You are on page 1of 24

ICRA PENCAMPURAN OBAT SUNTIK,

PEMBERIAN SUNTIKAN,TERAPI CAIRAN

Diklat
Pencegahan dan pengendalian infeksi
Standar PPI 7 : RS melaksanakan identifikasi prosedur dan
proses invasif yang berisiko serta menerapkanstrategi untuk
menurunkan risiko infeksi
EP 7
1. RS menetapkan risiko infeksi pada prosedur dan
proses asuhan invasif yangberisiko infeksi serta strategi
untuk menurunkan risiko infeksi (R)
2. Ada bukti identifikasi prosedur dan asuhan invasif serta
strategi untuk menurunkan risiko infeksi (D,W)
3. RS melaksanakan strategi untuk menurunkan risiko
infeksi pada prosedur dan proses asuhan invasif yang berisiko
infeksi (D,O,W,S)
4. RS telah melaksanakan kegiatan pelatihan untuk
menurunkan risiko infeksi di dalam proses-proses
kegiatan tersebut (D,W)
Standar 7

EP YG DIMINTA TELUSUR

1 R SK tentang Penetapan Risiko Infeksi pada Prosedur dan proses


asuhan invasif (ICRA) =
1. Pencampuran obat suntik
2. Pemberian suntikan
3. Terapi cairan
4. Punksi lumbal

2 D D=
W 1. Bukti Daftar Risiko Infeksi pada prosedur dan proses asuhan
invasif.
2. Bukti strategi unutk penurunan infeksi (Tata kelola risiko Infeksi)
Standar 7

EP YG DIMINTA TELUSUR

3 D D = Bukti strategi untuk Penurunan Infeksi (Tata kelola Risiko


O Infeksi) sbg tindak lanjut EP2.
W O = Lihat pelaksanaan pencampuran obat suntik, pemberian
S suntikan, terapi cairan dan punksi lumbal.
W = KPPI, KETUA PMKP, IPCN, IPCLN, KA RUANG
S = Peragaan pencampuran obat suntik, pemberian suntikan,
terapi cairan , punksi lumbal

4 D D = Bukti IHT ttg kegiatan untuk menurunkan risiko infeksi


W W = Ka Diklat, Peserta Pelatihan
Tujuan pembelajaran

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


 Peserta mampu melakukan penyusunan ICRA
pencampuran obat suntik, pemberian suntikan,
terapi cairan
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah sesi ini diharapkan peserta mampu:
 Menjelaskan pengertian ICRA
 Menjelaskan tujuan ICRA
 Mengkaji risiko infeksi pada pencampuran obat suntik,
pemberian suntikan,terapi cairan
 Melaksanakan strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada
pencampuran obat suntik, pemberian suntikan, terapi cairan
Pendahuluan
Kegiatan pencampuran obat dan terapi cairan kadang masih dilakukan
oleh perawat ruangan, yang mana kompetensi tersebut harusnya
dilakukan oleh tenaga farmasi yang sudah terlatih dan kompeten.
Namun demikian bila dengan keterbatasan petugas farmasi maka
tugas bisa didelegasikan perawat dengan syarat diberikan pelatihan
terlebih dahulu dan bila mana dengan sarana belum standar maka harus
membuat ICRA pencampuran obat suntik, pemberian suntikan dan
terapi cairan
Dampak risiko yang terjadi pada tindakan yang tidak memperhatikan
tehnik aseptik diantaranya phlebitis, trombophlebitis maupun infeksi
sistemik (sepsis)
Standar Akreditasi ICRA
Risk
Asesmen
Setahun
Sekali (PPI
RiskAssessmen
6 EP4)
Risk
Renovasi/Dem Asesment
olisi,
Pembangunan pencamuran
PPI 7.7.1 obat suntik,
PPI 7

Risk Risk
Assessment Assesment
Pelayanan
Makanan & Sterilisasi &
Permesinan Linen PPI 7.2
(PPI 7.6 &7.7) Risk PPI 7.3
Assessment
Pembuangan
Sampah
PPI 7.4
Definisi ICRA

Suatu proses berkesinambungan yang memiliki


fungsi preventif dalam meningkatkan mutu
pelayanan.
Suatu metode untuk melakukan identifikasi
dan penilaian risiko infeksi pasien di RS.
Tujuan ICRA

