You are on page 1of 36

ANALISIS PARAMETER GEMPA BUMI WILAYAH ACEH PERIODE

DESEMBER 2022

LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTIK

DILAKSANAKAN PADA:
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA (BMKG)
STASIUN GEOFISIKA ACEH BESAR
Jl. Raya Mata Ie Aceh Besar (23352) Telp. (0651)42840 Fax. +6285314045566
Email: stageof.acehbesar@bmkg.go.id

Oleh:
SITI MARYAM PURBA
20041070100049

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
MARET, 2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Mahaesa Allah
Subhanallahu Wata’ala yang telah memberikan nikmat serta Karunia-Nya, sehingga
penulis dapat melaksanakan Kuliah Kerja Praktik (KKP), serta dapat menyelesaikan
tugas dan laporan di UPT Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Provinsi Aceh, Stasiun Geofisika Aceh Besar.

Laporan Kuliah Kerja Praktik ini disusun untuk menyelesaikan Mata Kuliah KKP
dan mengaplikasikan ilmu perkuliahan serta mempublikasikan hasil penelitian di UPT
Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Provinsi Aceh, Stasiun Geofisika
Mata Ie. Kerja praktik merupakan mata kuliah wajib yang harus diselesaikan oleh
mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala dengan cara mengikuti
pembelajaran dan praktik pada instansi/Lembaga sasaran yang berkaitan dengan bidang
ilmu Geofisika. Tujuan mengikuti KKP diharapkan mahasiswa mampu beradaptasi dan
memahami skill yang dibutuhkan dalam berbagai kegiatan di dunia kerja.

Selama pelaksanaan dan penulisan laporan ini penulis menyadari sepenuhnya


bahwa terselesaikannya proses kerja praktik ini tidaklah lepas dari bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak yang membantu. Oleh karena itu penulis menyampaikan
terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta dan keluarga yang tidak henti-hentinya mendoakan dan
memberikan motivasi dalam melaksanakan KKP serta dalam menyelesaikan
laporan
2. Bapak Dr. Ir. Marwan, S.Si., M.T., IPM., ASEAN Eng selaku Ketua Program
Studi Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.
3. Ibu Yurda Marvita, S.T., M.T selaku koordinator KKP Teknik Geofisika
Universitas Syiah Kuala
4. Bapak Andi Azhar Rusdin S.Si., M.Sc selaku Kepala Badan Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Aceh Besar
5. Bapak Tommy Ardiansyah., S.Tr. selaku Kapoksi Stasiun Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh Besar.

ii
6. Bapak Zulham S.Tr., M.Si. selaku pembimbing lapangan di stasiun Geofisika
Aceh Besar.
7. Bapak Dr. Nazli, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing Kuliah Kerja Praktik di
Universitas Syiah Kuala
8. Seluruh staff-staff ahli geofisika di Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika Aceh Besar
9. Rekan seperjuangan Kuliah Kerja Praktik di UPT Badan Meteorologi Klimatologi
Geofisika (BMKG) Provinsi Aceh, Stasiun Geofisika Aceh Besar yaitu Yaumil
Farah Alyssa
10. Seluruh teman-teman Teknik Geofisika angkatan 2020 yang sedang berjuang
meraih Sarjana di Universitas Syiah Kuala.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
penulis berharap adanya kritik serta saran yang membangun dari semua pihak. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Aceh Besar, Desember 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Kuliah Kerja Praktik (KKP) ....................................................................... 2
1.3 Manfaat Kuliah Kerja Praktik (KKP) ..................................................................... 2
BAB II PROFIL ORGANISASI DAN MANAJEMEN............................................... 3
2.1 Sejarah Singkat dan Lokasi BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar ....................... 3
2.2 Bidang dan Skala Kerja Institusi ............................................................................. 4
2.3 Manajemen dan Struktur Organisasi ....................................................................... 8
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK ........................... 12
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................................ 12
3.2 Ruang Lingkup Kerja ............................................................................................ 12
3.3 Alat dan Bahan ...................................................................................................... 12
3.4 Metode dan Proses Kerja ...................................................................................... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 23
4.1 Klasifikasi Gempa Bumi berdasarkan Magnitudo dan Persebarannya ................. 23
4.2 Klasifikasi Gempa Bumi Berdasarkan Kedalaman dan Persebarannya ................ 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 30
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 30
5.2 Saran ...................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 32

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan memiliki peran penting dalam upaya
pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan peningkatan daya saing dalam dunia
pekerjaan. Oleh karena itu, lulusan perguruan tinggi haruslah memiliki kualitas yang
unggul. Salah satu cara untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang andal ialah
program Kuliah Kerja Praktik (KKP). KKP adalah suatu pembelajaran untuk mengenal
secara langsung dunia pekerjaan yang sesungguhnya. Setiap mahasiswa Teknik Geofisika
Universitas Syiah Kuala wajib melaksanakan KKP dengan tujuan dapat menerapkan atau
mengimplementasikan ilmu-ilmu yang pernah dipelajari ke dunia pekerjaan sesuai
dengan profesi bidang studi. KKP juga dapat menambah wawasan dan skill bagi
mahasiswa dalam menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan bidang studi
maupun di lingkungan pekerjaan.
Salah satu instansi yang berhubungan langsung dengan ilmu geofisika ialah Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Aceh Besar. Stasiun
geofisika Aceh Besar berperan penting dalam pengamatan dan analisis aktivitas seismik
di wilayah Pusat Gempa Regional I (PGR I) yang mencakup wilayah Aceh dan Sumatra
Utara. Selain itu Stasiun Geofisika Aceh Besar juga bertugas melakukan pengamatan
hilal, petir dan curah hujan di wilayah tersebut. Tingginya aktivitas seismik di wilayah
Aceh, menjadikan topik gempa bumi menarik untuk dipelajari lebih lanjut dalam KKP.
Sebagai seorang mahasiswa teknik geofisika diperlukan pemahaman mengenai
parameter gempa bumi serta analisis persebaran gempa bumi suatu wilayah, terkhususnya
wilayah rawan bencana gempa bumi seperti Aceh. Oleh karena itu, topik yang diangkat
pada laporan KKP kali ini ialah “Analisis Parameter Gempa Bumi Wilayah Aceh Periode
Desember 2022.” Dalam hal ini, parameter yang dikaji berupa parameter yang sering
diinformasikan oleh BMKG kepada masyarakat diantaranya lokasi, waktu kejadian,
kedalaman, dan magnitudo gempa bumi.
Sehingga luaran yang diperoleh pada topik ini berupa peta seismisitas dan
histogram kejadian gempa bumi wilayah Aceh Periode Desember 2022 berdasarkan
magnitudo dan kedalaman. Pembuatan peta sesimisitas penting dilakukan dalam
mengindentifikasi aktivitas seismik di suatu wilayah pada periode tertentu, sedangkan

1
pembuatan histogram ditujukan untuk mengetahui frekuensi kejadian dan
pengklasifikasian gempa bumi pada periode tertentu.

