You are on page 1of 14

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

OLEH :
Kelompok 8

Nama :
Ni Putu Widiari 2102014164 / 10
I Gede Krisna Aditya Pratama 2102014174 / 14
Sagung Komang Sinta Trijayanti 2102014188 / 19
Ni Made Amelia Marsya 2102014191 / 24

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN PARIWISATA


UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Sistem Informasi Manufaktur” tepat waktu. Makalah
“Sistem Informasi Manufaktur” disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Selain itu penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Sistem Informasi Manajemen.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Gusti Alit Suputra,.SE.,MM
selaku dosen mata kuliah Sistem Manajemen. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan serta wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan Makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan proposal ini.

Denpasar, 07 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER DEPAN ....................................................................................................................i


KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................1
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................1

BAB II Pembahasan
2.1 komputer sebagai bagian dari sistem fisik............................................................2
2.2 komputer sebagai bagian dari sistem informasi.....................................................3
2.3 model sistem informasi manufaktur ......................................................................6
2.4 Penggunaan sistem informasi manufaktur oleh manajer.......................................9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................10
3.2 Saran ......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia Industri selalu menghubungkan pemikiran seseorang kepada sebuah prosedur
input, proses, dan output. Ketiga hal ini menjadi bagian penting dalam suatu perusahaan
untuk mengolah data mentah menjadi suatu keluaran. Perusahaan manufaktur memerlukan
informasi untuk melangsungkan roda industrinya. Tanpa informasi yang akurat,
perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan, keputusan, bahkan peraturan yang dapat
menunjang perbaikan maupun perkembangan perusahaan.
Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai sistem konseptual
maupun sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik. Computer-aided design (CAD),
computer-aided manufacturing (CAM), dan robotik merupakan gambaran dalam
penggunaan komputer dalam sistem produksi fisik.
Semakin berkembangnya suatu zaman, perubahan pula terjadi pada sistem manufaktur
suatu pabrik. Komputer juga dijadikan sebagai suatu sistem informasi untuk
mengendalikan persediaan pada suatu pabrik. Awalnya muncul sistem titik pemesanan
kembali, kemudian berkembang
menjadi MRP (material requirements planning), lalu MRP II (manufacturing
resource planning) dan terakhir menjadi JIT.
Sistem informasi manufaktur terdiri dari 3 subsistem input dan 4 subsistem output.
Kegiatan dari subsistem input yang kemudian mengarah pada subsiem output yang
nantinya akan menghasilkan produk untuk pemakai atau konsumen.
Dengan demikian, perusahaan manufaktur perlu memiliki sebuah sistem informasi yang
dikhususkan pada departemen atau bagian manufaktur. Hal ini diperlukan untuk
membentuk proses bisnis yang lebih menguntungkan bagi perusahaan

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang
yaitu:
1. Bagaimana Komputer Sebagai Bagian Dari Sistem Fisik?
2. Bagaimana Komputer Sebagai Bagian Dari Sistem Informasi?
3. Bagaimana Model Sistem Informasi Manufaktur?
4. Bagaimana Penggunaan Sistem Informasi Manufaktur Oleh Manajer?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, makalah ini memiliki tujuan untuk:
1. Dapat Mengetahui Computer Sebagai Bagian Dari Sistem Fisik
2. Dapat Menegtahui Computer Sebagai Bagian Dari Sistem Informasi
3. Dapat Mengetahui Model Sistem Informasi Manufaktur
4. Dapat Mengatahui Penggunaan Sistem Informasi Manufaktur Oleh Manajer

1
BAB II

PEMBAHASAN

 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur


Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi
produk.Proses ini meliputi:perancangan produk, pemilihan material dan tahaptahap proses dimana
produk tersebut dibuat.
Definisi manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan
berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas perancangan produk, pembelian, pemasaran, mesin dan
perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan proses, production control, pengiriman material,
support service, dan customer service.
Sistem Informasi Manufaktur adalah sistem berbasis komputer yang bekerja dalam
hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung manajemen perusahaan
dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk perusahaan yang pada
dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem ini digunakan untuk mendukung
fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian
proses untuk memproduksi barang atau jasa Ruang lingkup sistem informasi manufaktur meliputi
Sistem perencanaan manufaktur, Rencana produksi, Rencana tenaga kerja, Rencana kebutuhan
bahan baku dan Sistem pengendalian manufaktur.
Manfaat digunakannya sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah sebagai
berikut :
1. Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi manufaktur
menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
2. Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
3. Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database
4. Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat,tepat
dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tida terpaka

2.1 Komputer sebagai bagian dari sistem fisik


Komputer Sebagai Bagian Dari Sistem Fisik Manajemen manufaktur menggunakan
komputer baik sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik.
Ada tiga cara dalam menggunakan teknologi komputer dalam sistem fisik ini, yaitu Computer-
Aided Design (CAD), Computer-Aided Manufacturing (CAM), dan Robotik.

