You are on page 1of 16

STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK

MEMBANGUN BUDAYA MUTU UNTUK


INSTITUSI PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
BERKEMAJUAN (PUSAT PENJAMINAN
MUTU STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK)

Lidia Hastuti1 , Yeni Lukita2 , Indri Erwhani3 , Ridha Mardiani4


Perguruan Tinggi Wajib Menjalankan
Amanah Undang-Undang untuk
Menjalankan SPM DIKTI

Permenristekdikti
Nomor 62 tahun 2016
tentang SPM Dikti
IMPLEMENTASI SPMI DI STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK
MENGACU PADA:
Standar Nasional Pendidikan Tinggi
(Permendikbud No.3 tahun 2020)

UU. No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan


Tinggi (UU Dikti)

Permenristekdikti No. 62 Tahun 2016 Tentang


SPM Dikti

Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.


02/PED/1.0/B/2012 tentang Perguruan Tinggi
Muhammadiyah

Buku Pedoman SPMI PTM/A 4.0 edisi ke-4


Mengacu pada SN Dikt24 standar wajib dan 7
SIKLUS SPMI standar tambahan STIK MP dengan total 31 standar.

P P

P E
Dokumen SPMI STIK
Muhammadiyah Pontianak
ditetapkan dengan No SK.
14/KEP/II.I.AU/F/I/2019. Dokumen
SPMI terdiri dari Buku Kebijakan
SPMI, Manual SPMI, Standar SPMI,
Standar operasional prosedur dan
Buku Formulir
DOKUMEN SPMI

>>PENETAPAN STANDAR
PELAKSANAAN STANDAR

Seluruh civitas
melaksanakan kinerja
sesuai SOP dan standar
mutu, baik standar kinerja
utama maupun tambahan
GUGUS KENDALI
MUTU (GKM)

GKM prodi GKM mengawal sistem Presentasi adalah alat


peragaan, kuliah, ceramah, dan
menjalankan dan mutu di Prodi dari
laporan. Beragam kegunaan
proses perencanaan,
menjamin dan dan menjadikan presentasi alat
pelaksanaan, melakukan penyampai dan pengajaran
meningkatkan sistem yang ampuh.
monitoring dan evaluasi
mutu di program pelaksanaan proses
studi pembelajaran,
PELAKSANAAN
STANDAR

Presentasi adalah alat Presentasi adalah alat


peragaan, kuliah, ceramah, dan peragaan, kuliah, ceramah, dan
laporan. Beragam kegunaan laporan. Beragam kegunaan
menjadikan presentasi alat menjadikan presentasi alat
penyampai dan pengajaran penyampai dan pengajaran
yang ampuh. yang ampuh.
Monitoring dan evaluasi (monev) pada program studi
meliputi aspek yang harus di penuhi dari 9 kriteria
yang mengacu pada instrumen akreditasi LAMP-
PTKes

GKM dan PPM melakukan rapat-rapat evaluasi di


tingkat program studi dan melakukan Evaluasi
secara online melalui sistem SIAK dan aplikasi
googlle form
EVALUASI
PELAKSANAA
membentuk kelompok kerja yang bertujuan untuk
N STANDAR melakukan survei, menyusun dan memaparkan
evaluasi kinerja unit, bagian, pusat baik bidang
akademik, non akademik dan Al Islam
kemuhamamdiyahan
PENGENDALIAN PPM telah melakukan audit mutu internal (AMI)

STANDAR
yang dilaksanakan secara terjadwal setiap
tahunnya
PENINGKATAN
STANADAR

Benchmarking yang
dilakukan oleh PPM
pada perguruan
tinggi yang telah
memiliki sistem
yang sangat baik
dan terakreditasi
unggul
TINDAK LANJUT LAPORAN
/EVALUASI DAN SISTEM
PENDOKUMENTASIAN

Monitoring dan evaluasi serta AMI berikutnya dilakukan


RTM.

Seluruh siklus PPEPP dilakukan baik secara manual


maupun online di web PPM STIK Muhammadiyah.

Pelaporan sistem penjaminan mutu internal ke


Direktorat Pembelajaran dan kemahasiswaan Dirjen
Dikti
Kesadaran para pelaku proses pendidikan tentang
pentingnya penjaminan mutu

Pemahaman konsep sistem penjaminan mutu


pendidikan oleh sivitas akademika belum merata

Komitmen para pelaku proses pendidikan tinggi

Ketersediaan sumber daya manusia khususnya

KENDALA, tenaga auditor untuk mendukung SPMI masih belum


terpenuhi
TANTANGAN
Implementasi SPMI sering menjadi sebuah rutinitas
DAN SOLUSI
Konsistensi dalam pendokumentasian dokumen-
dokumen mutu pada setiap bidang
Masih terdapat penolakan terhadap
tiap perubahan termasuk perubahan
ke arah perbaikan mutu.

Beberapa solusi yang dilakukan adalah


dengan terus melakukan sosialisasi
dan workshop-workshop penjaminan
mutu, in house training tentang SPMI,
melakukan studi banding dengan
universitas yang dengan implementasi
SPMI yang sangat baik.
KESIMPULAN

Implementasi SPMI di STIK Muhammadiyah mengacu ke 31 standar yang terdiri dari


24 standar (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat) dan 7 standar
tambahan.

Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan jumlah sumber daya manusia,


belum konsisten dalam pendokumentasian dokumen mutu pada setiap
bidang, belum secara optimal melakukan tindak lanjut sosialisasi
dokumen mutu pada setiap bagian/internalnya masing-masing.

Sikap dan pendapat bahwa tanggung jawab meningkatkan dan membudayakan


mutu hanya terletak pada pimpinan atau pejabat struktural terkait.
Masih terdapat penolakan terhadap tiap perubahan ke arah perbaikan mutu.
SARAN

Terus melakukan sosialisasi dan workshop-workshop


penjaminan mutu, in house training tentang SPMI,
melakukan studi banding dengan universitas yang
dengan implementasi SPMI yang sangat baik

You might also like