1.2 Tujuan Kuliah Kerja Praktik (KKP)


Tujuan dari Kuliah Kerja Praktik (KKP) ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk memenuhi persyaratan pada mata kuliah kerja praktik
b. Mengamati dan mengetahui sistem dan standar operasi kerja di Stasiun
Geofisika Aceh Besar.
c. Mempelajari penentuan parameter gempa bumi seperti magnitudo,
kedalaman, lokasi dan waktu kejadian.
d. Mempelajari cara dan tahapan pembuatan peta seismisitas menggunakan
Software ArcGis
e. Menganalisis histogram magnitudo dan kedalaman terhadap frekuensi
terjadinya gempa bumi.

1.3 Manfaat Kuliah Kerja Praktik (KKP)


Manfaat dari Kuliah Kerja Praktik ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan
diri dalam dunia kerja pada masa yang akan datang.
b. Dapat meningkatkan pola pikir dan kemampuan berkreasi dalam bidang ilmu
geofisika serta tata cara berhubungan dengan masyarakat di lingkungan kerja

2
BAB II
PROFIL ORGANISASI DAN MANAJEMEN

2.1 Sejarah Singkat dan Lokasi BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adalah lembaga


pemerintah non departemen Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika. Berdasarkan informasi
pada website resmi BMKG (www.bmkg.go.id) sejarah pengamatan meteorologi dan
geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang
dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, kepala rumah sakit di Bogor. Tahun demi
tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil
pengamatan cuaca dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan
tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan
nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan
Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan
Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika. Melalui Peraturan
Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama
menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap
sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31


Tahun 2009 tentang meteorologi, klimatologi dan geofisika disahkan oleh Presiden
Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Sementara itu, stasiun Geofisika Aceh
Besar sebagai unit pelaksana teknik BMKG telah beroperasi sejak tahun 1979. Stasiun
Geofisika Aceh Besar bertugas memantau kejadian gempa bumi di Provinsi Aceh, baik
gempa bumi yang berpotensi tsunami maupun tidak serta menganalisis sebaran petir,
curah hujan, dan hilal setiap bulannya. Stasiun Geofisika Aceh Besar terletak pada
koordinat 05°29’16.6”LU dan 95°17’44.5”BT di daerah di Kecamatan Darul Imarah
Aceh Besar. Lokasi yang jauh dari perkotaan tersebut bertujuan untuk menghindari
gangguan yang mungkin dapat terjadi pada alat dan sensor pengamat salah seperti sensor
gempa bumi. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BMKG memiliki fungsi dan tugas
sesuai dengan bidang dan skala kerja institusinya.

3
2.2 Bidang dan Skala Kerja Institusi
2.2.1. Fungsi dan Tugas BMKG

BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)


dipimpin oleh seorang kepala badan. BMKG bertanggung jawab melaksanakan tugas
pemerintahan dibidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, BMKG menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi,
klimatologi dan geofisika.
2. Perumusan kebijakan, perencanaan, dan program di bidang meteorologi,
klimatologi dan geofisika.
3. Koordinasi kebijakan, perencanaan, dan program di bidang meteorologi,
klimatologi dan geofisika.
4. Pelaksanaan pembinaan dan pengendalian observasi dan pengolahan data
informasi di bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika.
5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika.
6. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta
masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor meteorologi, klimatologi dan
geofisika.
7. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi dan
geofisika.
8. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi dan
geofisika
9. Pelaksanaan pembinaan dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi dan geofisika
10. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi dan jaringan komunikasi di
bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika
11. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintah di
bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika
12. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi dan
geofisika
13. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika

4
14. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG.
15. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG
16. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG
17. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi
dan geofisika.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh menteri yang
bertanggung jawab di bidang perhubungan serta mengacu pada visi dan misi BMKG yang
ditetapkan.

2.2.2 Visi dan Misi BMKG

Dalam rangka mendukung dan mengemban tugas pokok dan fungsi serta
kewenangan BMKG agar lebih efektif dan efisien, diperlukan aparat yang profesional,
bertanggung jawab dan berwibawa serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
Aparat BMKG juga harus menjunjung tinggi kedisiplinan, kejujuran dan kebenaran guna
ikut serta memberikan pelayanan informasi yang cepat, tepat dan akurat. Oleh karena itu
kebijakan yang akan dilakukan harus sesuai dengan visi dan misi BMKG. Visi BMKG
adalah “Mewujudkan BMKG yang handal, tanggap dan mampu dalam rangka
mendukung keselamatan masyarakat serta keberhasilan pembangunan nasional, dan
berperan aktif di tingkat internasional.” Terminologi di dalam visi tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1. Pelayanan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika yang


handal ialah pelayanan BMKG terhadap penyajian data, informasi pelayanan jasa
meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika yang akurat, tepat sasaran,
cepat, lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan
2. Tanggap dan mampu dimaksudkan BMKG dapat menangkap dan merumuskan
kebutuhan pemangku kepentingan akan data, informasi, dan jasa meteorologi,
klimatologi, kualitas udara, dan geofisika serta mampu memberikan pelayanan
sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa;

5
Dalam rangka mewujudkan visi BMKG, maka diperlukan visi yang jelas berupa
langkah-langkah BMKG untuk mewujudkan misi yang telah ditetapkan, yaitu:

1. Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan


geofisika. BMKG melaksanakan operasional pengamatan dan pengumpulan data
secara teratur, lengkap dan akurat guna dipakai untuk mengenali dan memahami
karakteristik unsur-unsur meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika
guna membuat prakiraan dan informasi yang akurat.
2. Menyediakan data, informasi dan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan
geofisika kepada para pengguna sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka
dengan tingkat akurasi tinggi dan tepat waktu.
3. Mengkoordinasi dan memfasilitasi kegiatan sesuai dengan kewenangan BMKG.
BMKG wajib mengawasi pelaksanaan operasional, memberi pedoman teknis, serta
berwenang untuk mengkalibrasi peralatan meteorologi, klimatologi, kualitas udara,
dan geofisika sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional, BMKG dalam melaksanakan
kegiatan secara operasional selalu mengacu pada ketentuan internasional mengingat
bahwa fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika tidak
terbatas dan tidak terkait pada batas batas wilayah suatu negara mana pun.

