You are on page 1of 11

TUGAS INDIVIDU

DASAR-DASAR MANAJEMEN KOMUNIKASI

Nama : Syahanaya Putri Ayuni


NIM : 2201113786
Dosen Pengampu : Dr. Yasir, M.Si

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2023
i

DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................................

BAB I.....................................................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................

BAB II...................................................................................................................
2.1 Tahapan Manajemen Komunikasi Pemerintah dalam Penanganan
Krisis Pandemi Virus Corona....................................................................
2.2 Strategi Komunikasi Pemerintah dalam Menginformasikan
Masyarakat tentang Pandemi Virus Corona.............................................
2.3 Mengelola dan Menyampaikan Informasi yang Akurat Dalam tahapan
manajemen komunikasi............................................................................

BAB III....................................................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................

Daftar Pustaka...............................................................................................................
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi saat pandemi covid-19, merupakan hal penting dalam
mengatasi krisis dari suatu negara. Pemerintah sebagai organ
komunikator dinilai oleh masyarakat, swasta, dan akademisi untuk
menentukan arah masa depan kebijakan. Menjadi normal, pemerintah
memerlukan beberapa tahapan komunikasi krisis; follow-up information,
evaluation, dan renewal. 6 Ketiga tahapan tersebut akan dibahas lebih
dalam pada bab selanjutnya, namun utamanya pemerintah
mempersiapkan; penanggulangan darurat, wadah-wadah sistem
evakuasi, pencegahan berdasarkan hasil mitigasi, mekanisme evaluasi,
dan sistem new normal yang meyakinkan proses kehidupan setelahnya.
Model pendekatan yang dilakukan untuk proses penyusunan
kebijakan, digunakan sebagai sarana penghubung dalam menciptakan
suatu jaringan komunikasi diantara semua aktor. Seluruh organisasi,
asosiasi, koorperasi, atau kelompok orang, untuk mencapai suatu tujuan
dan objek yang dituju membutuhkan suatu strategi. Tujuan yang dapat
dirasakan sampai ke lapisan paling bawah di banyak organisasi, salah
satunya pemerintah dilakukan oleh komunikator (government
communicators).7 Mereka memiliki tugas, untuk dapat proaktif dan
berfikir dinamis dengan rencana-rencana jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang terhadap suatu urusan publik. Rencana
komunikasi startegis pemerintah dalam membangun komunikasi kepada
masyarakat membutuhkan suatu proses penelitian. Kepala pemerintahan
yang memiliki peran sebagai government communicators dan timnya
memerlukan kerjasama dengan rentang waktu tertentu, agar visi, misi,
dan gagasan dapat dikontribusikan dan diselaraskan. Waktu yang
dibutuhkan dalam penyusunan kebijakan sesuai dengan ciri budaya
masing-masing daerah dan seberapa jauh publik merespon visi, misi, dan
gagasan komunikator.
Setelah pemahaman awal terbentuk, pemerintah perlu
menetapkan tujuan komunikasi yang jelas. Tujuan ini dapat meliputi
menyebarkan informasi tentang virus corona, tindakan pencegahan yang
harus diambil, kebijakan pemerintah, dan mengurangi kepanikan di
masyarakat. Strategi komunikasi yang efektif perlu dikembangkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Manajemen komunikasi yang efektif menjadi
kunci dalam mengatasi krisis dan memberikan informasi yang tepat
kepada masyarakat. Pemerintah perlu menyampaikan informasi yang
akurat, terkini, dan terpercaya kepada masyarakat. Informasi ini harus
didasarkan pada penelitian ilmiah dan pedoman dari otoritas kesehatan
yang diakui. Pemberitaan yang jujur dan transparan akan membantu
membangun kepercayaan dan mengurangi penyebaran informasi palsu
atau rumor yang dapat memperburuk situasi. Pemerintah harus
menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk menjangkau
2

