Professional Documents
Culture Documents
KAK Kegiatan DBD 2022
KAK Kegiatan DBD 2022
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIKEDUNG
Jalan Raya Cikedung – Terisi Kecamatan Cikedung Kode Pos 45262
Email :puskesmascikedung @yahoo.co.id, cikedungpuskesmas@gmail.com
Website : puskesmascikedung1. blogspot.com Telp. (0234) 7145938, 08112445520
I. PENDAHULUAN
Penyakit yang tergolong Arbovirus saat ini menjadi masalah kesehatan utama di
indonesia diantaranya adalalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini mulai
dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, dan setelah itu jumlah
kasus terus bertambah seiring dengan semakin meluasnya daerah endemis. Demam
dengue tidak hanya menimbulkan KLB tetapi juga menimbulkan dampak buruk sosial
maupun ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan
kepanikan dalam keluarga.
Walaupun secara nasional situasi DBD pada tahun 2011 dan 2012 menunjukan
penurunan yang cukup signifikan dan telah mencapai target kinerja dalam RPJM 2010-
2014, namun kewaspadaan akan mkemungkinan terjadinya peningkatan kasus di tahun –
tahun mendatang harus ditingkatkan. Jumlah kasus DBD tahun 2011 tercatat sebanyak
65.725 kasus (IR=27.67 per 100.000 Penduduk ) dengan 597 kematian ( CFR=0.91%)
dan pada tahun 2012 tercatat jumlah kasus DBD sebanyak 90.245 kasus (IR=37.27 per
100.000 penduduk) dengan 816 kematian (CFR=0.90%).
(Sumber Buku Peyunjuk Teknis PSN DBF oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
Kemenkes RI tahun 2013).
II. GAMBARAN UMUM
Diwilayah Kecamatan Cikedung pada tahun 2016 terdapat kasus sebanyak 18
kasus terdiri dari 2 meninggal akibat telat membawa ke rumah sakit rujukan, kasus DBD
yang tertangani di rumah sakit sebanyak 16 kasus. Dengan adanya kasus tersebut
pengasapan dilakukan terutama di 3 dsa yaitu desa: Amis, loyang dan jambak yang
terdapat kasus.
Pada tahun 2022 Terdapat 3 Kasus dengan ABJ yang didapatkan PJB nya adalah
sebanyak 90 % dengan target ABJ 95% dgn kumulatif yang dilaksanakan oleh Petugas
Puskesmas PJB dengan ABJ sebanyak 84,41%. PJB pada Trwiwulan 1 hanya 92,9%
dengan Kasus 2. Utnuk itu pada triwulan ke 2 dilakukan PJB kembali.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam Pemberantasan Sarang
Nyamuk DBD.
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya target dengan ABJ 95% di tiap-tiap Desa di wilayah UPTD
Puskesmas Cikedung
b. Menurunya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh gigitan nyamuk
aides aigepthy.
I. PENDAHULUAN
Cacingan umumnya terdapat di daerah tropis dan sub tropis di Negara
berkembang termasuk Indonesia. Akibat yang ditimbulkan cacingan antara lain gangguan
perkembangan fisik, intelektual, perkembangan kognitif dan malnutrisi. WHO
memperkirakan 42 % sasaran beresiko cacingan di dunia berada di regional Asia
Tenggara (Data 2009). Gambaran Epidemiologi cacingan di Indonesia menunjukan
penularan masih terjadi di pedesaan maupun perkotaan. Untuk mengakselerasi
pengendalian kecacingan WHO dalam roadmapnya menetapkan target cakupan
pemberian obat cacing minimal 75% pada populasi beresiko.Kementerian RI telah
menetapkan tujuan program pengendalia n kecacingan pada anak usia sekolah dan ank
balita saehingga menurunkan angka kecacingan dan tidak menjadi masalah kesehatan di
masyarakat.Sampai saat ini pemberian obat cacing di Indonesia belum mencapai target
yang ditetapkan WHO yaitu 75 % dari sasaran. Oleh karena itu perlu adanya program
kecacingan yang terintegrasi dengan kegiatan pemberian vitamin A dan UKS melalui
penjaringan anak SD/ MI. Saat ini Kementerian RI menggunakan Albendazole 400mg
sebagai obat program pengendalian kecacingan, karena obat ini relatif aman, pemberian
dosis tunggal, tidak mahal, dan mudah dalam pendistribusian.