Selain adanya visi dan misi, BMKG juga memiliki logo yang menjadi identitas BMKG.
Dalam logo tersebut tercantumkan visi, misi dan peran penting BMKG yang disimbolkan
baik dari segi bentuk, jumlah maupun warna yang dijelaskan sebagai berikut.

2.2.3 Logo BMKG

Logo BMKG berbentuk lingkaran dengan warna dasar biru, putih dan hijau
dimana di tengah-tengah warna putih terdapat satu garis warna abu-abu. Di bawah logo
yang berbentuk lingkaran terdapat tulisan BMKG. Logo BMKG (Gambar 2.1)
menggambarkan bahwa BMKG berupaya semaksimal mungkin untuk menyediakan dan
memberikan informasi terkait meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Hal ini dilakukan
dengan mengaplikasikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini yang
dapat berkembang secara dinamis sesuai perkembangan zaman.

6
Gambar 2.1 Logo BMKG (bmkg.go.id)

Logo BMKG yang berbentuk lingkaran melambangkan BMKG sebagai institusi


yang dinamis. Suatu garis melintang berwarna abu-abu tepat di tengah lingkaran
melambangkan garis khatulistiwa, warna abu-abu pada garis ini melambangkan bahwa
BMKG bebas/tidak ada batas administrasi dalam penyampaian informasi. Bentuk
gumpalan awan putih di atas garis melintang abu-abu melambangkan meteorologi,
sementara warna putih melambangkan keikhlasan dan kesucian. Di posisi paling atas
logo terdapat lima arsiran tebal berwarna biru yang berada di atas awan putih, arsiran ini
melambangkan Dasar Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila, penggunaan warna
biru melambangkan keagungan/ketaqwaan.

Sementara itu, pada posisi paling bawah logo lingkaran tepat di atas tulisan
“BMKG” terdapat sembilan garis berwarna hijau yang tidak kontinu (patahan) yang
melambangkan geofisika, penggunan warna hijau pada simbol ini melambangkan
kesuburan sedangkan jumlah sembilan garis merupakan angka tertinggi yang
melambangkan hasil maksimal yang diharapkan. Selain adanya visi, misi dan logo yang
menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas dan kebijkan pengambilan keputusan, BMKG
memiliki manajemen dan struktur organisasi untuk mengetahui batasan dan alur
hubungan kerja antar staf di BMKG. Selain itu, diatur juga sistem kerja dan proses kerja
secara umum.

7
2.3 Manajemen dan Struktur Organisasi

Stasiun geofisika Aceh Besar merupakan instansi stasiun kelas III BMKG yang
melakukan tugas pokok dan fungsi berdasarkan struktur organisasi yang ditetapkan.
Struktur organisasi BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar terdiri dari kepala stasiun
geofisika, petugas tata usaha, dan pertugas jabatan operasional dengan tugas dan
tanggung jawab masing-masing. Kepala stasiun yang bertugas sebagai pimpinan instansi
dan penanggung jawab terhadap terhadap semua aktivitas di dalam instansi tersebut.
Petugas tata usaha bertugas dalam urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian dan laporan
stasiun yang diawasi oleh KAPOKTU (Kelompok Tata Usaha). Sementara itu, jabatan
operasional diawasi oleh KAPOKSI (Ketua Kelompok Teknik) dengan tugas pokok,
fungsi dan kewenangannya antara lain:

1. Melaksanakan pengamatan gempa bumi dengan menggunakan peralatan yang


tersedia
2. Melaksanakan pengolahan dan analisis data gempa bumi yang tercatat
3. Melaksanakan pengamatan intensitas gempa bumi signifikan dan susulannya sesuai
dengan prosedur
4. Melaksanakan pengiriman informasi intensitas gempa bumi yang merusak beserta
susulannya ke stasiun lainnya serta ke instansi yang membutuhkan
5. Melaksanakan pertukaran informasi gempa bumi ke stasiun lain dan lembaga
internasional menggunakan teknologi yang ada
6. Memberikan informasi gempa bumi dan tsunami kepada masyarakat dan pemerintah
daerah serta instansi yang membutuhkan

Struktur organisasi berfungsi agar setiap petugas jabatan operasional, tata usaha,
dan kepala BMKG stasiun geofisika Aceh Besar mengetahui alur hubungan kerja dengan
jelas. Struktur organisasi mengatur batasan tanggung jawab masing-masing posisi hingga
waktu, cara, dan orang yang tepat untuk berkolaborasi untuk memudahkan pelaksanaan
kerja. Dengan adanya struktur organisasi ini akan memudahkan berjalannya sistem kerja
yang baik, hal ini tentunya didukung oleh adanya jadwal jam kerja dan pembagian tugas
masing-masing staf sehingga diperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan visi dan misi
BMKG. Bagan struktur organisasi BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar beserta nama-
nama petugas ditunjukkan pada Gambar 2.2.

8
KEPALA

Andi Azhar Rusdin, S.Si., M.Sc.

STASIUN PETUGAS TATA USAHA

1. Muhaimin Albaar, S.E.


(Ketua)
2. Elfitriani, S.I.Kom
3. Fajaruddin, S.I.Kom
4. Muhammad

PETUGAS OPERASIONAL

1. Tommy Ardiyansyah, S.Tr (Ketua)


2. Zulham S., S.Tr
3. Abdi Jihad, S.Si., M.Sc
4. Rilza Nur Akbar, ST, M.Sc
5. Zaenal Abidin Al Atas, S.ST
6. Vrieslend Haris Banyunegoro, S.Tr., M.Si.
7. Noviana Sihotang
8. Rika Adelina Ginting, S.Tr.Geof
9. Afriyanti Simangunsong, S.Tr.Geof
10. Andrean V.H.Simanjuntak, S.Tr.M.Si.

