You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia mengalami perkembangan dan pertumbuhan.
Pertumbuhan manusia dapat ditandai dengan bertambahnya berat badan dan tinggi
badan. Sedangkan perkembangan manusia dapat ditandai dengan perubahan
ketrampilan, kematangan fisik, emosi dan kedewasaan pikiran. Seiring berjalannya
waktu, perkembangan dan pertumbuhan manusia akan terus meningka. Seseorang akan
mengalami perubahan itu dari masa bayi, remaja, dewasa hingga lanjut usia.
Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa.
Masa ini berlangsung pada usia 11 tahun hingga 16 tahun. Masa remaja perlu
diperhatikan oleh orangtua, pendidik, bahkan lingkungan sekitar. Karena pada masa ini
seseorang mengalami perubahan fisik, emosi, bahkan pola pikir. Remaja cenderung
ingin memiliki kebebasan dan melakukan apa yang dia mau. Namun ia juga masih
memerlukan dampingan dari orangtua.
Dalam dunia pendidikan, pertumbuhan dan perkembangan merupakan aspek
penting yang harus diperhatikan agar kita dapat memahami pertumbuhan atau
perkembangan peserta didik dan menyelesaikan permasalahan yang akan dialaminya di
masa kini atau masa mendatang. Oleh karena itu, penulis mengobservasi remaja
sebagai bahan pembahasan dalam makalah ini untuk mengetahui permasalahan yang
dialami oleh remaja dari berbagai sisi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja teori yang digunakan dalam pembelajaran di Mts Sunan Kalijaga?
2. Bagaimana perkembangan psikologi salah satu peserta didik di Mts Sunan
Kalijaga?
3. Bagaimana Kondisi MTs Sunan Kalijaga dari berbagai aspek?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja teori yang digunakan dalam pembelajaran di MTs Sunan
Kalijaga.
2. Untuk mengetahui perkembangan psikologi salah satu peserta didik di MTs Sunan
Kalijaga.
3. Untuk mengetahui kondisi MTs Sunan kalijaga dari berbagai aspek.

1
BAB II
KAJIAN TEORI

Setelah mempelajari psikologi perkembangan dan teori belajar di perkuliahan akan


lebih sempurna jika melakukan kegiatan observasi. Kegiatan observasi yang dilakukan oleh
penulis bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan peserta didik dan
mengamati pelaksanaan pembelajaran di MTs Sunan Kalijaga Malang.
A. Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang membahas tentang
perkembangan dan pertumbuhan manusia sejak masa konsepsi hingga meninggal dunia.
Psikologi berasal dari kata psyche dan logos yang berarti “jiwa” dan “ilmu”. Dapat
diartikan bahwa psikologi adalah ilmu kejiwaan, sedangkan perkembangan lebih mengacu
terhadap perubahan yang terjadi sesuai umur. Perubahan ini lebih ditekankan dan mengacu
pada tingkah laku, tujuan, minat, dan lain sebagainya.1
Pertumbuhan dan perkembangan selalu berjalan beriringan dan tidak bisa terpisahkan.
Pertumbuhan ialah perubahan yang terjadi pada setiap manusia terutama berkaitan dengan
fisiknya.2 Sedangkan perkembangan merujuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak
dapat diputar kembali. Faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah
faktor keturunan, faktor hormon, faktor gizi, faktor lingkungan dan juga faktor pendidikan.
Salah satu teori yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan adalah teori
Havighurst. Teori havighurst adalah teori yang mendifiniskan bahwa tugas perkembangan
adalah tugas yang muncul pada suatu periode tertentu yang apabila tugas itu berhasil maka
akan membawa dampak baik (kebahagiaan) dan jika gagal akan menyebabkan dampak
buruk (ketidakbahagiaan).
Menurut Havighurst perkembangan pada remaja dapat ditandai dengan menerima fisik
yang sudah mengalami pubertas, menjalin hubungan dengan orang lain, membedakan yang
benar dan yang salah, memperoleh keseimbangan psikologis, dan lain sebagainya.
B. Teori Belajar
Penerapan teori belajar di sekolah harus disesuaikan dengan aspek-aspek yang
berkaitan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Penerapan teori-teori pembelajaran
bertujuan untuk mencapai keberhasilan, efisiensi dan efektifitas dalam pembelajaran di
kelas. Berikut adalah teori-teori yang digunakan pada pembelajaran di Mts Sunan Kalijaga.