1. Computer-Aided Design (CAD)


Computer-Aided Design (CAD), yang saat ini sering disebut Computer-Aided
Engineering (CAE) melibatkan penggunaan komputer untuk membantu rancangan
produk yang akan dimanufaktur. CAD pertama kali digunakan dalam industri dirgantara
dan kemudian diadopsi oleh pembuat mobil. CAD kemudian digunakan untuk merancang
segala sesuatu dari struktur rumit hingga bagian-bagian terkecil. CAD merupakan
program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk yang
ingin digambarkan yang dapat diwakili oleh garis-garis maupun simbol-simbol tertentu.
CAD dapat berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi. CAD digunakan untuk
merancang segala sesuatu dari struktur rumit seperti bangunan dan jembatan hingga
bagian-bagian kecil, memperbaiki gambar dengan menghaluskan garis. Setelah rancangan

2
tersebut dimasukkan ke dalam komputer, engineer dapat menempatkan rancangan pada
berbagai pengujian untuk mendeteksi titik-titik lemah. CAD bahkan dapat membuat
bagian-bagian tersebut bergerak seperti yang sedang digunakan. Ketika rancangan itu
selesai, perangkat lunak CAD dapat mempersiapkan spesifikasi rinci yang diperlukan
untuk memproduksi produk itu yang disimpan dalam database rancangan. CAD telah
berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE dan integrasi itu dimungkinkan
karena perangkat lunak CAD kebanyakan merupakan aplikasi 3 dimensi atau biasa
disebut solid modelling yang memungkinkan memvisualisasikan komponen dan rakitan
yang kita buat secara realistik dan mempunyai properti seperti massa, volume, pusat
gravitasi, luas permukaan, dan lain-lain.
2. Computer-Aided Manufacturing (CAM)
Computer -Aided Manufacturing (CAM) Saat ini, pabrik-pabrik besar telah
menerapkan teknologi CAM. Computer-Aided Manufacturing (CAM) adalah penerapan
komputer dalam proses produksi. Komputer berperan sebagai pengendali atas beberapa
mesin produksi sehingga produksi dapat berjalan lebih cepat dan presisi yang lebih tinggi
daripada jika pekerja manusia yang mengendalikan. Sebagian besar otomatisasi pabrik
saat ini terdiri dari teknologi CAM. Produksi dapat berjalan lebih cepat dari presisi yang
lebih tinggi daripada jika pekerja manusia yang mengendalikan. Presisi yang lebih tinggi
memungkinkan lebih sedikit bagian yang cacat dan terbuang.
3. Robotik (Industrial Robots/IR)
Robotik Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik yang
melibatkan penggunaan robot industrial. Robotik merupakan alat yang secara otomatis
menjalankan tugas-tugas tertentu dalam proses manufaktur yang memungkinkan
perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang tinggi, juga
digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung resiko seperti melakukan
pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan kinerja dan
keefektifan robot kurang maksimal.

2.2 Komputer Sebagai Bagian Dari Sistem Informasi


Komputer merupakan suatu sistem informasi dalam kegiatan manufaktur. Output dari
sistem informasi menufaktur digunakan untuk menciptakan dan mengoperasikan sistem
produk fisik
Ada beberapa pendekatan dalam pengelolaan proses manufaktur, antara lain:
1. Sistem Titik Pemesanan Kembali (Re-order Point/ROP)
Pendekatan paling sederhana adalah pendekatan reaktif, yaitu menunggu hingga
saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan
pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu
disebut titik pemesanan kembali (re-order point /ROP), dan sistem yang mendasarkan
keputusan pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan
kembali. Seorang manajer manufaktur tidak perlu menebak untuk menentukan ROP.