Gambar 2.2. Susunan organisasi beserta nama petugas BMKG Stasiun Geofisika Aceh
Besar

9
2.1.6 Jam Kerja dan Proses Kerja Secara Umum
Secara umum sistem kerja di Stasiun Geofisika Aceh Besar yaitu selama 24 jam
dari hari senin sampai hari minggu. Dalam pelaksanaan tugasnya para staf diawasi oleh
kepala kelompok teknisi dan kepala stasiun. Proses kerja bagian operasional di Stasiun
Geofisika Aceh Besar terjadwal seperti yang telah disusun oleh KAPOKSI. Untuk
keterangan lebih rinci mengenai jam kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Pembagian waktu kerja staf BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar
NO PEMBAGIAN STAF WAKTU
1 Staf Reguler 08.00-16.00
(Khusus hari Jumat sampai 16.30)
2 Staf Pagi 08.00-16.00
3 Staf Sore 16.00-00.00
4 Staf Malam 00.00-08.00

Petugas operasional bertugas dalam hal pengamatan gempa bumi, analisis gempa
bumi, pengiriman data gempa dan petir, pelayanan jasa geofisika, sosialisasi dan
publikasi, serta perbaikan peralatan observasi. Kegiatan dinas terbagi menjadi tiga bagian
yaitu dinas pagi, dinas siang, dan dinas malam. Pembagian tugas-tugas bagian operasional
adalah sebagai berikut:
1. KAPOKSI bertugas memonitor observasi,pengkajian dan pelayanan data yang
dilakukan dari jam 07:30 sampai dengan pukul 16.00 WIB. Kapoksi juga
memiliki tugas mengontrol seluruh kegiatan yang dilakukan di dalam ruang
operasional.
2. Petugas 1 bertugas dari pukul 07.00 sampai 16.00 WIB untuk mengirimkan
informasi berupa data curah hujan dan gempa yang dikirimkan menggunakan
sistem CMSS (Computerized Message Switching System), data curah hujan
menggunakan BMKGsoft, data petir menggunakan IDG (Integrasi Data
Geofisika). Pengiriman Informasi dilakukan melalui Whatsapp, Telegram, WRS
(Warning Receiver System) dan DVB (Digital Video Broadband). Petugas 1 juga
bertugas melakukan pembuatan database dan laporan.

10
3. Petugas 2 bertugas dari pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Petugas 2 bertugas
menganalisis gempa bumi yang terekam di Seiscomp4 serta memonitor
Accelerograph.
4. Petugas 3 bertugas dari pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Petugas 3 bertugas
menganalisis petir dan analisis waktu terbit terbenam matahari.
5. Petugas dengan kode S bertugas mengamati gempa bumi, pembuatan shakemap
beserta narasi, penyebaran informasi pada pukul 16.00-00.00 WIB.
6. Petugas dengan kode M bertugas mengamati gempa bumi, pembuatan shakemap
beserta narasi, penyebaran informasi pada pukul 00.00 sampai 08.00 pagi.

Stasiun Geofisika Aceh Besar juga melakukan kegiatan lainnya seperti


pengecekan WRS yang ditempatkan di luar Stasiun Geofisika Aceh Besar serta sosialisasi
mengenai gempa bumi, tsunami, dan lain sebagainya. Dalam rangka meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM) pegawai mengikuti berbagai pelatihan yang diadakan oleh
BMKG pusat maupun kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh instansi terkait di
wilayah Aceh.

11
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan Kuliah Kerja Praktik (KKP) ini dilaksanakan pada tanggal 12 Desember
2022 sampai dengan 12 Januari 2023 di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) Stasiun Geofisika Kelas III Aceh Besar. Stasiun ini terletak pada koordinat
05°29’16.6”LU dan 95°17’44.5”BT di daerah di Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar
Provinsi Aceh. Selama kegiatan KKP dilakukan beberapa beberapa kegiatan kerja mulai
dari pengenalan instansi, pengenalan sistem operasional kerja dan pegawai, pengenalan
alat, sampai melakukan penelitian khusus untuk laporan kuliah kerja praktik.

3.2 Ruang Lingkup Kerja


Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika merupakan suatu Lembaga
yang memiliki beberapa fungsi salah satunya yaitu dalam hal informasi gempa bumi.
Untuk memberikan informasi gempa bumi ini BMKG didukung dengan adanya data hasil
rekaman beberapa instrument diantaranya SeiscomP, Accelerograph dan Seismograf
yang terletak pada berbagai lokasi. Stasiun ini juga menjadi pusat penelitian geofisika
potensial Aceh Besar yang dilengkapi Lightning Detector untuk monitoring sebaran
kejadian petir.
Kuliah kerja praktik yang dilakukan di Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika berfokus pada pembuatan peta sebaran gempa bumi, melakukan konversi
magnitudo serta menganalisis grafik magnitudo dan kedalaman terhadap frekuensi
terjadinya gempa bumi. Penelitian ini menggunakan data gempa bumi Provinsi Aceh 2°-
6° LU dan 93.5°-98° BT periode 1 hingga 28 Desember 2022. Data ini diperoleh dari
Seiscomp4 BMKG Stasiun Geofisika Kelas II Aceh Besar.

3.3 Alat dan Bahan


Untuk menunjang serta menyelesaikan kegiatan penelitian dalam kerja praktik ini
mahasiswa didukung oleh beberapa peralatan dan bahan untuk melakukan pengolahan
data dan laporan hasil kerja. Alat dan bahan yang digunakan ialah sebagai berikut:

12
1. Data gempa Aceh periode Desember 2022 dari SeisocomP BMKG Stasiun Geofisika
Aceh Besar
2. Laptop Lenovo G40
3. Software pendukung seperti Microsoft Excel, Microsoft Word, Notepad++, Software
ArcView GIS 10.8
4. Buku catatan dan alat tulis

3.4 Metode dan Proses Kerja


3.4.1 Tahap Pengunduhan Data

Tahapan kerja yang pertama kali dilakukan ialah pengunduhan data gempa bumi
yang direkam oleh SeiscomP BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar pada PC Original
Locator View dalam format txt. Data yang diunduh adalah data gempa yang terjadi di
wilayah Aceh periode 1 sampai 28 Desember 2022. Data gempa bumi yang digunakan
terdiri dari beberapa parameter seperti waktu kejadian, longitude, latitude, magnitudo,
kedalaman, dan region seperti pada Gambar 3.1. Terlihat bahwa magnitudo gelombang
badan (MB) tidak bernilai (0). Hal ini dikarenakan BMKG Stasiun Geofisika Kelas III
Aceh Besar tidak mengambil data magnitudo gelombang badan.
stasiun

1
1
magnitudo
lokasi kedalaman
waktu kejadian gemp
a

2
1

Gambar 3.1. Tampilan data gempa bumi di Notepad

13
Gambar 3.1 menunjukkan dua contoh kejadian gempa bumi pada hari yang sama
di wilayah utara Sumatra seperti ditampilkan pada Gambar 3.1. Gempa 1 terjadi pukul
23:23:52 UTM atau 06:23:52 WIB (UTC ke WIB = +7 jam) pada kedalaman 73 km,
direkam oleh 5 stasiun BMKG dengan besar magnitudo M 2.8. Sementara gempa 2 terjadi
pada pukul 22:49:02 UTC atau 05:49:02 pada kedalaman 148 km yang direkam oleh 19
stasiun (yang terlihat pada gambar hanya 7 stasiun). Az pada tampilan terebut merupakan
azimut yaitu sudut horizontal yang diukur searah jarum jam dari suatu garis dasar utara
dalam lingkaran dengan nilai sudut dari 1° sampai 360°. Nilai azimut ini bergantung pada
jumlah stasiun yang merekam even gempa, semakin banyak jumlah stasiunnya maka
semakin kecil azimutnya. Umumnya di BMKG nilai azimut ini di bawah 200, hal ini
dikarenakan semakin rapatnya sensor yang dipasang untuk merekam gempa. Sedangkan
res pada Gambar 3.1 merupakan residual yaitu selisih antara nilai obseervasi dengan nilai
kalkulasi, Semakin baik observasinya maka semakin kecil nilai residualnya.

