You are on page 1of 5

KERANGKA ACUAN

PENYULUHAN DAN PEMERIKSAAN GIGI DAN MULUT SISWA SD, SMP, SMA

A. LATAR BELAKANG
Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 43 ayat (1)
mewajibkan Rumah Sakit menerapkan standar keselamatan pasien. Yang dimaksud
dengan keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu Rumah Sakit yang
memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk di dalamnya esesmen risiko,
identifikasi dan manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden dan
menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko.
Standar keselamatan pasien tersebut menurut pasal 43 ayat (2) dilaksanakan melalui
pelaporan insiden, menganalisa dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka
menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan.
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit ada lima
isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di puskesmas yaitu: keselamatan
pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan
dan peralatan di puskesmas yang bias berdampak terhadap keselamatan pasien dan
petugas, keselamatan lingkungan, (green productivity) yang berdampak terhadap
pencemaran lingkungan dan keselamatan bisnis puskesmas yang terkait dengan
kelangsungan hidup puskesmas. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting
untuk dilaksanakan di setiap puskesmas. Namun harus diakui kegiatan institusi puskesmas
dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas
utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra puskesmas.
Harus diakui, pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien
sesuai dengan yang diucapkan Hipocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu primum,
non nocere (first, do no harm), namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu dan
teknologi pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit menjadi semakin kompleks dan
berpotensi terjadinya kejadian tidak diharapkan – KTD (Adversed event) apabila tidak
dilakukan dengan hati-hati.
Di puskesmas terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat
dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga professional dan non professional yang
memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan
pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD. Komite tersebut
telah aktif melaksanakan langkah-langkah persiapan pelaksanaan keselamatan pasien
rumah sakit dan puskesmas dengan mengembangkan laboratorium program keselamatan
pasien rumah sakit. Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat
maka pelaksanaan program kesehatan pasien rumah sakit perlu dilakukan. Karena itu
diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan pasien tersebut. Buku
panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan puskesmas yang terutama berisi
Standar Keselamatan Pasien rumah sakit dengan puskesmas dan Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien.
Standar keselamatan pasien menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang kesehatan pasien rumah sakit, pasal 7 ayat (2)
meliputi:
1. Hak pasien;
2. Mendidik pasien dan keluarga;
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan;
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien;
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien;
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien; dan
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Selanjutnya pasal 8 Peraturan Menteri Kesehatan tersebut di atas mewajibkan setiap
Rumah Sakit untuk mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan pasien yang meliputi
tercapainya 6 (enam) hal sebagai berikut:
1. Ketepatan identifikasi pasien;
2. Peningkatan komunikasi yang efektif;
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
Dalam rangka menerapkan Standar Keselamatan Pasien, menurut Pasal 9 Peraturan
Menteri Kesehatan tersebut di atas, Rumah Sakit melaksanakan Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang terdiri dari:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien;
2. Memimpin dan mendukung staf;
3. Mengembangkan system pelaporan;
4. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
5. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien; dan
6. Mencegah cedera melalui implementasi system keselamatan pasien

B. TUJUAN
a. Tujuan umum
1. Meningkatkan mutu layanan puskesmas melalui suatu system dimana puskesmas
membuat asuhan pasien agar lebih aman dalam melakukan praktik keperawatan
dengan berpegang teguh pada asuhan yang telah dibuat
2. Mencegah terjadinya cedera akibat kesalahan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan
b. Tujuan khusus
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
2. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Terlaporkannya KTD & KNC di puskesmas
4. Terlaksananya program pencegahan sehingga KTD tidak terulang

C. KELUARAN KEGIATAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Terlaporkannya KTD & KNC di puskesmas
4. Terlaksananya program pencegahan sehingga KTD tidak terulang

D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


 Waktu Pelaksanaan : Tanggal s/d
 Lokasi : Puskesmas Karama

E. PESERTA
 Kepala Puskesmas Karama
 Perawat UGD

F. AGENDA KEGIATAN
 Menyusun kebijakan tentang DPJP
 Menyusun bijak dan prosedur tentang koordinasi yang dan transfer info
antarprofesi kesehatan
 Pencatatan, pelaporan, evaluasi, analisis dan tindak lanjut dari KTD dan KNC
 Menyelenggarakan diklat untuk keselamatan pasien
 Membentuk tim keselamatan pasien
Tim keselamatan pasien merupakan sekelompok tenaga perawat yang ditunjuk
untuk menangani beberapa pasien tertentu dan membuat asuhan keperawatan
sesuai dengan keadaan pasien dan mampu mempertanggungjawabkan setiap
prosedur dan tindakan yang dilakukan kepada pasien
 Tim keselamatan pasien berfungsi untuk:
Menyusun kebijakan dan prosedur keselamatan pasien
Menyusun form untuk pencatatan dan pelaporan KTD dan KNC
 Melakukan analisa masalah bila ada KTD/KNC
 Melakukan perencanaan kegiatan, dll
 Rapat koordinasi, dll
 Menerapkan Tujuh Langkah Keselamatan Pasien:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien;
2. Pimpin dan dukung staf untuk melakukan keselamatan pasien;
3. Integrasikan aktivitas risiko
4. Kembangkan system pelaporan;
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien;
7. Cegah cedera melalui implementasi system keselamatan pasien

G. SUMBER DANA
Kegiatan ini didanai oleh dana bantuan operasional kesehatan (BOK) tahun 20….

H. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat guna seperlunya

Ditetapkan di Mamuju
Pada tanggal
KEPALA PUSKESMAS KARAMA
KABUPATEN MAMUJU

EVI RAHEL, S.ST


Pangkat : Penata Tk. I/IIId
NIP. 197201112 199103 2 003

You might also like