You are on page 1of 9

ANALISIS PERUBAHAN OPINI LHP BPK RI ATAS

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH


KABUPATEN EMPAT LAWANG

Hottua Sipahutar (hosinolan@gmail.com)


Siti Khairani, SE.Ak. M.Si (siti.khairani@mdp.ac.id)
Akuntansi
STIE MDP

Abstrak : Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara. Sehubungan dengan
itu, skripsi ini pada dasarnya membahas hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan oleh BPK dengan
menggunakan empat kriteria pemberian Opini. Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis
faktor penyebab terjadinya perubahan Opini Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI atas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Empat Lawang dan menganalisis penerapan Sistem Pengendalian
Intern (SPI) dari Kabupaten Empat Lawang dalam pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara yang
menyebabkan perubahan Opini Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Empat Lawang Tahun Anggaran 2008 dan 2009. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat penurunan opini yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan
Keuangan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Empat Lawang yang disebabkan karena terdapat
kelemahan/kesalahan material efektivitas sistem pengendalian intern, kepatuhan Pemerintah Kabupaten
Empat Lawang terhadap Peraturan Perundang-Undangan dan kesesuaian penyajian Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Empat Lawang dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Aplikasi penelitian
ini di masa yang akan datang disarankan agar BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan bersama
Pemerintah Daerah Kabupaten Empat Lawang dapat bersinergi menuju Opini Laporan Keuangan predikat
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Kata Kunci: Opini Badan Pemeriksa Keuangan.

Abstract : The Supreme Audit Board (BPK) is the state institutions in the state system of Indonesia has the
authority and responsibility of checking the management of state finances. Accordingly, this thesis basically
discusses the results of financial examination conducted by the BPK using four criteria for granting Opinion.
The purpose of this research was to analyze the factors contributing to the changes Opinion Report of
Examination (LHP) BPK RI of Government Financial Statements District Empat Lawang and analyze the
implementation of the Internal Control System (SPI) of the District Empat Lawang in the management and
financial responsibility of the state that causes Opinion change Report of Examination (LHP) BPK RI
Government Financial Statements District Empat Lawang Fiscal Year 2008 and 2009. Research results show
that there is a decrease in opinions granted by the Supreme Audit Board Financial Statements to the
Government District Empat Lawang caused because there are weakness / material error effectiveness of
internal control systems, compliance of the Empat Lawang District Government to Regulation Legislation
and compliance presentation of Financial Statements Empat Lawang District Government with Government
Accounting Standards. Applications of this research in the future it is recommended that BPK RI
Representative of South Sumatra Province together with the Government District Empat Lawang can work
together toward the Opinion of Financial Statements unqualified predicate (WTP).

Keywords: Board of Audit Opinion.

Hal - 1
1 PENDAHULUAN Untuk itu berdasarkan uraian pada latar
belakang, penulis tertarik untuk melakukan
Seiring dengan tingginya animo penelitian yang berjudul “Analisis perubahan
masyarakat menyambut pelaksanaan otonomi Opini LHP BPK RI atas Laporan
daerah, akuntansi sektor publik menjadi Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
sesuatu yang wajib menyertainya. Otonomi Empat Lawang untuk Tahun Anggaran
daerah identik dengan tuntutan akuntabilitas 2008-2009”.
dan good governance.