3.4.2 Tahap Pengolahan Data

Data gempa bumi kemudian diinput ke Microsoft Excel untuk memudahkan


dalam pengolahan data seperti pemilahan data berdasarkan kedalaman, magnitudo, dan
koordinat. Setelah dilakukan pemilahan, diketahui informasi bahwa terdapat 83 kejadian
gempa bumi di wilayah Aceh periode Desember 2022 tepatnya mulai tanggal 1-28
Desember 2022. Pada tahap pemilahan data seperti pada Gambar 3.2 kita dapat
mengklasifikasikan gempa bumi berdasarkan kedalaman dan magnitudo.

Tahap filtering perlu dilakukan karena gempa yang terekam oleh sensor BMKG
tidak hanya merekam gempa gempa di wilayah Aceh, wilayah Sumatra Utara dan dan
sekitarnya juga terekam. Oleh karena itu dalam pemetaan suatu wilayah tertentu
diperlukan filtering (pemilahan data). Di Microsoft Excel tahapan ini dilakukan pada
menu filter>filter by selected value (Gambar 3.2). Pada tahap ini dibuat batas koordinat
wilayah Aceh yaitu 2° LU-6°LU dan 93.5°-98°BT. Dalam pengklasifikasian gempa
berdasarkan magnitudo dan kedalaman filter digunakan dengan membuat batasan rentang
kedalaman dan magnitudonya.

14
Gambar 3.2. Pemilahan data untuk pengklasifikasian gempa

Berdasarkan kedalaman gempa bumi diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu gempa


dangkal (≤60 km), gempa menengah (61-300 km) dan gempa dalam (>300 km).
Sedangkan berdasarkan magnitudonya gempa bumi diklasifikasikan menjadi 3 yaitu
gempa ringan (M<3), gempa sedang (M 3.1-5) dan gempa besar (M>5). Untuk
memudahkan pemilahan data, dapat menggunakan beberapa sheet. Hal ini dapat
memudahkan pembuatan histogram frekuensi gempa bumi.

Untuk menambah wawasan penulis mengenai jenis-jenis magnitudo dan


perbedaanya nilainya, dilakukan percobaan konversi magnitudo dari magnitudo lokal
(ML) ke beberapa tipe magnitudo lainnya menggunakan persamaan regresi linear oleh
Taruna & Pratiwi (2021). Dalam hal ini penulis tidak mencari persamaan regresi
dikarenakan data yang terekam pada seiscomP Stasiun Geofisika Aceh Besar tidak
memiliki tipe magnitudo lainnya seperti MB, MS, MW melainkan hanya satu tipe
magnitudo yaitu ML. Seperti yang terlihat pada Gambar 3.3 tidak terdapat perbedaan
singnifikan antara magnitudo Mb Ml, dan Mw. Berikut ini persamaan konversi yang
dugunakan.

15
𝑀𝑊 = 0.6424 𝑀𝐿 + 1.5595 (3.1)

𝑀𝑊
𝑀𝐵 = 1.1993 + 1.2261 (3.2)

𝑀𝑊
𝑀𝑆 = 0.6191 − 2.3965 (3.3)

Gambar 3.3. Konversi magnitudo (Taruna & Pratiwi, 2021)

Magnitudo merupakan suatu skala yang digunakan untuk menggambarkan energi


yang dilepaskan saat gempa bumi terjadi. Magnitudo lokal (ML) oleh (Richer, 1935)
merupakan jenis magnitudo yang pertama kali dibuat untuk mengukur kekuatan gempa.
ML dihitung berdasarkan nilai amplitudo gempa bumi lokal dan menjadi salah satu jenis
magnitudo yang banyak digunakan di seluruh dunia. Terdapat juga tipe magnitudo MLv
yang merupakan magnitudo lokal yang dihitung pada komponen vertikal. Tipe ML
biasanya tidak digunakan untuk nilai ML≥7,0 atau jarak episenter ≥1000 km di wilayah
China, sehingga lebih dipilih tipe Ms dan mb (Tang dkk., 2016).

Tipe magnitudo gelombang badan (Mb) ditemukan oleh Gutenberg dan Richer
(2010) yang dihitung menggunakan rekaman gelombang badan pada periode pendek.
Saat itu juga terdapat magnitudo Mb yang berdasarkan rekaman gelombang badan pada

16
range periode broadband. Magnitudo gelombag permukaan (Ms) yang umumnya
digunakan oleh International Seismological Centre (ISC) dan National Eartquake
Information Centre (NEIC) diestimasi menggunakan amplitudo gelombang permukaan
yaitu gelombang Reyleigh (Vanek, J. dkk., 1962). Kemudian terdapat tipe magnitudo
momen (Mw) yang dianggap paling bisa dipercaya karena sangat dipengaruhi oleh
ukuran patahan. Mw dikembangkan oleh Hanks dan Kanamori (1979) yang dihitung
berdasarkan nilai momen seismik kejadian gempa. Selain beberapa tipe magnitudo
tersebut, masih ada tipe magnitudo yang lain yang biasa digunakan untuk setiap jenis
magnitudo summary (M) dari katalog BMKG. Summary magnitudo dihitung dari nilai
rata-rata semua tipe magnitudo lain dengan bobot tertentu, sehingga dianggap sebagai
kompromisasi terbaik dari semua tipe magnitudo yang ada (Postdam, 2020).

3.4.3 Tahap Plotting Data

Tahap plotting data ditujukan untuk membuat peta seismisitas wilayah Aceh periode
Desember 2022. Untuk mendukung tahap ini penulis menggunakan software ArcMap
GIS 10.8. Langkah-langkah dalam pembuatan peta seismisitas ialah sebagai berikut:

1. Dibuka software ArcMap GIS 10.8

Gambar 3.4 Tampilan awal ArcMap 1

17
Pada tampilan awal (Gambar 3.4) terdapat pilihan getting started yang memungkinkan
untuk pilihan apakah ingin membuat peta baru atau membuka peta yang sudah ada. Dalam
hal ini dibuat peta baru. Klik oke jika pilihan sudah ditentukan. ArcMap memberikan
pilihan eksekusi perintah dengan menggunakan menu ataupun icon (Gambar 3.5).

