporan ketidakpatuhan atau isu-isu yang dipertimbangkan oleh
tenaga kesehatan lainnya atau oleh Komite PPI.(PMK 27 Tahun 2017)
Tujuan utama praktik audit/pemantauan dan indikator serta umpan balik lainnya adalah
untuk mencapai perubahan perilaku atau modifikasi proses lainnya untuk meningkatkan
kualitas perawatan dan praktik dengan tujuan mengurangi risiko penyebaran HAIS dan
AMR. Selain
itu tujuan audit adalah menekankan pentingnya berbagi hasil audit dan memberikan umpan
balik tidak hanya dengan mereka yang diaudit (perubahan individu), tetapi juga dengan
manajemen rumah sakit dan administrasi senior (perubahan organisasi). Tim dan komite PPI
(atau komite kualitas perawatan) juga harus disertakan karena praktik perawatan PPI adalah
penanda kualitas untuk program-program ini. Pemantauan dan umpan balik juga ditujukan
untuk melibatkan pemangku kepentingan, menciptakan kemitraan dan mengembangkan
kelompok kerja dan jaringan.
Auditor dan Peran
Auditor PPI RS adalah IPCN atau IPCLN
Peran auditor :
 Menata program audit ( ruang lingkup)
 Membuat formulasi tools audit
 Mempersiapkan/melatih tenaga kesehatan mengimplementasikan tools dalam proses
audit
 Membuat Jadwal kegiatan audit
 Melakukan proses audit dan membuat skoring
 Melaporkan hasil audit
Ruang Lingkup Audit terdiri dari :
 Penerapan Kewaspadaan Isolasi
 Tindakan pencegahan dan pengendalian Infeksi
 Pendidikan dan Pelatihan
 Penggunaan Antimikroba
Proses Audit dilakukan melalui Siklus PDSA
Siklus PDSA
Pelaksanaan Audit
1. Pengamatan dilakukan secara periodik selama periode sibuk.
2. Beritahukan kepada Kepala ruangan/unit atau penanggung jawab ruangan sebelum
pelaksanaan di lakukan.
3. Mengamati perilaku petugas kesehatan selama tindakan
4. Jika aktivitas cukup banyak dapat mengunakan alat bantu rekaman
5. Observasi dilakukan selama : 15 - 30 menit
6. Bila 5 menit tidak ada tindakan >>> pindah
7. Lebih mudah untuk mengamati salah satu anggota staf pada suatu waktu, tetap
pengamatan lebih dari satu anggota staf dapat dilakukan secara simultan Diambil
Tindakan /Perubahan Praktis Pengumpulan data/audit lokal, Analisa Data Audit dan
Umpan Balik.
Frekuensi Observasi
a. Disarankan pengamatan terjadi setiap kuartal ( 3 bulan) di setiap AREA / lingkungan.
b. Periode pengamatan selama 5 sampai 10 hari sejak hari ke hari mungkin terjadi variasi.
PERIODE OBSERVASI harus kira - kira 15-30 menit merupakan hal ini penting untuk
menyebarkannya.
c. Pengamatan tambahan mungkin dilakukan bila ada wabah, transmisi silang dari Multi
Drug Resistensi
Jenis audit:
1. Lembar audit dari “the Community and Hospital Infection Control Association” Kanada.
2. Lembar audit dari WHO
3. Audit dilaksanakan pada :
a. Kebersihan tangan (kesiapan dan praktik, suplai seperti sabun, tissue, produk handrub
berbasis alkohol).
b. Memakai kewaspadaan standar/praktik rutin.
c. Menggunakan kewaspadaan isolasi.
d. Menggunakan APD.
e. Monitoring peralatan sterilisasi.
f. Pembersihan, disinfeksi, dan sterilisasi peralatan pakai ulang seperti bronkoskopi, da
instrument bedah.
g. Pembersihan area lingkungan perawatan.
h. Praktik HD, peralatan dan fasilitas.
i. Praktik PPI di OK,aseptik, dan antiseptik pra-bedah, kontrol alur, persiapan kulit
pasien, pencukuran (pada daerah khusus), kebersihan tangan bedah, dan antibiotika
profilaksis.
j. Praktik dan alat medis yang diproses ulang di klinik dan kantor dokter.
k. Isu-isu keselamatan kerja seperti tertusuk benda tajam/jarum, vaksinasi petugas.
4. Manajemen KLB.

Laporan Hasil audit yang telah lengkap dikaji ulang bersama pihak manajemen dan staf di
area yang diaudit sebelum dilaporkan. Di dalam laporan harus diinformasikan bagaimana
audit
dilakukan, metode yang dipakai, data kepatuhan, temuan, dan rekomendasi. Laporan audit
bisa tercakup di dalam :
a) Laporan mingguan: memberikan umpan balik yang cepat (contoh selama KLB atau
setelah terjadi kejadian tertusuk jarum).
b) Laporan Bulanan: berisikan tentang surveilans, hasil audit, edukasi, pelatihan, dan
konsultasi.
c) Laporan per empat bulan: merupakan laporan formal termasuk rekomendasi.
d) Laporan tahunan: suatu ringkasan audit yang dilaksanakan selama setahun dan
menghasilkan perubahan atau perbaikan, biasanya diilustrasikan dengan grafik

You might also like