II. GAMBARAN UMUM
Pada tahun 2019 tidak ada kasus kecacingan di temukan dan mendapatkan hasil
kegiatan pemberian obat cacing di Kecamatan Cikedung sebanyak 89 % dengan target
sasaran 75 %.
Di Tahun 2019 akan dilakukan pemberian obat cacing di Tempat posyandu
dengan interval 1 tahun 2 kali pemberian, pada tahun ini diberikan obat kecacingan bulan
Sept tahun 2020.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum : Setiap anak usia sekolah di SD/MI, TK/PAUD dan Posyandu
serta anak balita terbebas dari infeksi kecacingan.
2. Tujuan Khusus : Meningkatkan cakupan pemberian obat cacing pada usia 12 bl –
12 tahun.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
NO Kegiatan Pokok Rincian kegiatan
A. Kegiatan Program Kecacingan - Membuat SPJ dan Blangko Hasil kegiatan
Pemberian Obat Cacing untuk Pelaksanaan Pemberian Obat Cacing.
Oleh petugas Puskesmas.
- Memberikan obat cacing di tempat
pelayanan kesehatan Posyandu
- Memberikan Obat cacing di usia 12-23
bulan dengan200 Mg tablet dengan dosis
200mg dan 24-59 bulan 1 tablet dengan
dosis 400 mg
- Petugas dan kader posyandu Memakai
masker dan sarung tangan di era pandemi
covid-19
VI. SASARAN
Anak usia 12 -23 bulan dan anak usia 24 – 59 bulan dengan tempat pemberian di
pelayanan kesehatan Posyandu
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan program Kecacingan dilakukan sebulan
sekali sesuai pelaksanaanya yang dilakukan tiap bulan.
I. PENDAHULUAN
Cacingan umumnya terdapat di daerah tropis dan sub tropis di Negara
berkembang termasuk Indonesia. Akibat yang ditimbulkan cacingan antara lain gangguan
perkembangan fisik, intelektual, perkembangan kognitif dan malnutrisi. WHO
memperkirakan 42 % sasaran beresiko cacingan di dunia berada di regional Asia
Tenggara (Data 2009). Gambaran Epidemiologi cacingan di Indonesia menunjukan
penularan masih terjadi di pedesaan maupun perkotaan. Untuk mengakselerasi
pengendalian kecacingan WHO dalam roadmapnya menetapkan target cakupan
pemberian obat cacing minimal 75% pada populasi beresiko.Kementerian RI telah
menetapkan tujuan program pengendalia n kecacingan pada anak usia sekolah dan ank
balita saehingga menurunkan angka kecacingan dan tidak menjadi masalah kesehatan di
masyarakat.Sampai saat ini pemberian obat cacing di Indonesia belum mencapai target
yang ditetapkan WHO yaitu 75 % dari sasaran. Oleh karena itu perlu adanya program
kecacingan yang terintegrasi dengan kegiatan pemberian vitamin A dan UKS melalui
penjaringan anak SD/ MI. Saat ini Kementerian RI menggunakan Albendazole 400mg
sebagai obat program pengendalian kecacingan, karena obat ini relatif aman, pemberian
dosis tunggal, tidak mahal, dan mudah dalam pendistribusian.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum : Setiap anak usia sekolah di TK/PAUD terbebas dari infeksi
kecacingan.
2. Tujuan Khusus : Meningkatkan cakupan pemberian obat cacing pada usia 2-5 Tahun
dan 5-6 Tahun.