1
Soesilowindradini, Psikologi Perkembangan, (Surabaya : Usaha Nasional), hlm, 13
2
Prof dr. mulyani sumantri, Modul 1; Pertumbuhan dan perkembangan anak, hal 3

2
1. Teori Kontruktivis
Teori belajar konstruktivis adalah suatu konsep belajar yang merepresentasikan
suatu kegiatan untuk menciptakan dan membentuk pengetahuan tentang sesuatu yang
dipelajari atau dialami. Penerapan teori konstruktivis dalam pembelajaran tidak hanya
sekedar transfer pengetahuan satu arah kepada siswa. Tetapi siswa juga berinteraksi
dengan informasi yang mereka terima. Teori ini memberikan keleluasaan kepada siswa
untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya tentang model pembelajaran rancangan
guru. Proses pembelajaran teori konstruktivis dapat tercipta dari lingkungan dengan
menggunakan panca indera seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium dan
merasa.
2. Teori Belajar Sosial
Teori belajar sosial Albert Bandura menunjukkan pentingnya proses mengamati
dan meniru perilaku dalam proses pembelajaran untuk membentuk sikap dalam proses
belajar dan memengaruhi respon diri sendiri. Artinya proses belajar seseorang lebih
banyak terjadi dengan mengamati situasi dan kondisi lingkungan.3 Proses
perkembangan sosial anak ditekankan pada perlunya pembiasaan merespon dan
peniruan ( imitasi ).4
3. Teori Modelling
Modelling adalah kegiatan belajar melalui pengamatan dengan menambah atau
mengurangi perilaku yang diamati dan menggabungkan proses kognitif.5 Dengan
belajar mengamati yang bisa disebut juga imitation atau modelling, individu secara
kognitif menggambarkan perilaku manusia yang diamati dan mengadopsi perilaku
tersebut.6

3
Irham & Wiyani. (2014). Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-
Ruzz hal.160
4
syah, Darwyan, Supardi, Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Ciputat: Haja Mandiri 2014 hal.79
5
Komalasari, Gantina., Eka Wahyuni., dan Karsih. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: Indeks. Hal.
176
6
Desmita, (2015). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.58

3
BAB III
LAPORAN
A. Deskripsi Umum
1. IDENTITAS ANAK
Nama : Aissya Rahmalia Azzara
Nama Panggilan : Aisyah

No. Induk : 0093685589

Jenis Kelamin : Perempuan


Tempat tanggal Lahir : Jombang, 21 Juni 2009
Agama : Islam
Anak ke : 2 dari 3 bersaudara

2. IDENTITAS ORANG TUA


a. Ayah
Nama : Syamsul Arif
Tempat tanggal lahir : Jombang, 21 Agustus 1973
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam
Alamat : Dusun Kedungurip, RT.03 RW.03, Desa Megaluh,
Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang, Jawa Timur

b. Ibu

Nama :-
Tempat tanggal lahir : -
Pekerjaan :-
Agama :-
Alamat :-

B. Deskripsi Khusus Kondisi anak pada saat pengamatan berlangsung


Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan subjek, saya mendapatkan
hasil observasi permasalahan perkembangan dari berbagai perspektif yaitu sebagai
berikut:

4
1. Kondisi Fisik
Subjek mempunyai tinggi 153 cm dan berat badan 53 kg. Ia mempunyai
kulit berwarna sawo matang dan ia sedang mengalami menstruasi yang
membuatnya sedikit tidak nyaman saat melakukan observasi. Beberapa hari
terakhir ia mengaku sedang tidak enak badan di karena kan cuaca yang ekstrim
dan premenstrual syndrome (PMS).
2. Kondisi Psikis
Subjek memiliki kondisi psikis yang sedikit terhambat, ia mengalami
kondisi yang biasa terjadi pada masa remaja seperti sudah mulai tertarik dengan
lawan jenis, ia sudah memiliki role model dan menirunya, ia memiliki emosi
yang labil dan mudah berubah (mood swing), ia juga mulai ingin menunjukkan
siapa dirinya. Subjek adalah tipikal orang yang mudah tersinggung, ia kerap kali
tidak bisa mengontrol emosinya dan marah kepada orang yang membuatnya
tesinggung. Subjek juga mengatakan bahwa ia mempunyai trauma, sedari kecil
ia kerap kali dipukul oleh ibunya sendiri, karena ia lambat dalam membantu
ibunya menyelesaikan pekerjaan rumah.
3. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga
Subjek termasuk salah satu anak yang kurang beruntung, ia berada pada
kondisi sosial ekonomi rendah. Ayah dan ibu nya bercerai ketika ia masih
berusia dini. Sedari kecil ia harus menahan rasa lapar dan membantu ayah nya
berjualan seusai pulang sekolah. Ia mengaku bahwa kebutuhannya tidak
terpenuhi, ia hampir tidak melanjutkan pendidikannya karena terkendala biaya.
Hal ini menyebabkan subjek sedikit melakukan kenakalan di sekolah. Ia
mengakui jika ia pernah mencuri, berkelahi dengan temannya. Subjek mencuri
karena ia merasa butuh, dan ia berkelahi dengan temannya sebagai bentuk
pelampiasan amarahnya. Namun, sekarang kebutuhannya terpenuhi semenjak
ia berada di panti asuhan. Ia dapat melanjutkan pendidikannya, dapat perhatian
dari orangtua walinya (pengasuh panti), dapat terpenuhi dalam hal sandang,
pangan, papan yang layak, dan lain sebagainya. Kenakalan yang dilakukan
subjek dapat ditinjau dari pendidikan orangtua nya, perhatian orangtuanya, dan
beberapa indicator yang lainnya.

5
C. Deskripsi Khusus Kondisi Seklolah
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pengajaran
untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar
kompetensi dan dijabarkan dalam silabus.7 RPP memiliki fungsi yang sangat
penting dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu untuk mengefektifkan proses
pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan.8 Ketika observasi dilakukan,
pembelajaran prakarya yang dilakukan adalah pengolahan bahan lunak pada
Kompetensi Dasar 3.1 dan 4.1.
Pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dengan alokasi waktu 2 x 40 menit
tidak hanya menggunakan penerapan satu teori belajar saja. Dalam kegiatan belajar
mengajar pada Kompetensi Dasar ini guru mengulas kembali materi sebelumnya,
kemudian memberi kesempatan peserta didik untuk mengidentifikasi materi
pembelajaran tersebut.
2. Penataan Lingkungan Lembaga
Mts Sunan Kalijaga adalah sekolah swasta yang berada di Karangbesuki,
Kecamatan Sukun, Kota Malang. Mts Sunan Kalijaga berada di bawah naungan
kemenag dan yayasan lembaga. Yayasan pendidikan sunan kalijaga memiliki tiga
jenjang pendidikan yakni Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs). Mts Sunan Kalijaga teridiri dari 6 kelas, 1 kantor
kepala madrasah, 1 kantor guru, 1 UKS, dan 1 laboratorium.
3. Strategi, Model dan Teknik dalam Pembelajaran
Strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran prakarya ini
menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dan
strategi pembelajaran berbasis proyek (project based learning) guru mata pelajaran
menggunakan strategi ini agar peserta didik mampu berfikir kritis, menyelesaikan
atau menguraikan masalah yang ada dan dapat mengambil pelajaran atau hikmah
dari masalah tersebut.
Strategi lain yang dilakukan oleh guru mata pelajaran ini adalah pembelejaran
berbasis proyek. Melalui strategi ini diharapkan peserta didik dapat