3
Beberapa istilah dalam ROP antara lain :
 Stock‐out : kehabisan persediaan
 Lead time : waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan
 Safety stock : persediaan aman

ROP dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: R = LU + S

Dimana:
R = titik pemesanan kembali
L = lead time pemasok
U = tingkat pemakaian (jumlah unit yang terjual per hari)
S = tingkat safety stock (dalam unit)

Perusahaan biasanya melakukan pemesanan sebelum stok habis sama sekali, dengan demikian
selalu ada kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatannya sambil menunggu
pengiriman dari pemasok yang belum datang, atau penggunaan stok akan dikurangi selama
jangka lead time. Jika kekosongan stok terjadi, perusahaan tidak dapat menjalankan proses
produksinya yang mengakibatkan perusahaan rugi. Dengan pengukuran yang teliti, maka bisa
dilakukan pencadangan jumlah inventarisasi ekstra atau sering disebut safety stock.

2). Material Requirements Planning (MRP)


Material Requirements Planning (MRP) adalah suatu strategi material proaktif.
MRP dikembangkan pada tahun 1960an oleh Joseph Orlicky dari J.I case company. MRP
adalah suatu strategi material proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan
tanggal yang dibutuhkan.
MRP mempunyai 4 komponen meliputi :
1. Sistem penjadwalan produksi menghasilkan master jadwal produksi yang mencakup lead
time terpanjang ditambah waktu produksi terpanjang.
2. Sistem MRP menguraikan tagihan material. Mengubah kebutuhan bruto menjadi
kebutuhan netto.
3. Sistem perencanaan kebutuhan kapasitas bekerja dengan sistem MRP untuk menjaga
produksi dalam kapasitas pabrik. Menghasilkan output, melaporkan dan merencanakan
jadwal pemesanan.
4. Sistem pelepasan pesanan menghasilkan laporan untuk lantai kerja dan pembelian

 Manfaat MRP bagi perusahaan :

1.Perusahaan dalam mengelola materialnya secara lebih efisien


2.Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan barang
3. Perusahaan mengetahui kebutuhan material di masa depan
4. Pembeli dapat merundingkan perjanjian pembeli dengan pemasok.

4
Sistem penjadwalan produksi, menggunakan empat file data dalam menyiapkan master
production schedule. Data input mencakup file pesanan pelenggan, file ramalan penjualan,
file persedian barang jadi, dan file kapasitas produksi. Sedangkan master production schedule
memproyeksikan produksi cukup jauh ke depan untuk mengakomodasi proses produksi.

a. Sistem material requirements planning menentukan berapa banyak material yang


diperlukan untuk memproduksi jumlah unit yang diinginkan. File bill of material
digunakan untuk menguraikan bill of material untuk tiap jenis barang yang dijadwalkan
untuk diproduksi. Dan file persediaan bahan baku digunakan untuk menentukan material
mana yang telah dimiliki.

b. Sistem material requirements planning bekerja berhubungan dengan system capacity


requirements planning untuk memastikan bahwa produksi terjadwal itu sesuai dengan
kapasitas pabrik. Output utama yang dihasilkan adalah jadwal pesanan terencana (planned
order schedule), yang mendaftarkan jumlah kebutuhan tiap material berdasarkan periode
waktu. Sedangkan output lainnya mencakup perubahan pesanan terencana, laporan
perkecualian, laporan kinerja, dan laporan perencanaan.

c. Sistem pelepasan pesanan (order release system) menggunakan jadwal pesanan terencana
untuk input dan mencetak suatu laporan pelepasan pesanan. MRP memungkinkan
perusahaan untuk dapat mengelola materialnya secara lebih baik. Perusahaan dapat
menghindari kehabisan persediaan yang disebabkan oleh penantian persediaan yang telah
dipesan namun tidak tersedia. Juga dapat mengetahui kebutuhan material masa depan,
pembeli dapat merundingkan perjanjian pembelian dengan pemasok dan mendapatkan
rabat.

3) Manufacturing Resource Planning (MRP II)

Manufacturing Resource Planning (MRP II) merupakan pengembangan konsep


MRP di luar area manufaktur sehingga dapat meliputi seluruh perusahaan. Sistem MRP II
mengintegrasikan semua proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan
manajemen material. MRP II dapat bertukar data dengan subsistem informasi akuntansi
yang terlibat dalam arus material (pemasukan pesanan, penagihan, piutang dagang,
pembelian, penerimaan, hutang dagang, dan buku besar).

 Manfaat MRP II (Manufakturing Resource Planning)


Adapun manfaat MRP II (Manufakturing Resource Planning)
a. Penggunaan sumber daya yang lebih efisien yaitu dengan mengurangi inventori, lebih
sedikit waktu lebih sedikit kemacetan.
b. Perencanaan prioritas lebih baik. Hal ini dengan memulai produksi lebih cepat dan
jadwal lebih fleksibel.
c. Meningkatkan pelayanan pelanggan. Hal ini berkaitan dengan kesesuaian tanggal
pengiriman, meningkatkan kualitas, kemungkinan harga lebih rendah/murah.