Sejalan dengan itu, salah satu unsur 2 LANDASAN TEORI


dalam melaksanakan kepemerintahan yang
baik adalah pemerintah yang dapat 2.1 Pengertian Opini
mempertanggungjawabkan kepercayaan
masyarakat terhadap pengelolaan aset dan Opini adalah pernyataan profesional
keuangan negara secara jujur dan transparan. pemeriksa mengenai kewajaran informasi
Tidak bisa dipungkiri, bahwa semangat good keuangan yang disajikan dalam laporan
governance dan tuntutan akuntabilitas harus keuangan yang didasarkan pada kriteria (i)
sejalan seiring dengan adanya lembaga, aturan, kesesuaian dengan standar akuntansi
dan sistem yang sehat dalam hal pemeriksaan pemerintah, (ii) kecukupan pengungkapan
pengelolaan aset dan keuangan negara. (adequate disclosures), (iii) kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, dan
BPK adalah lembaga negara yang (iv) efektifitas sistem pengendalian intern.
dibentuk berdasarkan UUD 1945, Pasal 23 (Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Bab I
ayat (5) menetapkan bahwa untuk memeriksa Pasal 1 butir 1).
tanggung jawab tentang Keuangan Negara
diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan 2.2 Jenis Opini
yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-
Undang. Hasil pemeriksaan itu disampaikan Berdasarkan Undang-undang Nomor
kepada Dewan Perwakilan Rakyat. 15 Tahun 2004 terdapat 4 (empat) jenis Opini
yang diberikan oleh BPK RI atas Pemeriksaan
Salah satu jenis pemeriksaan BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah :
yang dilaksanakan setiap tahun terhadap
pemerintah daerah adalah pemeriksaan atas 1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian
laporan keuangan pemerintah daerah. (Unqualified Opinion)
Kabupaten Empat Lawang adalah salah satu
entitas yang diperiksa oleh BPK setiap Menyatakan bahwa laporan keuangan
tahunnya hasil pemeriksaan atas Laporan entitas yang diperiksa, menyajikan secara
Keuangan Pemerintah Kabupaten Empat wajar dalam semua hal yang material, posisi
Lawang Tahun Anggaran 2008 dan 2009 oleh keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas
BPK menunjukkan hasil yang berbeda. tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang
Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan berlaku umum di Indonesia.
Keuangan Pemerintah Kabupaten Empat
Lawang untuk Tahun Anggaran 2008 2. Opini Wajar Dengan Pengecualian
mendapatkan Opini Wajar Dengan Paragraf (Qualified Opinion)
Pengecualian dan Laporan Hasil Pemeriksaan
atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Menyatakan bahwa laporan keuangan
Empat Lawang untuk Tahun Anggaran 2009 entitas yang diperiksa menyajikan secara wajar
mendapatkan Opini Tidak Wajar. dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas

Hal - 2
tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang 2. Planning Materiality (PM), yaitu tingkat
berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk materialitas yang mempunyai konsekuensi
dampak hal-hal yang berhubungan dengan maksimal terhadap laporan keuangan secara
yang dikecualikan. keseluruhan (apabila tidak dapat dilakukan
koreksi).
3. Opini Tidak Wajar (Adversed Opinion) Sebuah salah saji dapat dikatakan
material apabila kesalahan penyajian tersebut
Menyatakan bahwa laporan keuangan dapat mempengaruhi keputusan yang diambil
entitas yang diperiksa tidak menyajikan secara oleh pengguna laporan. Dalam penerapan
wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus konsep materialitas ini, terdapat tiga tingkatan
kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip nilai yang digunakan untuk menentukan jenis
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. opini yang akan diterbitkan.
1. Tidak Material
4. Pernyataan Menolak Memberikan Opini Kesalahan penyajian dapat terjadi
(Disclaimer of Opinion) tetapi salah saji tersebut tidak mempengaruhi
keputusan yang dibuat oleh pengguna laporan
Menyatakan bahwa Auditor tidak keuangan. Klasifikasi tidak material ini
menyatakan pendapat atas laporan keuangan, biasanya menyangkut jumlah-jumlah salah saji
jika bukti audit tidak untuk membuat yang kecil apabila dibandingkan dengan nilai
kesimpulan. batas tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi
Kondisi yang menyebabkan pemeriksa (TE).
menyatakan opini TMP adalah adanya 2. Material tetapi tidak mempengaruhi
pembatasan lingkup yang luar biasa sehingga keseluruhan penyajian laporan keuangan
pemeriksa tidak dapat memperoleh bukti yang Kesalahan penyajian dapat
cukup memadai sebagai dasar menyatakan mempengaruhi keputusan seorang pengguna
pendapat (opini). laporan keuangan, tetapi secara keseluruhan
laporan keuangan tetap disajikan secara wajar
2.3 Tingkat Materialitas yang dan tetap dapat digunakan. Sebagai contoh,
mempengaruhi opini bila diketahui terdapat kesalahan penyajian
aktiva tetap yang bernilai cukup besar, hal ini
Materialitas adalah besarnya informasi kemungkinan dapat mempengaruhi pengguna
akuntansi yang apabila terjadi penghilangan laporan keuangan, misalnya DPRD, untuk
atau salah saji, dilihat dari keadaan yang membuat keputusan penganggaran. Namun,
melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau salah saji tersebut tidak memiliki pengaruh
mempengaruhi pertimbangan orang yang menyeluruh pada kewajaran laporan keuangan,
meletakkan kepercayaan atas informasi karena dampaknya hanya terjadi pada akun
tersebut. Definisi tersebut mengakui tersebut.
pertimbangan materialitas dilakukan dengan 3. Sangat material sehingga mempengaruhi
memperhitungkan keadaan yang melingkupi kewajaran penyajian seluruh laporan
dan perlu melibatkan baik pertimbangan keuangan.
kuantitatif maupun kualitatif. Yang dimaksud dengan salah saji
Tingkat materialitas diukur terhadap: sangat material terhadap keseluruhan laporan
1. Tolerable Error (TE), yaitu tingkat keuangan adalah apabila salah saji tersebut
materialitas terhadap suatu akun hanya secara nilai sangat material dan/atau
mempunyai konsekuensi maksimal mempunyai pengaruh secara luas terhadap
pengecualian terhadap akun tertentu tersebut akun dan/atau laporan lainnya.
(apabila tidak dapat dilakukan koreksi). Akan Tingkat materialitas tertinggi terjadi
tetapi, hal ini tidak berpengaruh terhadap apabila terdapat probabilitas yang sangat
penyajian LK secara keseluruhan; tinggi bahwa pengguna laporan keuangan akan