1. Tercapainya perlindungan terhadap pasien, petugas dan


pengunjung RS
2. Tersusunnya data identifikasi dan grading risiko infeksi di RS
3. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah penilaian risiko
infeksi di RS
4. Tersedianya rencana program pencegahan dan pengendalian
risiko infeksi di seluruh area RS
Pengkajian risiko pada pencampuran
obat suntik dan terapi cairan
1. Area persiapan obat tidak menjamin kesterilan
2. Tenaga perawat belum dilakukan pelatihan
pencampuran obat suntik
3. Tehnik pencampuran obat suntik belum
menjamin tehnik aseptik
Pengkajian risiko pada pemberian suntikan
1. Pemberian injeksi yang aman belum dilakukan
secara optimal
2. Tidak menggunakan bak injeksi saat
melakukan injeksi ke pasien
Persiapan pencampuran obat IV tidak standar
Pemberian terapi cairan yang tidak aman
Pempersiapan terapi IV yang tidak tepat
Persiapan obat suntikan belum memperhatikan
tehnik aseptik dan penyuntikan yang aman
Risk Grading matrix
Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisis
kualitatif untuk menentukan derajat risiko suatu insiden
berdasarkan dampak dan probabilitasnya.
1. Dampak
Penilaian dampak/akibat suatu insiden adalah seberapa
berat akibat yang dialami pasien mulai dari tidak cedera
sampai meninggal
2. Probabilitas
Penilaian tingkat probabilitas/frekuensi risiko adalah
seberapa sering insiden tersebut terjadi
3. Sistem yang ada
Adanya peraturan dan fasilitas yang mendukung kegiatan
Skor Risiko =
Nilai Probabilitas X Nilai Risiko/Dampak X Nilai Sistem
yang ada
PENILAIAN DAMPAK/KONSEKUENSI
SISTEM YANG ADA
Risiko
Probabilitas (kesehatan, financial, Sistem yang ada
legal, peraturan) Skor
Potensial Risk/Problem
1
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2

Area persiapan obat


36
tidak menjamin √ √ √
kesterilan
Tenaga perawat belum
pelatihan pencam 27
√ √ √
puran obat suntik
Tehnik pencampuran
12
obat suntik belum √ √ √
menjamin tehnik
aseptik
Pemberian injeksi yang
9
aman belum dilakukan √ √ √
secara optimal
Pemberian obat multidose 9
√ √ √
yang tidak tepat
Tidak menggunakan bak
√ 3
injeksi saat melakukan √ √
injeksi ke pasien
PENILAIAN
Menyusun skor jumlah

Probability, Impact, Current Systems

Score for Probability = 3


Score for Impact = 3
Score for Current Systems = 4
Jadi Total Skor = 3 x 3 x 4

Program prioritas berdasarkan nilai


terbesar
No. Potensial Risk Problem Skor Tindak Lanjut
Area persiapan obat tidak 36  Rapat dengan Kepala Instalasi /Unit terkait
1.
menjamin kesterilan  Penyiapan ruang persiapan obat di ruang perawatan
sesuai standar
 Sosialisasi dan edukasi staf
 Monitoring dan evaluasi
Tenaga perawat belum 27  Koordinasi dengan diklar terkait dengan agenda
2.
pelatihan pencampuran obat rencana pelatihan IV admixture
suntik dg tehnik aseptik  Pelatihan pencampuran obat suntik dg tehnik aseptik
Tehnik pencampuran obat 12  Sosialisasi tehnik pencampuran obat suntik dengan
3.
suntik belum menjamin tehnik aseptik
tehnik aseptik  Membuat panduan pencamuran obat suntik
 Monitoring dan evaluasi

Pemberian injeksi yang aman 9  Sosialisasi dan edukasi staf tentang SPO penyuntikan
4.
belum dilakukan secara yang aman
optimal  Monitoring dan evaluasi

5. Pemberian obat multidose 8  Sosialisasi dan edukasi SPO pemberian obat


yang tidak tepat multidose
 Monitoring dan evaluasi
6.
Tidak menggunakan bak 3  Mengingatkan pada staf dan edukasi tentang SPO
injeksi saat melakukan injeksi penyuntikan yang aman
ke pasien
Clean room
Pass box berfungsi keluar masuknya obat
KESIMPULAN
 ICRA pada pencampuran obat suntik, pemberian
suntikan,terapi cairan ditujukan untuk mengurangi
risiko infeksi
 ICRA pada pencampuran obat suntik, pemberian
suntikan,terapi cairan merupakan standar PPI 7
EP.1,2,3,4
 Bila sarana belum standar ICRA pada pencampuran obat
suntik, pemberian suntikan,terapi cairan

You might also like