5
d. Meningkatkan moral dan semangat pekerja. Dengan hal ini pegawai dapat memperoleh
keyakinan dalam sistem yang menghasilkan koordinasi antardepartemen lebih baik.
e. Informasi manajemen yang lebih baik. Manajemen dapat menggunakan output sistem
untuk memperoleh pandangan yang lebih baik mengenai sistem produksi fisik dan untuk
mengukut kinerja sistem tersebut.

4) Pendekatan Just-In-Time (JIT)


Pada pertengahan tahun 1980an para manajer Amerika Serikat mempelajari
manajemen Jepang dan teknik organisasi untuk mendapatkan kunci keberhasilan
penjualan mereka. Salah satu teknik tersebut adalah just in time (JIT).JIT menjaga arus
bahan ke pabrik agar sampai yang terendah dengan cara menjadwalnya agar saat tiba di
workstation (stasiun kerja) ”just in time” (tepat waktu). JIT berusaha untuk meminimalkan
biaya inventarisasi dengan cara memproduksi dalam jumlah yang lebih kecil. Lot size
(ukuran tumpukan) yang ideal akan menjadi satu dalam sistem JIT. Satu unit akan
bergerak dari workstation ke workstation berikutnya sampai produksinyaselesai.
Pengaturan waktu menjadi kunci Penting saat Pasokan bahan mentah datang dari pemasok
sebelum penjadwalan produksi mulai, tidak ada inventarisasi bahan mentah yang perlu
dibicarakan. Jumlah bahan mentah yang sedikit diterima sekaligus, karena mungkin
pemasok melakukan beberapa kali pengiriman selama satu hari. Kebalikannya dengan
MRP yang menekankan perencanaan jangka panjang dan membutuhkan penggunaan
komputer, maka JIT menekankan pengaturan waktu dan penggunaan tanda non komputer
karenacukup menggunakan ”kanban” yang berarti kartu. Tujuan JIT adalah
meminimalkan biaya persediaan dan penanganan (keamanan dan asuransi).
Pendekatan ini menjaga arus material melalui pabrik hingga minimum dengan
menjadwalkan material agar tiba di stasiun kerja tepat pada waktunya (just in time).
JustIn-Time mencoba untuk meminimumkan biaya persediaan dengan memproduksi pada
jumlah yang lebih sedikit. Dan waktu adalah kunci dari sistem ini. Pasokan bahan baku
mulai memasuki jalur perakitan. Pekerja pertama menyelesaikan langkah produksi
pertama dan menyisihkan barang itu. Pekerja selanjutnya memungut barang tersebut dan
melakukan langkah kedua. Proses ini terus berlanjut dari satu langkah produksi ke yang
lain. Jika seorang pekerja siap untuk barang selanjutnya, ia memberi tanda pada pekerja
sebelumnya.
Just-In-Time tidak sesuai untuk situasi yang sangat bervariasi dalam volume produksi
yang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam permintaan pelanggan.

2.3 Model Sistem Informasi Manufaktur


Sistem informasi manufaktur terdiri dari tiga susbsistem input dan empat subsistem output.

1). Subsistem Input


Input data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data
intern sistem keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang
berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya
yang mendukung proses secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas
material, frekuensi perawatan, dan lain‐lain. Data Eksternal perusahaan merupakan data
6
yang berasal dari luar perusahaan (environment) yang mendukung proses pengolahan data
menjadi informasi yang berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal
hingga akhir proses.. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan
pemerintah tentang UMR, listrik, dll. Sub sitem input terdiri dari sistem informasi
akuntansi, sub sistem industrial engineering, dan subsitem intelejen manufaktur.

a) Sistem Informasi Akuntansi


Tugas pengumpulan data yang menjelaskan operasi produksi paling baik
dilaksanakan dengan menggunakan terminal pengumpulan data. Pegawai produksi
memasukkan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media
(barcodes documents, dokumen dengan tanda pensil, dan kartu plastik dengan garis-
garis catatan).

b) Susbsistem Industrial Engineering


Merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari operasi
manufaktur dan membuat saran-saran perbaikan. Industrial Engineering
mengkhususkan diri dalam rancangan dan operasi sistem fisik tetapi juga memahami
sistem konseptual. Dan bagian penting dari kerja IE melibatkan pengaturan standar
produksi yang dilakukan dengan cara mempelajari proses produksi untuk menentukan
berapa lama waktu yang harus dihabiskan.