Hal - 3
membuat keputusan yang tidak benar jika intern yang saling berhubungan sebagai
dalam pembuatan keputusannya didasarkan berikut :
pada informasi yang dihasilkan dari 1. Lingkungan pengendalian;
keseluruhan laporan keuangan. Pada tingkat 2. Penilaian risiko;
ini, salah saji yang terjadi dikatakan sebagai 3. Aktivitas pengendalian;
pervasive. Perlu dipahami bahwa, total salah 4. Informasi dan komunikasi;
saji (misstatement) atau pembatasan lingkup 5. Pemantauan.
yang nilainya di atas PM tidak selalu
mengakibatkan Opini Tidak Wajar ataupun
Tidak Memberikan Pendapat. Hal lain yang 3 PEMBAHASAN
perlu dipertimbangkan adalah masalah tingkat
pervasiveness. Saat menentukan tingkat 3.1 Faktor Penyebab terjadinya
materialitas dari suatu kesalahan penyajian, perubahan Opini Laporan Hasil
auditor juga harus mempertimbangkan Pemeriksaan (LHP) BPK RI atas Laporan
seberapa besar pengaruh salah saji tersebut
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten
terhadap bagian-bagian laporan keuangan
lainnya. Pengaruh semacam ini disebut sebagai Empat Lawang untuk Tahun Anggaran
tingkat resapan atau rembetan (pervasiveness). 2008-2009
Suatu salah saji dikatakan pervasive apabila
salah saji tersebut memiliki pengaruh pada BPK RI memberikan opini yang
akun lain. berbeda atas Laporan Keuangan Pemerintah
Pertimbangan atas pervasive dapat didasarkan Kabupaten Empat Lawang Tahun Anggaran
pada 3 faktor berikut. 2008-2009. Laporan Keuangan Tahun
1. Kompleksitas Anggaran 2008 mendapatkan opini Wajar
2. Proporsi Dengan Pengecualian, Laporan Keuangan
3. Pengungkapan yang bersifat fundamental Tahun Anggaran 2009 mendapatkan opini
Hubungan antara masing-masing kondisi yang Tidak Wajar, Perbedaan opini tersebut
mendasari opini dengan bukti audit dan salah disebabkan karena ditemukannya hal-hal yang
saji material (termasuk pervasiveness) material atas kelemahan sistem pengendalian
dijabarkan dalam bagan sederhana berikut : intern, ketidakpatuhan pelaksanaan
operasional dengan peraturan perundang-
undangan, dan ketidaksesuaian penyajian
laporan keuangan dengan Prinsip Akuntansi
yang ditetapkan di dalam Peraturan
Perundangan yang berlaku, penjelasannya
sebagai berikut :