View/Layout digunakan untuk


menampilkan data serta
penjelasannya.
Table of
content,
Catalog digunakan
digunakan untuk
untuk menampilkan
menampilkan
koneksi data ke
layer
laptop

Gambar 3.5. Tampilan awal ArcGis

2. Pada menu catalog (sebelah kanan) di drag shp data yang digunakan (Shp Aceh).

Gambar 3.6. Input shp Provinsi Aceh

18
Shapefile (shp) adalah format data vektor yang digunakan untuk menyimpan lokasi,
bentuk, dan atribut dari fitur geografis. Shp diperoleh dari website Indonesia
Geospatial Portal (https://tanahair.indonesia.go.id). Pemetaan ini menggunakan shp
Provinsi Aceh, untuk menambahkan shp klik menu File>Add Data > Add XY Data.
Maka shp wilayah Aceh ditmpilkan seperti pada Gambar 3.6. Setelah shp dimasukkan
maka pada menu table of contens dimunculkan satu layer dengan nama adm_aceh.

Gambar 3.7. Input data gempa bumi ke ArcGis

Setelah shp wilayah Aceh dimasukkan, dilakukan input data gempa bumi. Data
gempa bumi yang dimasukkan merupakan data yang sudah di filter (khusus wilayah
Aceh) pada tahap sebelumnya. Hal ini dapat dilakukan pada menu file>Add data>Add
XY data.

3. Dilakukan penyesuaikan informasi pada display XY data, seperti longitude dengan


X. latitude Y, dan magnitudo atau kedalaman. Jika tahapan ini tidak dilakukan maka
plot gempa tidak dapat ditampilkan. Data longitude dimasukkan pada kolom X field
sedangkan data latitude dimasukkan pada kolom Y field. Pada bagian Z field,
dimasukkan data magnitudo dan kedalaman gempa seperti pada Gambar 3.8.

19
Gambar 3.8. Display XY

4. Dilakukan penyesuaian simbol dan warna pada peta. Klik properties > symbology >
quantities seperti gambar 3.10. Pembuatan perbedaan warna dan simbol penting untuk
memudahkan pembaca dalam mengamati perbedaan magnitudo dan kedalaman yang
ditampilkan pada peta seismisitas.

Gambar 3.9 Symbology sebelum di setting

20
Pada pemetaan ini digunakan 3 warna yaitu warna hijau, kuning dan merah.
Dilakukan juga setting range kedalaman atau magnitudo sesuai yang diinginkan
(Gambar 3.10), untuk mengubahnya diklik pada angka range dan disesuaikan range-
nya.

5. Dilakukan layouting pada peta sebagai atribut pelengkap dalam menjelaskan isi peta
yang merupakan informasi penting. Layout adalah cara penenmpatan isi peta besera
unsur-unsurnya. Unsur unsur tersebut antara lain judul peta, skala peta, legenda atau
keterangan tentang isi peta, petunjuk lokasi peta (insert) dan sebagainya. Layout
disusun sebagai bagian awal untuk berbagi kepada pengguna peta sehingga informasi
yang disampaikan dalam peta tersebut dapat dibaca dengan baik.

Gambar 3.10 Proses layouting peta seismisitas wilayah aceh

Untuk mengilustrasikan tahapan penelitian Kuliah Kerja Praktik (KKP) di BMKG


Stasiun Geofisika Aceh Besar, berikut ini ditampilkan diagram alir mulai dari
pengunduhan data hingga selesai.

21
3.4.5 Diagram Alir

Tahap penelitian Kuliah Kerja Praktik ditujukan oleh diagram alir pada Gambar
3.11. Kegiatan KKP diawali dengan pengunduhan data gempa bumi, kemudian data
gempa diklasifikasikan berdasarkan kedalaman dan magnitudo. Data yang sudah di filter
kemudian digunakan dalam pembuatan histogram frekuensi dan peta seismisitas gempa
bumi berdasarkan kedalaman dan magnitudonya. Sehingga pada tahap akhir dapat
dilakukan analisis gempa bumi wilayah Aceh periode 1 sampai 28 Desember 2022.

MULAI

Pengunduhan Data

Seleksi data

Pengolahan data

Peta Histogram

Analisis

SELESAI

Gambar 3.11 Diagram alir penelitian KKP

22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Periode Desember 2022, aktivitas seismik di wilayah Aceh dan sekitarnya cukup
aktif. Pada peta sebaran seismisitas pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa
terjadi 83 kejadian gempa bumi di wilayah Aceh pada kedalaman dangkal, menengah,
dan dalam. Magnitudo gempa bumi pada wilayah ini beragam dari M<3, 3<M<5, dan
M>5. Berdasarkan informasi dari Pusat Gempa Regional I (PGR I) Medan terdata 3
kejadian gempa dirasakan pada periode 1-28 Desember 2022. Data gempa yang dirasakan
tersebut ditampilkan pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Gempa bumi dirasakan periode 1-28 Desember 2022 di wilayah Aceh.
NO Tanggal Waktu Magnitudo Daerah
1 10/12/2022 16.43 WIB 4.5 Pidie
2 13/12/2022 08.56 WIB 3.0 Pidie Jaya
3 26/12/2022 11.12 WIB 3.6 Bener Meriah

4.1 Klasifikasi Gempa Bumi berdasarkan Magnitudo dan Persebarannya


Setelah dilakukan klasifikasi, terdata pada periode ini dominan terjadi gempa
bumi ringan dengan 59 kejadian, 23 kejadian gempa bumi sedang, dan 1 kejadian gempa
bumi kuat. Gempa bumi dengan kekuatan tertinggi periode 1-28 Desember 2022 ini
terjadi pada tanggal 13 Desember 2022 tepatnya pada pukul 08.39.05 UTC atau pukul
15:39 WIB. Gempa ini berada pada koordinat 5.89 LU dan 93.51° BT dengan kekuatan
M 5,3. Setelah direlokasi (repogempa.bmkg.go.id) gempa diketahui terjadi di pantai barat
utara Sumatra yakni 5.88 LU dan 93.60 BT.

