You are on page 1of 17

SISTEM RESPIRASI MANUSIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Anatomi Fisiologi Manusia

Disusun oleh:
Kelompok VII

Cindy Fatika Sari (2020207058)


Arlinda Kurnia (2020207060)
Nanda Anisa (2020207063)
Akmal Maulana (2020207064)

Dosen Pengampu : Asnilawati, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Sistem Respirasi Manusia” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Asnilawati,
M.Kes pada mata kuliah anatomi manusia. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang sistem saraf pada manusia bagi
para pembaca dan jugabagi kami tim penyusun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Asnilawati, M.Kes selaku
dosen pada mata kuliah anatomi fisiologi manusia yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang yang ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak terutama teman-teman kelompok VII yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
membantu demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, Mei 2023

Kelompok 7
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan Penelitian..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Respirasi……………………………………………………………………
B. Organ Pernapasan pada Manusia....................................................
C. Proses Pernapasan pada Manusia.....................................................

D. Mekanisme Pernapasan pada Manusia .......................................... 11


E. Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan Manusia ....... 12
F. Gangguan Pernapasan pada Manusia ............................................ 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 15
B. Saran dan Kritik ............................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah dengan bernapas, semua makhluk hidup
melakukan proses ini, demikian juga manusia. Pernapasan merupakan rangkaian
proses sejak pengambilan udara dan gas. Penggunaannya untuk memecah zat,
mengeluarkan gas yang dihasilkan dari sisa metabolisme, dan memanfaatkan energi
yang dihasilkan. Bernafas adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan udara.
Udara mengandung berbagai komponen gas, salah satunya adalah oksigen (O2) dan
karbon dioksida (CO2). Oksigen inilah yang diperlukan oleh tubuh, oksigen masuk ke
dalam tubuh melalui pernapasan. Selanjutnya, pernapasan menghasilkan karbon
dioksida (CO2) yang dikeluarkan dari dalam tubuh.
Pernapasan makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dengan cara
langsung dan tidak langsung. Pernapasan secara langsung terjadi pada organ
pernapasan khusus, sedangkan pernapasan tidak langsung terjadi jika belum ada organ
pernapasan khusus. Pernapasan manusia dan sebagian besar makhluk hidup vetebrata
lainnya, termasuk pernapasan tidak langsung, artinya udara pernapasan yang
diperlukan tubuh, tidak langsung masuk ke dalam sel melalui permukaan tubuh, tetapi
melalui selaput tipis yang terdapat di dalam saluran pernapasan, yaitu gelembung
paru-paru. Pentingnya untuk mempelajari sistem pernapasan manusia terkait dengan
organ pernapasannya, prosesnya dan gangguan yang harus dihindari untuk menjaga
sistem pernapasan. Pada makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai sistem
pernapasan manusia tentang proses, alat, dan beberapa hal yang mempengaruhinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pembuatan makalah ini, maka rumusan masalahpada
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa beberapa organ pernapasan pada manusia?
2. Bagaimana proses pernapasan pada manusia?
3. Bagaimana mekanisme pernapasan pada manusia?
4. Apa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia?
5. Apa saja gangguan pernapasan pada manusia?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui beberapa organ pernapasan pada manusia
2. Untuk mengetahui proses pernapasan pada manusia
3. Untuk mengetahui mekanisme pernapasan pada manusia
