You are on page 1of 2

Nama : Ferdinand Rizki Widya Dhana

NIM : 202010110311522
Kelas : H
Tugas Meresume Pertemuan 12, Pertemuan 13, dan Pertemuan 14
Hasil Resume
Pengertian hipotik  dirumuskan dalam Pasal  1162 BW yang  menyebutkan
hipotik adalah suatu hak  kebendaan atas benda  benda tidak bergerak  untuk
mengambil penggantian dari padanya  bagi pelunasan
suatu perikatan.  Memperhatikan  pengertian hipotik di  atas, maka jelaslah  hipotik
adalah hak  kebendaan yang bersifat  memberi jaminan  kepada kreditur
bahwa piutangnya akan dilunasi oleh debitur  tepat pada waktu yang  dijanjikan.
Apabila tidak, benda yang  dibebani hipotik dapat  dijual lelang dan uang  hasil
pelelangan  dipergunakan untuk  membayar piutang  kreditur pemegang  hipotik
lebih dahulu(diprioritaskan)  dari pada piutang  kreditur-
kreditur  lainnya.  Dengan demikian, hipotik tidak  mengandung hak
untuk menguasai atau  memiliki benda yang  dibebani hipotik.  Namun,sifat
kebendaan  pada hak hipotik tetap  ada, karena hipotik  tetap melekat pada
bendanya meskipun  benda tersebut  dipindahtangankan  kepada orang lain,
sehingga tidak lagi  dimiliki debitur atau pemberi hipotik. Sifat Hipotik yaitu
hipotik merupakan perjanjian yang  accessoir,  artinya bahwa perjanjian hipotik
itu merupakan perjanjian tambahan terhadap perjanjian pokoknya yaitu
perjanjian pinjam mengganti (kredit), sehingga perjanjian hipotik itu tidak dapat
berdiri sendiri tanpa adanya perjanjian pokok tersebut , hipotik
bersifat zaaksgevolg  (droit de suitei),   artinya bahwa hak hipotik akan selalu
melekat pada benda yang dijaminkan dimanapun atau pada siapapun benda
tersebut berada, didahulukan pemenuhannya dari piutang yang lain berdasarkan
pasal 1133-1134 KUHP, objeknya benda-benda tetap. Beberapa hipotik yang
bersama-sama dibebankan diatas satu benda adalah sudah merupakan keadaan
biasa. Tetap mengikuti bendanya walaupun telah dipindahtangankan ke orang
lain.
Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan selanjutnya disebut
UUHT dalam Pasal 1 augka 1  menyatakan: Hak Tanggungan atas tanah  beserta
benda-benda yang  berkaitan dengan tanah,  yang selanjutnya disebut  hak
tanggungan adalah  hak jaminan yang  dibebankan pada hak  atas tanah
sebagaimana  dimaksud dalam Undang  undang No,5 Tahun 1960  tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria  berikut atau tidak berikut  benda-benda
lain vang merupakan satu kesatuan  dengan tanah itu, untuk  pelunasan utang
tertentu,  yang memberikan  kedudukan yang  diutamakan kepada  kreditur tertentu
terhadap kreditur-kreditur lain. Jadi, hak tanggunga n merupakan hak
jaminan  atas tanah untuk   pelunasan utang tertentu,  yang memberikan  kedudukan
diutamakan  kreditur tertentu terhadap  kreditur-kreditur lain. Objek dari hak
tanggungan adalah tanah dan bangunan. didahulukan janji untuk memberikan hak
tanggungan sebagai jaminan pelunasan hutang tertentu . Selalu mengikuti obyek
dalam tangan siapapun obyek hak tanggungan itu berada. Memenuhi azas
spesialitas & publisitas sehingga dapat mengikat pihak ketiga memberikan
kepastian hukum kepada pihak pihak yang berkepentingan.
Berdasarkan Pasal 1820 KUHPer yang dimaksudkan dengan jaminan perorangan
adalah persetujuan dari pihak ketiga yang berguna untuk kepentingan kreditur,
mengikatkan diri guna memenuhi perikatan debitur jika debitur tidak bisa
memenuhi janjinya. Jaminan perorangan ini memiliki unsur utama yaitu:
Memiliki hubungan secara langsung dengan orang tertentu, terhadap harta
debitur pada umumnya, kemudian hanya bisa dipertahankan pada debitur
tertentu, perjanjian garansi (Pasal 1316 KUHPerdata) yaitu bertanggung jawab
guna kepentingan pihak ketiga. Salah satu contoh jaminan ini adalah perjanjian
penanggungan, perjanjian garansi dan perjanjian tanggung menanggung. Sebagai
upaya menjamin pemberian kredit pada perseorangan maka diperlukan adanya
suatu guarantee Sumber hukum yang diperlakukan adalah Ps 1820   BW sehingga
terhadap perilaku bagi pihak ketiga sebagai penjamin terhadap kreditur akan
sangatlah membantu guna pemenuhan terhadap hak-haknya kususnya   yang
berkaitan dengan kepatuhan terhadap kewajiban-kewajiban yang harus
dilakukan. Penjaminan sangatlah diperlukan supaya perjanjian dengan pihak
ketiga mewakili si berutang manakala mereka tidak lagi memenuhi  
kewajibannya. Sifat perjanjiannya sendiri sifatnya adalah accessoir
sebagaimana perjanjian hipotik ataupun gadai   yaitu perjanjian itu sendiri timbul
karena adanya perjanjian pokok yaitu   perjanjian hutang piutang antara kreditur
dan debitur telah ada. Bentuk jaminan kredit yang paling dikenal ialah jaminan
kebendaan seperti Hak Tanggungan (dahulu   Hipotik) atas barang-barang tidak
bergerak dan  gadai atas barang-barang bergerak. Selain itu dikenal juga jaminan
pribadi ataupun sering dinamakan Persoalan Guarantee (Borgtocht). Perjanjian
yang Timbul Dalam Jaminan Perorangan. Dasar hukum jaminan pribadi atau  
personal guarantee (Borgtocht) terdapat dalam pasal 1820   BW. Menurut
ketentuan pasal ini dalam suatu pemberian personal guarantee ada seorang pihak
ketiga yang mengikatkan dirinya pada kreditur untuk memenuhi perjanjian
debitur, jika debitur itu tidak memenuhi perjanjiannya .

You might also like