masyarakat dengan cara yang efektif. Ini termasuk konferensi pers,


siaran langsung, media sosial, situs web resmi, dan pesan teks massal.
Dengan menggunakan beragam kanal, pemerintah dapat
mencapai audiens yang lebih luas dan berkomunikasi dengan berbagai
kelompok masyarakat. Pemerintah perlu menjalin kerja sama dengan
berbagai pemangku kepentingan, termasuk organisasi masyarakat,
sektor swasta, dan media. Melibatkan pemangku kepentingan dalam
proses komunikasi dapat membantu menyebarkan informasi secara
efektif dan mencapai kelompok masyarakat yang berbeda. Selama
pandemi, penting untuk terus melakukan evaluasi terhadap upaya
komunikasi yang dilakukan. Pemerintah perlu memantau tanggapan
masyarakat, memperhatikan umpan balik, dan menyesuaikan strategi
komunikasi jika diperlukan. Evaluasi yang berkelanjutan membantu
meningkatkan efektivitas komunikasi dan merespons perubahan situasi
dengan cepat. Tahapan-tahapan ini memberikan kerangka kerja umum
yang dapat digunakan oleh pemerintah dalam mengelola komunikasi
selama krisis pandemi virus corona. Namun, perlu diingat bahwa
pendekatan yang tepat dapat bervariasi tergantung pada konteks dan
karakteristik masyarakat yang dilayani oleh pemerintah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahapan-tahapan manajemen komunikasi yang
dilakukan pemerintah dalam penanganan krisis pandemi virus
corona?
2. Apa saja strategi komunikasi yang diterapkan oleh pemerintah
dalam setiap tahapan manajemen untuk menginformasikan
masyarakat tentang pandemi virus corona?
3. Bagaimana pemerintah mengelola dan menyampaikan informasi
yang akurat, relevan, dan terkini kepada masyarakat dalam setiap
tahapan manajemen komunikasi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan tahapan-tahapan manajemen komunikasi yang
dilakukan pemerintah dalam penanganan krisis pandemi virus
corona
2. Menjelaskan strategi komunikasi yang diterapkan oleh pemerintah
dalam setiap tahapan manajemen untuk menginformasikan
masyarakat tentang pandemi virus corona
3. Menjelaskan pemerintah mengelola dan menyampaikan informasi
yang akurat, relevan, dan terkini kepada masyarakat dalam setiap
tahapan manajemen komunikasi
3

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Tahapan Manajemen Komunikasi Pemerintah dalam Penanganan
Krisis Pandemi Virus Corona
Komunikasi adalah inti dari manajemen krisis. Sebuah krisis akan
membuat pemangku kepentingan membutuhkan informasi. Melalui
komunikasi yang terstruktur dan terencana informasi dikumpulkan,
kemudian di proses menjadi sebuah pengetahuan dan disampaikan
dengan cara yang tepat dan baik kepada seluruh pemangku kepentingan
(Coombs, 2010). Hubungan dengan media yang baik sangat diperlukan
pada manajemen krisis, karena dengan media semua informasi mengenai
krisis yang terjadi dan penaggulangannya dapat diinformasikan secara
luas dan cepat kepada semua pemangku kepentingan. Media akan
mencari alterinatif sumber berita apabila organisasi tidak menyediakan
wakil untuk menghadapi media. Selain itu ketiadaan informasi resmi dari
organisasi membuat organisasi akan terkesan menghindar, tidak
responsive dan tidak perduli terhadap krisis yang terjadi. Membiarkan
informasi mengenai krisis yang disediakan oleh pihak lain sangat
berbahaya karena dapat membuat persepsi bahwa organisasi tidak dapat
mengontrol situasi dan/atau menyembunyikan informasi kepada
pemangku kepentingan. Oleh karena itu pentingnya ditunjuk seorang
jurubicara resmi oleh organisasi sebagai bagian dari team
penanggulangan krisis yang akan menemui dan memberikan informasi
kepada pemangku kepentingan melalui media sejak awal terjadinya krisis
untuk menyebarkan informasi dan berpartisipasi dalam membingkai krisis
yang terjadi. Informasi yang dikeluarkan oleh jurubicara resmi maupun
pihak lain dari organisasi harus selalu sama dan sejalan, yang artinya
harus ada koordinasi di dalam organisasi untuk memastikan bahwa
informasi yang diberikan oleh organisasi Komunikasi adalah inti dari
manajemen krisis.
Sebuah krisis akan membuat pemangku kepentingan
membutuhkan informasi. Melalui komunikasi yang terstruktur dan
terencana informasi dikumpulkan, kemudian di proses menjadi sebuah
pengetahuan dan disampaikan dengan cara yang tepat dan baik kepada
seluruh pemangku kepentingan (Coombs, 2010). Hubungan dengan
media yang baik sangat diperlukan pada manajemen krisis, karena
dengan media semua informasi mengenai krisis yang terjadi dan
penaggulangannya dapat diinformasikan secara luas dan cepat kepada
semua pemangku kepentingan. Media akan mencari alterinatif sumber
berita apabila organisasi tidak menyediakan wakil untuk menghadapi
media. Selain itu ketiadaan informasi resmi dari organisasi membuat
organisasi akan terkesan menghindar, tidak responsive dan tidak perduli
terhadap krisis yang terjadi. Membiarkan informasi mengenai krisis yang
disediakan oleh pihak lain sangat berbahaya karena dapat membuat
persepsi bahwa organisasi tidak dapat mengontrol situasi dan/atau
menyembunyikan informasi kepada pemangku kepentingan. Oleh karena
4