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia
5. Untuk mengetahui beberapa gangguan pernapasan pada manusia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Respiras
Respirasi adalah suatu peristiwa ketika tubuh kekurangan oksigen (O2) dan yang
berada di luar tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ pernapasan pada keadaan tertentu
tubuh kelebihan karbondioksida (CO2), maka tubuh berusaha untuk mengeluarkan
kelebihan tersebut dengan menghembuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi sesuatu
keseimbangan antara O2 dan CO2 di dalam tubuh.
Sistem respirasi berperan sebagai menarik udara ke permukaan dalam paru. Udara
masuk dan menetap dalam sistem pernapasan dan masuk dalam sistem pernapasan otot.
Trakea dapat melakukan penyaringan, penghangatan, dan melembabkan udara yang
masuk, melindungi permukaan oragan yang lembut. Hantaran permukaan tekanan
menghasilkan udara ke paru melalui saluran pernapasan atas. Tekanan ini berguna
untuk menyaring, mengatur udara, dan mengubah permukaan saluran pernapasan
bawah.
B. Organ Pernapasan pada Manusia
Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang menghubungkan
udara ke dan dari paru-paru. Organ pernapasan utama berupa paru-paru. Berikut ini
adalah organ-organ yang digunakan dalam pernapasan manusia.
1. Hidung
Rongga hidung merupakan tempat yang paling awal
dimasuki udara pernapasan. Hidung merupakan alat
pernapasan yang terletak di luar dan tersusun atas tulang
rawan. Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan
ujung rongga hidup. Sekitar 15.000 liter udara setiap
hari akan melewati hidung (Endang dan Idun, 2009: 231). Di dalam rongga hidung,
udara disaring oleh rambut-rambut kecil (silia) dan selaput lendir yang berguna untuk
menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara
pernapasan, maupun menyelidiki adanya bau. Berikut ini adalah fungsi hidung.
a. Menghangatkan udara
Hidung memiliki struktur pembuluh darah yang sangat kecil dan tipid yang berada
di sekitar hidung. Ketika udara yang terhirup dingin hidung memperbesar pembuluh-
pembuluh darah sehingga menambah luas permukaan untuk proses penghangatan
udara yang lebih besar.
b. Melembapkan udara
Hidung mensekresikan lendir, bahkan setiap harinya lendir yang diekskresikan
mencapai ±1 liter. Dengan lendir tersebut, air akan diuapkan untuk melaksanakan
proses pelembapan udara tersebut sehingga udara yang masuk ke paru-paru akan
selalu dalam keadaan lembap yaitu, ±80%
c. Membersihkan udara
Lendir juga ternyata dapat menjerat kotoran atau kuman yang berhasil lolosdari saringan
dari rambut hidung.
2. Laring
Laring disebut juga pangkal tenggorok atau kotak suara. Bagian sebelah atas
laring disebut faring yang memiliki panjang sekitan ± 4 cm. Struktur laring disusun
oleh kepingan tulang rawan, antara lain seperti berikut.
1. Tulang rawan epiglotis berjumlah satu dan terletak di puncak laring berbentuk
daun.
2. Tulang rawan tiroid berjumlah satu, berbentuk seperti perisai yang terletak di
sebelah anterior dari laring. Perbedaan antara pria dan wanita yakni pada pria lebih
besar dan menonjol yang membentuk jakun (Endang dan Idun, 2009: 232).
3. Tulang rawan krikoid berjumlah satu dan membatasi bagian bawah laring
berbentuk cincin.
4. Tulang rawan aritenoid berjumlah dua dan terletak di atas krikoid yang
berhubungan dengan pita suara
5. Tulang rawan kuneiformis berjumlah dua dan terletak di antara epiglotis dan
aritenoid.
6. Tulang rawan kornoculatum berjumlah dua dan terletak di atas aritenoid. Pangkal
tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis)
(Purnomo, dkk, 2009: 220). Pada waktu menelan makanan, epiglotis melipat ke
bawah menutupi laing sehingga makanan tidak dapat masuk dalam laring. Sementara,
pada saat bernapas epiglotis akan membuka. Itulah sebabnya saat kita menelan
makanan tidak mungkin bersamaan dengan menghirup udara.
3. Trakea
Tulang Makanan masuk
Rawan Esofagus Trakea