7
Mudasir, Desain Pembelajaran, Airmolek Indragiri Hulu: STAI Nurul Falah Press, 2013, h. 127
8
Mardia Hayati, Desain pembelajaran berbasis karakter, Pekanbaru: Lembaga penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat universitas negeri sultan syarif kasim riau, 2014, h. 121

6
mengeksplorasi, menginterpretasi, merancang dan menyusun proyek,
mempresentasikannya hingga mengevaluasinya.
Model pembelajaran di Mts Sunan Kalijaga sangat bervariasi, metode
pembelajaran dalam mata pelajaran prakarya menggunakan metode ceramah,
diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, pemberian tugas, demonstrasi dan
eksperimen. Guru menjadi fasilitator bagi siswanya, dalam mata pelajaran ini siswa
lebih banyak beraktifitas dan guru membantunya. Guru mata pelajaran ini
menjelaskan materi yang akan dilakukan hari ini dan menjelaskan secara garis besar
kemudian ia memberi contoh pada peserta didik dan mengelompokkanya untuk
mengerjakan bersama kelompoknya, jika ada yang kurang dipahami peserta didik
akan bertanya pada guru mata pelajaran itu. Metode yang digunakan dalam setiap
pertemuan berbeda kadang eksperimen dan demonstrasi saja, atau menggabungkan
semua metode yang sudah dijelaskan di atas.
Teknik yang digunakan dalam pembelajaran pun juga bervariasi, guru mata
pelajaran prakarya menggunakan teknik dan metode yang berbeda di setiap kelas
yang diajar. Teknik yang biasanya digunakan adalah teknik penyelesaian masalah,
projek, dan teknik kooperatif
4. Kegiatan yang Menjadi Ciri Khas Kurikulum di Lembaga
Setiap lembaga pendidikan pasti mempunyai ciri khas kurikulum. Di MTs
Sunan Kalijaga ciri khas kurikulumnya adalah program unggulan dimana peserta
didik dibiasakan dengan sholat dhuha dan diharapkan mampu menghafal juz 30,
membaca kitab kuning yang akan menjadi bekal ketika ia menjadi lulusan dari MTs
Sunan Kalijaga. Pembiasaan-pembiasaan seperti ini bertujuan untuk mengingat
Allah SWT.

7
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Psikologi Peserta Didik
Setelah melakukan pengamatan pada salah satu peserta didik MTs Sunan
Kalijaga tentang perkembangan psikologi anak usia remaja, hasil menunjukkan bahwa
pertumbuhan peserta didik berjalan dengan baik. Namun, perkembangan peserta didik
sedikit terhambat karena ia mengalami trauma di masa lalu, ia kerap kali tidak bisa
mengontrol emosinya, marah kepada orang lain, berperilaku sedikit nakal saat di
sekolah dan sulit menerima pelajaran. Hal itu disebabkan karena perlakuan ibunya yang
kasar semasa ia kecil. Di sisi lain, Aisyah mengalami kondisi yang seharusnya terjadi
pada masanya seperti menerima fisik yang sudah mengalami pubertas, menjalin
hubungan dengan orang lain, membedakan yang benar dan yang salah, memperoleh
keseimbangan psikologis, dan lain sebagainya.
Kejadian yang di alami Aisyah berkaitan dengan teori Havighurst yang mana
perkembangan adalah bagian dari tugas yang harus diselesaikan oleh individu pada
masanya. Dan apabila tugas itu berhasil diselesaikan maka akan membawa kebahagiaan
tetapi jika tugas itu tidak terselesaikan tidak membawa kebahagiaan.