VI. SASARAN
Anak usia 2-4 dan 5-6 tahun dengan tempat pemberian di Paud/TK
KECACINGAN
UPTD PUSKESMAS CIKEDUNG TAHUN 2022
I. PENDAHULUAN
Cacingan umumnya terdapat di daerah tropis dan sub tropis di Negara
berkembang termasuk Indonesia. Akibat yang ditimbulkan cacingan antara lain gangguan
perkembangan fisik, intelektual, perkembangan kognitif dan malnutrisi. WHO
memperkirakan 42 % sasaran beresiko cacingan di dunia berada di regional Asia
Tenggara (Data 2009). Gambaran Epidemiologi cacingan di Indonesia menunjukan
penularan masih terjadi di pedesaan maupun perkotaan. Untuk mengakselerasi
pengendalian kecacingan WHO dalam roadmapnya menetapkan target cakupan
pemberian obat cacing minimal 75% pada populasi beresiko.Kementerian RI telah
menetapkan tujuan program pengendalia n kecacingan pada anak usia sekolah dan ank
balita saehingga menurunkan angka kecacingan dan tidak menjadi masalah kesehatan di
masyarakat.Sampai saat ini pemberian obat cacing di Indonesia belum mencapai target
yang ditetapkan WHO yaitu 75 % dari sasaran. Oleh karena itu perlu adanya program
kecacingan yang terintegrasi dengan kegiatan pemberian vitamin A dan UKS melalui
penjaringan anak SD/ MI. Saat ini Kementerian RI menggunakan Albendazole 400mg
sebagai obat program pengendalian kecacingan, karena obat ini relatif aman, pemberian
dosis tunggal, tidak mahal, dan mudah dalam pendistribusian.
II. GAMBARAN UMUM
Pada tahun 2019 tidak ada kasus kecacingan di temukan dan mendapatkan hasil
kegiatan pemberian obat cacing di Kecamatan Cikedung sebanyak 99 % dengan target
sasaran 75 %.
Di Tahun 2020 akan dilakukan pemberian obat cacing di Tempat SD/MI dengan
interval 1 tahun 2 kali pemberian, pada tahun ini diberikan obat kecacingan bulan Sept
Tahun 2020.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum : Setiap anak usia sekolah di TK/PAUD terbebas dari infeksi
kecacingan.
2. Tujuan Khusus : Meningkatkan cakupan pemberian obat cacing pada usia 5 – 12
Tahun.
5. SASARAN
Anak usia 5-12 Tahun dengan tempat pemberian di SD/MI
I. PENDAHULUAN
Penyakit yang tergolong Arbovirus saat ini menjadi masalah kesehatan utama di
indonesia diantaranya adalalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini mulai
dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, dan setelah itu jumlah
kasus terus bertambah seiring dengan semakin meluasnya daerah endemis. Demam
dengue tidak hanya menimbulkan KLB tetapi juga menimbulkan dampak buruk sosial
maupun ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan
kepanikan dalam keluarga.
Walaupun secara nasional situasi DBD pada tahun 2011 dan 2012 menunjukan
penurunan yang cukup signifikan dan telah mencapai target kinerja dalam RPJM 2010-
2014, namun kewaspadaan akan mkemungkinan terjadinya peningkatan kasus di tahun –
tahun mendatang harus ditingkatkan. Jumlah kasus DBD tahun 2011 tercatat sebanyak
65.725 kasus (IR=27.67 per 100.000 Penduduk ) dengan 597 kematian ( CFR=0.91%)
dan pada tahun 2012 tercatat jumlah kasus DBD sebanyak 90.245 kasus (IR=37.27 per
100.000 penduduk) dengan 816 kematian (CFR=0.90%).
(Sumber Buku Peyunjuk Teknis PSN DBF oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
Kemenkes RI tahun 2013).
II. GAMBARAN UMUM
Diwilayah Kecamatan Cikedung pada tahun 2016 terdapat kasus sebanyak 18
kasus terdiri dari 2 meninggal akibat telat membawa ke rumah sakit rujukan, kasus DBD
yang tertangani di rumah sakit sebanyak 16 kasus. Dengan adanya kasus tersebut
pengasapan dilakukan terutama di 3 dsa yaitu desa: Amis, loyang dan jambak yang
terdapat kasus.
Pada tahun 2017 dan tahun 2018 tidak ada kasus dengan ABJ yang didapatkan
PJB nya adalah sebanyak 90 % dengan target ABJ 95%. Pada tahun 2019 kumulatif yang
dilaksanakan kader jumantk PJB dengan ABJ sebanyak 84,41%. Oleh karena itu kegiatan
PJB di tahun 2020 akan d laksanakan setiap bulan sekali Pemeriksaan Jentik berkala oleh
kader jumantik di 7 desa.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam Pemberantasan Sarang
Nyamuk DBD.
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya target dengan ABJ 95% di tiap-tiap Desa di wilayah UPTD
Puskesmas Cikedung
b. Menurunya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh gigitan nyamuk
aides aigepthy.
VI. SASARAN
Rumah berpenghuni, rumah tidak berpenghuni, tempat ibadah ( musjhola, masjid ),
kantor dan banguna sekolah.