You are on page 1of 5

TUGAS SENI BUDAYA DAERAH

SENI TARI

Disusun Oleh:
Grace Gabriela Saragih
XII Akutansi
SBD

SMK TUNAS MUDA BERKARYA


TAHUN AJARAN 2023/2024
SEJARAH
Masa Prasejarah

Masyarakat Indonesia pada zaman prasejarah masih menganut kepercayaan animisme,


dinamisme, dan ateisme yang kuat. Tari tradisional yang tercipta masih menggunakan
gerakan kaki dan tangan yang sederhana. Instrumen pengiring tari yang digunakan adalah
nekara. Pada zaman ini, tari tradisional dikaitkan dengan kepercayaan yang dapat
memberi kekuatan di luar kemampuan, sehingga gerakannya menjadi magis dan sakral.
Tari tradisional masa prasejarah merupakan ungkapan kegembiraan, kesederhanaan, dan
upacara-upacara, serta gerakannya cenderung menirukan alam, seperti suara, tingkah
laku, dan tata kehidupan sehar-hari

.
Masa Indonesia-Hindu

Pada masa Indonesia-Hindu, seni tari banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India.
Perkembangan tari mengalami kemajuan yang sangat pesat dan menjadi bagian penting
dalam pelaksanaan upacara keagamaan. Jenis tari tradisional yang berkembang pada
masa ini meliputi tarian untuk upacara adat, keagamaan, dan hiburan. Seni tari pada masa
Indonesia-Hindu bersumber dari cerita Mahabharata dan Ramayana sehingga bentuk
gerak disusun selaras dengan kebutuhan upacara yang dilandasi atas kepercayaan bahwa
seni tari berasal dari para dewa. Tari tradisional pada masa Indonesia-Hindu
dikelompokkan menjadi dua, yaitu seni tari kerajaan dan seni tari rakyat.

Masa Indonesia-Islam

Pada masa Indonesia-Islam, beberapa fungsi seni tari disesuaikan mengikuti perubahan
peradaban masyarakat yang mulai menganut ajaran agama Islam. Tokoh Islam seperti
Sunan Kalijaga menciptakan tari Bedoyo Sapto dengan jumlah penari tujuh orang. Angka
tujuh melabangkan bidadari dari kayangan, yaitu Suprobo, Wilutomo, Rasiki, Surendro,
Bagan Mayang, Irim-Irim, dan Tunjung Biru. Tari tradisional yang berkembang pada
zaman Indonesia-Islam meliputi: Srimpi. Bedoyo Ketawang. Gambyong. Pethilan.
Wireng. Wayang orang.
Jenis Tari Tradisional

Terdapat tiga jenis tari tradisional sebagaimana dijelaskan dalam buku Tari Tradisi
Melayu, Eksistensi dan Revitalisasi Seni. Jenis tari tradisional dibagi menjadi tari
primitif, tari klasik, dan tari rakyat.

1. Tari Primitif

Tari primitif merupakan ungkapan kehendak atau keyakinan. Tari primitif sangat
sederhana, baik dalam unsur gerak, busana, rias, iringan, atau tempat pertunjukannya.
Gerakan tari mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan iringan tari primitif berupa pukulan-
pukulan ritmis dari alat musik pengiring.

2. Tari Klasik

Tari klasik adalah tarian yang telah mencapai keindahan yang tinggi. Tari klasik
merupakan tarian yang dipelihara dengan baik di istana dan kalangan bangsawan.
Gerakan tari klasik memiliki aturan tertentu. Bentuk gerak tari klasik diatur secara teliti,
mengikat, dan tidak boleh dilanggar. Jika penari melakukan gerakan yang tidak sesuai
aturan, dianggap salah. Dalam tari klasik, unsur pendukung juga diatur, seperti busana,
iringan musik, pola lantai, bahkan dialog.

3. Tari Rakyat

Tari rakyat adalah tarian yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat. Tari rakyat sangat
sederhana dan gerakannya tidak mengikuti aturan. Namun, jika dibandingkan dengan tari primitif,
tari rakyat lebih variatif. Tari Tradisional Indonesia dan Daerah Asalnya Bersumber dari Statistika
Kebudayaan 2016 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut daftar tari tradisional
Indonesia dan daerah asalnya.
TARI TRADISIONAL INDONESIA DAN DAERAH ASALNYA
Tari Seudati berasal dari Aceh.

Tari Seudati adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Aceh.
Tarian ini biasanya ditarikan oleh sekelompok penari pria dengan gerakannya
yang khas dan enerjik serta diiringi oleh lantunan syair dan suara hentakan para
penari.

Tari Kecak berasal dari Bali.


Tari Kecak adalah pertunjukan dramatari seni khas Bali yang lebih utama
menceritakan mengenai Ramayana dan dimainkan terutama oleh laki-laki.
Tak ada alat musik yang dimainkan pada saat tari kecak berlangsung. Para penari
akan mengeluarkan suara 'cak' sehingga membentuk musik akapela. Seseorang
yang bertindak sebagai pemimpin akan memberi tekanan nada tinggi atau rendah,
seseorang lainnya mengantarkan alur cerita

You might also like