You are on page 1of 4

NAMA : NEGEL WAHYU PERMANA

NIM : 2010061201241
LOKAL : 6M2
MATA KULIAH : PERILAKU EKONOMI
DOSEN PENGAMPU : EFRIANTO , S.E.,M.M.
CONTOH KASUS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PENYELESAINNYA
STUDI KASUS PT GARAM

LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan memiliki potensi
alam yang melimpah salah satunya dalam produksi garam. Garam lokal sudah
biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan ikan, asin,
perminyakan kulit, pakan ternak, es, tekstil, dan pengeboran minyak. Petani
garam mengklain sebagian besar produiksi garam nasional sudah bisa memenuhi
persyaratan kualitas yang dibutuhkan industri. Karenanya, petani menolak upaya
pemerintah mengimpor garam sesuai dengan rekomendasi dari Kementrian
Kelautan dan Perikanan (KKP). Dengan demikian, wacana impor garam dianggap
sebagai akal-akalan pengusaha semata.
Industri makanan dan minuman membutuhkan garam dengan kadar air kali
yang cukup tinggi sebesar 2,2 juta ton hingga 2,3 juta ton atau lebih. Selain itu,
garam yang diperlukan industri makanan dan minuman memiliki kadar NaCL
sebesar 97% dengan kadar air maksimum 0,5% sementara, kebanyakan produksi
lokal dipandang belum mampu memenuhi syarat garam industri tersebut. Disisi
lain dari pihak pelaku industri menyatakan bahwa persoalannya bukan hanya
sekedar bisa produksi, faktor penting lain juga ada pada kualitas. Hal ini lah yang
memicu PT.Garuda Food menghentikan kegiatan produksinya untuk sementara
jika pasokan garam industri tidak segera tersedia dalam waktu dekat. Kebijakan
impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen garam industri
maupun garam konsumsi. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa dalam rangka
memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri serta
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam perlu mengatur
ketentuan garam impor.
RUMUSAN MASALAH

Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan


untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh
produsen garam industri maupun garam konsumsi.
Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan
dalam Negari sebagai bahan baku industri serta meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani garam , maka perlu diatur terkait kententuan garam impor.
Sampai sekarang Indonesia sudah bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan
garam konsumsi ,namun masih mengimpor garam industri ,bahkan tiap tahun
jumlahnya semakin naik.

Masalah yang dihadapi PT.GARAM sebagai berikut :


1.Produksi garam sangat dipengaruhi oleh cuaca , sedangkan Indonesia tidak
memiliki kemampuan kompetitif maupun komparatif yang menunjang produksi.
2.Panjangnya rantai pasokan dan distribusi.
3.Sulit untuk mendapatkan lahan luas yang mencapai skala ekonomi dan regulasi
kepemilikan tanah yang kurang mendukug.
4.Luasnya Indonesia dengan bentuk kepulaun yang menyebabkan tingginya biaya
transportasi.
KEPUTUSAN DAN PENYELESAIN
1.TERKAIT MASALAH CUACA
PT.GARAM menjalin kerja sama dengan perusahaan Korea Selatan dan Cina
dengan teknologi prisma , geothermal , dan tunel untuk mengeringkan air
laut .Selain itu PT.GARAM menerapkan teknologi geomembrane dan plasma yang
dapat meningkatkan produktivitas hasil produksi dibandingkan cara
konvensional.

Pada 2016 KKP sudah mulai menyasar pada penerpan teknologi-teknologi baru
bagi para petani garam sehingga dapat sehingga dapat mengoptimalkan dan
mengupayakan peningkatan produksi dan produktifitas garam dalam negeri serta
sebagai antisipasi apabila terjadi anomali cuaca , Seperti pengimplementasian
teknologi geomembrane.

2.PANJANGNYA RANTAI PASOKAN DAN DISTRIBUSI


Menjalin kerja sama dengan pemilik lahan garam dan menentukan harga
dasar garam. (agar harga garam terkendali meskipun rantai pasokannya panjang )

3.TERKAIT REGULASI DAN LAHAN GARAM


PT.GARAM menambah luas lading pengaraman di kupang Nusa Tenggara
Timur seluas 400 hektar dan melakukan penyelesaian masalah kepemilikan tanah
serta menjalin kerja sam dengan PT.UNICHEM CANDI INDONESIA .

4.MASALAH DISTRIBUSI
Mendirikan area pergudangan untuk memudahkan distribusi dan bekerjasama
dengan dinas perhubungan untuk memperbaiki jalur transportasi

You might also like