Trakea (batang tenggorokan) merupakan pipa yang


panjangnya ± 9 cm. batang tenggorokan atau trakea
merupakan pipa yang dindingnya terdiri atas tiga lapis.
Lapis luar terdiri atas jaringan ikat, lapis

tengah terdiri atas otot polos, dan cincin tulang rawan, sedangkan lapis terdalam terdiri atas
jaringan epitel bersilia. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang dihasilkan oleh epithelium
bersilia (Purnomo, dkk, 2009: 220). Silia-silia ini bergerak ke atas ke arah laring sehingga
dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang masuk saat menghirup napas
dapat dikeluarkan.
4. Bronkus
Ujung trakea bercabang menjadi dua bagian
yang disebut bronkus. Apabila pada bagian ini
kemasukan debu akibatnya terjadi penyempitan
pada saluran pernapasan sehingga menyebabkan
seseorang sukar
bernapas yang menyebabkan seseorang akan bersin jika saluran pernapasan
kemasukan benda asing yang mengganggu pernapasan (Endang dan Idun, 2009: 233).
Bronkus terdiri dari dua percabangan yaitu bronkus kanan dan kiri. Letaknya juga
berbeda bronkus kanan lebih vertical daripada kiri. Karena struktur ini, sehingga
bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing yang menyebabkan paru-paru
kanan lebih mudah terserang penyakit bronkhitis (Endang dan Idun, 2009: 234).
Bronkus sebelah kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus, sedangkan bronkus
sebelah kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Pada seseorang yang menderita asma
bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan
untuk mencegah masuknya lebih banyak benda asing yang menimbulkan reaksi
alergi. Akibatnya penderita akan mengalami sesak napas. Sedangkan pada penderita
bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat oleh lendir.
5. Paru-paru
Paru-paru manusia berjumlah sepasang,
masing-masing dibungkus oleh selaput
pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Paru-paru kanan berukuran lebih besar
daripada kiri dan beratnya sekitar 620 gram
untuk paru-
paru kanan dan 560 gram untuk paru-paru kiri. Di dalam paru-paru terdapat
gelembung halus yang merupakan perluasan permukaan paru-paru disebut alveolus
dan jumlahnya ± 300 juta buah. Alveolus ini memiliki dinding yang elastik dan
banyak mengandung kapiler darah, disitulah terjadinya pertukaran udara secara
proses difusi, oksigen akan diikat sedangkan CO2 dan air akan dilepaskan. Pada
seseorang yang menderita emfisema, alveolusnya mengalami gangguan kelenturan
sehingga sulit untuk mengembang dan mengempis (Endang dan Idun, 2009: 236).
C. Proses Pernapasan pada Manusia
Udara dapat masuk dan keluar paru-paru karena adanya tekanan udara luar
dengan udara dalam paru-paru. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh terjadinya
perubahan besar kecilnya rongga udara, rongga perut dan rongga alveolus. Jalur udara
pernapasan pada manusia untuk menuju sel-sel tubuh adalah rongga hidung-
faring(rongga tekak)-laring-trakea (batang tenggorok)-bronkus-alveolus-sel-sel tubuh
(Purnomo, dkk, 2009: 222). Namun proses pernapasan manusia tidak semudah itu
terdapat mekanisme pertukaran gas O2 dan CO2. Pernapasan atau pertukaran gas pada
manusia berlangsung pada dua tahap yaitu pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan
dalam (internal) berikut ini penjelasannya.
1. Pernapasan luar (eksternal)
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas dari udara luar atau udara bebas ke
dalam sel-sel darah pada jaringan epitel selaput alveolus (Slamet dan Sri, 2007: 198).
Dengan kata lain, pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) antara
udara dan darah. Pada pernapasan ini, oksigen dari udara bebas atau luar berdifusi ke
dalam darah kapiler paru-paru. Darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang
mengangkut sebagian besar karbon dioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3-) dengan
persamaan reaksi sebagai berikut.
H++ HCO3- H2CO3 H2O + CO2
Reaksi ini akan dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase yang terdapat di dalam
sel-sel darah. Ketika reaksi berlangsung, hemoglobin melepaskan ion-ion hidrogen
yang telah diangkut. HHb menjadi Hb. Hb adalah singkatan dari haemoglobin, yaitu
jenis protein dalam sel darah merah. Selanjutnya, hemoglobin mengikat oksigen dan
menjadi oksihemoglobin (HbO2).
Hb + O2 HbO2
Pertukaran gas pada alveolus inilah yang dimaksud dengan pernapasan luar. Selama
pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2
meninggalkan darah dan O2 masuk ke dalam darah secara difusi.
2. Pernapasan dalam (internal)
Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di dalam jaringan tubuh) darah masuk ke
dalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk ke
dalam cairan jaringan tubuh.
HbO2 Hb + O2
Oksigen dapat dengan mudah berdifusi ke cairan sel jaringan tubuh karena
oksigen yang dikandung jaringan tubuh secara terus menerus digunakan untuk
oksidasi biologis di dalam sel, sehingga kadar O2 di dalam cairan jaringan tubuh
rendah. Oksidasi biologis di dalam jaringan menyebabkan kadar CO2 di dalam
jaringan tubuh tinggi. Hal inilah yang mempermudah Hb yang telah membebaskan
oksigen untuk mengikat dan mengangkut sebagian CO2 dalam bentuk
karbominohemoglobin. Oksigen dari sel-sel darah keluar dan berdifusi menuju ke
jaringan tubuh, sebaliknya CO2 dari jaringan tubuh berdifusi ke sel-sel darah.
Pertukaran gas ini yang disebut pernapasan dalam. Lebih jelasnya dengan melihat
gambar dibawah ini.