Tabel 4.2 Frekuensi gempa bumi wilayah Aceh periode Desember 2022
No Jenis Gempa Jumlah Kejadian
1 Gempa Ringan 59
2 Gempa Sedang 23
3 Gempa Kuat 1

23
Setelah dilakukan plot menggunakan software ArcMap GIS 10.4 seperti pada
Gambar 4.1 dapat diketahui bagaimana posisi gempa terhadap posisi zona subduksi
Indonesia. Seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa gempa
dengan magnitudo M 5.3 ini disebabkan oleh adanya aktivitas subduksi. Gempa utama
yang terjadi di Sumatra terutama berasosiasi dengan zona penunjaman lempeng dan zona
Sesar Sumatra. Gempa yang berasosiasi dengan penunjaman lempeng mempunyai
magnitudo antara M 4-8.2 dan terletak di lepas pantai (Heru Sri Naryono, 1995). Pada
gambar 4.2 juga terlihat posisi Sumatra berada pada busur gempa salah satunya busur
Andaman.

Gambar 4.1 Episentrum gempa bumi 13 Desember 2022 (pukul 08.39.05 UTC)

Sementara itu, histogram pada Gambar 4.2 menunjukkan hubungan frekuensi


dengan magnitudo gempa bumi. Dalam hal ini variabel terikat (Y) ialah frekuensi
terjadinya gempa bumi sedangkan variabel bebas (X) ialah magnitudo gempa bumi.
Hubungan antara frekuensi dan magnitudo pada histogram pada Gambar 4.2 ialah negatif

24
atau berbanding terbalik, dalam artian setiap kenaikan besar magnitudo maka frekuensi
kejadian gempa akan berkurang. Histogram ini menunjukkan frekuensi tertinggi terjadi
pada gempa dengan kekuatan M<3 yang tipe gempa ringan.

Frekuensi Gempa Bumi Wilayah Aceh Periode Desember 2022


berdasarkan Magnitudo

70
59
60

50
Jumlah Kejadian

40

30
23
20

10
1
0
1-3.0 3.1-5 5.1-9
Magnitudo

Gambar 4.2 Histogram frekuensi gempa bumi wilayah Aceh periode Desember
berdasarkan magnitudo

Pada Gambar 4.2 histogram berwarna hijau menunjukkan frekuensi gempa bumi
dengan magnitudo M 1-3 dimana terdapat 59 kejadian gempa bumi pada periode
Desember 2022. Warna kuning menunjukkan frekuensi gempa dengan magnitudo M 3-5
dengan jumlah kejadian gempa sebanyak 23 kejadian. Warna merah menunjukkan hanya
satu kejadian gempa bumi dengan magnitudo M 5-9 di wilayah Aceh pada periode ini.
Banyaknya jumlah kejadian gempa yang terekam dipengaruhi oleh sebaran seismograf
BMKG yang semakin rapat. Jaringan yang semakin rapat menyebabkan terekamnya
gempa-gempa mikro berkekuatan kecil. Oleh karena itu, analisis untuk mendapatkan
parameter gempa dengan magnitudo M<3 tersebut sudah dapat dilakukan dengan
dukungan seismograf dan jaringan alat yang modern dimana sebelumnya tidak dapat
dilakukan.

25
Persebaran gempa bumi wilayah Aceh Priode Desember 2022 ditunjukkan pada
Gambar 4.3. Skala yang digunakan pada peta (Gambar 4.3) tersebut merupakan skala
pada layar laptop. Plot berwarna merah menunjukkan posisi gempa bermagnitudo M>5.
Plot berwarna kuning menunjukkan persebaran gempa bermagnitudo 3.1-5. Plot
berwarna hijau menunjukkan persebaran gempa bermagnitudo M 1-3. Periode ini gempa
cukup merata di berbagai wilayah Aceh kecuali daerah Kabupaten Pidie. Kabupaten Pidie
pada periode ini terdata 12 kejadian gempa ringan (M<3) dan 1 kejadian gempa sedang
(3<M>5) berkekuatan M 4.5. Gempa sedang ini terjadi pada tanggal 10 Desember 2022
tepatnya pada pukul 09.43.00 UTC atau 16:43 WIB. Hal ini dikarenakan wilayah Pidie
yang tepat berada di zona Sesar Sumatra. Untuk wilayah dengan frekuensi gempa terkecil
ialah wilayah sekitar Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur dengan 1 kejadian gempa ringan.

Gambar 4.3 Peta persebaran gempa bumi wilayah Aceh periode Desember 2022
berdasarkan magnitudo.

Selain berdasarkan magnitudo, dilakukan juga pengklasifikasian gempa


berdasarkan kedalaman. Pada pemetaan ini gempa diklasifikan menjadi 3 jenis yaitu
gempa dangkal, gempa menengah dan gempa dalam.Sehingga, dapat diketahui
bagaimana variasi kedalaman gempa bumi di wilayah Aceh periode Desember 2022.

26
4.2 Klasifikasi Gempa Bumi Berdasarkan Kedalaman dan Persebarannya
Gempa bumi yang terjadi di wilayah Aceh periode 1 sampai 28 Desember 2022
berjumlah 83 kejadian gempa bumi. Setelah dilakukan klasifikasi berdasarkan
kedalaman, terdata pada periode ini dominan terjadi gempa bumi dangkal dengan 71
kejadian pada rentang kedalaman 1-57 km. Sisanya 8 kejadian gempa bumi menengah
pada rentang kedalaman 64-99 km, dan 4 kejadian gempa bumi dalam pada kedalaman
750 km.

Tabel 4.3 Frekuensi Kejadian gempa bumi


NO Jenis Gempa Jumlah Kedalaman
1 Gempa Dangkal 71 1-57 km
2 Gempa Menengah 8 64-99 km
3 Gempa Dalam 4 750 km.

Histogram kejadian gempa bumi wilayah Aceh periode Desember 2022 ditunjukkan oleh
Gambar 4.4 berikut ini.

Frekuensi Gempa Bumi Wilayah Aceh Periode Desember 2022


berdasarkan Kedalaman
80
73
70
Jumlah Kejadian Gempa

60

50

40

30

20
8
10 4
0
Dangkal Menengah Dalam
Jenis Gempa

Gambar 4.4. Histogram frekuensi gempa bumi wilayah Aceh periode Desember 2022
berdasarkan kedalaman.

27
Histogram pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa pada periode Desember 2022
wilayah Aceh didominasi oleh kejadian gempa dangkal pada kedalaman 1-57 km.
Histogram berwarna merah menunjukkan frekuensi gempa dangkal, histogram berwarna
kuning menunjukkan frekuensi gempa menengah, dan histogram berwarna hijau
menunjukkan gempa dengan kedalaman dalam. Dapat dilihat frekuensi gempa menurun
drastis pada jenis gempa menengah dan dalam. Gempa dangkal merupakan karakteristik
gempa yang umumnya bersumber dari aktivitas pergeseran sesar aktif di darat. Sesar aktif
tergolong sebagai sumber gempa bumi kerak dangkal (shallow crustal earthquake).
Berikut ini persebaran gempa bumi wilayah Aceh periode Desember 2022 berasarkan
kedalaman.

