You are on page 1of 6

Pengendalian Dan Pembuangan

Limbah Medis Dalam Pandemi


Covid19
No.
:
Dokumen
SOP No. Revisi : 0
Tgl Terbit :
Halaman : 1/3

UPTD
PUSKESMAS
RAWAT INAP
DARMARAJA dr. Hj Herni Wiwik H
NIP. 19710301 200212 2 002
1. Pengertian Limbah bahan beracun dan berbahaya adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracunyang
karena sifat dan ataukonsentrasinya dan atau jumlahnya baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan
hidup,kesehatan,kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya.
2. Tujuan 1. Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah bahan beracun
berbahaya dalam kasus Covid 19
2. Agar dapat dilakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah
tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.
3. Kebijakan Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 Tentang Penetapan Infeksi Novel Corona
Virus sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan Upaya
Penanggulangannya.
4. Referensi Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Corona Virus Disease (Covid 19)

5. Langkah- 1. Pemilihan Limbah


langkah Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang
terdiri dari limbah infeksius,.limbah benda tajam,.limbah farmasi.
Kategori limbah beracun dan berbahaya berdasarkan kriteria sebagai
berikut:
- Menyebabkan infeksi
- Bersifat korosif
2. Pengumpulan Limbah Medis
- Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan tempat yang tertutup rapat.
- Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada
musim hujan palinglama 48jam dan musim kemarau paling lama
48 jam.

3. Persyaratan Pewadahan Limbah Medis


- Terbuat dari bahan yang kuat,cukup ringan,tahan karat,kedap air
dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian
dalamnya,misalnya fiberglass.
- Disetiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat
pewadahan yang terpisah dengan limbah non medis.
- Kantong plastik diangkat tiap hari atau kurang sehari apabila 2/3
bagian telah terisi limbah.
- Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat
khusus (safety box) seperti botol atau karton yang aman
- Tempat pewadahan limbah medis infeksius yang tidak langsung
kontak dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan
desinfektan apabila akan dipergunakan kembali,sedangkan untuk
kantong plastikyang telah dipakai dan kontak langsung dengan
limbah tersebut tidak boleh digunakan lagi
- Tempat limbah memiliki minimal 2 macam tempat, limbah
medis (warna kuning ) dan satunya lagi untuk non medis (warna
hitam)
- Semua limbah dari ruang gigi,kia,UGD dianggap sebagai limbah
medis
- Semua limbah dari kantor biasanya berupa alat-alat tulis
dianggap sebagai limbah non medis
- Tempat pewadahan non medis sebagai berikut:
a. Terbuat dari bahan yang kuat,cukup ringan,tahan karat,kedap
air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian
dalamnya misalnya fiberglass
b. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa
mengotori tangan
c. Terdapat minimal 1 buah untuk setiap ruangan atau sesuai
dengan kebutuhan
- Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi
3x24jam atau apabila bagian kantong sudah terisi limbah maka
harus diangkut supaya tidak menjadi perindukanvector penyakit
atau binatang pengganggu
4. Tempat Penampungan Sementara
- Jika terdapat insenerator maka limbah harus dibakar selambat
lambatnya 24jam
- jika tidak mempunyai insenerator,limbah medis harus melalui
kerjasama dengan puskesmas atau pihak lain yang memiliki
insenerator untuk dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya
24jam apabila disimpen pada suhu ruang
5. Transportasi
- Pengangkutan limbah keluar Puskesmas menggunakan
kendaraan khusus
- Kantong limbah medis sebelum dimasukkan ke kendaraan
pengangkut harus diletakan dalam countainer yang kuat dan
tertutup.
- Kantong limbah medis harus aman dari jangkauan manusia
maupun binatang
- Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat
perlindungan diri yang terdiri dari topi/helm,masker,pelindung
mata ,pakaian panjang .
6. Bagan Alir
Pemilihan Pengumpulan Persyaratan
limbah limbah medis pewadahan
limbah medis

Tempat
penampungan
sementara limbah
medis

7. Hal-hal yang Dilaksanakan sesuai SOP


perlu
diperhatikan

8. Unit terkait 1. R. Laboratorium


2. R. Gawat Darurat
3. R. KIA-KB dan Imunisasi
4. R. Kesehatan Gigi dan Mulut
5. R. Rawat Inap
6. R. PONED
9. Dokumen Catatan tindakan
terkait

10. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Perubahaan diberlakukan
Disinfeksi Permukaan di Tempat
Tempat Kerja
No. : ...........-UKP/PKM-
Dokumen DMJ/IV/2020
SOP No. Revisi : 0
Tgl Terbit : 01 April 2020
Halaman : 1/3

UPTD
PUSKESMAS
RAWAT INAP
dr. Hj Herni Wiwik H
DARMARAJA
NIP. 19710301 200212 2 002
1. Pengertian Disinfeksi permukaan di tempat kerja adalah proses pengurangan
kemungkinan mikroorganisme ke tingkat bahaya yang lebih rendah
pada permukaan yang terindikasi kontaminasi oleh mikroorganisme
yang pelaksanaannya di lakukan di tempat kerja.
2. Tujuan Sebagai panduan dalam melakukan disinfeksi permukaan di
tempat kerja
3. Kebijakan Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 Tentang Penetapan Infeksi Novel Corona
Virus sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan Upaya
Penanggulangannya.
4. Referensi Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Corona Virus Disease (Covid 19)

5. Langkah- Jenis disinfeksi yang dapat digunakan adalah :


langkah - Bleaching (pemutih) dengan takaran 2 sendok makan per 1 liter air
- Karbol dengan takaran 2 sendok makan per 1 liter air
- Pembersih lantai dengan takaran 1 tutup botol per 5 liter air
Langkah-langkah melakukan disinfeksi:
1. Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sepertisarung
tangan dan masker sekali pakai, sarung tangan harus dibuang setelah
setiap melakukan disinfeksi.
2. Persiapan tisu, kain mikrofiber (MOP) dan botol sprayer
3. Persiapan cairan disinfektan yang akan digunakan sesuai dengan
takaran yang telah ditetapkan
4. Bagi penggunaan kain mikrofiber (MOP) rendam kain MOP ke
dalam air yang telah berisi cairan disinfektan. Lakukan pengelapan
pada permukaan datar dan biarkan tetap basah selama 10 menit
5. Bagi penggunaan botol sprayer,isi botol dengan cairan disinfektan
yang telah diencerkan . semprotkan cairan disinfektan .
6. Lepaskan APD dan lanjutkan dengan cuci tangan pakai sabun

6. Hal-hal yang - APD


perlu - Jenis dan takaran disinfektan

diperhatikan

7. Unit terkait -

8. Dokumen -
terkait

9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Perubahaan diberlakukan

You might also like