3.1.1 Analisis Laporan Keuangan Tahun


Anggaran 2008 dengan Opini Wajar
Dengan Pengecualian

Gambar 1 : Pertimbangan Opini Auditor Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten


Empat Lawang mendapatkan Opini Wajar
2.4. Komponen Sistem Pengendalian Intern Dengan Pengecualian dikarenakan hal-hal
Menurut COSO dan AU319, material di bawah ini:
Consideration of Internal Control in the
Financial Statement Audit (SAS78) 1. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern
mengidentifikasi lima komponen pengendalian

Hal - 4
Terdapat kelemahan material dalam Bidang Pendapatan DPPKAD kurang intensif
Sistem Pengendalian Intern, yaitu : dalam melakukan koordinasi dengan
Mekanisme Pembukaan Rekening Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Lahat khususnya
pada BUD dan Rekening SKPD di Pemerintah dalam menagih kekurangan PPJ yang menjadi
Kabupaten Empat Lawang tidak sesuai hak Pemerintah Kabupaten Empat Lawang.
ketentuan. BPK RI merekomendasikan kepada
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Bupati Empat Lawang agar melalui Kepala
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang DPPKAD untuk menegur secara tertulis
Perbendaharaan Negara Pasal 30 yang Kepala Bidang Pendapatan DPPKAD karena
menyatakan bahwa Gubernur/Bupati/Walikota kurang intensif dalam melakukan koordinasi
dapat memberikan izin pembukaan rekening dengan Pemerintah Kabupaten Lahat untuk
untuk keperluan pelaksanaan penerimaan di menagih kekurangan PPJ yang menjadi hak
lingkungan pemerintah daerah sesuai dengan Pemerintah Kabupaten Empat Lawang.
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Hal tersebut terjadi karena DPPKAD 3. Kesesuaian Penyajian Laporan
selaku BUD dan Bendahara Pengeluaran Keuangan Pemerintah Daerah dengan
SKPD lalai dalam melakukan pembukaan Peraturan Perundangan
rekening tanpa memperhatikan ketentuan yang
berlaku. Pengeluaran Belanja pada Sekretariat
BPK RI merekomendasikan kepada DPRD Belum Dipungut Pajak Sebesar
Bupati Empat Lawang agar menegur secara Rp49.641.061,11 dan Proses Pengadaan
tertulis Kepala DPPKAD selaku BUD dan Barang/Jasa Tidak Sesuai Ketentuan.
Bendahara Pengeluaran SKPD atas Bendahara Pengeluaran adalah orang
kelalaiannya dalam melakukan pembukaan yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
rekening tanpa memperhatikan ketentuan yang membayarkan, menatausahakan, dan
berlaku. mempertanggung-jawabkan uang untuk
keperluan belanja negara/daerah dalam rangka
2. Kepatuhan terhadap Peraturan pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan
Perundang-undangan kerja kementerian negara/lembaga/ pemerintah
daerah. Selain itu, Bendahara Pengeluaran
Ada beberapa kelemahan dalam yang mengelola dana APBN/APBD bertugas
kepatuhan terhadap perundang-undangan, sebagai pemotong pajak negara yaitu Pajak
yaitu Pajak Penerangan Jalan (PPJ) Kabupaten Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Barang
Empat Lawang Kurang Diterima. Mewah, dan Pajak Penghasilan.
Pajak Penerangan Jalan (PPJ) Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:
merupakan pajak atas penggunaan listrik yang a. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
dipungut oleh petugas PLN dan merupakan tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
pendapatan daerah yang harus disetor ke Kas yang menyatakan bahwa untuk pengadaan
Daerah. dengan nilai di atas Rp5.000.000,00 (lima juta
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan rupiah) sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 puluh juta rupiah), bentuk kontrak berupa
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal Surat Perintah Kerja (SPK) tanpa jaminan
58 Ayat (2) yang menyatakan bahwa SKPD pelaksanaan.
yang mempunyai tugas memungut dan/atau b. Keputusan Menteri Keuangan Republik
menerima dan/atau kegiatannya berdampak Indonesia Nomor 548/KMK.04/2000 tanggal
pada penerimaan daerah wajib 22 Desember 2000 tentang Tata
mengintensifkan pemungutan dan penerimaan CaraPemungutan, Penyetoran dan Pelaporan
tersebut. Pajak Pertambahan nilai dan Pajak Penjualan
Hal tersebut terjadi karena Kepala atas Barang Mewah oleh Bendaharawan