c) Subsistem Intelejen Manufaktur


Subsistem intelejen manufaktur membuat manajemen manufaktur tetap mengetahui
perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber pekerjaan, material dan mesin.
Informasi Pekerja Manajer manufaktur sangat memperhatikan serikat pekerja yang
mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Jika para pekerja memilih untuk
berserikat, suatu kontrak menjelaskan harapan dan kewajiban baik perusahaan
maupun serikat. Informasi yang menjelaskan kinerja actual dari kedua pihak harus
dikumpulkan sehingga manajemen dapat memastikan bahwa syarat-syarat dalam
kontrak terpenuhi. Informasi Pemasok Sebagian besar departemen pembelian
memiliki beberapa pembelian yang mengkhususkan diri dalam memperoleh material
kelas tertentu. Pemilihan pemasok terbaik merupakan elemen kunci dalam menapai
efisiensi dan kualitas produksi.

2). Subsistem Output


Subsistem Output adalah segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi
disetiap divisi kerja ataupun departemen yang mengukur produksi dalam hal waktu,
menelusuri arus kerja dari satu langkah ke langkah berikutnya.
a. Subsistem Produksi
Manajemen manufaktur menggunakan subsistem produksi terutama untuk
mengelola proses produksi harian. Kegunaan lain adalah untuk membantu dalam
pembangunan fasilitas produksi baru. Subsistem produksi juga dapat membantu
manajemen dalam membuat keputusan lokasi.

7
b. Subsistem Persediaan
Manajemen manufaktur selalu bertanggung jawab atas persediaan bahan baku dan
barang dalam proses. Tingkat persediaan bahan perusahaan sangat penting karena
menggambarkan investasi yang besar. Uang yang tertanam dalam persediaan tidak
dapat digunakan untuk hal-hal yang lain, melainkan untuk pengeluaran biaya
pemeliharaan dan biaya pembelian. Biaya pemeliharaan biasanya dinyatakan sebagai
persentase biaya tahunan dari barang, dan biaya tersebut mencakup faktor-faktor
seperti kerusakan, pencurian, keusangan, pajak, dan asuransi. Sedangkan biaya
pembelian diperlukan saat material dipesan (biaya telepon, biaya sekretaris, biaya
formulir pesanan pembelian, dan sebagainya). Dan fungsi dari sub sistem persediaan
adalah mengukur volume aktifitas produksi saat persediaan diubah dari bahan mentah
menjadi bahan jadi.

 Pentingnya Tingkat Persediaan Tingkat persediaan perusahaan sangat penting


karena menggambarkan investasi yang besar. Uang yang tertanam dalam persediaan
tidak dapat digunakan untuk hal-hal yang lain. Tingkat persediaan suatu barang
tertentu terutama dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap
kalinya.
 Biaya Pemeliharaan Biaya tahunan menyimpan suatu persediaan tergantung pada
jenis material yang disimpan. Biaya pemeliharaan, atau biaya penyimpanan
(carrying cost), biasanya dinyatakan sebagai persentase biaya tahunan dari barang,
dan biaya tersebut mencakup faktor-faktor seperti kerusakan,pencurian, keusangan,
pajak dan asuransi. Suatu karakteristik penting dari biaya pemeliharaan adalah
kenyataan bahwa biaya itu berbanding lurus dengan tingkat persediaan-semakin
tinggi persediaan, semakin tinggi biayanya.
 Biaya Pembelian Biaya yang meningkat adalah biaya pembelian, yang mencakup
biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu pembelian, biaya telepon, biaya
sekretaris, biaya formulir pesanan, dan lain sebagainya.
 Kuantitas Pesanan Ekonomis Kuantitas pemesanan ekonomis menyeimbangkan
biaya pemeliharaan dan pembelian serta mengidentifikasikanbiaya kombinasi
rendah.
c. Kuantitas Manufaktur Ekonomi
Kuantitas manufaktur ekonomis juga disebut ukuran lot ekonomis. Kuantitas ini
menyeimbangkan biaya menyimpan persediaan biaya ketidakefisienan produksi.
Kuantitas ini juga digunakan untuk memesan pengisian kembali persediaan dari
fungsi manufaktur perusahaan sendiri.
d. Subsistem Kualitas
Subsistem kualitas memiliki definisi yang sangat kompleks. Semua hal
berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan
supplier. Banyak hal lain yang bukan definisi mutlak kualitas namun perlu masuk
dalam unsur kualitas seperti proses perawatan. Proses yang perlu didokumentasi
8
dalam subsistem ini adalah kontrol proses (Process Control), Perawatan
(Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun material.
Masih banyak hal lain yang perlu didokumentasi, namun secara keseluruhan, tiga
proses ini dapat mencerminkan kualitas produk yang dihasilkan. Proses perawatan
termasuk dalam bagian kualitas karena gangguan proses yang terbesar di lantai
produksi adalah karena masalah perawatan mesin. Proses perawatan ini berhubungan
dengan umur ekonomis mesin, sekaligus berhubungan dengan lamanya perawatan
yang dilakukan d. Subsistem Biaya Subsistem biaya dapat berisi program-program
yang menyiapkan laporan periodik maupun khusus. Laporan periodik dapat dicetak
dan dibagikan, atau dapat disimpan di dalam bentuk yang telah disusun sebelumnya
dalam database untuk diambil nanti. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur
biaya yang terjadi selama proses produksi terjadi. Unsur-unsur pengendalian biaya
ada dua yaitu standar kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan rincian kegiatan
saat terjadinya proses produksi yang akurat.

