Professional Documents
Culture Documents
Tugas MK Naya
Tugas MK Naya
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................................
BAB I.....................................................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................
BAB II...................................................................................................................
2.1 Tahapan Manajemen Komunikasi Pemerintah dalam Penanganan
Krisis Pandemi Virus Corona....................................................................
2.2 Strategi Komunikasi Pemerintah dalam Menginformasikan
Masyarakat tentang Pandemi Virus Corona.............................................
2.3 Mengelola dan Menyampaikan Informasi yang Akurat Dalam tahapan
manajemen komunikasi............................................................................
BAB III....................................................................................................................
3.1 Kesimpulan..............................................................................................
Daftar Pustaka...............................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi saat pandemi covid-19, merupakan hal penting dalam
mengatasi krisis dari suatu negara. Pemerintah sebagai organ
komunikator dinilai oleh masyarakat, swasta, dan akademisi untuk
menentukan arah masa depan kebijakan. Menjadi normal, pemerintah
memerlukan beberapa tahapan komunikasi krisis; follow-up information,
evaluation, dan renewal. 6 Ketiga tahapan tersebut akan dibahas lebih
dalam pada bab selanjutnya, namun utamanya pemerintah
mempersiapkan; penanggulangan darurat, wadah-wadah sistem
evakuasi, pencegahan berdasarkan hasil mitigasi, mekanisme evaluasi,
dan sistem new normal yang meyakinkan proses kehidupan setelahnya.
Model pendekatan yang dilakukan untuk proses penyusunan
kebijakan, digunakan sebagai sarana penghubung dalam menciptakan
suatu jaringan komunikasi diantara semua aktor. Seluruh organisasi,
asosiasi, koorperasi, atau kelompok orang, untuk mencapai suatu tujuan
dan objek yang dituju membutuhkan suatu strategi. Tujuan yang dapat
dirasakan sampai ke lapisan paling bawah di banyak organisasi, salah
satunya pemerintah dilakukan oleh komunikator (government
communicators).7 Mereka memiliki tugas, untuk dapat proaktif dan
berfikir dinamis dengan rencana-rencana jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang terhadap suatu urusan publik. Rencana
komunikasi startegis pemerintah dalam membangun komunikasi kepada
masyarakat membutuhkan suatu proses penelitian. Kepala pemerintahan
yang memiliki peran sebagai government communicators dan timnya
memerlukan kerjasama dengan rentang waktu tertentu, agar visi, misi,
dan gagasan dapat dikontribusikan dan diselaraskan. Waktu yang
dibutuhkan dalam penyusunan kebijakan sesuai dengan ciri budaya
masing-masing daerah dan seberapa jauh publik merespon visi, misi, dan
gagasan komunikator.
Setelah pemahaman awal terbentuk, pemerintah perlu
menetapkan tujuan komunikasi yang jelas. Tujuan ini dapat meliputi
menyebarkan informasi tentang virus corona, tindakan pencegahan yang
harus diambil, kebijakan pemerintah, dan mengurangi kepanikan di
masyarakat. Strategi komunikasi yang efektif perlu dikembangkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Manajemen komunikasi yang efektif menjadi
kunci dalam mengatasi krisis dan memberikan informasi yang tepat
kepada masyarakat. Pemerintah perlu menyampaikan informasi yang
akurat, terkini, dan terpercaya kepada masyarakat. Informasi ini harus
didasarkan pada penelitian ilmiah dan pedoman dari otoritas kesehatan
yang diakui. Pemberitaan yang jujur dan transparan akan membantu
membangun kepercayaan dan mengurangi penyebaran informasi palsu
atau rumor yang dapat memperburuk situasi. Pemerintah harus
menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk menjangkau
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tahapan Manajemen Komunikasi Pemerintah dalam Penanganan
Krisis Pandemi Virus Corona
Komunikasi adalah inti dari manajemen krisis. Sebuah krisis akan
membuat pemangku kepentingan membutuhkan informasi. Melalui
komunikasi yang terstruktur dan terencana informasi dikumpulkan,
kemudian di proses menjadi sebuah pengetahuan dan disampaikan
dengan cara yang tepat dan baik kepada seluruh pemangku kepentingan
(Coombs, 2010). Hubungan dengan media yang baik sangat diperlukan
pada manajemen krisis, karena dengan media semua informasi mengenai
krisis yang terjadi dan penaggulangannya dapat diinformasikan secara
luas dan cepat kepada semua pemangku kepentingan. Media akan
mencari alterinatif sumber berita apabila organisasi tidak menyediakan
wakil untuk menghadapi media. Selain itu ketiadaan informasi resmi dari
organisasi membuat organisasi akan terkesan menghindar, tidak
responsive dan tidak perduli terhadap krisis yang terjadi. Membiarkan
informasi mengenai krisis yang disediakan oleh pihak lain sangat
berbahaya karena dapat membuat persepsi bahwa organisasi tidak dapat
mengontrol situasi dan/atau menyembunyikan informasi kepada
pemangku kepentingan. Oleh karena itu pentingnya ditunjuk seorang
jurubicara resmi oleh organisasi sebagai bagian dari team
penanggulangan krisis yang akan menemui dan memberikan informasi
kepada pemangku kepentingan melalui media sejak awal terjadinya krisis
untuk menyebarkan informasi dan berpartisipasi dalam membingkai krisis
yang terjadi. Informasi yang dikeluarkan oleh jurubicara resmi maupun
pihak lain dari organisasi harus selalu sama dan sejalan, yang artinya
harus ada koordinasi di dalam organisasi untuk memastikan bahwa
informasi yang diberikan oleh organisasi Komunikasi adalah inti dari
manajemen krisis.
Sebuah krisis akan membuat pemangku kepentingan
membutuhkan informasi. Melalui komunikasi yang terstruktur dan
terencana informasi dikumpulkan, kemudian di proses menjadi sebuah
pengetahuan dan disampaikan dengan cara yang tepat dan baik kepada
seluruh pemangku kepentingan (Coombs, 2010). Hubungan dengan
media yang baik sangat diperlukan pada manajemen krisis, karena
dengan media semua informasi mengenai krisis yang terjadi dan
penaggulangannya dapat diinformasikan secara luas dan cepat kepada
semua pemangku kepentingan. Media akan mencari alterinatif sumber
berita apabila organisasi tidak menyediakan wakil untuk menghadapi
media. Selain itu ketiadaan informasi resmi dari organisasi membuat
organisasi akan terkesan menghindar, tidak responsive dan tidak perduli
terhadap krisis yang terjadi. Membiarkan informasi mengenai krisis yang
disediakan oleh pihak lain sangat berbahaya karena dapat membuat
persepsi bahwa organisasi tidak dapat mengontrol situasi dan/atau
menyembunyikan informasi kepada pemangku kepentingan. Oleh karena
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
9