Hal - 5
Pemerintah sebagai Pemungut Pajak Rp4.638.928.000,00.
Pertambahan Nilai, Pasal 4 ayat (1) huruf (a) Hal ini tidak memenuhi syarat sistem
yang menyatakan bahwa Pajak Pertambahan pengendalian intern yang baik sesuai dengan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah teori yang telah diuraikan yaitu adanya unsur
tidak dipungut oleh Bendaharawan Pemerintah aktivitas pengendalian. Salah satu unsur
dalam hal pembayaran yang jumlahnya paling aktivitas pengendalian adalah transaksi yang
banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dan diakui hanya transaksi-transaksi yang valid
tidak merupakan pembayaran yang terpecah- dan didukung bukti.
pecah.
Hal tersebut terjadi karena Bendahara 2. Kepatuhan terhadap Peraturan
Pengeluaran Sekretariat DPRD Kabupaten Perundang-undangan
Empat Lawang lalai tidak mematuhi peraturan
ketentuan perpajakan. Terdapat pelanggaran material atas peraturan
Sekretaris DPRD selaku atasan langsung perundangan, yaitu Biaya
Bendahara Pengeluaran kurang melakukan Pengelolaan/Penatausahaan Keuangan Daerah
pengawasan. menyalahi ketentuan sebesar
Atas hal tersebut Sekretaris DPRD Rp1.028.500.000,00.
menyatakan bahwa pajak-pajak tersebut sudah Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan dalam :
dibayarkan dan bila terdapat kekurangan akan 1. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
segera disetorkan. 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
BPK RI merekomendasikan kepada Bupati pada Pasal 54 yaitu: 1) Ayat (1) yang
Empat Lawang agar: menyatakan bahwa Satuan Kerja Perangkat
a. Memerintahkan secara tertulis Sekretaris Daerah dilarang melakukan pengeluaran atas
DPRD agar menegur secara tertulis Bendahara beban anggaran belanja daerah untuk tujuan
Pengeluaran Sekretariat DPRD Kabupaten yang tidak tersedia anggarannya, dan/atau
Empat Lawang atas kelalaian tidak mematuhi yang tidak cukup tersedia anggarannya dalam
peraturan ketentuan perpajakan. APBD; 2) Ayat (2) yang menyatakan bahwa
b. Menegur secara tertulis Sekretaris DPRD pelaksanaan belanja daerah sebagaimana
untuk meningkatkan pengawasan selaku atasan dimaksud pada ayat (1), harus didasarkan pada
langsung Bendahara Pengeluaran. prinsip hemat, tidak mewah, efektif, efisien
dan sesuai dengan ketentuan peraturan
3.1.2 Analisis Laporan Keuangan Tahun perundang-undangan.
Anggaran 2009 dengan Opini Tidak Wajar 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006 tentang
Laporan Keuangan Pemerintah Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pada
Kabupaten Empat Lawang Tahun Anggaran Pasal 132 yaitu: 1) Ayat (1) yang menyatakan
2009 mendapatkan opini Tidak Wajar bahwa setiap pengeluaran belanja atas beban
dikarenakan hal-hal material di bawah ini: APBD harus didukung dengan bukti yang
lengkap dan sah; 2) Ayat (2) yang menyatakan
1. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern bahwa bukti sebagaimana dimaksud pada ayat
1 harus mendapat pengesahan oleh pejabat
Terdapat kelemahan material dalam Sistem yang berwenang dan bertanggung jawab atas
Pengendalian Intern, yaitu realisasi belanja kebenaran material yang timbul dari
pada Seketariat Daerah, Badan Pengelola penggunaan bukti dimaksud.
Keuangan Daerah, Belanja Bagi Hasil dan Terdapat pelanggaran material atas peraturan
Bantuan Keuangan serta Penunjang perundangan, yaitu Belanja Bagi Hasil dan
Operasional Bupati dan Wakil Bupati tidak Bantuan Keuangan untuk Instansi Vertikal
didukung bukti yang lengkap sebesar tidak sesuai ketentuan sebesar
Rp7.951.770.250,00.