2.4. Penggunaan Sistem Informasi Manufaktur Oleh Manajer


Sistem Informasi manufaktur mulai digunakan dalam penciptaan maupun dalam
operasi sistem produksi fisik. Informasi manufaktur ini digunakan oleh eksekutif perusahaan,
manajer bagian manufaktur, maupun manajer lainnya. Penggunaan sistem informasi
manufaktur pada perusahaan, antara lain :
 Eksekutif perusahaan
Eksekutif perusahaan menerima informasi dari subsistem output yang
menjelaskan seluruh operasi perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
kinerja pekerja dalam proses produksi dan hasil produksinya.
 Manajer bagian manufaktur
Manajer bagian manufaktur menggunakan sistem informasi ini untuk
keberlangsungan proses produksi.
 Manajer bagian lain
Manajer bagian lain seperti manajer pemasaran dan keuangan juga
menggunakan output dari sistem informasi mannufaktur ini. Pemasar merasa
tertarik dengan aspek produksi seperti biaya, kualitas, dan penyediaan karena
faktor-faktor tersebut mempengaruhi penjualan produk.Manajer keuangan
memiliki perhatian khusus pada subsistem persediaan karena digunakan dalam
menentukan investasi persediaan, dan subsistem produksi, karena digunakan untuk
membuat keputusan penting mengenai konstruksi atau perluasan pabrik. Suatu hal
penting yang harus diingat adalah sistem informasi manufaktur menyediakan
informasi bagi para manajer di seluruh perusahaan.

9
BAB III

KESIPULAN

3.1 KESIMPULAN
Sistem Informasi Manufaktur adalah sistem berbasis komputer yang bekerja dalam
hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung manajemen
perusahaan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk perusahaan
yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Komputer Sebagai Bagian
Dari Sistem Fisik Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai suatu
elemen dalam sistem produksi fisik. Komputer Sebagai Bagian Dari Sistem Fisik
Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai suatu elemen dalam sistem
produksi fisik. Ada tiga cara dalam menggunakan teknologi komputer dalam sistem fisik
ini, yaitu Computer-Aided Design (CAD), Computer-Aided Manufacturing (CAM), dan
Robotik. Output dari sistem informasi menufaktur digunakan untuk menciptakan dan
mengoperasikan sistem produk fisik
Ada beberapa pendekatan dalam pengelolaan proses manufaktur, antara lain: Sistem
Titik Pemesanan Kembali (Re-order Point/ROP), Material Requirements Planning
(MRP), Manufacturing Resource Planning (MRP II), Pendekatan Just-In-Time (JIT),
Sistem informasi manufaktur terdiri dari 3 subsistem input dan 4 subsistem output. Kegiatan dari
subsistem input yang kemudian mengarah pada subsiem output yang nantinya akan menghasilkan
produk untuk pemakai atau konsumen.

3.2 SARAN

Menyadari penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepanya penulis akan lebih focus
dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih
banyak yang tentunya akan dapat dipertanggung jawabkan

10
DAFTAR PUSTAKA

McLeod Jr., Raymond. 1996. Sistem Informasi Manajemen, Jilid II. Jakarta: PT
Prenhallindo

https://pdfcoffee.com/1-komputer-sebagai-bagian-dari-sistem-fisik-pdf-free.html

11

You might also like