Oksigen yang telah masuk ke dalam sel jaringan tubuh akan digunakanuntuk
pernapasan seluler atau oksidasi biologis, yaitu untuk pemecahan zat

makanan (Slamet dan Sri, 2007: 200). Tidak semua CO2 yang diangkut darah
melalui paru-paru dibebaskan ke udara bebas. Darah yang melewati paru-paru hanya
membebaskan 10% CO2. Sisanya sebesar 90% tetap bertahan di dalam darah dalam
bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion bikarbonat dalam darah ini sebagai buffer atau
penyangga karena mempunyai peran penting dalam menjaga stabilitas pH darah.
Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO2 dalam darah, kadar asam karbonat
(H2CO3) akan meningkat sehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darah yang
berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gangguan
fisiologis yang disebut asidosis (Purnomo,2009: 226).
D. Mekanisme Pernapasan pada Manusia
Berdasarkan otot yang berperan aktif pada proses pernapasan, pernapasanpada
manusia dapat dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi bila otot-
otot tulang rusuk luar
berkontraksi, akibatnya tulang
rusuk naik dan volume rongga
dada akan lebih kecil daripada
udara luar. Karena adanya
perbedaan tekanan udara ini,
maka udara luar masuk ke
dalam rongga dada, sehingga terjadi proses inspirasi. Proses ekspirasi terjadi apabila
otot antar tulang rusuk dalam berkontraksi. Akibatnya, tulang rusuk turun dan volume
rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada akan lebih besar.
Selanjutnya, udara akan terdorong ke luar. Secara sederhana urutan prosesnya sebagai
berikut.
Proses Inspirasi

Tulang rusuk berkontraksi tulang rusuk naik volume rongga dada


membesar, berakibat tekanan udaranya kecil udara masuk

Proses Ekspirasi

Tulang rusuk mengendur tulang rusuk turun volume rongga


dada mengecil berakibat tekanan udaranya besar udara keluar

2. Pernapasan Perut
Pada pernapasan perut, fase inspirasi terjadi
apabila otot diafragma (sekat rongga dada)
mendatar dan volume rongga dada membesar,
sehingga tekanan udara di
dalam rongga dada lebih kecil daripada udara di luar, akibatnya udara masuk. Adapun
fase ekspirasi terjadi apabila otot-otot diafragma mengkerut (berkontraksi) dan
volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih
besar daripada udara di luar. Akibatnya udara dari dalam terdorong ke luar. Secara
sederhana urutan prosesnya sebagai berikut.
Proses inspirasi
Otot-otot mengendur otot diafragma mendatar volume
rongga dada membesar tekanan udara rongga dada lebih kecil
udara masuk

Proses ekspirasi

Otot diafragma berkontraksi volume rongga dada mengecil


tekanan udara rongga dada lebih besar udara ke luar

E. Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan Manusia


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia yaitu sebagai
berikut.
1. Umur, umumnya makin bertambah umur seseorang akan makin rendah frekuensi
pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan makin berkurangnya proporsi
kebutuhan energinya.
2. Jenis kelamin, laki-laki pada umumnya lebih banyak bergerak, sehingga lebih
banyak memerlukan energi. Kebutuhan oksigen dan produksi CO2 pada pria juga
lebih tinggi.

3. Suhu tubuh, semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya.
Hal ini berhubungan dengan peningkatan proses metabolisme, sehingga
diperlukan peningkatan pemasukan O2 danpengeluaran CO2.
4. Posisi tubuh, erat kaitannya dengan beban yang harus ditanggung oleh organ
tubuh. Orang yang berdiri lebih banyak frekuensi pengambilan O2 karena otot
yang berkontraksi lebih banyak sehingga memerlukan energi yang lebih banyak
pula.
5. Kegiatan tubuh, orang yang giat melakukan aktivitas lebih banyak membutuhkan
energi. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut tubuh perlu lebih banyak
oksigen untuk pernapasan seluler, dan tubuh lebih banyak memproduksi zat sisa.

F. Beberapa Gangguan Pernapasan Pada Manusia


Sistem pernapasan manusia bisa mengalami gangguan dan kelainan yang
disebabkan oleh infeksi kuman, faktor bawaan, atau polusi udara. berikut ini
adalah beberapa gangguan dari sistem pernapasan manusia.
1. Influeza (flu), disebabkan oleh virus yang menimbulkan radang pada selaput
mukosa di saluran pernapasan.
2. Asma, gangguan pada rongga saluran pernapasan yang diakibatkan oleh
berkontraksinya otot polos pada trakea. Penyebabnya dapat berupa udara yang
tercemar asap atau debu, udara yang terlalu dingin, dan keadaan jiwa penderita
(stress atau tekanan emosi).
3. Tuberkulosis (TBC), disebabkan karena bakteri Mycobacterium tuberculosa.
Peradangan pada dinding alveolus sehingga difusi O2 akan terganggu.
4. Bronkitis, terjadi karena radang pada selaput lendir, trakea, dan saluran bronkia.
5. Penyempitan dan penyumbatan saluran pernapasan akibat terjadinya
pembengkakan kelenjar limfe. Misalnya polip (di hidung) dan amandel (di
tekak).
6. Feringitis, infeksi pada faring oleh bakteri dan virus. Gejalanya adalah
kerongkongan terasa nyeri saat menelan.