Hal - 6
Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Daerah Kabupaten Empat Lawang, yaitu :
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang 1. Peraturan Daerah tentang Pokok-Pokok
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah : Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) dan
1. Pasal 47 ayat (1) yang menyatakan bahwa Peraturan Kepala Daerah tentang Sistem dan
bantuan keuangan sebagaimana dimaksud Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah serta
dalam Pasal 37 huruf g digunakan untuk Kebijakan Akuntansi Belum Disusun
menganggarkan bantuan keuangan yang Keadaan tersebut mengakibatkan pelaksanaan
bersifat umum atau khusus dari provinsi penatausahaan dan pengelolaan keuangan
kepada kabupaten/kota, pemerintah desa, dan daerah di Kabupaten Empat Lawang tidak
kepada pemerintah daerah lainnya atau dari tertib dan belum sepenuhnya mematuhi
pemerintah kabupaten/kota lepada pemerintah peraturan yang berlaku.
desa dan pemerintah daerah lainnya dalam Hal tersebut terjadi karena Sekretaris
rangka pemerataan dan/atau peningkatan Daerah dan Kepala Bagian Hukum lalai tidak
kemampuan keuangan. memberikan masukan kepada Kepala Daerah
2. Pasal 122 yaitu : 1. Ayat (9) yang dan para pejabat lainnya yang berhubungan
menyatakan bahwa setiap SKPD dilarang untuk menyusun Peraturan Daerah tentang
melakukan pengeluaran atas beban anggaran Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
daerah untuk tujuan lain dari yang telah (PPKD) dan Peraturan Bupati tentang Sistem
ditetapkan dalam APBD, 2. Ayat (10) yang dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah
menyatakan bahwa pengeluaran belanja daerah serta Kebijakan Akuntansi Kabupaten Empat
menggunakan prinsip hemat, tidak mewah, Lawang.
efektif, efisien dan sesuai dengan ketentuan Atas permasalahan tersebut Kepala Dinas
peraturan perundang-undangan. Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah menyatakan bahwa Rancangan Perda
3. Kesesuaian penyajian laporan keuangan tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan
pemerintah daerah dengan peraturan Daerah dan Peraturan Bupati tentang Sistem
perundangan dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah
masih dalam proses penyelesaian, sedangkan
Ketidaksesuaian Laporan Keuangan kebijakan akuntansi baru akan disusun pada
dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di APBD 2010 dikarenakan keterbatasan dana
dalam Peraturan Perundangan yang berlaku, dan SDM.
yaitu Status kepemilikan beberapa aset tanah
tidak jelas dan belum dicatat dalam Neraca BPK RI merekomendasikan Bupati Empat
Daerah Pemerintah Kabupaten Empat Lawang Lawang agar:
sehingga penyajian aktiva tetap di Neraca a. Bersama DPRD segera menyusun
Daerah lebih kecil dari yang seharusnya Peraturan Daerah yang mengatur tentang
sebesar Rp1.028.146.992,00. Pokok- pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(PPKD) sebagai pedoman dalam pengelolaan
3.2 Penerapan Sistem Pengendalian Intern keuangan daerah.
(SPI) yang mempengaruhi Perubahan b. Segera menyusun peraturan Bupati tentang
Opini Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan
BPK RI atas Laporan Keuangan Daerah dan Kebijakan Akuntansi Kabupaten
Pemerintah Daerah Kabupaten Empat Empat Lawang.
Lawang dari Opini Wajar Dengan c. Menegur secara tertulis Sekretaris Daerah
Pengecualian untuk Tahun Anggaran 2008 atas kelalaian dalam melaksanakan tugas
berubah menjadi Opini Tidak Wajar untuk selaku koordinator pengelola keuangan daerah.
Tahun Anggaran 2009 d. Menegur secara tertulis Kepala Bagian
Hukum melalui Sekretaris Daerah atas
Adapun kelemahan SPI dari Pemerintah kelalaian dalam melaksanakan tugas yang

