You are on page 1of 6

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBERIAN OBAT TETES/SALEP MATA

DISUSUN OLEH:

NAMA : Rakhel Ariana

NIM : 202202030109

KELAS: 2A

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

TAHUN 2022/2023
PEMBERIAN OBAT TETES/SALEP MATA

A. Pengertian

Obat Tetes mata adalah obat yang di teteskan pada mata yang berbentuk cairan
steril Salep mata dapat diartikan sebagai sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit ataupun selaput lendir pada
bagian mata atau sekitarnya.
B. Tujuan
1. Untuk memperlama kontak obat dengan permukaan mata
C. Indikasi

1. Meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat disebabkan oleh
debu sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis
berenang.

2. Antiseptik dan antiinfeksi.

3. Radang atau alergi mata


D. Kontraindikasi

Obat tetes mata yang mengandungnafazolin hidroksida tidak boleh digunakan


pada penderita glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak.
Kecuali dalam pegawasan dan nasehat dokter.

Obat salep mata yang mengandung nafazolin hidroksida tidak boleh


digunakan pada penderita konjutivitis atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan
anak. Kecuali dalam pegawasan dan nasehat dokter.
E. Alat dan Bahan

1. Sarung tangan bersih

2. Spons steril yang direndam dalam salin normal steril

3. Pembalut (bantalan) mama steril bila diperlukan dan plester mata dari kertas untuk
memfiksasinya.

4. Piala ginjal
5. Obat tetes mata.
F. Persiapan
1. Cek catatan pembian obat
Cek nama obat, dosis, dan kekuatan obat pada catatan pemberian obat. Juga
konfirmasikan frekuensi instalasi yang di programkan dan mata yang akan diobati.
Singkatan sering digunakan untuk mengidentifikasi mata: OD (mata kanan), OS
(mata kiri), OU (Kedua Mata).
Bila catatan pembrian obat tidak jelas atau informasi terkait tidak ada. bandingkan
dengan program tertulis dokter yang terbaru.
Laporkan setiap ketidaksesuaian kepada perawat amu dokter jaga, sesuai
ketentuan kebijakan institusi.
2. Ketahui alasan mengapa klien mendapat obat terseangbut, klasifikasi obat,
kontraindikasi, rentang dosis obat yang biasa, efek samping, dan pertimbangkan
keperawatan dalam membrikan dan mengevaluasi hasl akhir yang diharapkan dari
obat.
G. Langkah – langkah tindakan
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur
3. Jaga privasi klien
4. Bandingkan label yang ada pada tube atau botol obat dengan catatan obat dan cek
tanggal kadaluarsanya
5. Bila diperlukan, hitung dosis obat.
6. elaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan,mengapa hal tersebut perlu
dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Pembrian obat biasanya
tidak nyeri. Salep sering menyejukkan mata, tetapi beberapa sediaan cair pada
awalnya dapat menimbulkan perih. Diskusikan bagaimana hasilnya akan
digunakan dalam merencanakan perawatan atau terapi selanjutnya.
7. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang sesuai
8. Beri privasi klien
9. Persiapkan klien
a. Cek gelang pengenal klien, dan tanyakan nama klien. Tindakan ini
memastikan bahwa obat diberikan kepada klien yang benar

b. Bantu klien ke posisi yang nyaman, baik duduk atau berbaring

10. Bersihkan kelopak dn bulu mata

a. Pasang sarung tangan bersih

b. Gunakan bulatan kapas steril yang telah dibasahi dengan cairan irigasi
steril atau salin normal steril, dan usap dari kantus dalam ke kantus luar.
Bila tidak dibrsihkan, benda yang ada pada kelopak dan bulu mata akan
terbawa masuk kedalam mata. Pembersihan ke arah kantus luar dapat
mencegah kontaminasi pada mata lainnya dan duktus lokrimalis.

11. Berikan obat mata

Cek nama, kekuatan, dan jumlah tetesan sediaan obat mata, bila dalambentuk cair,
tarik sejumlah tetesan yang diperlukan ke dalam alat tetes

a. Minta klien untuk melihat ke atas. Berikan spons kering yang steril kepda
klien. Klien kurang berkedip bila melihat ke atas saat klien melihat ke atas
sebagian kornea terlindungi oleh kelopak mata bagian atas. Nasolakrimalis
setelah meneteskan obat mata cair.

b. Pajankan kantong mata konjungtiva bawah dengan meletakkan ibu jari


atau jari dari tangan anda yang tidak dominan pada tulang pipi klien tepat
dibawah mata dan secara perlahan tarik kulit pipi ke bawah. Bila jaringan
mengalami edema. Pegang jaringan secara hati-hati untuk menghindari
kerusakan. Meletakkan jari pada tulang pipi dapat meminimalkan
kemungkinan menyentuh kornea, menghindari penekanan pada bola mata,
dan mencegah klien berkedip atau memicingkan matanya.

c. Dekati mata dari samping dan teteskan obat dalam jumlah bener pada
sepertiga luar kantong konjungiva bagiam bawah. Pegang alat tetes 1-2
cm, di atas kantong mata Klien kurang dapat mengedip bila obat di
teteskan dari samping. Bila di teteskan ke dalam kantonng konungtiva
tetan tidak akan membahayakn kornea seperti bila di teteskan langsung ke
atas kornea. Alat tetes tidak boleh menyentuh kantong konjungtiva atau
kornea.

d. Pegang tube di atas kantong konjungtiva bawah, pencet tube sehingga


keluar salep sepanjang 2 cm dan masukkan ke kantong mata.

e. Minta klien untuk menutup kelopak mata, tetapi tidak menutup mata
dengan erat.

f. Untuk obat mata cair tekan dengan kuat atau minta klien untuk menekan
duktus lakrimal secara kuat minimal selama 30 detik 9. Bersihkan dan
keringkan kelopak mata sesuai keperluan. Lap kelopak mata secara
perlahan dari arah kantus dalam ke kantus luar untuk membersihkan obat
yang berlebih

12. Pasang bantalan mata bila diperlukan, dan tempelkan dengan plester mata dari
kertas

13. Kaji respon klien segera setelah diberikan obat.


DAFTAR PUSTAKA

Scribd.com, 2021. LAPORAN PENDAHULUAN PERAWATAN MEDIKAL BEDAH III


TETES MATA. Universitas Perintis Indonesia.

https://id.scribd.com/document/552794004/Lp-Tetes-Mata Diakses pada 9 Juni 2023

You might also like