7. Asifiksi, kelainan atau gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan atau


gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan. Penyebabnya dapat terletak di paru-
paru, pembuluh darah atau dalam jaringan tubuh. Misalnya seseorang yang
tenggelam, alveolusnya terisi air, orang-orang yang keracunan karbon monoksida
dalam asam sianida, dan lainnya. Keracunan karbon monoksida dan asam sianida
terjadi karena kedua zat ini memiliki afinitas terhadap hemoglobin lebih besar
daripada oksigen.
8. Penyakit diphteri, misalnya diphteri tekak, tenggorokan, dan diphteri hidung.
Penyakit ini biasa menyerang saluran pernapasan anak bagian atas. Kuman
peneybabnya Corynebacterium diphteriae. Kuman diphteri tersebut
mengeluarkan racun dan bila racun ini beredar bersama darah, akan merusak
selaput jantung.
9. Anthrakosis, yaitu kelainan pada alat pernapasan yang disebabkan oleh
masuknya debu tambang.
10. Pleuritis, yaitu peradangan selaput (pleura) karean pleura mengalami penambahan
cairan intrapleura, sehingga timbul rasa nyeri saat bernapas.
11. Pneumonia atau logenstelking, yaitu penyakit radang paru-paru yang disebabkan
Diplococcus Pneumoniae.
12. Tonsilitis, yaitu radang karena infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil. Gejalanya
tenggorakan sakit, sulit menelan, suhu tubuh naik, demam, dan otot-otot terasa
sakit.
13. Kanker paru-paru, biasa diderita oleh para perokok. Kanker ini disebabkan oleh
adanya tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel bronkiolus.
14. Emfisema, yaitu suatu penyakit yang terjadi karena ketidaknormalan
(abnormalitas) susunan dan fungsi alveolus. Akibatnya, terjadi inefisiensi
pengikatan O2 sehingga pernapasan menjadi sulit.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan memelihara sistem
pernapasan dari beberapa gangguan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menjaga kebersihan lingkungan
2. Makan makanan bergizi
3. Olahraga secara teratur
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Organ pernapasan pada manusia yaitu hidung, laring, trakea, bronkus, dan paru-
paru. Setiap organ pernapasan tersebut memiliki tugas dan peran yang berhubungan.
Proses pernapasan manusia dibagi menjadi dua yaitu pernapasan eksternal dan
pernapasan internal. Pernapasan luar merupakan pertukaran gas dari udara luar atau
udara bebas ke dalam sel-sel darah pada jaringan epitel selaput alveolus. Pada
pernapasan ini, oksigen dari udara bebas atau luar berdifusi ke dalam darah kapiler
paru-paru. Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di dalam jaringan tubuh) darah
masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi
masuk ke dalam cairan jaringan tubuh.
Mekanisme pernapasan pada manusia dibagi menjadi pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pada mekanisme pernapasan ini terdapat sistem inspirasi dan
ekspirasi. Pada pernapasan dada, otot yang berperan adalah otot-otot tulang rusuk
sementara pada penapasan perut yang berperan adalah otot diafragma. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia yaitu umur, jenis kelamin,
suhu tubuh, posisi tubuh, dan kegiatan tubuh. Beberapa gangguan pernaapasan pada
manusia antara lain influenza, asma, TBC, Bronkitis, penyempitan dan penyimbatan
saluran pernapasan, feringitis, asifiksi, diphteri, anthrakosis, pleuritis, tonsillitis,
kanker paru-paru, dan emfisema.
B. Saran
Dari uraian di atas penulis berharap agar kita bisa memahami betapa pentingnya
sistem respirasi pada manusia. Dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat
yang banyak bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga penyajian makalah
selanjutnya dapat kami tingkatkan. Semoga makalah ini dapat membantu
mengantarkan peserta didik untuk mencapai sukses dalam pendidikan, kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA

Endang Sri Lestari dan Idun Kistinnah. (2009). BSE Biologi Mahkluk Hidup dan
Lingkungannya untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Depdiknas.

Purnomo, dkk. (2009). BSE Biologi Kelas XI untuk SMA dan MA. Jakarta:Depdiknas.

Slamet Prawirohartono dan Sri Hidayati. (2007). Sains Biologi 2 SMA/MA Kelas
XI. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wenham, Martin (2001). 200 Science Investigations for Young Students Practical
Activities for Science 5-11. London : Sage Publication Company.

You might also like