Hal - 7
menjadi tanggungjawabnya. 5 PENUTUP

2. Pencatatan dan Penatausahaan 5.1 Kesimpulan


Pengelolaan Kas pada Bendahara Penerimaan Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka
dan Bendahara Pengeluaran SKPD Tidak dapat disimpulkan bahwa :
Tertib dan Tidak Sesuai Ketentuan. 1. Terdapat beberapa faktor penyebab
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan perbedaan Opini BPK RI atas Laporan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Keuangan Pemerintah Kabupaten Empat
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Lawang Tahun Anggaran 2008-2009 yaitu
Keuangan Daerah Pasal 14 Ayat (3) yang karena adanya ketidaksesuaian tiga unsur yang
menyatakan bahwa Bendahara Penerimaan diperiksa yaitu efektivitas sistem pengendalian
dan Bendahara Pengeluaran baik secara intern, kepatuhan terhadap peraturan
langsung maupun tidak langsung dilarang perundang-undangan yang berlaku dan
melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan penyajian laporan keuangan dengan kriteria
pemborongan dan penjualan jasa atau yang telah ditetapkan. Bila dijelaskan yaitu
bertindak sebagai penjamin atas sebagai berikut:
kegiatan/pekerjaan/penjualan, serta membuka a. Laporan Hasil Pemeriksaan Pemerintah
rekening/giro pos atau menyimpan uang pada Kabupaten Empat Lawang Tahun Anggaran
suatu bank atau lembaga keuangan lainnya 2008,
atas nama pribadi. yaitu sebagai berikut :
Atas permasalahan tersebut Kepala 1. Kualitas SPI terdapat hal-hal yang material
DPPKAD menyatakan hal ini akan menjadi yang terjadi pada kualitas SPI di Kabupaten
perhatian di masa mendatang dan berusaha Empat Lawang : Mekanisme Pembukaan
meningkatkan kapasitas aparatur khususnya Rekening Kas Daerah pada BUD dan
bendahara melalui bimbingan-bimbingan Rekening SKPD di Pemerintah Kabupaten
teknis yang lebih intensif. Empat Lawang Tidak Sesuai Ketentuan
BPK RI merekomendasikan kepada 2. Tingkat Ketaatan Pada Peraturan : Pajak
Bupati Empat Lawang agar memberikan Penerangan Jalan (PPJ) Kabupaten Empat
teguran secara tertulis kepada Sekretaris Lawang Kurang Diterima Sebesar
Daerah, Kepala BKD, Kepala Dinas Rp53.023.943,24
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset 3. Kesesuaian Penyajian Laporan Keuangan :
Daerah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Pengeluaran Belanja pada Sekretariat DPRD
Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Belum Dipungut Pajak Sebesar
Perhubungan, Kepala Dinas Pertambangan Rp49.641.061,11 dan Proses Pengadaan
dan Energi, Kepala Dinas Pasar dan Kepala Barang/Jasa Tidak Sesuai Ketentuan
Kantor Catatan Sipil untuk lebih b. Laporan Hasil Pemeriksaan Pemerintah
meningkatkan pengawasan dalam Kabupaten Empat Lawang Tahun Anggaran
pengelolaan kas di satuan kerjanya dan 2009 yaitu sebagai berikut :
memerintahkan kepada para Kepala SKPD 1. Kualitas SPI terdapat hal-hal yang material
tersebut untuk memberikan teguran secara yang terjadi pada kualitas SPI di Kabupaten
tertulis kepada masing-masing Bendahara Empat Lawang : Terdapat kelemahan material
Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan dalam Sistem Pengendalian Intern, yaitu
supaya menjalankan tugasnya untuk realisasi belanja pada Seketariat Daerah,
mencatat dan menatausahakan keuangan Badan Pengelola Keuangan Daerah, Belanja
daerah sesuai ketentuan yang berlaku. Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan serta
Penunjang Operasional Bupati dan Wakil
Bupati tidak didukung bukti yang lengkap
sebesar Rp4.638.928.000,00