itu pentingnya ditunjuk seorang jurubicara resmi oleh organisasi sebagai


bagian dari team penanggulangan krisis yang akan menemui dan
memberikan informasi kepada pemangku kepentingan melalui media
sejak awal terjadinya krisis untuk menyebarkan informasi dan
berpartisipasi dalam membingkai krisis yang terjadi. Informasi yang
dikeluarkan oleh jurubicara resmi maupun pihak lain dari organisasi harus
selalu sama dan sejalan, yang artinya harus ada koordinasi di dalam
organisasi untuk memastikan bahwa informasi yang diberikan oleh
organisasi
Media memiliki sifat dan karakteristik yang mampu menjangkau
massa dengan cepat dan dalam jumlah yang besar, dapat
membangkitkan harapan dan ketakutan, dapat memberikan dampak dan
pengaruh besar pada massa (Christians et al., 2010). Dimasa kini peran
media telah diperkuat dengan munculnya media baru yang berbasis
internet seperti media online dan media sosial yang membuat jangkauan
media jauh lebih besar dari sebelumnya. Namun peran media tetap tidak
berubah. Dalam krisis, komunikasi sangat diperlukan untuk membentuk
opini publik dan mempengaruhi apa yang harus dilakukan oleh publik .
Media berita dapat memainkan peran penting dalam pembentukan opini
publik. Media berpengaruh dalam membentuk bagaimana komunitas
bertindak, pikirkan, dan rasakan tentang reputasi organisasi, nilai-
nilainya, dan tindakan yang diambil oleh organisasi dalam menghadapi
krisis, media dapat membantu organisasi dalam krisis. Oleh karenanya
adalah hal yang sangat baik untuk melibatkan media dalam proses
penanggulangan krisis (Masci et al., 2011).
Strategi komunikasi tidak hanya mencakup pengumpulan,
pengembangan, dan distribusi informasi secara tepat waktu untuk
membantu orang mengambil tindakan selama wabah atau untuk
mencegah penyakit tetapi juga memperhitungkan aspek perilaku tentang
bagaimana orang bereaksi dan bertindak atas saran dan informasi yang
mereka terima. Media sosial diperdebatkan sebagai salah satu platform
keterlibatan publik kunci sebagaimana adanya "kemungkinan koneksi
tanpa batas dengan pemangku kepentingan. Dalam krisis pandemi di
mana situasinya terus berkembang, respons dinamis melalui media
sosial dapat memberikan stabilitas dan konsistensi yang diperlukan untuk
memulihkan ketenangan (Razavi-Shearer et al., 2018).