Gambar 4.5 Peta persebaran gempa bumi wilayah Aceh periode Desember 2022
berdasarkan kedalaman.

Plot berwarna merah menunjukkan posisi gempa dengan kedalaman dangkal pada
di bawah 60 km. Plot berwarna kuning menunjukkan posisi gempa pada kedalaman
menengah antara 60-300 km. Plot berwarna hijau menunjukkan posisi gempa dalam
dengn kedalaman hiposenter lebih 300 km. Skala yang digunakan pada peta ini

28
merupakan skala yang ditampilkan pada layar laptop. Tingginya jumlah gempa dangkal
yang terdata pada seismogram BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar dikarenakan katalog
repo dari BMKG menggunakan fixed depth 10 km pada beberapa gempa bumi. Gempa
dangkal umumnya bersifat lebih merusak walaupun magnitudo gempa tidak terlalu besar,
hal ini dikarenakan gempa dangkal dekat dengan permukaan bumi sehingga guncangan
yang dirasakan lebih berdampak. Hal ini tentunya berbeda dengan gempa dalam karena
gelombang seismik harus merambat ratusan kilometer ke permukaan sehingga
mengalami pengurangan energi. Namun tidak menutup kemungkinan jika gempa dalam
juga menyebabkan kerusakan parah, faktor geologi seperti jenis tanah juga memengaruhi
besar tidaknya intensitas gempa.

29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan ini adalah sebagai berikut,
1. KKP merupakan kegiatan pembelajaran bagi mahasiwa untuk mengenal secara
langsung operasional kerja dan lingkungan pekerjaan. Setiap mahasiswa Teknik
Geofisika Universitas Syiah Kuala wajib melaksanakan KKP dengan tujuan dapat
menerapkan atau mengimplementasikan ilmu-ilmu yang pernah dipelajari ke dunia
pekerjaan sesuai dengan profesi bidang studi.
2. Salah satu instansi yang berhubungan langsung dengan ilmu geofisika ialah Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). BMKG Stasiun Geofisika Kelas
III Aceh Besar merupakan salah satu UPT BMKG yang beroperasi 24 jam dengan
tugas utama memantau serta menganalisis kejadian gempa bumi di wilayah Aceh dan
sekitarnya.
3. Terdapat perbedaan nilai antara magnitudo lokal (ML), magnitudo gelombang
permukaan (MS), magnitudo gelombang badan (MB), dan magnitudo momen.
BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar menggunakan tipe magnitudo ML dan MLv.
ML baik digunakan untuk menganalisis gempa-gempa yang dekat seismograf. Hal ini
tentunya sesuai dengan tugas BMKG yakni menganalisis gempa bumi lokal wilayah
Aceh dan sekitarnya.
4. Berdasarkan magnitudo, wilayah Aceh Periode 1-28 Desember 2022 terjadi gempa
kecil dengan persentase 71%, gempa sedang 28%, gempa kuat 1.1%. Diperoleh
hubungan berbanding terbalik antara magnitudo gempa bumi dengan frekuensi gempa
bumi. Setiap kenaikan nilai magnitudo maka frekuensi kejadian gempa akan
menurun.
5. Berdasarkan kedalaman, wilayah Aceh periode 1-28 Desember 2022 terjadi gempa
dangkal dengan persentase 71,85% gempa dangkal, 10% gempa menengah, 5%
gempa dalam.
6. Berdasarkan persebarannya, periode 1-28 Desember 2022 wilayah Aceh dan
sekitarnya memiliki persebaran yang cukup merata. Daerah yang paling aktif periode
ini ialah Kabupaten Pidie dengan 12 kejadian gempa ringan, dan 1 kejadian gempa

30
sedang. Untuk wilayah dengan frekuensi gempa minimum yaitu wilayah sekitar
Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur dengan 1 kejadian gempa ringan. Banyaknya even
gempa yang terekam secara merata di beberapa titik seismik aktif wilayah Aceh tidak
terlepas dari penambahan sensor gempa BMKG yang menempatkan 23 sensor
multistation.

5.2 Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan untuk mahasiswa/i yang akan melaksanakan
Kuliah Kerja Praktik (KKP) di BMKG Stasiun Geofisika Kelas III Aceh Besar adalah
dianjurkan memahami konsep dan tujuan dasar dari pelaksanaan KKP terutama
mekanisme kerja pada instansi terkait dan implementasi apa yang dapat dilakukan di
dunia kerja dari hasil pembelajaran selama di dunia perkuliahan. Selain itu, laporan yang
telah dikerjakan diharapkan dapat menjadi media belajar bagi pembaca terutama
mengenai konsep seismisitas wilayah Aceh.

31
DAFTAR PUSTAKA

Bmkg.go.id. Profil BMKG. Diakses pada 28 Desember 2022, dari


https://www.bmkg.go.id/profil/
Heru Sri Naryono dan Suryana Prawiradisastra. 1995. The Subduction Process in Java
Sumatra Island, Indonesia, Prosiding, Workshop Mitigasi Bencana Selat Sunda,
hal 339-350.
Potsdam, G., 2020. scmag-Calculates magnitudos of different types.
https://docs.gempa.de/seiscomp3/current/apps/scmag.html [11 November 2020]
Richter, C.F., 1935. An instrumental earthquake magnitudo scale. Bull. Seismol. Soc.
Am.25, 1–32
Tang, C.C., Zhu, L., Huang, R., 2016. Empirical Mw-ML, Mb, and Msconversions in
Western China. Bull. Seismol. Soc. Am. 106, 2614–2623.
https://doi.org/10.1785/0120160148
Taruna, R. M., & Pratiwi, A. (2021). Konversi Empiris Summary Magnitude, Local
Magnitude, Body-Wave Magnitude, Surface Magnitude, dan Moment Magnitude
Menggunakan Data Gempabumi 1922-2020 di Nusa Tenggara Barat. Jurnal Sains
Teknologi dan Lingkungan, 7(1), 1-12.
Vanek, J., Zatopek, A., Karnik, V., Kondorskaya, N.V., Riznichenko, Y.V., Savarensky,
E.F., Soloviev, S.L. and Shebalin, N.V., 1962. Standardization of magnitudo
scales. Bull. Acad. Sci. USSR Geophys 108–111.

32

You might also like