B. Proses Belajar Peserta Didik


Tipe dalam proses belajar sangat beragam, ada auditori, visual, dan kinestetik.
Aisyah adalah tipikal anak yang ketika belajar harus menggabungkan ketiga tipe
tersebut, ia juga tidak bisa belajar di keramaian karena ia mudah kehilangan fokus.
Aisyah menyukai pelajaran prakarya di sekolah, ia suka melakukan eksperimen namun
diiringi dengan demonstrasi dari gurunya.
Aisyah tidak terlalu percaya diri dengan apa yang dilakukannya, sehingga ia
harus menyontoh seseorang untuk dijadikannya sebagai panutan (role model). Proses
belajar Aisyah berkaitan dengan teori belajar kontruktivis, setelah guru menjelaskan
materi ia menginterpretasikan pengetahuan dan disimpan dalam memori. Teori ini juga
sangat membebaskan siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri dengan
dasar pembelajaran yang sudah dirancang oleh bapak/ibu guru.
Selain teori kontruktivis, teori yang berkaitan dengan proses belajar Aisyah
adalah teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura. Teori ini
mendukung proses belajar aisyah yang harus dilakukan dengan kinestetik juga. Teori

8
ini menunjukkan pentingnya proses belajar Aisyah lebih banyak terjadi dengan
mengamati situasi dan kondisi lingkungan.
Teori lain yang mendukung proses pembelajaran Aisyah adalah teori modelling.
Teori ini deisebut juga observation learning, imitation, atau social learning. Dengan
mengamati perilaku orang lain Aisyah dapat meniru perilaku orang yang ia jadikan
panutan. Ketika ia mengalami kesulitan ia akan memanfaatkan orang lain untuk
membantunya daalam menyelesaikan masalah dalam proses pembelajaran. Dalam teori
ini pula Aisyah menerapkan pada kehidupan nyata, ketika ia hampir menyerah ia
termotivasi oleh orang yang dijadikannya panutan.

9
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Perkembangan psikologi dan proses belajar peserta didik di Madrasah
Tsanawiyah Kalijaga Malang terlaksana dengan baik sesuai dengan masanya.
Perkembangan psikologi peserta didik berkaitan dengan teori Havighurst yang mana
peserta didik menyelesaikan tugas nya secara individu dengan konsekuensi jika tugas-
tugas yang terjadi pada masa itu terselesaikan maka akan membawa kebahagiaan dan
begitupun sebaliknya.
Guru mata pelajaran prakarya di MTs Sunan Kalijaga menggunakan strategi,
metode, teknik pendidikan yang ada, sehingga subjek yang penulis observasi merasa
senang dengan menikmati mata peajaran tersebut. Dalam proses belajar peserta didik
mengombinasi semua tipe pembelajaran hingga ia mendapatkan informasi yang jelas
dan dapat ia pahami dengan baik. Teori yang berkaitan dengan proses pembelajaran di
MTs Sunan Kalijaga adalah teori kontuktivis, teori belajar sosial, dan teori modelling.

B. Saran
Untuk membentuk generasi yang berkualitas di era sekarang, sebaiknya
orangtua juga memerlukan pendidikan yang tinggi agar dapat mendidik generasi
selanjutnya menjadi lebih baik. Selain itu berpendidikan tinggi dan mendapatkan
pekerjaan yang layak merupakan faktor penyebab status sosial ekonomi keluarga. Agar
tidak terjadi kasus yang sama seperti perceraian dan lain sebagainya. Hendaknya
orangtua, pendidik mengakses pendidikan yang bermutu.

10
DAFTAR PUSTAKA
Desmita, (2015). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hayati, Mardia. 2014. Desain pembelajaran berbasis karakter. Pekanbaru: Lembaga penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat universitas egeri sultan syarif kasim riau,

Irham & Wiyani. (2014). Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran. Jogjakarta: Ar- Ruzz hal.160
Komalasari, Gantina., Eka Wahyuni., dan Karsih. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta:
Indeks.

Mudasir. 2013. Desain Pembelajaran, Airmolek Indragiri Hulu: STAI Nurul Falah Press.
Soesilowindradini, Psikologi Perkembangan, Surabaya : Usaha Nasional

Sumantri, Mulyani. Pertumbuhan dan perkembangan anak,

Syah, Darwyan, Supardi, Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Ciputat: Haja
Mandiri 2014 hal.79

11
LAMPIRAN

12

You might also like