2.2 Strategi Komunikasi Pemerintah dalam Menginformasikan


Masyarakat tentang Pandemi Virus Corona
Kemantapan dalam memilih strategi komunikasi adalah langkah
krusial yang harus dipertimbangkan secara cermat dalam perencanaan
komunikasi, ketika salah memilih maka tidak akan memeroleh hasil yang
memuaskan bahkan bisa menimbulkan kerugian yang fatal, (Wijaya,
2015). Penetapan strategi komunikasi tidak lepas dari elemen
komunikasi, seperti yang disampaikan Harold D. Laswell, bahwa cara
untuk berkomunikasi dengan menjawab pertanyaan “Who Says What In
5

What Channel To Whom With What Effect”, (Effendy, 2000). Dalam


menyusun strategi pada perencanaan komunikasi perlu memperhatikan
langkah-langkah: 1) Memilih komunikator; 2) Mengetahui target
sasaran/khalayak; 3) Menggunakan pesan yang tepat; 4) Pemilihan
media dan 5) Mengkaji ulang dampaknya (Wijaya, 2015). Dalam
mengantisipasi Pandemi Covid-19, seharusnya pemerintah perlu
menyampaikan kebijakan secara jelas dan transparan ke masyarakat.
Komunikasi publik yang tidak terencana dengan baik akan
mengakibatkan kepanikan dan ketidakpercayaan masyarakatnya.
Komunikasi publik terbangun dengan adanya strategi komunikasi yang
tepat. Beberapa negara Eropa mengalami kegagalan dalam memutuskan
kebijakan, akibatnya beberapa negara seperti Italia dan Spanyol tak
berdaya melawan virus Corona. Amerika Serikat merupakan negara
besar yang termasuk gagal dalam menerapkan strategi komunikasi yang
tepat, apalagi di masa awal Presiden Trump menganggap Covid-19
bukan masalah serius.

Media massa memiliki peran strategis dalam memberikan solusi atas


penanganan Covid-19 dan memberikan edukasi ke masyarakat,
(Syaipudin, 2020). Hasil penelitian framing tentang pemberitan generasi
mileneal dan pemerintah terkait Covid-19 di tiga media online
menunjukkan media memiliki kekuasaan dalam menentukan sudut
pandang atas segala kebijakan pemerintah atau memiliki perbedaan
dalam penyampaian kritik ke pemerintah, (Boer et al., 2020) (Yesicha &
Irawanto, 2020) Demikian juga yang dilakukan Majalah Tempo, secara
keseluruhan Majalah Tempo cukup kritis menframing strategi komunikasi
pemerintah. Majalah Tempo sebagai media mencoba memberikan
kontrol terhadap kebijakan yang berkaitan dengan strategi komunikasi
pemerintah dalam penanganan Covid-19.Strategi komunikasi pemerintah
dalam menginformasikan masyarakat tentang pandemi virus corona
dapat melibatkan berbagai pendekatan dan saluran komunikasi. Berikut
adalah beberapa strategi yang umum digunakan:

1. Penyampaian Pesan Kunci: Pemerintah mengidentifikasi pesan


kunci yang harus disampaikan kepada masyarakat, seperti
pentingnya menjaga jarak sosial, menggunakan masker, mencuci
tangan, dan mengikuti protokol kesehatan. Pesan-pesan ini harus
jelas, sederhana, dan mudah dimengerti oleh semua lapisan
masyarakat.
2. Kampanye Edukasi: Pemerintah meluncurkan kampanye edukasi
yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang virus corona, penyebarannya, gejala-gejala yang perlu
diwaspadai, dan langkah-langkah pencegahan yang efektif.
Kampanye ini dapat melibatkan iklan media, materi edukasi yang
mudah diakses, dan kolaborasi dengan tokoh masyarakat atau
influencer untuk meningkatkan jangkauan.
3. Konferensi Pers dan Pengumuman Resmi: Pemerintah
menyelenggarakan konferensi pers dan pengumuman resmi secara
6