Hal - 8
2. Tingkat Ketaatan Pada Peraturan : Terdapat 3. Meningkatkan kesesuaian penyajian
pelanggaran material atas peraturan laporan keuangan dengan peraturan
perundangan, yaitu Biaya perundangan yang berlaku dengan cara:
Pengelolaan/Penatausahaan Keuangan Daerah a. Mencatat dan melaporkan seluruh transaksi
menyalahi ketentuan sebesar material yang dilakukan dalam catatan
Rp1.028.500.000,00 akuntansi dan laporan keuangan.
3. Kesesuaian Penyajian Laporan Keuangan : b. Melakukan penilaian atas aktiva tetap yang
Ketidaksesuaian Laporan Keuangan dengan dimiliki dan melengkapi bukti-bukti
Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam kepemilikannya untuk mendukung nilai yang
Peraturan Perundangan yang berlaku, yaitu dicantumkan dalam laporan keuangan.
Status kepemilikan beberapa aset tanah tidak
jelas dan belum dicatat dalam Neraca Daerah DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Kabupaten Empat Lawang
sehingga penyajian aktiva tetap di Neraca [1] BPK RI 2007, Standar Pemeriksaan
Daerah lebih kecil dari yang seharusnya Keuangan Negara, Jakarta.
sebesar Rp1.028.146.992,00.
2. Penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) [2] BPK RI 2011, Panduan Pemeriksaan
yang mempengaruhi Perubahan Opini Laporan Laporan Keangan Pemerintah
Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI atas Daerah, Jakarta.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Empat Lawang dari Opini Wajar [3] BPK RI 2012, Pemantauan Tindak lanjut
Dengan Pengecualian untuk Tahun Anggaran Hasil Pemeriksaan BPK, Jakarta.
2008 berubah menjadi Opini Tidak Wajar
untuk Tahun Anggaran 2009 : [4] Republik Indonesia 2010, Standar
1. Peraturan Daerah tentang Pokok-Pokok Akuntansi Pemerintahan, CV.Tamita
Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD) dan Utama, Jakarta.
Peraturan Kepala Daerah tentang Sistem dan [5] Republik Indonesia 2004, Undang-Undang
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah serta Nomor 15 Tahun 2004 Tentang
Kebijakan Akuntansi Belum Disusun Pemeriksaan Pengelolaan dan
2. Pencatatan dan Penatausahaan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
Pengelolaan Kas pada Bendahara Penerimaan Jakarta.
dan Bendahara Pengeluaran SKPD Tidak
Tertib dan Tidak Sesuai Ketentuan. [6] Badan Pemeriksa Keuangan 2012, Bagan
5.2 Saran Alur Opini, diakses tanggal 15
Berdasarkan uraian pada pembahasan Desember 2012 dari
penulis memberikan saran kepada Pemerintah http://siska.bpk.go.id/?p=3532
Kabupaten Empat Lawang untuk:
1. Meningkatkan kualitas sistem pengendalian [7] Kabupaten Empat Lawang 2012, Sejarah
intern dengan cara menyertakan bukti Kabupaten Empat Lawang, diakses
pertanggungjawaban yang lengkap atas belanja tanggal 23 Desember 2012 dari
daerah yang di realisasikan. http://www.empatlawangkab.go.id/id-
2. Meningkatkan ketaatan terhadap peraturan id/profil/sejarah.aspx
perundangan yang berlaku dengan cara:
a. Tidak merealisasikan belanja yang tidak
diperkenankan sebagai belanja daerah
berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b. Tidak melakukan kesalahan pembebanan
atas belanja daerah yang direalisasikan.

Hal - 9

You might also like