You are on page 1of 4

KEJANG DEMAM

No Dokumen:
445/C.VII.0105/SOP/402.102.08/12/2016
SOP No Revisi :0
TglTerbit : 22 Desember 2016
Halaman : 1/4

UPT dr.LILIK PUJI


PUSKESMAS RESTINI,M.MKes
MEJAYAN NIP.19621026 198901 2
001

1. Pengertian Tatalaksana Kejang Demam (KD) adalah penanganan


bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal > 38 °) akibat dari suatu proses
ekstra kranial.

2. Tujuan Sebagai bahan acuan petugas dalam melakukan Tatalaksana


Kejang Demam

Surat keputusan kepala UPT Puskesmas Mejayan


3. Kebijakan nomor 445/C.VII.0001/SK/402.102.08/12/2016
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Mejayan

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


4. Referensi nomor HK.02.02/MENKES/514/2015
tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Prosedur 1. Petugas menanyakan keluhan


Keluhan utama adalah kejang. Anamnesis dimulai dari
riwayat perjalanan penyakit sampai terjadinya
kejang,kemudian mencari kemungkinan adanya faktor
pencetus atau penyebab kejang. Umumnya kejang demam
pada anak dan berlangsung pada permulaan demam akut,
berupa serangan kejang klonik umum atau tonik klonik,
singkat dan tidak ada tanda-tanda neurologi post ktal.
Penting untuk ditanyakan riwayat kejang sebelumnya,
kondisi medis yang berhubungan, obat-obatan, trauma,
gejala infeksi,keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat
kejang.

2. Petugas menanyakan faktor resiko


a. Demam
1) Demam yang berperan pada KD, akibat:
•Infeksi saluran pernafasan
•Infeksi saluran pencernaan
•Infeksi saluran air seni
•Roseola infantum
•Paska imunisasi
2) Derajat demam:
•75% dari anak dengan demam ≥ 390C
•25% dari anak dengan demam > 400C
b. Usia
1) Umumnya terjadi pada usia 6 bulan – 6 tahun
KEJANG DEMAM

UPT No Dokumen:
445/C.VII.0105/SOP/402.102.08/12/2016 dr.LILIK PUJI RESTINI,M.MKes
PUSKESMAS MEJAYAN
NIP.19621026 198901 2 001
SOP No Revisi :0
TglTerbit Halaman: 22 Desember 2016
: 2/4

2) Puncak tertinggi pada usia 17 – 23 bulan


3) Kejang demam sebelum 5 – 6 bulan mungkin
disebabkan oleh infeksi SSP
4) Kejang demam diatas umur 6 tahun, perlu
dipertimbangkan febrile seizure plus (FS+).
c. Genetik
1) Risiko meningkat 2 – 3x bila saudara kejang demam
2) Risiko meningkat 5% bila orang tua menderita kejang
demam

3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik


Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-tanda vital,
mencari tanda-tanda trauma akut kepala, dan adanya
kelainan sistemik, terpapar zat toksik, infeksi, atau adanya
kelainan neurologi fokal. Bila terjadi penurunan kesadaran
diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari faktor
penyebab.

4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang


a. Laboratorium darah, seperti: kadar gula darah,
elektrolit, dan hitung jenis. Pemeriksaan ini dianjurkan
pada pasien dengan kejang pertama.
b. Pemeriksaan urin direkomendasikan pada pasien yang
tidak memiliki kecurigaan fokus infeksi.

5. Petuga menegakkan diagnose


Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
Klasifikasi kejang demam terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Kejang demam sederhana
1) Kejang generalisata
2) Durasi: < 15 menit
3) Kejang tidak disebabkan oleh adanya meningitis,
encephalitis, atau penyakit yang berhubungan
dengan gangguan di otak
4) Kejang tidak berulang dalam 24 jam.

b. Kejang demam kompleks


1) Kejang fokal
2) Durasi: > 15 menit
3) Dapat terjadi kejang berulang dalam 24 jam.

6. Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif


a. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya
mengenai kejang demam dan prognosisnya.
b. Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya
adalah dengan:
1) Diazepam per rektal (0,5mg/kg) atau lorazepam
(0,1 mg/kg) harus segera diberikan jika akses
intravena tidak dapat dibangun dengan mudah.
KEJANG DEMAM

UPT No Dokumen:
dr.LILIK PUJI RESTINI,M.MKes
PUSKESMAS MEJAYAN 445/C.VII.0105/SOP/402.102.08/12/2016
NIP.19621026 198901 2 001
SOP No Revisi :0
TglTerbit Halaman: 22 Desember 2016
: 3/4

2) Buccal midazolam (0,5 mg/kg, dosis maksimal = 10


mg) lebih efektif daripada diazepam per rektal untuk
anak.
3) Lorazepam intravena, setara efektivitasnya dengan
diazepam intravena dengan efek samping yang
lebih minimal (termasuk depresi pernapasan) dalam
pengobatan kejang tonik klonik akut. Bila akses
intravena tidak tersedia, midazolam adalah
pengobatan pilihan.

Farmakoterapi untuk mengatasi kejang

7. Petugas memberikan konseling dan edukasi


a. Prognosis dari kejang demam.
b. Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah
atau kesulitan intelektual akibat kejang demam.
c. Kejang demam kurang dari 30 menit tidak
mengakibatkan kerusakan otak.
d. Risiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan.
e. Rendahnya risiko terkena epilepsi dan kurangnya
manfaat
menggunakan terapi obat antiepilepsi dalam mengubah
risiko itu.

8. Petugas menentukan kriteria rujukan


a. Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat
antikonvulsi.
b. Apabila kejang demam sering berulang disarankan EEG.
KEJANG DEMAM

UPT No Dokumen:
445/C.VII.0105/SOP/402.102.08/12/2016 dr.LILIK PUJI RESTINI,M.MKes
PUSKESMAS MEJAYAN
NIP.19621026 198901 2 001
SOP No Revisi :0
TglTerbit Halaman : 22 Desember 2016
: 4/4

6. Bagan menanyakan menanyakan melakukan


Alir keluhan faktor resiko pemeriksaan fisik

meelakukan melakukan
menegakkan
penatalaksanaan komprehensif pemeriksaan penunjang
diagnosis

memberikan menentukan
konseling dan edukasi kriteria rujukan

7.Unit Terkait

8. Dokumen Rekam Medis


Terkait

9. Tanggalmulaidi
Rekaman No Yang dirubah Isi perubahan
berlakukan
histori perubahan

You might also like