berkala untuk memberikan informasi terbaru tentang situasi


pandemi. Hal ini membantu menjaga transparansi dan memberikan
pembaruan langsung kepada masyarakat. Pada saat yang sama,
pemerintah juga merespons pertanyaan dari media dan masyarakat
untuk memberikan klarifikasi dan penjelasan yang diperlukan.
4. Penggunaan Media Sosial: Pemerintah menggunakan platform
media sosial untuk menyebarkan informasi tentang pandemi virus
corona. Mereka dapat memposting update terkini, membagikan tips
kesehatan, mengklarifikasi informasi yang salah, dan menjawab
pertanyaan masyarakat. Media sosial juga digunakan untuk
membangun interaksi langsung dengan masyarakat dan mengajak
mereka untuk berpartisipasi dalam upaya penanganan pandemi.
Strategi-strategi ini dapat digunakan secara bersama-sama atau
terpisah, tergantung pada kebutuhan dan kondisi setempat. Penting bagi
pemerintah untuk terus memantau efektivitas strategi komunikasi mereka
dan melakukan penyesuaian jika diperlukan guna memastikan bahwa
informasi yang akurat dan penting tersampaikan kepada masyarakat
secara efektif.

2.3 Mengelola dan Menyampaikan Informasi yang Akurat Dalam


tahapan manajemen komunikasi
Komunikasi yang efektif menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam
menjalin hubungan, tidak hanya saat bersama pasangan namun juga
dengan rekan kerja atau keluarga. Komunikasi menjadi salah satu cara,
ketika berusaha untuk memberikan respons kepada lawan bicara. Tidak
hanya sekedar memberikan respons, melainkan komunikasi juga
dibutuhkan dalam berinteraksi. Sejak kecil kita sudah diajarkan untuk
berkomunikasi, namun berkomunikasi tidak hanya sekedar kedua pihak
saling berbicara, namun juga mampu mendengarkan. Kebijakan
komunikasi dapat dikembangkan melalui pemahaman tentang pemangku
kepentingan karena mereka memiliki ekspektasi, keinginan, dan
kebutuhan yang berbeda-beda. Aspek penting dari komunikasi yang
dinilai efektif adalah memastikan informasi dapat tersampaikan,
tujuannya jelas, dan sesuai dengan konteksnya. Komunikasi ini dilakukan
untuk mendukung alumni secara maksimal. Menurut Bourne, komunikasi
pada pemangku kepentingan dapat dilakukan dengan tiga acara, yaitu
menyediakan informasi atau pelaporan, melakukan pemasaran
(broadcast communication) dan mengarahkan komunikasi pada
pemangku kepentingan yang dianggap penting
Mengelola dan menyampaikan informasi yang akurat adalah langkah
krusial dalam tahapan manajemen komunikasi pemerintah. Berikut
adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelola dan
menyampaikan informasi yang akurat:
7

1. Mengelola dan menyampaikan informasi yang akurat adalah


langkah krusial dalam tahapan manajemen komunikasi pemerintah.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk
mengelola dan menyampaikan informasi yang akurat:
2. Sumber Informasi yang Terpercaya: Pemerintah harus
mengandalkan sumber informasi yang terpercaya dan berbasis
ilmiah, seperti lembaga kesehatan nasional atau internasional, ahli
epidemiologi, dan organisasi kesehatan dunia. Hal ini penting untuk
memastikan bahwa informasi yang disampaikan kepada
masyarakat dapat dipercaya dan memiliki landasan yang kuat.
3. Verifikasi Informasi: Sebelum menyampaikan informasi kepada
masyarakat, pemerintah harus melakukan verifikasi terhadap
keakuratan dan kebenaran informasi tersebut. Ini melibatkan
peninjauan dan evaluasi informasi dari berbagai sumber untuk
memastikan bahwa hanya informasi yang valid dan terverifikasi
yang disampaikan kepada publik.
4. Penyampaian Pesan Kunci yang Jelas: Pemerintah harus
menyampaikan pesan-pesan kunci yang jelas dan mudah
dimengerti oleh masyarakat. Hindari penggunaan bahasa teknis
yang kompleks dan gunakan bahasa yang sederhana dan akrab
agar informasi dapat diakses dan dipahami oleh semua lapisan
masyarakat.
5. Transparansi dan Keterbukaan: Pemerintah harus menjaga
transparansi dan keterbukaan dalam menyampaikan informasi
kepada masyarakat. Berbagi informasi yang relevan dan penting
secara terbuka membantu membangun kepercayaan publik dan
mengurangi spekulasi atau desinformasi yang dapat merugikan.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, pemerintah dapat memastikan
bahwa informasi yang disampaikan kepada masyarakat selama krisis
pandemi virus corona adalah akurat, dapat dipercaya, dan bermanfaat
dalam memandu tindakan pencegahan dan penanggulangan.
8

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Strategi komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi terarah


yang disesuaikan dengan kepentingan masingmasing pemangku
kepentingan. Komunikasi adalah sebuah proses yang berulang dan
berkelanjutan, oleh karena itu relasi perlu dikembangkan sesuai dengan
tujuannya. dilakukan adalah komunikasi terarah yang disesuaikan
dengan kepentingan masingmasing pemangku kepentingan. Komunikasi
adalah sebuah proses yang berulang dan berkelanjutan, oleh karena itu
relasi perlu dikembangkan sesuai dengan tujuannya. manajemen
komunikasi dalam menghadapi pandemi adalah bahwa komunikasi yang
efektif dan terkoordinasi memiliki peran krusial dalam penanganan krisis
seperti pandemi virus corona
Pandemi virus corona terus berkembang dan informasi terkait dapat
berubah dengan cepat. Pemerintah harus responsif terhadap
perkembangan terbaru dan menyampaikan informasi yang terkini kepada
masyarakat. Pembaruan berkala dan komunikasi yang terus-menerus
membantu mengatasi kebingungan dan ketidakpastian yang mungkin
dialami masyarakat. Pemerintah harus memanfaatkan media massa,
media sosial, situs web resmi, dan saluran komunikasi lainnya dengan
bijak. Pemilihan saluran yang tepat dan strategi komunikasi yang efektif
membantu memastikan bahwa informasi dapat menjangkau khalayak
yang lebih luas dan dapat diterima oleh masyarakat. Dalam keseluruhan,
manajemen komunikasi yang baik melibatkan pemahaman yang
mendalam tentang situasi, penggunaan pesan yang jelas dan akurat,
serta pemilihan saluran komunikasi yang tepat. Dengan
mengimplementasikan strategi komunikasi yang efektif, pemerintah dapat
membangun kepercayaan publik, memotivasi tindakan pencegahan, dan
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadapi pandemi.

DAFTAR PUSTAKA
9

Andella Nur Handayani, S. S. R. dan D. L. A. (2020). Jurnal Syntax


Admiration. Tinjauan Fatwa Dsn Mui No. 88/Dsn-Mui/Xi/2013
Terhadap Pelaksanaan Dana Pensiun Syariah, 1, NO 6(1), 727–728.

Indah, H., & Goeritman, N. (2021). Komunikasi Krisis Pemerintah


Indonesia di Masa Pandemi Covid-19 melalui Media Sosial Crisis
Communication of Indonesia Government During Pandemic Covid-19
using Social Media. Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Komunikasi, 23(1), 1–19.
http://dx.doi.org/10.33169/iptekkom.23.1.2021.1-19

Mahatmi, M. W., & Sebatubun, M. M. (2022). Strategi komunikasi


stakeholders dengan pendekatan data alumni menggunakan data
mining. PRecious: Public Relations Journal, 2(1), 26–42.

Sulistyowati, F. (2021). Strategi Komunikasi Pemerintah Indonesia dalam


Penanganan COVID-19 pada Majalah TEMPO Edisi Maret-Juli 2020.
Jurnal Riset Komunikasi, 4(2), 198–214.
https://doi.org/10.38194/jurkom.v4i2.326

You might also like